HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DAMPAK
MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN
TIPE PERILAKU MEROKOK MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh:
NENENG NURLAILAH NIM : 102070026054
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DAMPAK
MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN TIPE
PERILAKU MEROKOK MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
NENENG NURLAILAH NIM: 102070026054
Di bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Netty Hartati, M.Si Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 19531002 1983 2 001 NIP. 19730710 200501 1 006
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGESAHAN PENITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG
DAMPAK MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN TIPE PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 21 Juni 2010 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130885552 NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota:
Penguji I Penguji II
Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi Solicha, M.Si
NIP. 19730328 200003 2 003 NIP. 19720415 199903 2 001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Netty Hartati, M.Si Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 19631002 1983 2 001 NIP. 19730710 200501 1 006
motto
Tidak ada kebahagiaan tanpa diawali dengan kerja keras.
Apa yang kita harapkan sekarang adalah untuk kebahagiaan di masa
yang akan datang. (MAHFUZHAT)
Karya ini ku persembahkan untuk Ayah dan Bunda tercinta
ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2010
(C) Neneng Nurlailah
(D) Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
(E) Halaman: 55 halaman + lampiran
(F) Semakin meningkatnya perilaku merokok dikalangan mahasiswa semakin mengkhawatirkan, karena dari berbagai penelitian menyimpulkan bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku merokok, salah satunya adalah persepsi dari individu tentang dampak bahaya merokok terhadap kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball dengan jumlah sampel sebanyak 120 mahasiswa perokok. Pengumpulan data menggunakan model skala Likert, yang terdiri dari skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan 28 item, dan skala tipe perilaku merokok dengan 33 item. Reliabilitas pada skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan adalah 0.907, dan pada skala tipe perilaku merokok adalah 0.916 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, diperoleh r-hitung (-132) lebih besar dari r-tabel (0.178) pada α = 0.05. hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Diantara saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah perlu ditambahkan responden perempuannya agar terlihat bagaimana gambaran persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada perempuan.
Kata kunci : persepsi, tipe perilaku merokok, mahasiswa
(G) Daftar bacaan : 22 buku (1981-2009) + 1 Jurnal + 4 internet
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Alah yang telah memberikan semua nikmat dan karunia yang tak terhingga kepada hamba-hamba-Nya yang dapat hidup dengan penuh rahmat di dunia sampai detik ini. Shalawat serta salam yang tetap tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Atas karunia, rahmat, dan hidayah-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Selanjutnya, skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, Ph.D.
2) Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu dekan bidang akademik Fakultas Psikologi.
3) Dosen pembimbing I, Dra. Netty Hartati, M.Si., dan dosen pembimbing II, Ikhwan Luthfi, M.Psi, yang senantiasa dengan tulus mencurahkan waktu, pemikiran, serta saran dan kritik membangun, juga selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4) Penguji I, Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi., dan penguji II, Solicha, M.Si. 5) Dosen Pembimbing Akademik Drs. Firdaus Kasmi, M.A.
6) Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih yang tidak terhingga atas kesabaran dan kasih sayang yang tulus.
7) kakak-kakakku: mas Bari dan mbak Rini, mbak Ninik, mas Nanang, Siti Rohmawati, serta ponakan-ponakanku, Ayu, Feri, Ifah, dan Eka.
8) Sahabat-sahabatku, Dwi, Mary, Elis, Fera, dan Encun
9) Buat Widya, Dahlia, terimakasih atas bantuan dan perhatiannya. Nenden dan mbak Amy, yang selalu memberi semangat kepada penulis.
10) Teman-teman seperjuangan angkatan 2002, Yoga, Chami, Dwi Rahma, dan Rita, jangan pernah putus asa dan tetaplah berusaha.
11) Seluruh jajaran akademik dan pengurus Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis (Bu Syariah, Bu Mega, mbak Rini, Pak Haidir dan Pak Badawi), terimakasih banyak atas bantuannya.
12) Buat rekan-rekan IRMAFA, dan PMII Komfapsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13) Keluarga besar GPII, Ibu Aminah dan Ust. Kathur, bang Sani, bang Ega, Yan, dan Eva.
14) Semua pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan diiringi do’a yang tulus kepada Allah SWT, berikanlah kepada mereka balasan yang terbaik sesuai dengan yang mereka butuhkan baik di dunia maupun di akhirat kelak, Amin.
Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Terimakasih.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
Neneng Nurlailah
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Motto ... iv
Abstraksi ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1-11 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Pembatasan Masalah ... 8
1.2.1. Pembatasan Masalah ... 8
1.2.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 9
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9
1.4. Sistematika Penulisan ... 10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
12-30 2.1. Perilaku Merokok ... 122.1.1. Pengertian Perilaku merokok ... 12
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 13
2.1.3. Tipe-tipe Perilaku Merokok ... 18
2.1.4. Tahap-tahap Individu Menjadi Perokok ... 19
2.2. Persepsi tentang dampak merokok ... 22
terhadap Kesehatan ... 22
2.2.1. Pengertian Persepsi ... 22
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 24
2.2.3. Dampak Merokok Bagi Kesehatan ... 26
2.3. Kerangka Berpikir ... 29
2.4. Hipotesis ... 29
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
31-40 3.1. Jenis Penelitian ... 31
3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 31
3.2. Variabel Penelitian ... 31
3.2.1. Definisi Konseptual ... 32
3.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 32
3.3. Pengambilan Sampel ... 33
3.3.1. Populasi dan Sampel ... 33
3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel ... 34
3.4. Pengumpulan Data ... 34
3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian ... 34
3.4.2. Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 36
3.5. Teknik Analisa Data ... 38
3.6. Prosedur Penelitian ... 39
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA
41-51 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ... 414.2. Deskripsi Skor Responden ... 45
4.2.1. Deskripsi Skor Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan ... 46
4.2.2. Deskripsi Skor Tipe Perilaku Merokok ... 47
4.3. Uji Hipotesis ... 48
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 52-62 5.1. Kesimpulan ... 52 5.2. Diskusi ... 52 5.3. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1. Bagan kerangka berpikir ... 30
3.1. Bobot nilai ... 35
3.2. Cetak biru try out skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 35
3.3. Cetak biru try out skala tipe perilaku merokok ... 36
3.4. Cetak biru penelitian skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 37
3.5. Cetak biru penelitian skala tipe perilaku merokok ... 38
4.1. Gambaran umum responden berdasarkan fakultas ... 42
4.2. Gambaran umum responden berdasarkan semester ... 42
4.3. Gambaran umum responden berdasarkan usia ... 43
4.4. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 43
4.5. Gambaran umum responden berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi perhari ... 44
4.6. Gambaran umum responden berdasarkan sudah berapa lama mengkonsumsi rokok ... 44
4.7. Gambaran umum responden berdasarkan jumlah anggota Keluarga yang merokok ... 45
4.8. Deskripsi skor responden ... 46
4.9. Kategorisasi persepsi tentang dampak merokok terhadap Kesehatan .... 46
4.10. Klasifikasi responden berdasarkan tipe perilaku merokok ... 47
4.11. Crosstabulation tipe perilaku merokok dengan persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan ... 48 4.14. Hasil uji hipotesis ... 49 4.15. Hasil uji hipotesis tipe negatif affect smoking dan addictive smoking ... 50 4.16. Crosstabulation Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
dengan tipe perilaku merokok ... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data hasil try out Lampiran 2 Data hasil penelitian
Lampiran 3 Hasil uji validitas persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
Lampiran 4 Hasil uji validitas tipe perilaku merokok Lampiran 5 Hasil uji reliabilitas persepsi tentang dampak
merokok terhadap kesehatan
Lampiran 6 Hasil uji reliabilitas tipe perilaku merokok
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah penelitian,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan modal dan nikmat yang tidak ternilai harganya. Ibnu
Abbas ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, bahwa ada dua nikmat yang
banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan (HR. Bukhari)
(dalam Nawawi, 1999). Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa kesehatan
merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia, namun sering kali
manusia melupakan bagaimana cara menjaga kesehatan itu sendiri. Salah satu cara
individu tidak dapat menjaga kesehatannya sendiri adalah dengan gaya hidup
merokok, yang saat ini sudah menjadi gaya hidup dikalangan kaum muda sampai
kaum tua.
Di sepanjang jalan raya, baik di ibu kota sampai pedesaan, banyak terlihat
papan iklan tentang rokok. Dalam iklan tersebut pun telah tertera peringatan
pemerintah tentang rokok yaitu merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan pemerintah ini
tidak hanya ada dalam iklan rokok dalam sebuah iklan papan saja, tetapi ada
dalam setiap bungkus rokok. Walaupun telah ada peringatan dari pemerintah
tentang bahaya rokok, tetap saja banyak yang merokok.
Rokok banyak dikonsumsi oleh laki-laki dan perempuan, baik remaja,
dewasa, maupun orang tua, bahkan anak kecil pun sudah ada yang mulai
merokok. Pada tahun 2008, Tobacco Free Initiative (TFI) WHO Regional Asia
Tenggara telah merilis survey pemakaian rokok di Indonesia. Dari data tersebut
didapatkan informasi bahwa jumlah perokok per hari di Indonesia adalah sekitar
63,2% dari seluruh laki-laki perokok, dan 4,5% perempuan perokok dewasa (di
atas 15 tahun) dan menurut para peneliti, kelompok umur perokok yang paling
muda ditemukan berusia 5-9 tahun dan dari survey tersebut ditemukan bahwa
78,2% perokok adalah kaum remaja. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dari tiga
tahun sebelumnya dan angka tertinggi perokok remaja adalah pada usia 15-19
tahun (dalam http://asroruddin.multiply.com/journal/item/31). Senada dengan hal
itu, Puguh Irawan (dalam Muchtar, 2005) juga menyebutkan bahwa prevalensi
merokok di Indonesia paling tinggi diantara penduduk adalah laki-laki berusia 15
tahun keatas
Tingginya tingkat konsumsi terhadap rokok di Indonesia menunjukkan bahwa
pesan kesehatan pemerintah tentang bahaya rokok tidak berpengaruh terhadap
menurunnya aktivitas merokok pada sebagian masyarakat. Dari hasil penelitian
lelakinya sebagai perokok aktif ternyata tidak begitu peduli dengan peringatan
pemerintah yang tertulis pada bungkus rokok tentang bahaya rokok (Maba, 2008).
Padahal peringatan tersebut secara tegas dan telah dikaji secara ilmiah
menyebutkan bahwa rokok itu dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan
berbagai macam penyakit baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang
merokok.
Di dalam rokok terdapat 4000 zat kimia antara lain Nikotin yang bersifat
karsinogenik, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit yaitu gangguan
pencernaan, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, bronchitis, emphysema,
penyakit jantung, serangan otak, dan kanker (Maba, 2008).
Penelitian the Australian Study of Health and Relationships akhir Desember
2006 tentang studi mengenai kebiasaan merokok hingga beresiko impotensi bagi
kaum pria atau disebut disfunction erection, menyatakan bahwa semakin banyak
jumlah rokok yang dihisap, maka semakin tinggi resiko seorang laki-laki
mengalami impotensi (http//johanfirdaus.zo-ka01.com/2008/12/). Sedangkan bagi
seorang ibu yang hamil, rokok dapat menyebabkan kelahiran premature, berat
badan bayi rendah, mortalitas prenatal atau tingkat kematian di dalam kandungan,
dapat juga mengakibatkan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami gangguan
dalam perkembangan (Maba, 2008).
Adapun bahan kimia yang paling berbahaya dan merupakan racun utama
1. Tar, adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiritasi
paru-paru. Pengaruhnya pada tubuh manusia adalah bahwa racun ini membunuh sel
dalam saluran udara dan paru-paru serta meningkatkan produksi lendir di
dalam paru-paru.
2. Nikotin, adalah zat adiktif yang mempengaruhi system syaraf dan peredaran
darah. Nikotinlah yang menyebabkan individu ketagihan rokok, padahal racun
ini mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan, karena zat ini bersifat
karsinogen.
3. Karbon Monoksida (CO), adalah gas yang terdapat pada asap rokok yang
mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga membuat darah tidak mampu
mengikat gas oksigen yang sangat diperlukan sel-sel tubuh dalam proses
respirasi.
Bahaya rokok tersebut tidak hanya menyerang perokok aktif saja, tetapi bisa
menyerang orang yang berada di sekitar perokok atau biasa disebut perokok pasif,
bahkan perokok pasif cenderung terkena kadar racun yang lebih besar dari
perokok itu sendiri (Hikmat, 2007). Bahkan perokok pasif juga bisa terkena
penyakit kardiovaskuler, Steenland (dalam Maba, 2008) menyebutkan bahwa
risiko kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskuler pada individu bukan
perokok yang hidup bersama dengan perokok meningkat 30%. dr. Raymond Pearl
pernah menyelidiki hubungan antara menghisap rokok dengan usia perokok,
hasilnya menunjukkan bahwa pada usia tiga puluh tahun angka kematian pada
Hikmat (2007) juga mengemukakan bahaya rokok dapat berpengaruh negatif
secara langsung, diantaranya:
• Peningkatan denyut jantung
• Nafas berbau
• Pakaian berbau
• Penurunan tingkat kesehatan, kinerja serta prestasi olahraga
• Mengurangi daya kecap dan penciuman.
Sedangkan pengaruh jangka panjang, diantaranya:
• Noda pada gigi
• Resiko tinggi terkena bronchitis, kanker paru-paru dan penyakit-penyakit
pernafasan
• Jerawat dan masalah-masalah kulit, keriput dan kulit kering
• Kecanduan nikotin
• Mempengaruhi kesuburan wanita
• Impotensi.
• Mengurangi daya kecap dan penciuman.
Perilaku merokok saat ini sudah dipandang sangat wajar oleh masyarakat, baik
laki-laki maupun perempuan, kalangan remaja, dewasa, dan orang tua. Hal yang
sangat memprihatinkan saat ini adalah usia mulai merokok, bila dulu individu
mulai berani merokok pada saat usia SMP, sekarang sudah bisa ditemukan pada
anak usia SD. Para perokok ini dapat dengan mudah ditemukan di jalan-jalan
Perilaku merokok ini pun dipandang dari berbagai perspektif, baik dari sudut
pandang kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan agama. Dari berbagai pandangan
tersebut sebagian besar mengarahkan bahwa merokok berdampak yang negatif,
khususnya pada kesehatan. Dari segi kesehatan sebagaimana yang sudah
dijelaskan diatas, bahwa merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit yang bisa membahayakan bagi kesehatan perokok itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. Dari segi psikologi pun, akibat menghisap rokok juga
akan menimbulkan perilaku yang spesifik yaitu dapat bersifat impulsive,
ekstrovert, suka mengambil resiko, banyak gerak, dan nervous (Ma’sum, 1987).
Rokok ditinjau dari segi kesehatan berdasarkan penelitian dan survey yang
dilakukan oleh pemerintah dan individu pemerhati kesehatan, memang
menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun masih saja
banyak individu yang merokok, bahkan dikalangan mahasiswa banyak pula yang
ditemukan merokok. Padahal di setiap sudut kampus sudah tertera tulisan yang
menyatakan dilarang merokok, serta kawasan bebas rokok.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baequni dan Nasir (2005)
tentang gambaran perilaku merokok civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, menemukan bahwa dari 745 responden mahasiswa (87.3%) sebanyak
34.3% responden adalah perokok. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih
Perilaku merokok pada mahasiswa bisa disebabkan oleh adanya perbedaan
persepsi. Persepsi menurut Sarlito (2000) adalah kemampuan individu untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk
mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda
sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri
(Davidoff, 1981). Oleh karena itu, faktor persepsi inilah yang menyebabkan
adanya perbedaan cara pandang mahasiswa tentang dampak merokok terhadap
kesehatan.
Perilaku merokok ini juga dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam
kondisi stress (Muchtar, 2005). Padahal menurut dr. Mudjiran, seorang Konselor
dan Dosen Psikologi UNP (dalam
http://katakandengankata.wordpress.com/2009/02/04/) mengemukakan bahwa
merokok tidak ada kaitannya sama sekali dengan stress, depresi, atau pun masalah
psikologis lainnya. Jika ada orang yang merokok untuk mengatasi stress, maka
perilaku merokok itu hanya sebuah pelarian. Merokok hanya melupakan
sementara saja stressor (penyebab stres) karena untuk sementara waktu
konsentrasi beralih pada rokok dan stressor terlupakan. Tetapi, setelah selesai
merokok konsentrasi akan kembali lagi pada stressor tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Dengan Tipe
Perilaku Merokok Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah
Adapun pembatasan Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Persepsi tentang dampak merokok terhadap yang dimaksud adalah
pandangan individu tentang dampak merokok terhadap kesehatan yang
didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pada individu yang merokok.
2. Tipe perilaku merokok yang dimaksud adalah individu yang merokok
karena dipengaruhi oleh perasaan yang menyenangkan maupun perasaan
yang tidak menyenangkan, yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi
ketergantungan terhadap rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi
kebiasaan yang meningkat.
3. Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang perokok.
1.2.2 Perumusan masalah
Masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi
tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok pada
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi
tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku
merokok pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1.3.2 Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh, yaitu manfaat
teoritis dan praktis.
• Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
dari teori psikologi pada umumnya, dan khususnya psikologi sosial
tentang persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe
perilaku merokok pada mahasiswa.
• Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku
merokok pada mahasiswa.
1.4 Sistematika penulisan
Pada penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan Pedoman
Penyusunan dan Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini penulis akan menyampaikan uraian latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka
Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang landasan teori yang
berkaitan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk melihat
permasalahan yang diteliti, meliputi teori tentang perilaku merokok,
teori persepsi, dampak merokok terhadap kesehatan, kerangka
berpikir, dan hipotesa
Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang metode penelitian
yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, meliputi pendekatan
penelitian dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi
operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan
sampel, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen
penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.
Bab 4 Hasil Penelitian
Pada bab 4 ini penulis mengemukakan tentang gambaran umum
Bab 5 Kesimpulan, diskusi, dan saran
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian, diskusi dan saran-saran yang perlu diperhatikan
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan teori-teori pendukung yang berkaitan dengan
persepsi dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara rinci, bab
ini mengulas mengenai teori perilaku merokok, teori persepi, tentang kesehatan,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1.
Perilaku Merokok2.1.1. Pengertian perilaku merokok
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) perilaku adalah tanggapan
atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan menurut
Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya (dalam Notoatmodjo, 2003).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya
adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri (dalam Notoatmodjo, 2003).
Perilaku atau aktifitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
Walgito (2004) juga membedakan perilaku manusia menjadi perilaku refleksif
dan non-refleksif.
• Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi spontan terhadap
stimulus yang mengenai organisme tersebut dan merupakan perilaku yang
alami dan bukan perilaku yang dibentuk. Misalnya reaksi jari yang spontan
bila terkena pisau.
• Dan perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh
pusat kesadaran otak yang dapat dibentuk dan dikendalikan sehingga dapat
berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil belajar. Perilaku non-refleksif ini
disebut dengan perilaku psikologis.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku dalam
penelitian ini adalah reaksi individu yang diwujudkan dengan tindakan atau
aktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu. Dalam hal ini rangsangan tersebut
adalah rokok.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Perilaku merupakan resultan dari berbagai macam aspek internal dan
eksternal, fisik dan psikologis. Perilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu
berkaitan dengan faktor-faktor lain. Green dan Keuter (dalam Baequni, 2004)
a) Faktor predisposing
Adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk di dalamnya
adalah sikap, nilai, dan kepercayaan.
b) Faktor reinforcing
Faktor ini merupakan konsekuensi positif dari perilaku, seperti penerimaan
kelompok, atau konsekuensi negatif seperti sanksi sosial.
c) Faktor enabling
Faktor ini adalah kondisi lingkungan yang secara umum memungkinkan
suatu perilaku dilakukan atau menghalangi perilaku tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua perilaku
berasal dari tiga faktor tersebut. Pada perilaku merokok, pengaruhnya pada
individu yang merokok atau berhenti merokok dalam predisposing factor
termasuk sikap tentang merokok, kepercayaan, dan pengetahuan tentang efek
kesehatan akibat merokok. Faktor reinforcing secara sosial termasuk dukungan
sosial, pengaruh kelompok, dan iklan rokok. Sedangkan pada faktor enabling
termasuk ketersediaan dan harga rokok. Hal inilah yang menimbulkan adanya
perilaku merokok pada individu.
Tim kerja WHO (dalam Notoatmodjo, 1993) menganalisa bahwa yang
1. Pemikiran dan perasaan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek.
2. Orang penting sebagai referensi, perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak
dan remaja, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap
dewasa dan penting. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut
kelompok referensi, antara lain: orang tua, guru, tokoh penting, idola/figure,
dan sebagainya.
3. Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya. Semua itu bepengaruh terhadap perilaku individu.
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber daya
kedalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada
umumnya disebut kebudayaan.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa banyak alasan individu
untuk berperilaku. Oleh sebab itu perilaku yang sama diantara beberapa individu
dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda.
Perilaku pada individu tidak begitu saja terjadi, melainkan ada beberapa
faktor yang mendorong individu untuk melakukan perilaku tertentu. Begitu pun
dengan perilaku merokok pada individu, dapat didorong oleh beberapa faktor.
Menurut Smet (1994) individu mulai merokok terjadi akibat beberapa determinan,
1. lingkungan sosial: seseorang akan berperilaku dengan memperhatikan
lingkungan sosialnya, antara lain: teman-teman dan kawan sebaya, orang
tua, saudara, dan media.
2. Variabel demografis (contohnya: umur, jenis kelamin) dan faktor-faktor
sosiokultural (contohnya: kebiasaan, budaya, kelas sosial, tingkat
pendidikan dan penghasilan, serta gengsi pekerjaan) juga akan
mempengaruhi perilaku individu terhadap merokok
3. Variabel politik: seperti promosi dan iklan dari industri rokok.
Hasil penelitian Murray dkk (dalam Sarafino, 1994) menyimpulkan bahwa
peningkatan tingkah laku merokok cenderung terjadi karena:
• Paling tidak memiliki satu orang tua yang merokok
• Memperhatikan bahwa orang tua mereka tidak peduli atau bahkan
mendorong tingkah merokok mereka
• Mempunyai satu saudara atau teman yang merokok
• Seringnya bersosialisasi dengan teman yang merokok
• Mendapat tekanan kelompok untuk merokok
• Mempunyai sifat positif terhadap tingkah laku merokok, antara lain seperti
merokok itu menyenangkan atau merokok dapat membantu jika individu
sedang dalam keadaan tegang atau memalukan.
Selain itu, menurut Sarafino (2002) munculnya perilaku merokok juga
a. Faktor sosial
Perilaku merokok berasal dari teman dekat, khususnya dengan yang berjenis
kelamin sama. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai dorongan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan kata lain
individu mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan sosial ini,
individu akan mencari orang lain untuk mengadakan interaksi. Didalam
interaksi sosial tersebut, individu akan menyesuaikan diri dengan yang lain
atau sebaliknya, sehingga perilaku individu tidak dapat lepas dari
lingkungan sosialnya.
b. Faktor psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan individu merokok,
diantaranya adalah untuk relaksasi atau ketenangan dan mengurangi
kecemasan atau ketegangan.
c. Faktor biologis
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi individu untuk mempunyai
ketergantungan terhadap rokok, misalnya ada salah satu orang tua yang
perokok.
Senada dengan hal itu, Oskamp dan Schultz (1998) juga menyebutkan faktor
psikologis individu berperilaku merokok disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. Kebiasaan, terlepas dari motif positif atau negatif. Untuk menghasilkan reaksi
emosi positif, seperti kenikmatan, dan sebagainya. Sedangkan untuk
2. Alasan sosial (penerimaan kelompok).
3. Ketergantungan (memenuhi keinginan atau kebutuhan dari dalam diri).
Dari beberapa uraian yang telah disebutkan oleh para tokoh, dapat
disimpulkan bahwa determinan perilaku merokok pada individu dipengaruhi oleh
faktor adanya pengaruh orang tua, teman, faktor kepribadian, dan pengaruh
adanya iklan media massa maupun elektronik.
2.1.3. Tipe-tipe perilaku merokok
Silvan Tomkins (dalam Sarafino, 2002) menyebutkan empat tipe perilaku
merokok yaitu:
1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect
smoking) adalah orang yang merokok untuk memperoleh perasaan yang
positif dimana dengan merokok individu merasakan adanya penambahan
perasaan yang bersifat positif, misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman
dan untuk membentuk image-image yang diinginkan. Kemudian
ditambahkan lagi tiga sub tipe ini (dalam Prihatiningsih, 2007), yaitu:
a. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah makan kenyang atau minum kopi.
b. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan
c. Pleasure of handling cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok. Perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan
rokok dengan jari-jarinya.
2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
(negatif affect smoking), yaitu orang yang menggunakan rokok untuk
mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan, misalnya keadaan cemas
dan marah.
3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking), yaitu individu yang
sudah ketagihan pada rokok akan cenderung menambah dosis rokok yang
akan digunakan berikutnya karena efek rokok sebelumnya telah mulai
berkurang sesaat setelah rokoknya habis dihisap, individu mempersiapkan
hisapan rokok berikutnya. Umumnya individu merasa gelisah bila
dirumahnya tidak tersedia rokok.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking), dalam
hal ini perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan dalam individu. Merokok
bukan lagi untuk mengendalikan perasaannya secara langsung, melainkan
karena sudah terbiasa.
2.1.4. Tahap-tahap individu menjadi perokok
Kebiasaan merokok tidak tejadi secara kebetulan, para perokok akan melalui
beberapa tahap sebelum individu benar-benar menjadikan rokok sebagai bagian
dari hidupnya. Untuk menjadi seorang perokok regular, Laventhal dan Clearly
1. Tahap persiapan (preparation stage)
Pada tahap ini terjadi pembentukan opini pada diri individu mengenai rokok.
Salah satunya ialah melalui tayangan iklan-iklan di televisi, yang
menunjukkan bahwa artis-artis terkenal juga merokok, sehingga rokok
dianggap menjadi hal yang berhubungan dengan keglamoran. Rokok juga
seringkali dihubungkan dengan kedewasaan, bahkan pada remaja, rokok
dijadikan cara untuk menunjukkan kemandirian, rokok sebagai sesuatu yang
“keren”, simbol pemberontakan dan juga sebagai salah satu cara untuk
menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan opini dan
sikap terhadap rokok ini adalah awal dari suatu kebiasaan merokok. Jadi, pada
tahap ini pengaruh perkembangan sikap dan intensi terhadap perilaku merokok
dan citra yang muncul dari merokok sangat berpengaruh. Semua ini diperoleh
dari observasi sendiri terhadap orang lain atau lingkungan terdekat, media dan
sekitarnya.
2. Tahap inisiasi (initation stage)
Tahap ini adalah tahap coba-coba, jika seorang remaja beranggapan bahwa
dengan merokok ia akan terlihat dewasa, maka ia akan memulainya dengan
mencoba beberapa batang rokok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Salber, Freeman & Abelin Tahun 1968 (dalam Feldman, 1989), jika seorang
remaja mulai mencoba merokok dengan 1-2 batang saja, individu
kemungkinan besar tidak akan menjadi perokok, namun jika individu
mencoba 10 batang atau lebih, kemungkinan akan menjadi perokok tetap
3. Menjadi perokok (Habit Formation stage)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, pada tahap ini seorang
individu mulai melabel dirirnya sebagai perokok dan pilhannya menjadi
seorang perokok berkaitan dengan konsep dirinya. Pada tahap ini pula
individu mulai mengalami ketergantungan secara fisik pada rokok
(kecanduan). Kecanduan secara fisik terbentuk ketika individu mengalami
ketergantungan pada efek dari nikotin yang ada pada tembakau. Nikotin
memproduksi suatu zat yang disebut epinephrine, yang menimbulkan
peningkatan secara fisiologis yang membuat individu merasa nikmat apabila
sedang merokok. Selanjutnya perokok akan mengalami ketergantungan akan
keberadaan nikotin dalam aliran darah individu. Simtom yang timbul jika
seseorang tidak merokok dalam sehari saja adalah cemas, rasa lelah dan tidak
tenang.
4. Perokok tetap (Maintenance Stage)
Merupakan tahap akhir, dimana kebiasaan merokok dapat berlangsung seumur
hidup. Merokok menjadi suatu kebiasaan yang dibutuhkan serta memiliki
aspek psikologis dan fisiologis. Para perokok mulai belajar untuk mengatur
level nikotin (faktor biologis) dan keadaan psikologisnya (emosional).
Jadi, jalan untuk seorang individu menjadi perokok tetap atau perokok regular
cukup membutuhkan waktu, karena tidak terjadi begitu saja. Untuk mencegah
individu menjadi perokok tetap dan menjadi kecanduan, sebaiknya dilakukan pada
individu telah mengalami kecanduan akan jauh lebih sulit untuk menghentikan
kebiasaan merokoknya.
2.3. Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
2.3.1. Pengertian persepsi
Persepsi dalam psikologi adalah proses memperoleh informasi untuk
memahami suatu obyek tertentu. Alat untuk memperoleh informasi tersebut
adalah melalui penginderaan, sedangkan alat untuk memahaminya adalah dengan
kesadaran atau kognisi. Manusia memiliki alat indera sebagai alat untuk
berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Obyek-obyek yang ada di
sekelilingnya ditangkap oleh alat indera untuk kemudian dialirkan ke otak,
sehingga dengan demikian individu dapat mengamati obyek tersebut, hal ini
disebut sensasi. Pada tahap berikutnya, rangsang yang sampai pada alat indera
yang datang dalam jumlah yang banyak pada suatu waktu dan dalam bentuk yang
tidak mempunyai arti, diorganisir dan ditafsirkan oleh individu. Proses tersebut
disebut “persepsi”. Masing-masing ahli memberikan definisi yang berbeda sesuai
dengan aspek yang akan ditekankan. Salah satu definisi yang diajukan adalah:
Dalam kamus Psikologi, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 2005). Dari definisi
tersebut, terlihat bahwa persepsi tidak terlepas dari penginderaan. Informasi yang
diperoleh melalui penginderaan diproses sedemikian rupa sehingga didapat suatu
Definisi yang lain mengatakan bahwa:
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Rakhmat, 2005).
Persepsi menurut Sarlito (2000) adalah kemampuan individu untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk
mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda
sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri
(Davidoff, 1981).
Definisi di atas mengatakan bahwa persepsi bukan hanya penginderaan, tetapi
merupakan hasil pengalaman dalam penginderaan tersebut. Dengan demikian,
persepsi menunjuk pada proses psikologis yang memperantarai proses
penginderaan dan timbulnya tingkah laku. Persepsi merupakan suatu proses yang
terjadi pada individu untuk mengorganisasikan, menafsirkan, dan
mendiskriminasikan data sensoris.karena persepsi dipengaruhi oleh hasil
pengalaman, maka obyek yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda oleh
individu yang berlainan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
pengolahan individu terhadap stimulus yang masuk melalui pengalaman
penginderaan ataupun pemikiran, sehingga didapat suatu pengetahuan tentang
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Persepsi setiap orang dalam memandang atau mengartikan objek persepsi
akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses
persepsi pada individu. Persepsi individu tergantung pada apa yang individu
harapkan, pengalaman, dan motivasi (Davidoff, 1981).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (dalam Shaleh, 2004)
adalah:
a. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang
dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua
rangsang yang diterimanya, untuk itu individu memusatkan perhatiannya pada
rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala
lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik
perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil,
yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling
kuat.
c. Nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam
pengamatannya dibanding seorang bukan seniman.
Pengalaman-pengalaman terdahulu akan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang mempersepsikan dunianya.
Sedangkan menurut Kossen (1993), ada banyak faktor yang menentukan
persepsi, diantaranya yaitu:
a. Faktor-faktor keturunan (heredity factors), mempengaruhi persepsi secara
fisik seperti indera, kognisi, dan lain-lain.
b. Latar belakang lingkungan dan pengalaman, mempunyai pengaruh yang besar
atas apa yang seseorang lihat dalam mempersepsikan sesuatu.
c. Tekanan teman sejawat, pengaruh teman sejawat (peer affect). Pengaruh dari
seseorang apalagi teman dekat sangat mempengaruhi pandangan individu
terhadap sesuatu.
d. Proyeksi, kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa kesalahan
pada orang lain dan motif individu, hal ini bisa menjadikan persepsi terhadap
sesuatu berbeda.
e. Penilaian yang tergesa-gesa dapat menimbulkan kecerobohan dalam persepsi
yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang salah.Hal ini terjadi karena
individu berusaha menyelesaikan suatu masalah sebelum mengetahui apa
masalah yang sebenarnya.
f. Hallo effects dan halo karatan (halo rusty effect), seseorang yang cakap dalam
suatu hal juga dianggap cakap untuk hal lain. Asumsi tersebut dapat
menimbulkan halo sehingga akan berpengaruh terhadap pandangan atau
2.3.3. Dampak merokok terhadap kesehatan
Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian individu dan telah
meluas di masyarakat. Bahkan kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, apalagi bagi
seorang perokok yang memiliki alasan ingin mengalihkan diri dari stress dan
tekanan emosi, akan lebih sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan tersebut.
Bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh pakar
kesehatan, dan efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui
dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok dapat
meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan
gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
kanker osefagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan
kehamilan dan cacat pada janin.
Adapun bahaya-bahaya rokok bagi kesehatan tubuh menurut Jaya (2009)
adalah sebagai berikut:
1. Merokok menyebabkan antibodi menurun. Pada perokok terdapat penurunan
zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat didalam ludah yang berguna
untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan menyebabkan gangguan
fungsi sel-sel pertahanan tubuh.
2. Penyakit kanker paru-paru, penyebab utama dari kanker paru adalah asap
3. Ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh, diantaranya adalah
otak, mulut dan tenggorokan, jantung, dada, paru-paru,hati, perut, ginjal dan
kandung kemih, reproduksi pria, reproduksi perempuan, dan kaki.
4. Rokok mempercepat penuaan. dr Sri L Wihardi, seorang ahli penyakit kulit
dan kelamin, mengungkapkan bahwa asap rokok tenyata bisa membuat
perokok jadi cepat tua, karena asap rokok secara langsung bisa merusak
sel-sel saluran pernafasan. Oksidan yang terinhalasi terlalu banyak, tidak dapat
dinetralkan lagi oleh system antioksidan. Selanjutnya oksidan rokok akan
merangsang sel-sel paru untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase.
5. Rokok membuat bibir berwarna hitam, dr Hendrawan Nadesul seorang pakar
kecantikan, mengungkapkan bahwa efek rokok akan menyebabkan bibir
berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu. Saat rokok dihisap,
panas rokok mengenai bibir juga, makin lama bibir makin terlihat
kehitam-hitaman.
Pada perokok aktif, faktor risiko penyakit yang diderita adalah penyakit
jantung koroner, diabetes, dan masalah yang berkaitan dengan akhir kehamilan
seperti, berat badan lahir rendah, prematur, dan rusaknya plasenta. Sedangkan
pada perokok pasif yang terpapar lingkungan dengan asap rokok, berhubungan
2.4. Kerangka Berpikir
Persepsi merupakan pandangan atau penilaian individu terhadap suatu obyek,
persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan
setelah adanya rangsangan dari luar. Didalam proses persepsi, ada proses
pengenalan, perasaan, dan penalaran (Sobur, 2009), ketiga faktor tersebut
merupakan variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan.
Didalam persepsi ada salah satu komponen yang utama yaitu interpretasi.
Interpretasi yang dimaksud adalah proses untuk mengorganisasikan informasi
sehingga mempunyai arti bagi individu. Interpretasi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti pengalaman, sistem yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
kecerdasan (Sobur, 2009). Persepsi juga dipengaruhi oleh harapan, pengalaman,
serta motivasi dari individu itu sendiri (Davidoff, 1981). Dari hasil interpretasi
dalam persepsi tersebut, kemudian akan diterjemahkan ke dalam tingkah laku
sebagai reaksi (dalam Sobur, 2009).
Persepsi pada penelitian merupakan pandangan atau penilaian mahasiswa
terhadap dampak merokok yang kemudian di interpretasikan sesuai dengan
pengalaman, serta pengetahuan masing-masing individu. Apabila seorang
mahasiswa menilai positif atau negatif tentang dampak merokok terhadap
kesehatan, maka penilaian itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari
mahasiswa itu sendiri. Oleh sebab itu, persepsi pada setiap mahasiswa dapat
merokok terhadap kesehatan yaitu sikap, kepercayaan, lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial.
Adanya perbedaan persepsi pada mahasiswa tersebut, maka muncul
perilaku merokok dengan berbagai tipe perilaku merokok yang menjadi alasan
mahasiswa untuk merokok.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baequni dan Nasir
(2005) tentang gambaran perilaku merokok civitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, menemukan bahwa dari 745 responden mahasiswa (87.3%)
sebanyak 34.3% responden adalah perokok. Dari hasil penelitian tersebut
menggambarkan bahwa adanya peningkatan perilaku merokok pada mahasiswa.
Munculnya perilaku merokok ini, tentu dipengaruhi adanya persepsi tentang
dampak dari bahaya merokok.
Dari segi psikologi, tingkah laku individu merupakan fungsi dari cara
individu memandang sesuatu. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku
individu, harus dimulai dari mengubah persepsinya (Sobur, 2009). Berarti, untuk
mengubah perilaku merokok pada mahasiswa maka harus dimulai dari
persepsinya.
Pada perilaku merokok, ada beberapa tipe perilaku merokok, yaitu perilaku
merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect smoking), perilaku
merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negatif affect
smoking), perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking), perilaku merokok
merokok ini dapat berbeda pada setiap mahasiswa, tergantung dari apa yang
dirasakan oleh individu.
Tabel 2.1
Bagan kerangka berfikir
Persepsi tentang dampak
merokok terhadap kesehatan
Tipe perilaku
merokok
2.5. HIPOTESIS
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis sebagai
berikut:
H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi dampak merokok
terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
H1: Ada hubungan yang signifikan antara persepsi dampak merokok terhadap
kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa Universitas Islam
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan jenis penelitian yang digunakan, meliputi
pendekatan penelitian dan metode penelitian, variabel penelitian, pengambilan
sampel, serta pengumpulan data, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.
3.1Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan penelitian dan metode penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti lakukan adalah menggunakan pendekatan
kuantitatif. Tujuan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif ini adalah
untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yaitu persepsi tentang dampak
merokok terhadap kesehatan dan tipe perilaku merokok berdasarkan data-data
yang diolah dengan metode statistik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional, penulis menggunakan metode korelasional ini adalah untuk melihat
apakah ada hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi
tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok.
3.2Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang dimiliki dua atau lebih nilai atau sifat
yang berdiri sendiri-sendiri (Sevilla,et al, 1993). Variabel terbagi dua macam,
variable). Dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Variabel bebas : persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
2. Variabel terikat : tipe perilaku merokok
3.2.1 Definisi konseptual
a. Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan adalah pandangan
individu tentang dampak bahaya merokok terhadap kesehatan berdasarkan
pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya melalui alat indera.
b. Tipe perilaku merokok adalah individu yang merokok karena dipengaruhi oleh
perasaan yang menyenangkan maupun perasaan yang tidak menyenangkan,
yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi ketergantungan terhadap
rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi kebiasaan yang meningkat.
c. Mahasiswa dalam penelitian yaitu mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang perokok.
3.2.2 Definisi operasional variabel
Skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan mengacu pada
Muhammad Jaya (2009) yang mengemukakan dampak-dampak bahaya merokok
bagi kesehatan, yaitu: merokok menyebabkan antibodi menurun, menyebabkan
kanker, dapat mengancam berbagai organ tubuh, mempercepat penuaan, serta
Skor tentang tipe perilaku merokok mengacu pada Tomkins (dalam Sarafino,
2002) yang membagi empat tipe perilaku merokok. Adapun indikatornya yaitu:
1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect
smoking), yang meliputi: perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat (pleasure relaxation), perilaku
merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan
(stimulation to pick them up), dan kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok (pleasure of handling cigarette).
2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negatif
affect smoking).
3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking) .
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).
3.3 Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi dan sampel
Populasi menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) adalah kelompok dimana
peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa S1 reguler Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2006-2009 yang perokok.
Sampel adalah sebagian/ wakil dari populasi yang diteliti dan dianggap dapat
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, yaitu mahasiswa laki-laki yang merokok.
3.3.2 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik penarikan sampel bola salju (Snowball sampling). Hal tersebut dilakukan
peneliti karena tidak tahu persis berapa jumlah populasi perokok yang ada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.
3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Metode dan instrument penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala dalam
bentuk pernyataan. Bentuk skala yang digunakan dalam membuat pernyataan
dalam penelitian ini adalah skala model Likert, yaitu dengan menetapkan 4
kategori jawaban dan masing-masing kategori memiliki nilai tetentu, baik
pernyataan favorable (mendukung) maupun unfavorable (tidak mendukung).
Empat alternatif jawaban tersebut dipilih peneliti dengan alasan agar tidak
menyulitkan subyek. Penilaian dari 4 kategori jawaban dapat dilihat pada tabel di
Tabel 3.1.
1. Skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
Pembuatan item-item pernyataan skala persepsi tentang dampak merokok
terhadap kesehatan disusun berdasarkan dampak-dampak merokok terhadap
kesehatan.
Tabel 3.2
Cetak Biru Try Out Skala Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan
Dampak Merokok terhadap kesehatan
Favorabel Unfavorabel Jumlah
2. Skala tipe perilaku merokok
Pembuatan item-item pernyataan skala tipe perilaku merokok disusun
berdasarkan tipe-tipe perilaku merokok yang dikemukakan oleh Silvan Tomkins.
Tabel 3.3
Cetak biru Try Out Skala Tipe Perilaku Merokok
No Tipe perilaku merokok Favorabel Unfavorabel Jumlah
Pleasure
3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian
Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid
dan reliabel. Adapun teknik uji yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Uji validitas skala
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur
Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for
Windows.
2. Uji reliabilitas skala
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk
menguji reliabilitas skala, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for Windows.
¾ Skala persepsi dampak merokok terhadap kesehatan
Setelah melakukan try out pada tanggal 26-30 April 2010 dengan melibatkan
35 responden yang merupakan mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang merokok. Skala terdiri dari 60 item dan taraf signifikansinya 0.05
dengan r table = 0.325, setelah diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan
SPSS versi 15,0 diperoleh hasil 28 item yang valid dan 32 item yang gugur
dengan nilai reliabilitasnya 0.907. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Table 3.4
Cetak Biru Skala Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan
Dampak Merokok terhadap kesehatan
Favorabel Unfavorabel Jumlah
Penurunan zat kekebalan tubuh
16, 18, 21, 23, 25 5
Penyakit kanker paru-paru
15, 20 14 3
organ tubuh 22, 24, 27, 28,
¾ Skala tipe perilaku merokok
Setelah melakukan try out pada tanggal 26-30 April 2010 dengan melibatkan
35 responden yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang merokok. Skala terdiri dari 60 item dan taraf
signifikansinya 0.05 dengan r table = 0.325, setelah diuji validitas dan
reliabilitasnya menggunakan SPSS versi 15,0 diperoleh hasil 33 item yang valid
dan 27 item yang gugur dengan nilai reliabilitasnya 0.916. data selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Cetak Biru Skala Tipe Perilaku Merokok
No Tipe perilaku merokok Favorabel Unfavorabel Jumlah
3.5. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar
variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah
besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan
dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi product moment
Pearson.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi
antara dua variabel, peneliti menggunakan SPSS versi 15,0 for Windows.
3.6.
Prosedur PenelitianBerkaitan dengan jalannya penelitian ini, penulis membuat langkah-langkah
prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta
keberhasilan penelitian ini, yang meliputi:
1. Tahap persiapan
Pada tahap awal ini dimulai denagn memilih judul penelitian, perumusan
masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, merumuskan hipotesis
penelitian, mencari serta menyusun teori (studi pustaka) yang tepat yang
berkaitan dengan variabel penelitian, menyusun dan menentukan instrument
penelitian yang berupa skala, menentukan subjek dan lokasi penelitian.
2. Pengujian alat ukur (Try out)
Setelah alat ukur dibuat skala, penulis melakukan uji coba (try out). Uji coba
dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat ukur. Uji
uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan rumus korelasi product moment Pearson dan Alpha Cronbach,
adapun proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 15.0 for Windows.
3. Pelaksanaan penelitian
Dalam pelaksanaannya, responden diminta untuk mengisi alat ukur yang
berupa skala persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dan skala
tipe perilaku merokok. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Mei sampai
dengan 27 Mei 2010.
4. Tahap analisis data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian skala kemudian dikumpulkan untuk
kemudian dianalisa dan dibuat laporannya.
5. Pembahasan
Dalam tahap ini, penulis melakukan interpretasi dan pembahasan terhadap
hasil analisis statistik berdasarkan teori, kemudian membuat kesimpulan hasil
BAB 4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian persepsi tentang dampak
merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara rinci bab ini
mengulas mengenai gambaran umum responden, deskripsi skor responden, dan uji
hipotesis.
4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian
Gambaran umum reponden penelitian akan dibahas secara rinci di bawah ini,
berupa gambaran umum frekuensi dari, fakultas, semester, usia, pendidikan
terakhir, banyaknya rokok yang dikonsumsi, sudah berapa lama mengkonsumsi
rokok, dan ada berapa jumlah keluarga yang merokok. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 120 mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2006-2009 yang merokok.
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas Frekuensi Persentase
(%) Fakultas Ekonomi dan Bisnis 23 orang 19.2% Fakultas Syariah dan Hukum 15 orang 12.5% Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6 orang 5.0% Fakultas Ushuluddin 16 orang 13.3%
FISIP 9 orang 7.5%
Fakultas Sains dan Teknologi 9 orang 7,5% Fakultas Psikologi 22 orang 18.3% Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 3 orang 2.5% Fakultas Dirosat Islamiyah 2 orang 1.7% Fakultas Adab dan Humaniora 2 orang 1.7%
Jumlah 120 orang 100 %
Tabel di atas menunjukkan jumlah responden berdasarkan fakultas, diperoleh
19,2% responden pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 12,5% responden Fakultas
Syariah dan Hukum, 5,0% responden Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 13,3%
responden Fakultas Ushuluddin, 7,5% responden FISIP, 10,8% responden
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 7,5% responden Fakultas Sains dan
Teknologi, 18,3% responden Fakultas Psikologi, 2,5% responden Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 1,7% responden Fakultas Dirosat Islamiyah, dan
1,7% responden pada Fakultas Adab dan Humaniora.
Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Semester
Semester Frekuensi Persentase (%)
II 12 orang 10.0%
IV 26 orang 21.7%
VI 46 orang 38,3%
VIII 36 orang 30,0%
Jumlah 120 orang 100%
Tabel diatas menunjukkan responden berdasarkan semester, yaitu semester II
berjumlah 10,0% responden, semester IV berjumlah 21,7% responden, semester
Tabel 4.3
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
18 3 orang 2,5%
19 18 orang 15,0%
20 26 orang 21,7%
21 25 orang 20,8%
22 26 orang 21,7%
23 15 orang 12,5%
24 6 orang 5,0%
25 1 orang 8%
Jumlah 120 orang 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
usia, diperoleh 2,5% responden berusia 18 tahun, 15,0% usia 19 tahun, 21,7% usia
20 tahun, 20,8% usia 21 tahun, 21,7% usia 22 tahun, 12,5% usia 23 tahun, 5,0%
usia 24 tahun, dan 8% responden berusia 25 tahun.
Tabel 4.4
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Persentase SMU/ SMK 56 orang 46,7%
Madrasah Aliyah 41 orang 34,2% Pesantren/Boarding School 23 orang 19,2%
Jumlah 120 orang 100 (%)
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
pendidikan terakhir, diperoleh 46,7% responden SMU/SMK, 34,2% responden
Tabel 4.5
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Banyaknya Rokok Yang Dikonsumsi Perhari
Data Frekuensi Persentase 1-10 batang 73 orang 60,8%
11-20 batang 39 orang 32,5% >21 batang 8 orang 6,7%
Jumlah 120 orang 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
pada banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dari 102 orang, diperoleh
60,8% responden yang mengkonsumsi 1-10 batang perhari, 32,5% responden
mengkonsumsi rokok 11-20 batang perhari, dan 6,7% responden mengkonsumsi
rokok lebih dari 21 batang perhari.
Tabel 4.6
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Sudah Berapa Lama Mengkonsumsi Rokok
Data Frekuensi Persentase (%) < I tahun 3 orang 2,5%
I tahun 20 orang 16,7% > I tahun 97 orang 80,8% Jumlah 120 orang 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
sudah berapa lamanya responden menjadi perokok, diperoleh 2,5% responden
yang < I tahun menjadi perokok, 16,7% responden yang sudah I tahun menjadi
Tabel 4.7
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Merokok
Data Frekuensi Persentase (%) Tidak ada 15 orang 12,5%
I orang 28 orang 23,3% Lebih dari I orang 77 orang 64,2% Jumlah 100 orang 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan
jumlah anggota keluarga yang merokok, diperoleh 12,5% responden yang jumlah
anggota keluarganya tidak ada yang merokok, 23,3% responden yang memiliki
satu orang anggota keluarganya yang merokok, dan 64,2% responden yang
memiliki lebih dari satu orang anggota keluarga yang merokok.
4.2. Deskripsi Skor Responden
Deskripsi statistik skor skala persepsi tentang dampak merokok terhadap
kesehatan dan skor skala tipe perilaku merokok yang diperoleh pada penelitian
sebelum dikategorisasikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Deskripsi Skor Statistik
Variabel N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Persepsi dampak merokok terhadap kesehatan
120 76.1500 12.29378 28.00 103.00
Diketahui jumlah responden penelitian adalah 120 responden, skor persepsi
dampak merokok terhadap kesehatan terendah adalah 28, skor tertinggi 103
dengan nilai rata-rata 76. kemudian skor tipe perilaku merokok terendah 36 dan
skor tertinggi 128 dengan nilai rata-rata 87.
4.2.1. Deskripsi skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
Untuk deskripsi skor persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan,
peneliti membuat dua kategori skor, yaitu negatif dan positif.
Tabel 4.9
Kategorisasi Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan
Kategori Frekuensi Persentase
Negatif 62 51.7%
Positif 58 48.3%
Jumlah 120 100%
Dari tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata skor persepsi responden mengenai
dampak merokok terhadap kesehatan berkisar pada kategori negatif sebanyak 62
orang dengan persentase 51.7%, sedangkan kategori positif sebanyak 58 orang
dengan persentase 48.3%. Dengan demikian, mayoritas mahasiswa memiliki