• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Persiapan Lokasi

Persiapan lokasi meliputi penempatan gubuk kerja, lokasi areal tanaman dan pos pengamatan. Untuk itu perlu ijin penempatan lokasi penelitian berikut mekanisme perijinan ke Pemda (Kabupaten) :

 Surat pengajuan ijin penelitian dari BP2TPDAS-IBB (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai – Indonesia Bagian Barat) No. 598/BP2TPDAS-IBB/2006 tanggal 13 Juni 2006 kepada Bupati cq Kepala Dinas Kesbanglinmas (Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat dan Sosial) yang beralamat di Jl. Ampera No.

11, Telp.0287-381287 Kebumen. 54311

 Surat Rekomendasi penelitian dari Kesbanglinmas no. 072/388 tanggal 15 Juni 2006 disampaikan kepada BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) yang beralamat di Jl. Veteran no. 2, Telp. 0287-381570 Kebumen 54311

 Berdasarkan surat Rekomendasi dari Kesbanglinmas, BAPPEDA mengeluarkan surat ijin penelitian no. 071-1/138 yang berlaku selama 3 bulan dari 15 Juni sampai 15 Agustus 2006. Surat tersebut disampaikan kepada (i) Kepala Diparta Kab. Kebumen, (ii) Kepala Dinas Hutpedal Kab. Kebumen, (iii) Kepala Obwis Pantai Petanahan, (iv) Camat Petanahan, dan (v) Kades Karanggadung.

Untuk persiapan penanaman Cemara laut perlu dilakukan beberapa tahapan persiapan di lokasi sebagai berikut :

 perawatan beberapa bibit yang telah disiapkan sebelumnya untuk penyesuaian iklim (aklimatisasi) dengan melakukan penyiangan kebun bibit dan penyiraman setiap hari (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3. Persiapan Pembibitan Tanaman Tahunan dan Buah-buahan

Gambar 4. Kondisi Awal Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), saat ditanam di Lapangan

 Pembuatan ajir ukuran 150 cm sebanyak 350 batang untuk tanaman buah-buahan yaitu ajir sekaligus untuk menguatkan tegaknya tanaman, dan ajir ukuran 80 cm sebanyak 1100 buah untuk tanaman lainnya.

 Pemberian ameliorat atau tanah mineral dari tanah sawah yang telah dicampur dengan pupuk kandang dimaksudkan untuk membantu penyediaan hara bagi tanaman.

 Pembelian pupuk organik berupa pupuk kandang dan ditambah dengan EM-4 untuk mempercepat proses dekomposisi pematangan pupuk organik.

 Stimulan atau inokulan yang diambil dari tanah dibawah perakran tanaman pandan berduri, karena banyak bintil-bintil mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara dari udara.

 Penutupan mulsa dari seresah tanaman rumput berduri di sekitar pantai, agar tanah terjaga kelembabannya.

 Pengukuran kembali luas lahan pantai berpasir yang akan ditanami untuk tanaman tanggul angin, buah-buahan, tanaman kehutanan dan tanaman semusim.

 Perbaikan instalasi air dengan menyediakan sumur renteng dengan menggunakan diesel sebagai penyedot air dan mendistribusikan keseluruh penampung air yang tersebar di sekitar tanaman semusim.

Melatih ulang pengamat (coaching) dan mengecek data (verifikasi) dari pengamat untuk pengamatan suhu udara dan suhu tanah pada kedalaman 30, 90 dan 150 cm, curah hujan, kecepatan dan arah angin, erosi angin, dan evaporasi.

b. Persiapan SDM

Untuk persiapan SDM (Sumber Daya Manusia) dilakukan dengan melakukan konsultasi dan koordinasi ke instansi terkait dan pendekatan pada masyarakat.

1. Konsultasi dan Koordinasi

i. Dinas PEDAL (Perhutanan dan Pengendalian Dampak Lingkungan) Dinas PEDAL mendukung kegiatan pengembangan penelitian di lokasi pantai berpasir yang dilaksanakan oleh BP2TPDAS-IBB (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai–Indonesia Bagian Barat). Dukungan dari Dinas PEDAL antara lain diwujudkan dalam bentuk pendampingan pada setiap proses konsultasi dengan beberapa kantor dinas yang terkait yang ada di pemerintah daerah Kabupaten Kebumen, PKL (Penyuluh Kehutanan Lapangan) yang ditugaskan untuk terlibat langsung di lapangan dan saat pertemuan antara penyuluh dengan Kelompok Tani (KT).

ii. Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Lahan pantai berpasir selama ini belum dikelola masyarakat karena anggapan masyarakat bahwa lahan berpasir tidak berpotensi untuk diusahakan menjadi tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan menguntungkan. Dengan adanya lokasi penelitian dan pengembangan lahan pantai berpasir yang ditunjang dengan fasilitas Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) jl.

Dandeles dan jl. Diponegoro, maka akses ke lokasi wisata akan lebih mudah dan diharapkan prospek pariwisata semakin berkembang.

iii. Dinas Pariwisata

Lokasi penelitian berdekatan dengan pariwisata, dan lahan untuk lokasi pengembangan penelitian masih termasuk lahan dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata. Sehingga setiap ke lokasi

selalu mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan kantor Dinas Pariwisata di Kabupaten Kebumen dan Kantor Obyek Wisata Petanahan di Desa Karanggadung.

2. Koordinasi di Daerah i. Kecamatan Petanahan

Dari kantor BP2TPDAS-IBB melaporkan ke kantor kecamatan Petanahan, bahwa ada kegiatan pengembangan penelitian di desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan yang sudah dilakukan sejak tahun 2005. Pemilihan lokasi pantai Petanahan merupakan permintaan dari Bupati Kebumen (Ibu Rustriningsih) setelah mendengar paparan tentang penanaman cemara laut di pantai Samas, Bantul.

ii. Polsek Petanahan

Seluruh anggota Tim Penelitian BP2TPDAS-IBB telah dilaporkan nama-namanya yang akan melakukan kegiatan secara intensif di lokasi dan direncanakan akan tinggal secara periodik di lapangan untuk jangka waktu yang lama sejak tahun 2005 sampai sekarang.

iii. Desa Karanggadung

Kepala lingkungan atau Bayan ada dua yaitu Karangcengis (Darjo) dan dan Karanggadung (Kartomiharjo). Sebagian besar anggota kelompok tani menerima keberadaan pengembangan penelitian di wilayahnya. Diharapkan kegiatan ini dapat menyerap tenaga kerja dan terbentuknya kelompok tani seperti yang diharapkan petugas PKL. Kegiatan pertemuan kelompok tani yang didampingi oleh PKL berupa :

-

Pertemuan rutin bulanan kelompok tani yang dihadiri oleh seluruh pengurus dan serta para tokoh masyarakat (TOGA =

Tokoh Agama dan TOMAS = Tokoh Masyarakat) lainnya yang berminat.

-

Mengagendakan rencana penanaman Cemara Laut yang tentunya disesuaikan dengan datangnya hujan (biasanya bulan September sampai Januari) serta setelah selesai perbaikan instalasi air dan sumur renteng selesai dilakukan.

-

Pada saat pelaksanaan penanaman juga mempertimbangkan kesibukan masyarakat Desa Karanggadung, yaitu tujuh hari menjelang hari raya idul fitri dan 7 hari setelah lebaran, dalam kaitannya dengan menyiapkan pembuatan ajir dan pembelian pupuk kandang.

c. Koordinasi dengan UKP

1. UKP (Usulan Kegiatan Penelitian) yang berada di pusat P3HKA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam) di Bogor bertugas untuk mengadakan koordinasi, mensintesis dan membuat laporan menyeluruh dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh judul-judul yang dipayunginya.

2. UKP yang berjudul “Teknologi dan Kelembagaan Rehabilitasi Lahan Terdegradasi” di Ketua oleh Dr. Pratiwi, dan membawahi 18 judul yang dikerjakan oleh UPT (Unit Pelaksana Teknis) di BPPK Kupang, BPPK Samarinda, BPPK Aek Nauli Medan, BP2TPDAS-IBB di Surakarta, Loka Ciamis dan BP2TPDAS-IBT di Makassar.

3. Secara garis besar judul-judul dibawah UKP diatas dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu tentang : (i) rehabilitasi lahan terdegradasi dan reklamasi lahan bekas tambang, (ii) kelembagaan, (iii) model dan teknik konservasi.

4. Konsultasi pada Tim UKP setahun minimal dilakukan 2 kali yaitu pertama pada saat mengawali kegiatan untuk menyusun RPTP

(Rencana Pelaksanaan Tim Peneliti) dan kedua pada saat menjelang pembuatan laporan (akuntabilitas dan progres sintesis kegiatan).

5. Dibentuk jejaring kerja untuk melakukan komunikasi yang lebih intensif lewat internet, dan jika memungkinkan dapat dilakukan diskusi lewat internet secara tertulis maupun lisan dengan frukuensi minimal triwulanan.

d. Persiapan Lembaga dan Kelompok Tani

Penelitian pengembangan tanaman pantai berpasir tidak hanya pengembangan suatu tanaman tertentu, tetapi lebih diutamakan merubah pola pikir masyarakat sekitar lahan pantai berpasir. Masyarakat di sekitar lahan pantai berpasir yang semula menganggap lahan pantai tidak dapat ditanami menjadi pola pikir bahwa lahan pantai dapat menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dengan menjaga kelestarian alam lewat RLKT. Semua sarana dan prasarana yang ditempatkan di lokasi menjadi milik Kelompok Tani (KT) Pasir Makmur dan bukan menjadi milik perseorangan, bukan pula milik peneliti atau teknisi BP2TPDAS-IBB. Semua anggota kelompok tani wajib merasa memiliki dan merawat, mengawasi serta menjaga dan mengamankannya untuk dipergunakan secara berkelompok.

e. Persiapan Bahan dan Alat

Bahan dan peralatan kegiatan pengembangan meliputi :

1. Kegiatan penetapan lokasi, pembuatan rancangan, dan pemetaan lokasi antara lain : patok, meteran, GPS, kompas, peta dasar.

2. Kegiatan pembuatan sarana penahan erosi pasir berupa tanaman TA (Tanggul Angin), antara lain : secara vegetatif dengan camara laut (Casuarina equisetifolia sp.) dan secara mekanis dengan daun kelapa atau anyaman bambu.

3. Bibit tanaman budidaya semusim untuk ditanam di belakang jalur tanaman TA antara lain : terong, bawang merah, cabe merah, dan ketimun, jagung (Zea mays L.).dll.

4. Kegiatan perbaikan tanah dengan penambahan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha dan ameliorat (tanah liat) serta pupuk an-organik 200 kg/ha ZA, KCl, urea, TSP, insektisida, dan fungisida.

5. Kegiatan pengembangan sarana pengairan tanaman budidaya antara lain berupa sumur, bak renteng, pralon, gembor, selang panjang, pompa air, dll.

6. Kegiatan pengamatan perlakuan, antara lain: Sand trap, evaporimeter, ombrometer, anemometer, termometer udara, kelembaban udara dan ruang serta termometer tanah.

7. Kegiatan sosialisasi masyarakat berupa penyebaran leaflet, poster, kalender dan karya tulis ilmiah, dan pengumpulan data sosek dengan menyebar blanko kuisioner yang relevan.

B. Pembuatan Jalur Tanggul Angin

Dokumen terkait