• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2.1 Lokasi Lahan ... IV-3 4.2.2 Kondisi Gedung ... IV-3 4.2.3 Struktur dan furnitur taman yang telah ada ... IV-4 4.2.4 Utilitas Taman ... IV-4 4.2.5 Kemiringan Tanah atau Topografi ... IV-4 4.2.6 Tanah ... IV-4 4.2.7 Tanaman ... IV-5 4.2.8 Lokasi Lahan ... IV-5 4.2.9 Pemandangan... IV-5 4.2.10 Ruang dan Indra Perasa Lainya ... IV-5 4.2.11 Fungsi Lahan ... IV-5 4.3 Perumasan Konsep ... IV-6 4.3.1 Menggunakan Lampu Taman ... IV-8 4.3.2 Memberikan Warna di Dinding Taman ... IV-8 4.3.3 Memberikan Aksen Bebatuan Alam di

Dinding Taman... IV-9 4.3.4 Menambahkan Elemen Air ... IV-9 4.3.5 Menanam Tanaman Merambat atau

Memanjat di Dinding Taman... IV-9 4.3.6 Menambahkan Furnitur Taman ... IV-9 4.3.7 Membuat Pedestrian atau Areal untuk

Berjalan Kaki ... IV-9 4.3.8 Menggunakan Tanaman yang Eksotik ... IV-10 4.3.9 Menggunakan Tanaman dalam Pot ... IV-10

BAB V PENJADWALAN

BAB VI MEMBUAT SHOP DRAWING

6.1 Membuat Desain ... VI-1 6.2 Tahap Perencanaan Pembuatan Taman ... VI-4

6.2.1 Menggambar Denah Areal Taman yang Akan

Dibuat ... VI-4 6.2.2 Membuat Analisis Areal dan Pengembangan

6.2.3 Mendesain dan Memperkirakan Biaya

Pelaksanaan ... VI-6

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR MODUL

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN

(Landscape Supervisor)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Supervisor Pekerjaan

Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan

(Landscape Supervisor) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor).

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Supervisor Pekerjaan Pertamanan/Lansekap

(Landscape Supervisor/LS) Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 LS – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2 LS – 02 Spesifikasi Pekerjaan Bangunan

3 LS – 03 Spesifikasi Pekerjaan Penanaman

4 LS – 04 Spesifikasi Pemeliharaan Taman/Lansekap

5 LS – 05 Tata Laksana Pekerjaan Pertamanan/

Lansekap

6 LS – 06 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya 7 LS – 07 Dokumen Kontrak

8 LS – 08 Teknik Gambar Arsitektur Lansekap 9 LS – 09 Pengenalan Bangunan Taman 10 LS – 10 Pengenalan Tanaman Lansekap 11 LS – 11 Pemeliharaan Taman

12 LS – 12 Administrasi Lapangan dan Pelaporan 13 LS – 13 Pranata Pembangunan

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN

LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISION)

KODE MODUL : LS - 05

JUDUL MODUL : TATA LAKSANA PEKERJAAN PERTAMANAN /

LANSEKAP

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan program kerja,

metode kerja, penugasan SDM, analisa volume pekerjaan, penjadwalan, membuat shop drawing

untuk pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap / Pertamanan (Landscape Supervision)

.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan instruksional umum(TIU) dan Tujuan

instruksional khusus (TIK)  Menjelaskan maksud dan tujuan

tata laksana pekerjaan pertamanan/lansekap.  Menjelaskan pengertian tata

laksana pekerjaan pertamanan/lansekap.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif  Mengikuti penjelasan maksud

dan tujuan tata laksana pekerjaan

pertamanan/lansekap.  Mengikuti penjelasan

pengertian tata laksana pekerjaan

pertamanan/lansekap.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab I, Program Kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Program kerja

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab II, Metode Kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Metode kerja.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

4. Ceramah : Bab III, Penugasan SDM

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penugasan SDM.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

5. Ceramah : Bab IV, Analisa Volume Pekerjaan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Analisa Volume Pekerjaan

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

6. Ceramah : Bab V, Penjadwalan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penjadwalan.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

7. Ceramah : Bab VI, Membuat Shop Drawing

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Membuat shop drawing.

Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

BAB I

PROGRAM KERJA

1.1 UKURAN TAMAN YANG BAIK

Tidak ada batasan yang jelas untuk mengukur sebuah desain taman itu berkualitas baik di segala situasi dan kondisi. Alasannya, setiap desain mempunyai keunikan tersendiri dan harus dievaluasi secara bebas. Secara umum, sebuah desain taman yang baik mempunyai kualitas sebagai berikut.

1.1.1 Dapat memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Pemilik atau Pengguna Sebuah Taman

Sebuah desain yang baik tidak hanya pencerminan dari perencana taman, tetapi juga keinginan dan kebutuhan dari pemilik dan pengguna taman, termasuk kecukupan dana yang akan digunakan untuk membuat taman. Sebuah desain yang baik tidak hanya di atas kertas tetapi juga baik dalam proses pembuatan dan kegunaannya.

1.1.2 Semua Fungsi Elemen Taman yang Digunakan Berjalan Baik

Pemilihan elemen taman harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik. Contohnya, sebuah pedestrian dan patio harus mempunyai ukuran atau dimensi yang nyaman untuk digunakan. Perlu diperhatikan, jika semua fungsi elemen sudah berjalan dengan baik, tidak selamanya menghasilkan komposisi yang baik dan indah dipandang mata. Karena itu, sebuah desain yang sukses adalah kombinasi dari kualitas fungsional dan keharmonisan komposisi visual.

1.1.3 Sesuai Dengan Kondisi Fisik Lahan yang Digunakan

Sebuah desain yang baik bias lahir dari respon kondisi lingkungan sekitar, seperti kemiringan tanah awal, kondisi tanah, arah aliran angin, jatuhnya sinar matahari, serta lokasi dari utilitas yang ada di lahan.

1.1.4 Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Pemilik dan Pengguna Taman

Sebuah desain yang baik dapat mempengaruhi emosi manusia dan dapat membuat hidup lebih nyaman dan menyenangkan. Segala bentuk tekanan dapat dikurangi ketika sedang menikmati keindahan taman tersebut.

1.1.5 Mempunyai Daya Tarik Visual atau Indah Dipandang Mata

Desain taman yang baik adalah desain yang komposisi elemennya baik dan menyenangkan ketika dilihat. Kenyataannya, masyarakat sering menilai kualitas sebuah desain hanya dari sisi visual, sementara criteria kualitas lainnya dilupakan. Karena itu, untuk memutuskan suatu desain baik atau tidak, harus dari semua segi kriteria kualitas yang ada.

1.2 ELEMEN PEMBENTUK TAMAN

Selanjutnya kita harus berpikir bahwa taman yang akan dibuat merupakan satu kesatuan dari sebuah ruang luar. Sebuah ruangan indoor mempunyai prinsip ruang yang sama, yaitu terdiri dari bagian dasar (bawah), dinding (pembatas ruang), dan atap (atas atau penutup). Perbedaaannya terletak pada konstruksi dan materialnya saja.

Sebuah taman yang baik terlihat dari kesesuaian elemen yang dipakai dengan fungsi ruangnya. Salah satu kuncinya adalah memilih jenis konstruksi dan material yang digunakan sesuai dengan kegunaannya. Umumnya, para perencana taman mengategorikannya menjadi dua.

1.2.1 Elemen Lunak (Softscape)

Elemen lunak adalah elemen yang terdiri dari makhluk hidup dengan semua karakternya, yang meliputi berbagai jenis tanaman dan hewan, serta manusia yang ada di dalam taman.

Elemen tanaman merupakan elemen yang paling dominan digunakan di sebuah taman. Kehadiran tanaman dapat menciptakan kesan ruang tertentu. Berikut beberapa fungsi elemen tanaman dalam suatu taman. 1. Membentuk ruang.

3. Stabilisasi kemiringan tanah. 4. Mengarahkan pandangan.

5. Memberikan kesatuan visual antara bangunan dan alam sekitarnya. 6. Menahan angin dan debu serta memodifikasi tingkat penyinaran sinar

matahari.

7. Mencegah erosi.

8. Memperbaiki kualitas lahan.

Kehadiran manusia di dalam taman sangat berhubungan dengan daya tampung suatu taman dan daya dukungnya, Begitu juga dengan kehadiran hewan peliharaan.

1.2.2 Elemen Keras (Handscape)

Elemen keras adalah elemen taman yang mempunyai sifat keras, tidak hidup, dan hasil buatan manusia. Elemen keras meliputi bentuk permukaan tanah, perkerasan, jalan setapak, dan bangunan taman.

Sebagian besar elemen keras terbuat dari material buatan dan beberapa terbentuk secara alami. Contohnya, bentuk permukaan tanah. Akibat proses alam, permukaan tanah bias berupa dataran rata atau berbukit. Bentuk permukaan tanah ini mempengaruhi keindahan karakter dari keseluruhan ruang luar, mencakup persepsi terhadap suatu ruang, arah pandang, drainase air, iklim, serta organisasi kegunaan ruang.

Seseorang akan merasa lebih nyaman ketika berada di sebuah tanah datar. Selain bersifat menenangkan juga bisa memberi kesan lebih luas. Tanah yang berbukit akan memberi kesan dinamis dan lebih alami. Bagian yang lebih tinggi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan dengan dataran yang lebih rendah. Air akan mengalir dari dataran yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Keseluruhan perbedaan sifat ini akan mempengaruhi fungsi ruang yang kan dibentuk, penentuan sirkulasi, drainase, pemilihan dan penyusunan tanaman yang akan digunakan, serta model taman yang direncanakan. Karena itu, berdasarkan fungsi yang akan diakomodasikan, bentukan tanah dapat dimodifikasi untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan

keinginan kita.

Elemen keras lainnya adalah bangunan taman dan kesesuaiannya dengan lahan taman. Karakter bangunan dan penyusunannya secara tunggal atau berkelompok akan mempengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya. Bangunan yang disusun secara berkelompok akan menciptakan ruang dalam berbagai ukuran dan kondisi. Pengembangan ruang tersebut harus dilakukan seirama dengan keadaan bangunan di sekitarnya.

Interior dan eksterior mempunyai hubungan fungsi yang ideal. Karena itu, perencanaan ruang luar dan ruang dalam harus dilakukan secara harmonis dengan fungsi ruangnya serta mempunyai nilai kenyamanan untuk digunakan.

Pemilihan material yang digunakan akan menentukan tercapainya kesan dari keseluruhan taman. Pemilihan material ini akan mempengaruhi model dan penampilan suatu taman. Mengenal kualitas setiap bahan sangat membantu merencanakan sebuah taman sesuai dengan keinginan dan anggarannya.

Umumnya, dikenal beberapa jenis material. Setiap material mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut uraian beberapa material yang umum digunakan.

1. Kayu

- Bahan yang paling fleksibel digunakan pada berbagai bentuk konstruksi ruang luar, seperti dek atau teras kayu, pagar, dinding pemisah, pergola, dan bangku taman.

- Lebih murah dari batu alamatau batu buatan lainnya. - Memberikan kesan alami.

- Relatif memerlukan perawatan khusus agar tidak mudah diserang rayap.

2. Tanah dan Batu Alami

- Tanah digunakan sebagai media tanam.

- Tanah mengandung bahan organik yang diperlukan tanaman untuk tumbuh.

- Batu alami banyak digunakan sebagai ornamen taman yang memberikan kesan alami.

- Membutuhkan keterampilan untuk menempatkannya dalam suatu taman hingga terlihat harmonis dengan elemen sekitarnya.

- Batu alami relatif mahal digunakan.

3. Metal dan Plastik

- Metal digunakan di beberapa elemen taman seperti pagar dan bahan penghubung lainnya. Metal yang diperlukan berupa paku dan sekrup yang digunakan untuk menggabungkan kayu dek, pagar pintu, dan gazebo (bangunan yang ada di dalam taman berfungsi sebagai tempat rekreasi atau berkumpul).

- Pagar yang terbuat dari metal lebih tahan cuaca, tetapi relatif lebih mahal.

- Plastik dapat digunakan untuk perabotan taman, seperti bangku dan meja taman, berbagai macam dan ukuran pot bunga, pipa bawah tanah untuk saluran air, dan pelapis kabel.

- Bahan plastik relatif lebih ringan dan lebih murah, mudah dibersihkan, dan dapat didaur ulang.

4. Batu Buatan

- Bahan yang dibuat di pabrik sesuai dengan fungsinya, seperti conblock, batu bata, dan batu temple.

- Digunakan sebagai bahan finishing dinding taman, jalan setapak, dan ornamen taman lainnya.

- Relatif lebih murah dibandingkan dengan batu alami.

1.3 PRINSIP DESAIN

Sebuah desain yang baik akan tercipta dari kesesuaian komposisi dan penyusunan berbagai elemen penyusunannya. Beberapa prinsip desain diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Susunan (Order)

Salah satu dasar prinsip desain adalah susunan atau order. Susunan ini merupakan kerangka dari keseluruhan desain. Untuk dapat membuat susunan ini diperlukan sebuah tema keseluruhan yang ingin dibuat.

1.3.2 Kesatuan (Unity)

Kesatuan (unity) diartikan sebagai hubungan yang harmonis antara berbagai elemen yang digunakan dan karakteristiknya. Kesatuan dapat dilihat dari bentuk, material yang digunakan, warna, tekstur, dan karakternya. Untuk mendapatkan kesatuan dalam desain ada beberapa teknik yang digunakan.

1. Mengurangi keragaman jenis elemen yang digunakan dalam sebuah komposisi.

2. Jika menggunakan jumlah elemen lebih dari satu, disarankan menggunakan grup yang terdiri dari tiga jenis yang sama. Jika menggunakan dua jenis elemen yang sama akan menghasilkan kompetisi dari keduanya.

3. Mengurangi sifat yang berbeda dari elemen yang digunakan. Semakin seragam bentukannya semakin mudah menyusunnya. Keseragaman tersebut terlihat dari kesamaan ukuran, jenis material yang digunakan, warna, dan tekstur.

1.3.3 Dominasi (Dominance)

Dominasi adalah kekuatan pengaruh satu elemen taman yang menonjol terhadap elemen lainnya. Bentuk dominan tersebut bisa berupa ukuran, bentuk, tekstur, warna, atau lokasi elemen dalam kesatuan elemen-elemen taman lainnya. Contoh paling mudah adalah pohon besar di sebuah taman. Pohon tersebut akan menjadi fokus dari pemandangan taman. Contoh lain, berupa batu besar atau air terjun.

1.3.4 Kontras Utama (Major Contrast)

Kontras utama hampir sama dengan prinsip dominasi. Kontras utama memberikan keharmonisan komposisi elemen taman. Keadaan ini terlihat pada kekuatan visual suatu elemen taman daripada elemen taman lainnya. Satu elemen taman akan terlihat sangat kontras jika mempunyai cirri yang sangat berbeda dengan elemen taman di sekitarnya. Contoh sederhana dalam taman adalah sekumpulan tanaman semak pendek yang berwarna merah akan menjadi kontras jika berada di taman yang hijau.

1.3.5 Pengulangan (Repetition)

Prinsip pengulangan adalah suatu teknik yang menggunakan pengulangan satu elmen taman di beberapa lokasi yang berbeda tetapi mempunyai kesan bersambung antar-lokasi. Contohnya, penggunaan sekumpulan tanaman di halaman depan dan ditanam di halaman belakang, sehingga orang akan merasakan adanya kesinambungan tema dari halaman depan rumah dengan halaman belakang rumah.

1.3.6 Irama atau Ritme (Rhtym)

Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinsip pengulangan sebelumnya sehingga tercipta keharmonisan kesatuan antar-elemen taman lainnya. Pengulangan tersebut akan menciptakan irama dalam sebuah desain. Keunikan prinsip ini adalah cara menarik minat dan perhatian pengguna taman serta mengarahkannnya dari satu ruang ke ruang berikutnya.

1.3.7 Penghubung (Interconnection)

Penghubung adalah cara sebuah elemen taman menjadi penghubung dari sebuah susunan yang terdiri dari berbagai elemen yang digunakan dalam suatu desain taman. Contohnya, jika di taman terdapat pohon mangga dan tanaman palem dengan jarak tertentu, diperlukan sebuah penghubung berupa tanaman semak atau ground cover. Jika dilihat secara keseluruhan, pohon mangga dan palem berada dalam satu kesatuan.

1.3.8 Keseimbangan (Balance)

Prinsip terakhir yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan dari susunan elemen taman secara keseluruhan. Ada dua tipe keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris (tidak simetris). Keseimbangan simetris terlihat pada kesamaan susunan di dua sisi ruang. Sisi sebelah kanan akan sama dengan sisi sebelah kiri. Jika tidak sama, akan tercipta sebuah keseimbangan asimetris dengan cara membedakan ukuran, tekstur, atau bentuk dari satu elemen yang lebih dominan.

1.4 PEMILIHAN JENIS TANAMAN

Untuk memilih taman yang akan digunakan, diperlukan satu ketrampilan dan pengetahuan mengenai jenis dan fungsi berbagai tanaman. Kita kesulitan menerapkan prinsip-prinsip desain sebelumnya jika tidak mengenal bentuk, tinggi, warna, serta sifat tanaman itu. Contohnya, ada jenis tanaman yang tahan terhadap sinar matahari, tetapi ada juga yang tidak tahan terhadap sinar matahari. Berikut ini dijabarkan cara memilih tanaman yang tepat, dari penjabaran fungsi, jenis, dan sifat tanaman. Secara garis besar, ada empat criteria dari fungsi sebuah tanaman.

1.4.1 Fungsi secara Arsitektural

1. Artikulasi atau Pembentuk Ruang

- Tanaman dapat berfungsi sebagai dinding dan lantai di suatu taman. - Ruangan yang besar dapat dibagi-bagi menjadi ruangan yang kecil. - Tanaman dapat menciptakan sirkulasi.

- Tanaman dapat menciptakan sebuah koridor.

- Tanaman dapat menciptakan sebuah ruang yang menghubungkan ruang-ruang yang lain.

2. Penghalang Pandangan

- Tanaman dapat mengahalangi pandangan yang tidak sedap dipandang mata.

3. Memberi Kesan Pribadi

- Tanaman dapat menciptakan ruang yang bersifat pribadi.

- Sifat pribadi dapat dilihat dari jenisnya yaitu parsial atau penuh. Bersifat parsial berarti terpisah, tetapi masih dapat dilihat. Bersifat penuh berarti benar-benar terpisah dab tidak dapat terlihat.

4. Membangkitkan Rasa Keinginantahuan (Progeressive Realization)

- Kehadiran tanaman dapat memberikan kesan keingintahuan, misteri, dan kesenangan tersendiri dari sebuah ruang yang terdapat di belakangnya.

- Sebuah arah pandang yang baik tidak tercipta dari pandangan penuh terhadap satu titik. Kadang-kadang dengan adanya sedikit

penghalang dapat menghasilkan sudut pandang yang sangat menarik.

1.4.2 Fungsi Estetika

1. Sebagai elemen dua dimensi. Dapat dilihat dari keindahan bentukan tanaman secara dua dimensi, Contohnya, keunikan bayangan sebuah elemen yang timbul akibat pemberian cahaya dari satu titik.

2. Sebagai objek tiga dimensi. Dapat dilihat dari bentuk ukuran, watna, dan tekstur elemen taman.

3. Sebagai pelengkap dari tanaman local.

4. Keindahan sifat, bentuk, dan warna, dapat menarik berbagai makhluk seperti burung, bahkan manusia.

5. Sebagai pemersatu berbagai bentuk elemen yang digunakan.

6. Sebagai pemberi aksen tertentu sehingga menjadi ciri khusus dari taman tersebut.

7. Sebagai symbol kenangan atau landmark suatu peristiwa.

1.4.3 Fungsi secara Teknik

1. Sebagai kontrol berbagai jenis erosi, yaitu erosi air dan angin.

2. Sebagai kontrol tingkat kebisingan yang biasa terjadi di jalan raya yang ramai, daerah rekreasi, daerah komersial atau pasar, bandara, dan lingkungan perumahan yang padat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menyerap kebisingan melalui tekstur tanaman yang lembut, berdaun kecil, dan ribun. Bisa juga dengan cara memantulkan suara melalui cabang atau batang yang besar, membelokkan suara ke satu arah, dan membiaskan bunyi.

3. Sebagai penghasil oksigen sehingga terasa lebih segar jika berada di dekat pepohonan yang rimbun.

4. Menyaring dan memantulkan sinar matahari sehingga tidak langsung mengenai objek di bawah atau di dekatnya.

1.4.4 Fungsi sebagai Pengendali Iklim

1. Pengendali radiasi sinar matahari. 2. Pengendali kecepatan angin.

3. Pengendali dampak hujan atau salju. 4. Pengendali suhu.

1.5 FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH

TANAMAN

1.5.1 Keadaan Lingkungan Asal Tanaman

Faktor ini berkaitan dengan adaptasi tanaman terhadap tempat yang akan dijadikan taman. Contohnya, tanaman air tidak akan tumbuh jika ditanam di media tanah di pekarangan yang sedikit mengandung air.

1.5.2 Permintaan Pemilik Taman

Faktor ini berkaitan dengan selera pemilik taman. Kadang-kadang pemilik taman tidak menanam tanaman yang ujung daunnya tajam. Alasannya, tanaman tersebut berbahaya bagi anak-anak yang senang bermain di taman.

1.5.3 Sifat-sifat Tanaman

Faktor ini berkaitan dengan kesesuaian sifat ekologi dan fisiologi tanaman dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Contohnya, kesesuaian tanaman terhadap iklim setempat (suhu, kelembapan, dan angin), tingkat kesuburan tanah, sifat tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta kesesuaian dengan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan.

BAB I ... 1 PROGRAM KERJA ... 1 1.1 UKURAN TAMAN YANG BAIK ... 1

1.1.1 Dapat memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Pemilik atau Pengguna Sebuah Taman 1

1.1.2 Semua Fungsi Elemen Taman yang Digunakan Berjalan Baik ... 1 1.1.3 Sesuai Dengan Kondisi Fisik Lahan yang Digunakan ... 1 1.1.4 Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Pemilik dan Pengguna Taman ... 2 1.1.5 Mempunyai Daya Tarik Visual atau Indah Dipandang Mata ... 2 1.2 ELEMEN PEMBENTUK TAMAN... 2 1.2.1 Elemen Lunak (Softscape) ... 2 1.2.2 Elemen Keras (Handscape)... 3 1.3 PRINSIP DESAIN ... 5 1.3.1 Susunan (Order) ... 5 1.3.2 Kesatuan (Unity) ... 6 1.3.3 Dominasi (Dominance) ... 6 1.3.4 Kontras Utama (Major Contrast) ... 6 1.3.5 Pengulangan (Repetition) ... 7 1.3.6 Irama atau Ritme (Rhtym) ... 7 1.3.7 Penghubung (Interconnection) ... 7 1.3.8 Keseimbangan (Balance) ... 7 1.4 PEMILIHAN JENIS TANAMAN ... 8 1.4.1 Fungsi secara Arsitektural ... 8 1.4.2 Fungsi Estetika ... 9 1.4.3 Fungsi secara Teknik ... 9 1.4.4 Fungsi sebagai Pengendali Iklim ... 9 1.5 FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH TANAMAN ... 10 1.5.1 Keadaan Lingkungan Asal Tanaman ... 10 1.5.2 Permintaan Pemilik Taman... 10 1.5.3 Sifat-sifat Tanaman ... 10

BAB II

METODE KERJA

2.1 PERSIAPAN LAHAN

Persiapan lahan merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan agar kegiatan selanjutnya tidak terganggu. Pembersihan lahan sebaiknya meliputi permukaan tanah dan bagian bawah permukaan tanah. Tujuannya agar tidak ada sampah yang menghalangi pekerjaan selanjutnya. Sampah yang ada bisa berupa sisa puing bangunan, bisa juga sisa bagian tanaman.

Kegiatan berikutnya adalah menggemburkan tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah dan daya serap air. Jika diperlukan, tanah diberi inlet drainase air agar air tidak tergenang.

Selanjutnya, dilakukan pembentukan tanah sesuai dengan desain yang digunakan. Bagian-bagian tanah yang digunakan untuk penanaman atau pembangunan konstruksi bangunan taman dapat diukur. Pola-pola yang terbentuk dapat ditandai dengan tiang-tiang pancang yang disambungkan dengan tali raffia, sehingga terllihat jelas proporsi bagian setiap kegunaannya.

2.2 PEMBUATAN KONSTRUKSI BANGUNAN TAMAN

Pembuatan konstruksi bangunan taman dapat dimulai dengan membuat konstruksi yang terbesar. Contohnya, membuat pergola gazebo atau bale bengong di sebuah taman. Perlu diingat bahwa ukuran setiap konstruksi yang berkaitan dengan aktivitas manusia, perlu disesuaikan dengan ukuran maksimal kenyamanan manusia untuk menggunakannya. Contohnya, bangku taman akan terasa nyaman jika lebar dan tinggi bangku disesuaikan dengan ukuran orang

Dokumen terkait