• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

Berdasrkan Tim Studi PES RMI (2007) program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) DAS Brantas melibatkan beberapa pihak dalam implementasi mekanisme. Pihak-pihak yang terlibat diantaranya Parum Jasa Tirta-I (PJT-I) sebagai pemanfaat jasa, Kelompok Tani Sumber Urip sebagai penyedia jasa, serta Yayasan Pengembangan Pedesaan (YPP) sebagai perantara. Dalam program PJL PJT-I berkewajiban menyerahkan dana kompensasi sebesar Rp 31.895.000 kepada YPP untuk melaksanakan penghijauan atau usaha konservasi dalam rangka mewujudkan kelestarian sumberdaya air dengan melibatkan partisipasi masyarakat di Desa Tlekung.

PJT-I berhak melakukan pengecekan lokasi yang telah ditentukan sebelum pekerjaan dimulai, melakukan pengawasan dan evaluasi atas pekerjaan yang ditentukan. Selain itu, PJT-I juga berhak mendapatkan laporan keseluruhan, baik laporan pekerjaan maupun laporan keuangan. Dalam program PJL YPP berhak menerima dana kompensasi dari PJT-I sebesar Rp 31.895.000. YPP berkewajiban membayarkan dana sebesar Rp 25.500.000 kepada Kelompok Tani Sumber Urip untuk usaha penghijauan atau konservasi sumberdaya air. YPP juga berkewajiban menyediakan dana dan memberikan pendidikan, pelatihan, pengawasan, dokumentasi, pendampingan dan asistensi kepada Kelompok Tani Sumber Urip.

Dalam program PJL Kelompok Tani Sumber Urip berkewajiban melakukan upaya konservasi di lokasi yang telah disepakati dengan tanaman yang

43   

sebanyak 6.902 pohon dengan jenis yaitu tanaman berkayu seperti sengon, mahoni, dan jati serta tanaman buah-buahan seperti durian, mangga, kopi dan lain sebagainya. Anggota kelompok tani juga waib melakukan sistem tebang pilih pohon. Kelompok Tani Sumber Urip berhak menerima dana dari YPP sebesar Rp 25.500.000. Kelompok tani juga berhak memperoleh pendidikan, pelatihan dan asistensi dari YPP.

Mekanisme pembayaran dalam program PJL DAS Brantas dimulai dengan pembayaran PJT-I kepada YPP, Selanjutnya pembayaran dari YPP kepada kelompok tani. Pembayaran PJT-I kepada YPP dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu:

1. Tahap Pertama : sebesar Rp 23.535.000 dibayarkan selambat-lambatnya 10 hari setelah kesepakatan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2. Tahap Kedua : sebesar Rp 8.450.000 dibayarkan setelah laporan akhir kegiatan diterima oleh pihak PJT-I.

Pembayaran YPP kepada kelompok tani dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: 1. Tahap Pertama : sebesar Rp 16.000.000 dibayarkan setelah perjanjian telah

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2. Tahap Kedua : sebesar Rp 6.500.000 dibayarkan setelah tiga bulan masa penanaman bibit, tanaman mulai tumbuh dan penyulaman telah dilaksanakan,

3. Tahap Ketiga : sebesar Rp 3.000.000 dibayarkan pada akhir program PJL setelah tim monitoring dan evaluasi melakukan penilaian.

6.2 Pengetahuan Responden mengenai Peran Penting serta Usaha Konservasi DAS Brantas

DAS Brantas sebagai sumber air memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat hulu hingga hilir. Hal ini melatarbelakangi perlunya upaya konservasi untuk menjaga keberadaan sumber air tersebut. Hampir seluruh masyarakat mengetahui peran DAS Brantas sebagai penjamin ketersediaan air hingga hilir, yaitu sebanyak 77,7%. Dapat dilihat dari aktivitas warga Desa Tlekung yang memanfaatkan DAS Brantas sebagi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari yang dikelola secara swadaya. Beberapa orang memiliki jawaban lain yang beraneka ragam salah satunya menilai DAS Brantas berperan sebagai pengurang sedimentasi dan erosi. Keterangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Peran Penting DAS Brantas

Peran Penting DAS Brantas Jumlah (%)

Menjamin ketersediaan air hingga hilir 77,7 Menjamin ketersediaan air hingga hilir dan penopang ekonomi

Kota Batu dan Malang

13 Lainnya 9,3 Total 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Pengetahuan mengenai pentingnya upaya konservasi DAS Brantas melatarbelakangi motivasi responden untuk menerima program pemabayaran jasa lingkungan. Responden yang menganggap pentingnya upaya konservasi menerima dana pembayaran jasa lingkungan tidak hanya berorientasi pada nilai kompensasi yang diberikan. Keasadaran ini didasari atas pengetahuan responden mengenai manfaat terjaganya alam sekitar untuk dan berbagai dampak negatif

45   

Hampir seluruh responden menilai usaha konservasi penting untuk dilaksanakan guna menjaga kelestarian DAS Brantas. Hanya satu orang yang menganggap uapaya konservasi tidak penting dikarenakan tidak paham akan arti konservasi. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya upaya konservasi dikarenakan peran serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) desa tersebut yang berperan aktif untuk memberikan pengertian akan hal ini. Selain itu perubahan kualitas lingkungan yang semakin baik yaitu terjaganya kuantitas air semenjak pelaksanaan program PJL juga memberikan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya konservasi. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Gambar 9. Penilaian Responden Mengenai Pentingnya Usaha Konservasi 6.3 Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembayaran Jasa

Lingkungan.

Program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) melibatkan dua pihak yaitu penyedia dan konsumen. Perum Jasa Tirta I (PJT-I) berperan sebagai konsumen dan Kelompok Tani Sumber Urip sebagai penyedia. Dirancang beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan responden mengenai PJL tentang pihak yang memberikan kompensasi atas jasa lingkungan yang telah berjalan, alasan pihak tersebut memberikan kompensasi jasa lingkungan, serta peran responden dalam program PJL.

Hampir seluruh responden atau tepatnya 88,9% responden mengetahui bahwa pihak yang memberikan kompensasi atas jasa lingkungan di lahan mereka adalah PJT-I. Sedangkan sisanya 11,1% responden tidak mengetahui pasti pihak yang memberikan kompensasi. Seluruh responden yang tidak mengetahui PJT-I sebagai pemberi kompensasi cenderung mengarah pada pihak lain yaitu Pemerintah. Menurut mereka selama ini bantuan-bantuan yang datang berasal dari pemerintah, baik pemerintah kota maupun pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan mereka jarang hadir dalam pertemuan rutin kelompok tani sehingga banyak kehilangan informasi mengenai PJL. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 10.

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Gambar 10. Pengetahuan Responden Mengenai Pihak yang Memberikan Kompensasi dalam Pembayaran Jasa Lingkungan

Mengenai alasan pihak tersebut memberikan kompensasi, sebanyak 41,7% responden menganggap bahwa alasan perusahaan membayarkan dana kompensasi karena perusahaan tersebut peduli terhadap kelestarian DAS Brantas. Sedangkan responden yang menganggap peusahaan membayarkan dana kompensasi karena peduli terhadap kelestarian DAS Brantas dan untuk meningkatkan kesejahteraan

47   

Tabel 5. Alasan Perusahaan Membayarkan Dana Kompensasi

Alasan Persahaan Menbayarkan Dana Kompensasi Jumlah (%)

Karena peduli terhadap kelestarian DAS Brantas 41,7 Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 33,3 Karena peduli terhadap kelestarian DAS Brantas dan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

25 Total 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Mengenai peran responden terhadap program pembayaran jasa lingkungan, hampir seluruh responden tepatnya 83,3% mengetahui peran mereka dalam program PJL. Sebanyak 16,7% responden tidak mengetahui pasti peran mereka dalam program PJL. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Gambar 11. Pengetahuan Responden Mengenai Perannya dalam Program Pembayaran Jasa Lingkungan

Pengetahuan responden mengenai perannya yaitu merawat tanaman yang telah mereka tanam di lahan milik mereka. Komitmen ini mereka wujudkan dalam bentuk mereka berupaya menambah jumlah tanaman di lahan mereka dengan jalan melakukan pembibitan secara swadaya oleh seluruh anggota kelompok tani. Pemahaman responden mengenai kewajiban dalam program PJL diperoleh dari rutinnya mereka mengadakan pertemuan secara berkala yaitu selama dua minggu

sekali. Salam pertemuan rutin, seluruh anggota dapat mengutarakan kendala-kendala yang kemudian mencari jalan keluar secara bersama.

6.4 Penilaian Responden terhadap Program Pemabayaran Jasa Lingkungan

Program pemabayaran jasa lingkungan DAS Brantas berlangsung selama satu tahun. Waktu lima tahun setelah jalannya program diharapkan dapat membuat responden memberikan penilaian mengenai program yang telah berjalan dan dampak yang dirasakan dari program itu sendiri. Hampir seluruh responden yaitu 94,4% memberikan penilaian baik terhadap program pembayaran jasa lingkungan. Hanya sedikit responden yang memberikan penilaian buruk terhadap program tersebut. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 12.

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Gambar 12. Penilaian Responden terhadap Program Pembayaran Jasa Lingkungan

Responden menilai baik terhadap program dikarenakan selama berjalannya program responden terlibat langsung. Kendala-kendala yang dialami responden juga ditampung untuk di selesaikan bersama. Sedangkan responden yang menilai buruk dikarenakan bibit yang mereka terima tidak tepat pada saat masa tanam sehingga beberapa tanaman terutama tanaman buah-buahan tidak dapat tumbuh atau mati.

49   

Kepuasan responden juga dikarenakan perubahan kualitas yang semakin baik yang dirasakan oleh responden. Udara yang lebih sejuk serta kuantitas air yang melimpah baik di musin kemarau maupun musim hujan. Dahulu sebelum adanya program mereka cukup sulit mencari air untuk pengairan sawah dan kebutuhan sehari-hari namun sekarang hal tersebut sudah tidak terjadi lagi.

6.5 Penilaian Responden terhadap Cara Penetapan Nilai Pemabayaran Jasa Lingkungan

Dana kompensasi yang diberikan kepada Kelompok Tani Sumber Urip sebagian digunakan untuk pembelian bibit. Bibit ini harus ditanam oleh anggota kelompok tani. Seluruh responden mengetahui proses penetapan, karena seluruh responden hadir pada saat negoisasi dilakukan yang juga dihadiri pihak perwakilan kantor desa. Seluruh responden mengetahui bahwa nilai atau jumlah dan jenis bibit yang diterima sesuai dengan keinginan responden. Selain penentuan jumlah bibit, dalam pertemuan tersebut juga ditetapkan secara bersama dana yang diterima untuk biaya perawatan tanaman berupa pupuk serta biaya untuk melakukan pertemuan rutin.

Pengetahuan responden mengenai cara penetapan nilai pembayaran jasa lingkungan mempengaruhi penilaian responden terhadap cara tersebut. Nilai yang diterima oleh Kelompok Tani Sumber Urip sesuai dengan keinginan petani. Hal ini membuat seluruh responden memberi nilai baik terhadap penetapan nilai pembayaran jasa lingkungan. Jumlah dan jenis bibit yang diberikan sesuai permintaan petani sebagai pemilik tanah dinilai baik karena apabila tidak sesuai maka dapat terjadi kemungkinan petani tidak mau menanam serta merawat tanaman pada program pembayaran jasa lingkungan.

Kepuasan terhadap nilai pembayaran jasa lingkungan hasil musyawarah didasarkan pada kesesuaian nilai pemabayaran jasa lingkungan musyawarah dengan keinginan sebenarnya responden. Hampir seluruh responden atau tepatnya 90,7% responden merasa puas akan nilai pembayaran jasa lingkungan hasil musyawarah. Responden yang merasa tidak puas atas nilai pemabayarn jasa lingkungan sebanyak 9,3%. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 13.

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Gambar 13. Kepuasan Responden terhadap Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan

Sejumlah responden yang merasa tidak puas akan nilai pemabayaran jasa lingkungan memiliki alasan yang sama. Mereka pada saat negoisasi hanya mengikuti apa yang disarankan beberapa teman atau saudara meskipun hal itu bertentangan dengan keinginan mereka. Sehingga setelah program berjalan mereka merasa kurang puas dengan hasil yang diterima.

Dokumen terkait