• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DAMPAK

MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN

TIPE PERILAKU MEROKOK MAHASISWA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

NENENG NURLAILAH NIM : 102070026054

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DAMPAK

MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN TIPE

PERILAKU MEROKOK MAHASISWA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

NENENG NURLAILAH NIM: 102070026054

Di bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Netty Hartati, M.Si Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 19531002 1983 2 001 NIP. 19730710 200501 1 006

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(3)

PENGESAHAN PENITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG

DAMPAK MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN TIPE PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang

Munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 21 Juni 2010 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130885552 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota:

Penguji I Penguji II

Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi Solicha, M.Si

NIP. 19730328 200003 2 003 NIP. 19720415 199903 2 001

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Netty Hartati, M.Si Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 19631002 1983 2 001 NIP. 19730710 200501 1 006

(4)

motto

Tidak ada kebahagiaan tanpa diawali dengan kerja keras.

Apa yang kita harapkan sekarang adalah untuk kebahagiaan di masa

yang akan datang. (MAHFUZHAT)

Karya ini ku persembahkan untuk Ayah dan Bunda tercinta

ABSTRAKSI

(5)

(A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2010

(C) Neneng Nurlailah

(D) Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(E) Halaman: 55 halaman + lampiran

(F) Semakin meningkatnya perilaku merokok dikalangan mahasiswa semakin mengkhawatirkan, karena dari berbagai penelitian menyimpulkan bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku merokok, salah satunya adalah persepsi dari individu tentang dampak bahaya merokok terhadap kesehatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball dengan jumlah sampel sebanyak 120 mahasiswa perokok. Pengumpulan data menggunakan model skala Likert, yang terdiri dari skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan 28 item, dan skala tipe perilaku merokok dengan 33 item. Reliabilitas pada skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan adalah 0.907, dan pada skala tipe perilaku merokok adalah 0.916 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, diperoleh r-hitung (-132) lebih besar dari r-tabel (0.178) pada α = 0.05. hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Diantara saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah perlu ditambahkan responden perempuannya agar terlihat bagaimana gambaran persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada perempuan.

Kata kunci : persepsi, tipe perilaku merokok, mahasiswa

(G) Daftar bacaan : 22 buku (1981-2009) + 1 Jurnal + 4 internet

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Alah yang telah memberikan semua nikmat dan karunia yang tak terhingga kepada hamba-hamba-Nya yang dapat hidup dengan penuh rahmat di dunia sampai detik ini. Shalawat serta salam yang tetap tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Atas karunia, rahmat, dan hidayah-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Selanjutnya, skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, Ph.D.

2) Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu dekan bidang akademik Fakultas Psikologi.

3) Dosen pembimbing I, Dra. Netty Hartati, M.Si., dan dosen pembimbing II, Ikhwan Luthfi, M.Psi, yang senantiasa dengan tulus mencurahkan waktu, pemikiran, serta saran dan kritik membangun, juga selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4) Penguji I, Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi., dan penguji II, Solicha, M.Si. 5) Dosen Pembimbing Akademik Drs. Firdaus Kasmi, M.A.

6) Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih yang tidak terhingga atas kesabaran dan kasih sayang yang tulus.

7) kakak-kakakku: mas Bari dan mbak Rini, mbak Ninik, mas Nanang, Siti Rohmawati, serta ponakan-ponakanku, Ayu, Feri, Ifah, dan Eka.

8) Sahabat-sahabatku, Dwi, Mary, Elis, Fera, dan Encun

9) Buat Widya, Dahlia, terimakasih atas bantuan dan perhatiannya. Nenden dan mbak Amy, yang selalu memberi semangat kepada penulis.

10) Teman-teman seperjuangan angkatan 2002, Yoga, Chami, Dwi Rahma, dan Rita, jangan pernah putus asa dan tetaplah berusaha.

11) Seluruh jajaran akademik dan pengurus Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis (Bu Syariah, Bu Mega, mbak Rini, Pak Haidir dan Pak Badawi), terimakasih banyak atas bantuannya.

12) Buat rekan-rekan IRMAFA, dan PMII Komfapsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13) Keluarga besar GPII, Ibu Aminah dan Ust. Kathur, bang Sani, bang Ega, Yan, dan Eva.

14) Semua pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

(7)

Ucapan terimakasih penulis sampaikan diiringi do’a yang tulus kepada Allah SWT, berikanlah kepada mereka balasan yang terbaik sesuai dengan yang mereka butuhkan baik di dunia maupun di akhirat kelak, Amin.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terimakasih.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Neneng Nurlailah

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Abstraksi ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1-11 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Pembatasan Masalah ... 8

1.2.1. Pembatasan Masalah ... 8

1.2.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Sistematika Penulisan ... 10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

12-30 2.1. Perilaku Merokok ... 12

2.1.1. Pengertian Perilaku merokok ... 12

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 13

2.1.3. Tipe-tipe Perilaku Merokok ... 18

2.1.4. Tahap-tahap Individu Menjadi Perokok ... 19

2.2. Persepsi tentang dampak merokok ... 22

terhadap Kesehatan ... 22

2.2.1. Pengertian Persepsi ... 22

(9)

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 24

2.2.3. Dampak Merokok Bagi Kesehatan ... 26

2.3. Kerangka Berpikir ... 29

2.4. Hipotesis ... 29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

31-40 3.1. Jenis Penelitian ... 31

3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 31

3.2. Variabel Penelitian ... 31

3.2.1. Definisi Konseptual ... 32

3.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 32

3.3. Pengambilan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.4. Pengumpulan Data ... 34

3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian ... 34

3.4.2. Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 36

3.5. Teknik Analisa Data ... 38

3.6. Prosedur Penelitian ... 39

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA

41-51 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ... 41

4.2. Deskripsi Skor Responden ... 45

4.2.1. Deskripsi Skor Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan ... 46

4.2.2. Deskripsi Skor Tipe Perilaku Merokok ... 47

4.3. Uji Hipotesis ... 48

(10)

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 52-62 5.1. Kesimpulan ... 52 5.2. Diskusi ... 52 5.3. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

2.1. Bagan kerangka berpikir ... 30

3.1. Bobot nilai ... 35

3.2. Cetak biru try out skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 35

3.3. Cetak biru try out skala tipe perilaku merokok ... 36

3.4. Cetak biru penelitian skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 37

3.5. Cetak biru penelitian skala tipe perilaku merokok ... 38

4.1. Gambaran umum responden berdasarkan fakultas ... 42

4.2. Gambaran umum responden berdasarkan semester ... 42

4.3. Gambaran umum responden berdasarkan usia ... 43

4.4. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 43

4.5. Gambaran umum responden berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi perhari ... 44

4.6. Gambaran umum responden berdasarkan sudah berapa lama mengkonsumsi rokok ... 44

4.7. Gambaran umum responden berdasarkan jumlah anggota Keluarga yang merokok ... 45

4.8. Deskripsi skor responden ... 46

4.9. Kategorisasi persepsi tentang dampak merokok terhadap Kesehatan .... 46

4.10. Klasifikasi responden berdasarkan tipe perilaku merokok ... 47

(12)

4.11. Crosstabulation tipe perilaku merokok dengan persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 48 4.14. Hasil uji hipotesis ... 49 4.15. Hasil uji hipotesis tipe negatif affect smoking dan addictive smoking ... 50 4.16. Crosstabulation Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

dengan tipe perilaku merokok ... 51

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data hasil try out Lampiran 2 Data hasil penelitian

Lampiran 3 Hasil uji validitas persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

Lampiran 4 Hasil uji validitas tipe perilaku merokok Lampiran 5 Hasil uji reliabilitas persepsi tentang dampak

merokok terhadap kesehatan

Lampiran 6 Hasil uji reliabilitas tipe perilaku merokok

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan modal dan nikmat yang tidak ternilai harganya. Ibnu

Abbas ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, bahwa ada dua nikmat yang

banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan (HR. Bukhari)

(dalam Nawawi, 1999). Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa kesehatan

merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia, namun sering kali

manusia melupakan bagaimana cara menjaga kesehatan itu sendiri. Salah satu cara

individu tidak dapat menjaga kesehatannya sendiri adalah dengan gaya hidup

merokok, yang saat ini sudah menjadi gaya hidup dikalangan kaum muda sampai

kaum tua.

Di sepanjang jalan raya, baik di ibu kota sampai pedesaan, banyak terlihat

papan iklan tentang rokok. Dalam iklan tersebut pun telah tertera peringatan

pemerintah tentang rokok yaitu merokok dapat menyebabkan kanker, serangan

jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan pemerintah ini

(15)

tidak hanya ada dalam iklan rokok dalam sebuah iklan papan saja, tetapi ada

dalam setiap bungkus rokok. Walaupun telah ada peringatan dari pemerintah

tentang bahaya rokok, tetap saja banyak yang merokok.

Rokok banyak dikonsumsi oleh laki-laki dan perempuan, baik remaja,

dewasa, maupun orang tua, bahkan anak kecil pun sudah ada yang mulai

merokok. Pada tahun 2008, Tobacco Free Initiative (TFI) WHO Regional Asia

Tenggara telah merilis survey pemakaian rokok di Indonesia. Dari data tersebut

didapatkan informasi bahwa jumlah perokok per hari di Indonesia adalah sekitar

63,2% dari seluruh laki-laki perokok, dan 4,5% perempuan perokok dewasa (di

atas 15 tahun) dan menurut para peneliti, kelompok umur perokok yang paling

muda ditemukan berusia 5-9 tahun dan dari survey tersebut ditemukan bahwa

78,2% perokok adalah kaum remaja. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dari tiga

tahun sebelumnya dan angka tertinggi perokok remaja adalah pada usia 15-19

tahun (dalam http://asroruddin.multiply.com/journal/item/31). Senada dengan hal

itu, Puguh Irawan (dalam Muchtar, 2005) juga menyebutkan bahwa prevalensi

merokok di Indonesia paling tinggi diantara penduduk adalah laki-laki berusia 15

tahun keatas

Tingginya tingkat konsumsi terhadap rokok di Indonesia menunjukkan bahwa

pesan kesehatan pemerintah tentang bahaya rokok tidak berpengaruh terhadap

menurunnya aktivitas merokok pada sebagian masyarakat. Dari hasil penelitian

(16)

lelakinya sebagai perokok aktif ternyata tidak begitu peduli dengan peringatan

pemerintah yang tertulis pada bungkus rokok tentang bahaya rokok (Maba, 2008).

Padahal peringatan tersebut secara tegas dan telah dikaji secara ilmiah

menyebutkan bahwa rokok itu dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan

berbagai macam penyakit baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang

merokok.

Di dalam rokok terdapat 4000 zat kimia antara lain Nikotin yang bersifat

karsinogenik, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit yaitu gangguan

pencernaan, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, bronchitis, emphysema,

penyakit jantung, serangan otak, dan kanker (Maba, 2008).

Penelitian the Australian Study of Health and Relationships akhir Desember

2006 tentang studi mengenai kebiasaan merokok hingga beresiko impotensi bagi

kaum pria atau disebut disfunction erection, menyatakan bahwa semakin banyak

jumlah rokok yang dihisap, maka semakin tinggi resiko seorang laki-laki

mengalami impotensi (http//johanfirdaus.zo-ka01.com/2008/12/). Sedangkan bagi

seorang ibu yang hamil, rokok dapat menyebabkan kelahiran premature, berat

badan bayi rendah, mortalitas prenatal atau tingkat kematian di dalam kandungan,

dapat juga mengakibatkan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami gangguan

dalam perkembangan (Maba, 2008).

Adapun bahan kimia yang paling berbahaya dan merupakan racun utama

(17)

1. Tar, adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiritasi

paru-paru. Pengaruhnya pada tubuh manusia adalah bahwa racun ini membunuh sel

dalam saluran udara dan paru-paru serta meningkatkan produksi lendir di

dalam paru-paru.

2. Nikotin, adalah zat adiktif yang mempengaruhi system syaraf dan peredaran

darah. Nikotinlah yang menyebabkan individu ketagihan rokok, padahal racun

ini mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan, karena zat ini bersifat

karsinogen.

3. Karbon Monoksida (CO), adalah gas yang terdapat pada asap rokok yang

mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga membuat darah tidak mampu

mengikat gas oksigen yang sangat diperlukan sel-sel tubuh dalam proses

respirasi.

Bahaya rokok tersebut tidak hanya menyerang perokok aktif saja, tetapi bisa

menyerang orang yang berada di sekitar perokok atau biasa disebut perokok pasif,

bahkan perokok pasif cenderung terkena kadar racun yang lebih besar dari

perokok itu sendiri (Hikmat, 2007). Bahkan perokok pasif juga bisa terkena

penyakit kardiovaskuler, Steenland (dalam Maba, 2008) menyebutkan bahwa

risiko kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskuler pada individu bukan

perokok yang hidup bersama dengan perokok meningkat 30%. dr. Raymond Pearl

pernah menyelidiki hubungan antara menghisap rokok dengan usia perokok,

hasilnya menunjukkan bahwa pada usia tiga puluh tahun angka kematian pada

(18)

Hikmat (2007) juga mengemukakan bahaya rokok dapat berpengaruh negatif

secara langsung, diantaranya:

• Peningkatan denyut jantung

• Nafas berbau

• Pakaian berbau

• Penurunan tingkat kesehatan, kinerja serta prestasi olahraga

• Mengurangi daya kecap dan penciuman.

Sedangkan pengaruh jangka panjang, diantaranya:

• Noda pada gigi

• Resiko tinggi terkena bronchitis, kanker paru-paru dan penyakit-penyakit

pernafasan

• Jerawat dan masalah-masalah kulit, keriput dan kulit kering

• Kecanduan nikotin

• Mempengaruhi kesuburan wanita

• Impotensi.

• Mengurangi daya kecap dan penciuman.

Perilaku merokok saat ini sudah dipandang sangat wajar oleh masyarakat, baik

laki-laki maupun perempuan, kalangan remaja, dewasa, dan orang tua. Hal yang

sangat memprihatinkan saat ini adalah usia mulai merokok, bila dulu individu

mulai berani merokok pada saat usia SMP, sekarang sudah bisa ditemukan pada

anak usia SD. Para perokok ini dapat dengan mudah ditemukan di jalan-jalan

(19)

Perilaku merokok ini pun dipandang dari berbagai perspektif, baik dari sudut

pandang kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan agama. Dari berbagai pandangan

tersebut sebagian besar mengarahkan bahwa merokok berdampak yang negatif,

khususnya pada kesehatan. Dari segi kesehatan sebagaimana yang sudah

dijelaskan diatas, bahwa merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai

penyakit yang bisa membahayakan bagi kesehatan perokok itu sendiri maupun

orang-orang disekitarnya. Dari segi psikologi pun, akibat menghisap rokok juga

akan menimbulkan perilaku yang spesifik yaitu dapat bersifat impulsive,

ekstrovert, suka mengambil resiko, banyak gerak, dan nervous (Ma’sum, 1987).

Rokok ditinjau dari segi kesehatan berdasarkan penelitian dan survey yang

dilakukan oleh pemerintah dan individu pemerhati kesehatan, memang

menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun masih saja

banyak individu yang merokok, bahkan dikalangan mahasiswa banyak pula yang

ditemukan merokok. Padahal di setiap sudut kampus sudah tertera tulisan yang

menyatakan dilarang merokok, serta kawasan bebas rokok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baequni dan Nasir (2005)

tentang gambaran perilaku merokok civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, menemukan bahwa dari 745 responden mahasiswa (87.3%) sebanyak

34.3% responden adalah perokok. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih

(20)

Perilaku merokok pada mahasiswa bisa disebabkan oleh adanya perbedaan

persepsi. Persepsi menurut Sarlito (2000) adalah kemampuan individu untuk

membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk

mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda

sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri

(Davidoff, 1981). Oleh karena itu, faktor persepsi inilah yang menyebabkan

adanya perbedaan cara pandang mahasiswa tentang dampak merokok terhadap

kesehatan.

Perilaku merokok ini juga dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam

kondisi stress (Muchtar, 2005). Padahal menurut dr. Mudjiran, seorang Konselor

dan Dosen Psikologi UNP (dalam

http://katakandengankata.wordpress.com/2009/02/04/) mengemukakan bahwa

merokok tidak ada kaitannya sama sekali dengan stress, depresi, atau pun masalah

psikologis lainnya. Jika ada orang yang merokok untuk mengatasi stress, maka

perilaku merokok itu hanya sebuah pelarian. Merokok hanya melupakan

sementara saja stressor (penyebab stres) karena untuk sementara waktu

konsentrasi beralih pada rokok dan stressor terlupakan. Tetapi, setelah selesai

merokok konsentrasi akan kembali lagi pada stressor tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Dengan Tipe

Perilaku Merokok Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(21)

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Adapun pembatasan Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi tentang dampak merokok terhadap yang dimaksud adalah

pandangan individu tentang dampak merokok terhadap kesehatan yang

didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pada individu yang merokok.

2. Tipe perilaku merokok yang dimaksud adalah individu yang merokok

karena dipengaruhi oleh perasaan yang menyenangkan maupun perasaan

yang tidak menyenangkan, yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi

ketergantungan terhadap rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi

kebiasaan yang meningkat.

3. Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang perokok.

1.2.2 Perumusan masalah

Masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi

tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi

tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku

merokok pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.3.2 Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh, yaitu manfaat

teoritis dan praktis.

• Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dari teori psikologi pada umumnya, dan khususnya psikologi sosial

tentang persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe

perilaku merokok pada mahasiswa.

• Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai

persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku

merokok pada mahasiswa.

1.4 Sistematika penulisan

Pada penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan Pedoman

Penyusunan dan Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika

(23)

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan menyampaikan uraian latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka

Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang landasan teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk melihat

permasalahan yang diteliti, meliputi teori tentang perilaku merokok,

teori persepsi, dampak merokok terhadap kesehatan, kerangka

berpikir, dan hipotesa

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang metode penelitian

yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, meliputi pendekatan

penelitian dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi

operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen

penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.

Bab 4 Hasil Penelitian

Pada bab 4 ini penulis mengemukakan tentang gambaran umum

(24)

Bab 5 Kesimpulan, diskusi, dan saran

Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian, diskusi dan saran-saran yang perlu diperhatikan

(25)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan teori-teori pendukung yang berkaitan dengan

persepsi dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara rinci, bab

ini mengulas mengenai teori perilaku merokok, teori persepi, tentang kesehatan,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1.

Perilaku Merokok

2.1.1. Pengertian perilaku merokok

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) perilaku adalah tanggapan

atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan menurut

Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan reaksi

organisme terhadap lingkungannya (dalam Notoatmodjo, 2003).

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya

adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri (dalam Notoatmodjo, 2003).

Perilaku atau aktifitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak

timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau

(26)

Walgito (2004) juga membedakan perilaku manusia menjadi perilaku refleksif

dan non-refleksif.

• Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi spontan terhadap

stimulus yang mengenai organisme tersebut dan merupakan perilaku yang

alami dan bukan perilaku yang dibentuk. Misalnya reaksi jari yang spontan

bila terkena pisau.

• Dan perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh

pusat kesadaran otak yang dapat dibentuk dan dikendalikan sehingga dapat

berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil belajar. Perilaku non-refleksif ini

disebut dengan perilaku psikologis.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku dalam

penelitian ini adalah reaksi individu yang diwujudkan dengan tindakan atau

aktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu. Dalam hal ini rangsangan tersebut

adalah rokok.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Perilaku merupakan resultan dari berbagai macam aspek internal dan

eksternal, fisik dan psikologis. Perilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu

berkaitan dengan faktor-faktor lain. Green dan Keuter (dalam Baequni, 2004)

(27)

a) Faktor predisposing

Adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk di dalamnya

adalah sikap, nilai, dan kepercayaan.

b) Faktor reinforcing

Faktor ini merupakan konsekuensi positif dari perilaku, seperti penerimaan

kelompok, atau konsekuensi negatif seperti sanksi sosial.

c) Faktor enabling

Faktor ini adalah kondisi lingkungan yang secara umum memungkinkan

suatu perilaku dilakukan atau menghalangi perilaku tersebut.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua perilaku

berasal dari tiga faktor tersebut. Pada perilaku merokok, pengaruhnya pada

individu yang merokok atau berhenti merokok dalam predisposing factor

termasuk sikap tentang merokok, kepercayaan, dan pengetahuan tentang efek

kesehatan akibat merokok. Faktor reinforcing secara sosial termasuk dukungan

sosial, pengaruh kelompok, dan iklan rokok. Sedangkan pada faktor enabling

termasuk ketersediaan dan harga rokok. Hal inilah yang menimbulkan adanya

perilaku merokok pada individu.

Tim kerja WHO (dalam Notoatmodjo, 1993) menganalisa bahwa yang

(28)

1. Pemikiran dan perasaan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek.

2. Orang penting sebagai referensi, perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak

dan remaja, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap

dewasa dan penting. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut

kelompok referensi, antara lain: orang tua, guru, tokoh penting, idola/figure,

dan sebagainya.

3. Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya. Semua itu bepengaruh terhadap perilaku individu.

4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber daya

kedalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada

umumnya disebut kebudayaan.

Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa banyak alasan individu

untuk berperilaku. Oleh sebab itu perilaku yang sama diantara beberapa individu

dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda.

Perilaku pada individu tidak begitu saja terjadi, melainkan ada beberapa

faktor yang mendorong individu untuk melakukan perilaku tertentu. Begitu pun

dengan perilaku merokok pada individu, dapat didorong oleh beberapa faktor.

Menurut Smet (1994) individu mulai merokok terjadi akibat beberapa determinan,

(29)

1. lingkungan sosial: seseorang akan berperilaku dengan memperhatikan

lingkungan sosialnya, antara lain: teman-teman dan kawan sebaya, orang

tua, saudara, dan media.

2. Variabel demografis (contohnya: umur, jenis kelamin) dan faktor-faktor

sosiokultural (contohnya: kebiasaan, budaya, kelas sosial, tingkat

pendidikan dan penghasilan, serta gengsi pekerjaan) juga akan

mempengaruhi perilaku individu terhadap merokok

3. Variabel politik: seperti promosi dan iklan dari industri rokok.

Hasil penelitian Murray dkk (dalam Sarafino, 1994) menyimpulkan bahwa

peningkatan tingkah laku merokok cenderung terjadi karena:

• Paling tidak memiliki satu orang tua yang merokok

• Memperhatikan bahwa orang tua mereka tidak peduli atau bahkan

mendorong tingkah merokok mereka

• Mempunyai satu saudara atau teman yang merokok

• Seringnya bersosialisasi dengan teman yang merokok

• Mendapat tekanan kelompok untuk merokok

• Mempunyai sifat positif terhadap tingkah laku merokok, antara lain seperti

merokok itu menyenangkan atau merokok dapat membantu jika individu

sedang dalam keadaan tegang atau memalukan.

Selain itu, menurut Sarafino (2002) munculnya perilaku merokok juga

(30)

a. Faktor sosial

Perilaku merokok berasal dari teman dekat, khususnya dengan yang berjenis

kelamin sama. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai dorongan

untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan kata lain

individu mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan sosial ini,

individu akan mencari orang lain untuk mengadakan interaksi. Didalam

interaksi sosial tersebut, individu akan menyesuaikan diri dengan yang lain

atau sebaliknya, sehingga perilaku individu tidak dapat lepas dari

lingkungan sosialnya.

b. Faktor psikologis

Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan individu merokok,

diantaranya adalah untuk relaksasi atau ketenangan dan mengurangi

kecemasan atau ketegangan.

c. Faktor biologis

Faktor genetik juga dapat mempengaruhi individu untuk mempunyai

ketergantungan terhadap rokok, misalnya ada salah satu orang tua yang

perokok.

Senada dengan hal itu, Oskamp dan Schultz (1998) juga menyebutkan faktor

psikologis individu berperilaku merokok disebabkan beberapa faktor, yaitu:

1. Kebiasaan, terlepas dari motif positif atau negatif. Untuk menghasilkan reaksi

emosi positif, seperti kenikmatan, dan sebagainya. Sedangkan untuk

(31)

2. Alasan sosial (penerimaan kelompok).

3. Ketergantungan (memenuhi keinginan atau kebutuhan dari dalam diri).

Dari beberapa uraian yang telah disebutkan oleh para tokoh, dapat

disimpulkan bahwa determinan perilaku merokok pada individu dipengaruhi oleh

faktor adanya pengaruh orang tua, teman, faktor kepribadian, dan pengaruh

adanya iklan media massa maupun elektronik.

2.1.3. Tipe-tipe perilaku merokok

Silvan Tomkins (dalam Sarafino, 2002) menyebutkan empat tipe perilaku

merokok yaitu:

1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect

smoking) adalah orang yang merokok untuk memperoleh perasaan yang

positif dimana dengan merokok individu merasakan adanya penambahan

perasaan yang bersifat positif, misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman

dan untuk membentuk image-image yang diinginkan. Kemudian

ditambahkan lagi tiga sub tipe ini (dalam Prihatiningsih, 2007), yaitu:

a. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah

atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah makan kenyang atau minum kopi.

b. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan

(32)

c. Pleasure of handling cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan

rokok dengan jari-jarinya.

2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

(negatif affect smoking), yaitu orang yang menggunakan rokok untuk

mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan, misalnya keadaan cemas

dan marah.

3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking), yaitu individu yang

sudah ketagihan pada rokok akan cenderung menambah dosis rokok yang

akan digunakan berikutnya karena efek rokok sebelumnya telah mulai

berkurang sesaat setelah rokoknya habis dihisap, individu mempersiapkan

hisapan rokok berikutnya. Umumnya individu merasa gelisah bila

dirumahnya tidak tersedia rokok.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking), dalam

hal ini perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan dalam individu. Merokok

bukan lagi untuk mengendalikan perasaannya secara langsung, melainkan

karena sudah terbiasa.

2.1.4. Tahap-tahap individu menjadi perokok

Kebiasaan merokok tidak tejadi secara kebetulan, para perokok akan melalui

beberapa tahap sebelum individu benar-benar menjadikan rokok sebagai bagian

dari hidupnya. Untuk menjadi seorang perokok regular, Laventhal dan Clearly

(33)

1. Tahap persiapan (preparation stage)

Pada tahap ini terjadi pembentukan opini pada diri individu mengenai rokok.

Salah satunya ialah melalui tayangan iklan-iklan di televisi, yang

menunjukkan bahwa artis-artis terkenal juga merokok, sehingga rokok

dianggap menjadi hal yang berhubungan dengan keglamoran. Rokok juga

seringkali dihubungkan dengan kedewasaan, bahkan pada remaja, rokok

dijadikan cara untuk menunjukkan kemandirian, rokok sebagai sesuatu yang

“keren”, simbol pemberontakan dan juga sebagai salah satu cara untuk

menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan opini dan

sikap terhadap rokok ini adalah awal dari suatu kebiasaan merokok. Jadi, pada

tahap ini pengaruh perkembangan sikap dan intensi terhadap perilaku merokok

dan citra yang muncul dari merokok sangat berpengaruh. Semua ini diperoleh

dari observasi sendiri terhadap orang lain atau lingkungan terdekat, media dan

sekitarnya.

2. Tahap inisiasi (initation stage)

Tahap ini adalah tahap coba-coba, jika seorang remaja beranggapan bahwa

dengan merokok ia akan terlihat dewasa, maka ia akan memulainya dengan

mencoba beberapa batang rokok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Salber, Freeman & Abelin Tahun 1968 (dalam Feldman, 1989), jika seorang

remaja mulai mencoba merokok dengan 1-2 batang saja, individu

kemungkinan besar tidak akan menjadi perokok, namun jika individu

mencoba 10 batang atau lebih, kemungkinan akan menjadi perokok tetap

(34)

3. Menjadi perokok (Habit Formation stage)

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, pada tahap ini seorang

individu mulai melabel dirirnya sebagai perokok dan pilhannya menjadi

seorang perokok berkaitan dengan konsep dirinya. Pada tahap ini pula

individu mulai mengalami ketergantungan secara fisik pada rokok

(kecanduan). Kecanduan secara fisik terbentuk ketika individu mengalami

ketergantungan pada efek dari nikotin yang ada pada tembakau. Nikotin

memproduksi suatu zat yang disebut epinephrine, yang menimbulkan

peningkatan secara fisiologis yang membuat individu merasa nikmat apabila

sedang merokok. Selanjutnya perokok akan mengalami ketergantungan akan

keberadaan nikotin dalam aliran darah individu. Simtom yang timbul jika

seseorang tidak merokok dalam sehari saja adalah cemas, rasa lelah dan tidak

tenang.

4. Perokok tetap (Maintenance Stage)

Merupakan tahap akhir, dimana kebiasaan merokok dapat berlangsung seumur

hidup. Merokok menjadi suatu kebiasaan yang dibutuhkan serta memiliki

aspek psikologis dan fisiologis. Para perokok mulai belajar untuk mengatur

level nikotin (faktor biologis) dan keadaan psikologisnya (emosional).

Jadi, jalan untuk seorang individu menjadi perokok tetap atau perokok regular

cukup membutuhkan waktu, karena tidak terjadi begitu saja. Untuk mencegah

individu menjadi perokok tetap dan menjadi kecanduan, sebaiknya dilakukan pada

(35)

individu telah mengalami kecanduan akan jauh lebih sulit untuk menghentikan

kebiasaan merokoknya.

2.3. Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

2.3.1. Pengertian persepsi

Persepsi dalam psikologi adalah proses memperoleh informasi untuk

memahami suatu obyek tertentu. Alat untuk memperoleh informasi tersebut

adalah melalui penginderaan, sedangkan alat untuk memahaminya adalah dengan

kesadaran atau kognisi. Manusia memiliki alat indera sebagai alat untuk

berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Obyek-obyek yang ada di

sekelilingnya ditangkap oleh alat indera untuk kemudian dialirkan ke otak,

sehingga dengan demikian individu dapat mengamati obyek tersebut, hal ini

disebut sensasi. Pada tahap berikutnya, rangsang yang sampai pada alat indera

yang datang dalam jumlah yang banyak pada suatu waktu dan dalam bentuk yang

tidak mempunyai arti, diorganisir dan ditafsirkan oleh individu. Proses tersebut

disebut “persepsi”. Masing-masing ahli memberikan definisi yang berbeda sesuai

dengan aspek yang akan ditekankan. Salah satu definisi yang diajukan adalah:

Dalam kamus Psikologi, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali

objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 2005). Dari definisi

tersebut, terlihat bahwa persepsi tidak terlepas dari penginderaan. Informasi yang

diperoleh melalui penginderaan diproses sedemikian rupa sehingga didapat suatu

(36)

Definisi yang lain mengatakan bahwa:

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

(Rakhmat, 2005).

Persepsi menurut Sarlito (2000) adalah kemampuan individu untuk

membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk

mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda

sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri

(Davidoff, 1981).

Definisi di atas mengatakan bahwa persepsi bukan hanya penginderaan, tetapi

merupakan hasil pengalaman dalam penginderaan tersebut. Dengan demikian,

persepsi menunjuk pada proses psikologis yang memperantarai proses

penginderaan dan timbulnya tingkah laku. Persepsi merupakan suatu proses yang

terjadi pada individu untuk mengorganisasikan, menafsirkan, dan

mendiskriminasikan data sensoris.karena persepsi dipengaruhi oleh hasil

pengalaman, maka obyek yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda oleh

individu yang berlainan.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

pengolahan individu terhadap stimulus yang masuk melalui pengalaman

penginderaan ataupun pemikiran, sehingga didapat suatu pengetahuan tentang

(37)

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi setiap orang dalam memandang atau mengartikan objek persepsi

akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persepsi pada individu. Persepsi individu tergantung pada apa yang individu

harapkan, pengalaman, dan motivasi (Davidoff, 1981).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (dalam Shaleh, 2004)

adalah:

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang

dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua

rangsang yang diterimanya, untuk itu individu memusatkan perhatiannya pada

rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala

lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik

perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil,

yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling

kuat.

c. Nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam

pengamatannya dibanding seorang bukan seniman.

(38)

Pengalaman-pengalaman terdahulu akan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang mempersepsikan dunianya.

Sedangkan menurut Kossen (1993), ada banyak faktor yang menentukan

persepsi, diantaranya yaitu:

a. Faktor-faktor keturunan (heredity factors), mempengaruhi persepsi secara

fisik seperti indera, kognisi, dan lain-lain.

b. Latar belakang lingkungan dan pengalaman, mempunyai pengaruh yang besar

atas apa yang seseorang lihat dalam mempersepsikan sesuatu.

c. Tekanan teman sejawat, pengaruh teman sejawat (peer affect). Pengaruh dari

seseorang apalagi teman dekat sangat mempengaruhi pandangan individu

terhadap sesuatu.

d. Proyeksi, kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa kesalahan

pada orang lain dan motif individu, hal ini bisa menjadikan persepsi terhadap

sesuatu berbeda.

e. Penilaian yang tergesa-gesa dapat menimbulkan kecerobohan dalam persepsi

yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang salah.Hal ini terjadi karena

individu berusaha menyelesaikan suatu masalah sebelum mengetahui apa

masalah yang sebenarnya.

f. Hallo effects dan halo karatan (halo rusty effect), seseorang yang cakap dalam

suatu hal juga dianggap cakap untuk hal lain. Asumsi tersebut dapat

menimbulkan halo sehingga akan berpengaruh terhadap pandangan atau

(39)

2.3.3. Dampak merokok terhadap kesehatan

Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian individu dan telah

meluas di masyarakat. Bahkan kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, apalagi bagi

seorang perokok yang memiliki alasan ingin mengalihkan diri dari stress dan

tekanan emosi, akan lebih sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan tersebut.

Bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh pakar

kesehatan, dan efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui

dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok dapat

meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan

gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

kanker osefagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan

kehamilan dan cacat pada janin.

Adapun bahaya-bahaya rokok bagi kesehatan tubuh menurut Jaya (2009)

adalah sebagai berikut:

1. Merokok menyebabkan antibodi menurun. Pada perokok terdapat penurunan

zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat didalam ludah yang berguna

untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan menyebabkan gangguan

fungsi sel-sel pertahanan tubuh.

2. Penyakit kanker paru-paru, penyebab utama dari kanker paru adalah asap

(40)

3. Ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh, diantaranya adalah

otak, mulut dan tenggorokan, jantung, dada, paru-paru,hati, perut, ginjal dan

kandung kemih, reproduksi pria, reproduksi perempuan, dan kaki.

4. Rokok mempercepat penuaan. dr Sri L Wihardi, seorang ahli penyakit kulit

dan kelamin, mengungkapkan bahwa asap rokok tenyata bisa membuat

perokok jadi cepat tua, karena asap rokok secara langsung bisa merusak

sel-sel saluran pernafasan. Oksidan yang terinhalasi terlalu banyak, tidak dapat

dinetralkan lagi oleh system antioksidan. Selanjutnya oksidan rokok akan

merangsang sel-sel paru untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase.

5. Rokok membuat bibir berwarna hitam, dr Hendrawan Nadesul seorang pakar

kecantikan, mengungkapkan bahwa efek rokok akan menyebabkan bibir

berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu. Saat rokok dihisap,

panas rokok mengenai bibir juga, makin lama bibir makin terlihat

kehitam-hitaman.

Pada perokok aktif, faktor risiko penyakit yang diderita adalah penyakit

jantung koroner, diabetes, dan masalah yang berkaitan dengan akhir kehamilan

seperti, berat badan lahir rendah, prematur, dan rusaknya plasenta. Sedangkan

pada perokok pasif yang terpapar lingkungan dengan asap rokok, berhubungan

(41)

2.4. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan pandangan atau penilaian individu terhadap suatu obyek,

persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan

setelah adanya rangsangan dari luar. Didalam proses persepsi, ada proses

pengenalan, perasaan, dan penalaran (Sobur, 2009), ketiga faktor tersebut

merupakan variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan.

Didalam persepsi ada salah satu komponen yang utama yaitu interpretasi.

Interpretasi yang dimaksud adalah proses untuk mengorganisasikan informasi

sehingga mempunyai arti bagi individu. Interpretasi ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti pengalaman, sistem yang dianut, motivasi, kepribadian, dan

kecerdasan (Sobur, 2009). Persepsi juga dipengaruhi oleh harapan, pengalaman,

serta motivasi dari individu itu sendiri (Davidoff, 1981). Dari hasil interpretasi

dalam persepsi tersebut, kemudian akan diterjemahkan ke dalam tingkah laku

sebagai reaksi (dalam Sobur, 2009).

Persepsi pada penelitian merupakan pandangan atau penilaian mahasiswa

terhadap dampak merokok yang kemudian di interpretasikan sesuai dengan

pengalaman, serta pengetahuan masing-masing individu. Apabila seorang

mahasiswa menilai positif atau negatif tentang dampak merokok terhadap

kesehatan, maka penilaian itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari

mahasiswa itu sendiri. Oleh sebab itu, persepsi pada setiap mahasiswa dapat

(42)

merokok terhadap kesehatan yaitu sikap, kepercayaan, lingkungan keluarga dan

lingkungan sosial.

Adanya perbedaan persepsi pada mahasiswa tersebut, maka muncul

perilaku merokok dengan berbagai tipe perilaku merokok yang menjadi alasan

mahasiswa untuk merokok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baequni dan Nasir

(2005) tentang gambaran perilaku merokok civitas akademika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, menemukan bahwa dari 745 responden mahasiswa (87.3%)

sebanyak 34.3% responden adalah perokok. Dari hasil penelitian tersebut

menggambarkan bahwa adanya peningkatan perilaku merokok pada mahasiswa.

Munculnya perilaku merokok ini, tentu dipengaruhi adanya persepsi tentang

dampak dari bahaya merokok.

Dari segi psikologi, tingkah laku individu merupakan fungsi dari cara

individu memandang sesuatu. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku

individu, harus dimulai dari mengubah persepsinya (Sobur, 2009). Berarti, untuk

mengubah perilaku merokok pada mahasiswa maka harus dimulai dari

persepsinya.

Pada perilaku merokok, ada beberapa tipe perilaku merokok, yaitu perilaku

merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect smoking), perilaku

merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negatif affect

smoking), perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking), perilaku merokok

(43)

merokok ini dapat berbeda pada setiap mahasiswa, tergantung dari apa yang

dirasakan oleh individu.

Tabel 2.1

Bagan kerangka berfikir

Persepsi tentang dampak

merokok terhadap kesehatan

Tipe perilaku

merokok

2.5. HIPOTESIS

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis sebagai

berikut:

H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi dampak merokok

terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

H1: Ada hubungan yang signifikan antara persepsi dampak merokok terhadap

kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam

(44)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan jenis penelitian yang digunakan, meliputi

pendekatan penelitian dan metode penelitian, variabel penelitian, pengambilan

sampel, serta pengumpulan data, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.

3.1Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan penelitian dan metode penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti lakukan adalah menggunakan pendekatan

kuantitatif. Tujuan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif ini adalah

untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yaitu persepsi tentang dampak

merokok terhadap kesehatan dan tipe perilaku merokok berdasarkan data-data

yang diolah dengan metode statistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional, penulis menggunakan metode korelasional ini adalah untuk melihat

apakah ada hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi

tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok.

3.2Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik yang dimiliki dua atau lebih nilai atau sifat

yang berdiri sendiri-sendiri (Sevilla,et al, 1993). Variabel terbagi dua macam,

(45)

variable). Dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Variabel bebas : persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

2. Variabel terikat : tipe perilaku merokok

3.2.1 Definisi konseptual

a. Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan adalah pandangan

individu tentang dampak bahaya merokok terhadap kesehatan berdasarkan

pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya melalui alat indera.

b. Tipe perilaku merokok adalah individu yang merokok karena dipengaruhi oleh

perasaan yang menyenangkan maupun perasaan yang tidak menyenangkan,

yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi ketergantungan terhadap

rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi kebiasaan yang meningkat.

c. Mahasiswa dalam penelitian yaitu mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang perokok.

3.2.2 Definisi operasional variabel

Skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan mengacu pada

Muhammad Jaya (2009) yang mengemukakan dampak-dampak bahaya merokok

bagi kesehatan, yaitu: merokok menyebabkan antibodi menurun, menyebabkan

kanker, dapat mengancam berbagai organ tubuh, mempercepat penuaan, serta

(46)

Skor tentang tipe perilaku merokok mengacu pada Tomkins (dalam Sarafino,

2002) yang membagi empat tipe perilaku merokok. Adapun indikatornya yaitu:

1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect

smoking), yang meliputi: perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat (pleasure relaxation), perilaku

merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan

(stimulation to pick them up), dan kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok (pleasure of handling cigarette).

2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negatif

affect smoking).

3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking) .

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).

3.3 Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi dan sampel

Populasi menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) adalah kelompok dimana

peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Subjek dalam penelitian ini

adalah seluruh mahasiswa S1 reguler Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2006-2009 yang perokok.

Sampel adalah sebagian/ wakil dari populasi yang diteliti dan dianggap dapat

(47)

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan, yaitu mahasiswa laki-laki yang merokok.

3.3.2 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik penarikan sampel bola salju (Snowball sampling). Hal tersebut dilakukan

peneliti karena tidak tahu persis berapa jumlah populasi perokok yang ada di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Metode dan instrument penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala dalam

bentuk pernyataan. Bentuk skala yang digunakan dalam membuat pernyataan

dalam penelitian ini adalah skala model Likert, yaitu dengan menetapkan 4

kategori jawaban dan masing-masing kategori memiliki nilai tetentu, baik

pernyataan favorable (mendukung) maupun unfavorable (tidak mendukung).

Empat alternatif jawaban tersebut dipilih peneliti dengan alasan agar tidak

menyulitkan subyek. Penilaian dari 4 kategori jawaban dapat dilihat pada tabel di

(48)

Tabel 3.1.

1. Skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

Pembuatan item-item pernyataan skala persepsi tentang dampak merokok

terhadap kesehatan disusun berdasarkan dampak-dampak merokok terhadap

kesehatan.

Tabel 3.2

Cetak Biru Try Out Skala Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan

Dampak Merokok terhadap kesehatan

Favorabel Unfavorabel Jumlah

(49)

2. Skala tipe perilaku merokok

Pembuatan item-item pernyataan skala tipe perilaku merokok disusun

berdasarkan tipe-tipe perilaku merokok yang dikemukakan oleh Silvan Tomkins.

Tabel 3.3

Cetak biru Try Out Skala Tipe Perilaku Merokok

No Tipe perilaku merokok Favorabel Unfavorabel Jumlah

Pleasure

3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid

dan reliabel. Adapun teknik uji yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Uji validitas skala

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur

(50)

Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for

Windows.

2. Uji reliabilitas skala

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil

pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk

menguji reliabilitas skala, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for Windows.

¾ Skala persepsi dampak merokok terhadap kesehatan

Setelah melakukan try out pada tanggal 26-30 April 2010 dengan melibatkan

35 responden yang merupakan mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang merokok. Skala terdiri dari 60 item dan taraf signifikansinya 0.05

dengan r table = 0.325, setelah diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan

SPSS versi 15,0 diperoleh hasil 28 item yang valid dan 32 item yang gugur

dengan nilai reliabilitasnya 0.907. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Table 3.4

Cetak Biru Skala Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan

Dampak Merokok terhadap kesehatan

Favorabel Unfavorabel Jumlah

Penurunan zat kekebalan tubuh

16, 18, 21, 23, 25 5

Penyakit kanker paru-paru

15, 20 14 3

(51)

organ tubuh 22, 24, 27, 28,

¾ Skala tipe perilaku merokok

Setelah melakukan try out pada tanggal 26-30 April 2010 dengan melibatkan

35 responden yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang merokok. Skala terdiri dari 60 item dan taraf

signifikansinya 0.05 dengan r table = 0.325, setelah diuji validitas dan

reliabilitasnya menggunakan SPSS versi 15,0 diperoleh hasil 33 item yang valid

dan 27 item yang gugur dengan nilai reliabilitasnya 0.916. data selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Cetak Biru Skala Tipe Perilaku Merokok

No Tipe perilaku merokok Favorabel Unfavorabel Jumlah

(52)

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar

variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah

besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan

dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi product moment

Pearson.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi

antara dua variabel, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for Windows.

3.6.

Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, penulis membuat langkah-langkah

prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta

keberhasilan penelitian ini, yang meliputi:

1. Tahap persiapan

Pada tahap awal ini dimulai denagn memilih judul penelitian, perumusan

masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, merumuskan hipotesis

penelitian, mencari serta menyusun teori (studi pustaka) yang tepat yang

berkaitan dengan variabel penelitian, menyusun dan menentukan instrument

penelitian yang berupa skala, menentukan subjek dan lokasi penelitian.

2. Pengujian alat ukur (Try out)

Setelah alat ukur dibuat skala, penulis melakukan uji coba (try out). Uji coba

dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat ukur. Uji

(53)

uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan rumus korelasi product moment Pearson dan Alpha Cronbach,

adapun proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 15.0 for Windows.

3. Pelaksanaan penelitian

Dalam pelaksanaannya, responden diminta untuk mengisi alat ukur yang

berupa skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dan skala

tipe perilaku merokok. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Mei sampai

dengan 27 Mei 2010.

4. Tahap analisis data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian skala kemudian dikumpulkan untuk

kemudian dianalisa dan dibuat laporannya.

5. Pembahasan

Dalam tahap ini, penulis melakukan interpretasi dan pembahasan terhadap

hasil analisis statistik berdasarkan teori, kemudian membuat kesimpulan hasil

(54)

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian persepsi tentang dampak

merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara rinci bab ini

mengulas mengenai gambaran umum responden, deskripsi skor responden, dan uji

hipotesis.

4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian

Gambaran umum reponden penelitian akan dibahas secara rinci di bawah ini,

berupa gambaran umum frekuensi dari, fakultas, semester, usia, pendidikan

terakhir, banyaknya rokok yang dikonsumsi, sudah berapa lama mengkonsumsi

rokok, dan ada berapa jumlah keluarga yang merokok. Penelitian ini

menggunakan sampel sebanyak 120 mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2006-2009 yang merokok.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Fakultas

Fakultas Frekuensi Persentase

(%) Fakultas Ekonomi dan Bisnis 23 orang 19.2% Fakultas Syariah dan Hukum 15 orang 12.5% Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6 orang 5.0% Fakultas Ushuluddin 16 orang 13.3%

FISIP 9 orang 7.5%

(55)

Fakultas Sains dan Teknologi 9 orang 7,5% Fakultas Psikologi 22 orang 18.3% Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 3 orang 2.5% Fakultas Dirosat Islamiyah 2 orang 1.7% Fakultas Adab dan Humaniora 2 orang 1.7%

Jumlah 120 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden berdasarkan fakultas, diperoleh

19,2% responden pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 12,5% responden Fakultas

Syariah dan Hukum, 5,0% responden Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 13,3%

responden Fakultas Ushuluddin, 7,5% responden FISIP, 10,8% responden

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 7,5% responden Fakultas Sains dan

Teknologi, 18,3% responden Fakultas Psikologi, 2,5% responden Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 1,7% responden Fakultas Dirosat Islamiyah, dan

1,7% responden pada Fakultas Adab dan Humaniora.

Tabel 4.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Semester

Semester Frekuensi Persentase (%)

II 12 orang 10.0%

IV 26 orang 21.7%

VI 46 orang 38,3%

VIII 36 orang 30,0%

Jumlah 120 orang 100%

Tabel diatas menunjukkan responden berdasarkan semester, yaitu semester II

berjumlah 10,0% responden, semester IV berjumlah 21,7% responden, semester

(56)

Tabel 4.3

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

18 3 orang 2,5%

19 18 orang 15,0%

20 26 orang 21,7%

21 25 orang 20,8%

22 26 orang 21,7%

23 15 orang 12,5%

24 6 orang 5,0%

25 1 orang 8%

Jumlah 120 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan

usia, diperoleh 2,5% responden berusia 18 tahun, 15,0% usia 19 tahun, 21,7% usia

20 tahun, 20,8% usia 21 tahun, 21,7% usia 22 tahun, 12,5% usia 23 tahun, 5,0%

usia 24 tahun, dan 8% responden berusia 25 tahun.

Tabel 4.4

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Frekuensi Persentase SMU/ SMK 56 orang 46,7%

Madrasah Aliyah 41 orang 34,2% Pesantren/Boarding School 23 orang 19,2%

Jumlah 120 orang 100 (%)

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan

pendidikan terakhir, diperoleh 46,7% responden SMU/SMK, 34,2% responden

(57)

Tabel 4.5

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Banyaknya Rokok Yang Dikonsumsi Perhari

Data Frekuensi Persentase 1-10 batang 73 orang 60,8%

11-20 batang 39 orang 32,5% >21 batang 8 orang 6,7%

Jumlah 120 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan

pada banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dari 102 orang, diperoleh

60,8% responden yang mengkonsumsi 1-10 batang perhari, 32,5% responden

mengkonsumsi rokok 11-20 batang perhari, dan 6,7% responden mengkonsumsi

rokok lebih dari 21 batang perhari.

Tabel 4.6

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Sudah Berapa Lama Mengkonsumsi Rokok

Data Frekuensi Persentase (%) < I tahun 3 orang 2,5%

I tahun 20 orang 16,7% > I tahun 97 orang 80,8% Jumlah 120 orang 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan

sudah berapa lamanya responden menjadi perokok, diperoleh 2,5% responden

yang < I tahun menjadi perokok, 16,7% responden yang sudah I tahun menjadi

(58)

Tabel 4.7

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Merokok

Data Frekuensi Persentase (%) Tidak ada 15 orang 12,5%

I orang 28 orang 23,3% Lebih dari I orang 77 orang 64,2% Jumlah 100 orang 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan

jumlah anggota keluarga yang merokok, diperoleh 12,5% responden yang jumlah

anggota keluarganya tidak ada yang merokok, 23,3% responden yang memiliki

satu orang anggota keluarganya yang merokok, dan 64,2% responden yang

memiliki lebih dari satu orang anggota keluarga yang merokok.

4.2. Deskripsi Skor Responden

Deskripsi statistik skor skala persepsi tentang dampak merokok terhadap

kesehatan dan skor skala tipe perilaku merokok yang diperoleh pada penelitian

sebelum dikategorisasikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Deskripsi Skor Statistik

Variabel N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Persepsi dampak merokok terhadap kesehatan

120 76.1500 12.29378 28.00 103.00

(59)

Diketahui jumlah responden penelitian adalah 120 responden, skor persepsi

dampak merokok terhadap kesehatan terendah adalah 28, skor tertinggi 103

dengan nilai rata-rata 76. kemudian skor tipe perilaku merokok terendah 36 dan

skor tertinggi 128 dengan nilai rata-rata 87.

4.2.1. Deskripsi skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan

Untuk deskripsi skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan,

peneliti membuat dua kategori skor, yaitu negatif dan positif.

Tabel 4.9

Kategorisasi Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan

Kategori Frekuensi Persentase

Negatif 62 51.7%

Positif 58 48.3%

Jumlah 120 100%

Dari tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata skor persepsi responden mengenai

dampak merokok terhadap kesehatan berkisar pada kategori negatif sebanyak 62

orang dengan persentase 51.7%, sedangkan kategori positif sebanyak 58 orang

dengan persentase 48.3%. Dengan demikian, mayoritas mahasiswa memiliki

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.3
Table 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

penyusunan skripsi dengan judul “ Persepsi Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Pada Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.. Tahun

Persepsi terhadap label visual peringatan bahaya merokok pada kemasan.. rokok akan menghasilkan dampak bagi perokok, yaitu dampak positif

Lebih dari (50%) responden menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan dampak yang serius terhadap kesehatan seperti pada dampak lima tipe gambar peringatan.(50,6%) responden

Hubungan antara persepsi tentang perilaku merokok dengan tingkat perilaku merokok pada penelitian ini bersifat negatif, yaitu siswa yang memiliki persepsi negatif atau yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara tipe kelekatan dengan kecemburuan pada pasangan berpacaran mahasiswa fakultas Psikologi.. Penelitian

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :“Persepsi Remaja Putra Tentang Dampak Negatif Merokok Terhadap Kesehatan Di SMPN 1 Sukorejo Kecamatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap perilaku merokok mahasiswa Universitas

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada masyarakat di Desa Sidapurna dapat ditarik