• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN

SUPERVISOR PEKERJAAN

LANSEKAP/PERTAMANAN

(LANDSCAPE SUPERVISOR)

2005

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

(2)

KATA PENGANTAR

Modul Tata Laksana Pekerjaan Pertamanan/Lansekap ini merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus dikuasai oleh Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor).

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor).

Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor), dirasakan telah memenuhi dari cukup.

Masukan-masukan demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan dan terima kasih atas koreksi dan masukannya.

Jakarta, Desember 2005 Penyusun

(3)

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap/ Pertamanan (Site Supervisor Landscape)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Mampu menterjemahkan rencana dan rancangan lansekap/pertamanan menjadi benda nyata terbangun lansekap atau taman.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi pekerjaan bangunan taman. 3. Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi pekerjaan penanaman.

4. Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi pekerjaan pemeliharaan taman/lansekap.

5. Menerapkan tata laksana pekerjaan pertamanan/lansekap. 6. Melakukan perhitungan rancangan anggaran biaya.

7. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak. 8. Menerapkan teknik gambar arsitektur lansekap.

9. Melaksanakan pengenalan bangunan taman. 10. Melaksanakan pengenalan tanaman lansekap. 11. Melaksanakan pemeliharaan taman.

12. Melaksanakan administrasi lapangan dan pelaporan.

(4)

NO. DAN JUDUL MODUL : LS – 05 TATA LAKSANA PEKERJAAN PERTAMANAN/LANSEKAP

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu menerapkan tata laksana pekerjaan pertamanan/lansekap sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan lansekap/pertamanan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan program kerja 2. Menerapkan metode kerja 3. Menyusun penugasan SDM

4. Melaksanakan perhitungan analisa volume pekerjaan 5. Membuat penjadwalan

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

LEMBAR TUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN

LANSEKAP/PERTAMANAN (Landscape

Supervisor) ... vii

DAFTAR MODUL ... viii PANDUAN INSTRUKTUR ... ix

BAB I PROGRAM KERJA

1.1 Ukuran Taman Yang Baik ... I-1 1.1.1 Dapat memenuhi Kebutuhan dan Keinginan

Pemilik atau Pengguna Sebuah Taman ... I-1 1.1.2 Semua Fungsi Elemen Taman yang

Digunakan Berjalan Baik ... I-1 1.1.3 Sesuai Dengan Kondisi Fisik Lahan yang

Digunakan ... I-1 1.1.4 Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Pemilik

dan Pengguna Taman ... I-2 1.1.5 Mempunyai Daya Tarik Visual atau Indah

Dipandang Mata ... I-2 1.2 Elemen Pembentuk Taman ... I-2 1.2.1 Elemen Lunak (Softscape) ... I-2 1.2.2 Elemen Keras (Handscape)

1.3 Prinsip Desain... I-5 1.3.1 Susunan (Order) ... I-5 1.3.2 Kesatuan (Unity) ... I-6 1.3.3 Dominasi (Dominance) ... I-6 1.3.4 Kontras Utama (Major Contrast) ... I-6 1.3.5 Pengulangan (Repetition) ... I-7

(6)

1.3.7 Penghubung (Interconnection) ... I-7 1.3.8 Keseimbangan (Balance) ... I-7 1.4 Pemilihan Jenis Tanaman ... I-8 1.4.1 Fungsi secara Arsitektural ... I-8 1.4.2 Fungsi Estetika ... I-8 1.4.3 Fungsi secara Teknik... I-9 1.4.4 Fungsi sebagai Pengendali Iklim ... I-9 1.5 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih

Tanaman ... I-10 1.5.1 Keadaan Lingkungan Asal Tanaman ... I-10 1.5.2 Permintaan Pemilik Taman ... I-10 1.5.3 Sifat-sifat Tanaman ... I-10

BAB II METODE KERJA

2.1 Persiapan Lahan ... II-1 2.2 Pembuatan Konstruksi Bangunan Taman ... II-1 2.2.1 Prosedur Pemasangan Paving ... II-2 2.2.2 Prosedur Pembuatan Kolam ... II-4 2.3 Persiapan Tanah Untuk Media Taman ... II-5 2.4 Penanaman ... II-5 2.4.1 Penanaman Pohon ... II-6 2.4.2 Penanaman Semak dan Ground Cover

dengan Bibit dalam Polibag ... II-6 2.4.3 Penanaman Rumput ... II-7 2.4.4 Penanaman Tanaman dalam Pot ... II-8 2.4.5 Penanaman Tanaman Merambat ... II-9 2.5 Pemeriksaan Dan Pembersihan Akhir ... II-9

BAB III PENUGASAN SDM

3.1 Tenaga Pembersih Lokasi Taman ... III-2 3.2 Tenaga Penyiraman Tanaman ... III-3 3.3 Tenaga Pemupukan Tanaman ... III-3 3.4 Tenaga Pemangkas Tanaman ... III-5 3.5 Tenaga Penyiangan Tanaman ... III-6 3.6 Tenaga Penggembur Tanah Tanaman ... III-7 3.7 Tenaga Pengendali Hama Penyakit... III-7 3.8 Tenaga Penyulaman Taman ... III-8

(7)

BAB IV ANALISA VOLUME PEKERJAAN

4.1 Persiapan Awal Dan Inventarisasi ... IV-1 4.2 Proses Analisis ... IV-2 4.2.1 Lokasi Lahan ... IV-3 4.2.2 Kondisi Gedung ... IV-3 4.2.3 Struktur dan furnitur taman yang telah ada ... IV-4 4.2.4 Utilitas Taman ... IV-4 4.2.5 Kemiringan Tanah atau Topografi ... IV-4 4.2.6 Tanah ... IV-4 4.2.7 Tanaman ... IV-5 4.2.8 Lokasi Lahan ... IV-5 4.2.9 Pemandangan... IV-5 4.2.10 Ruang dan Indra Perasa Lainya ... IV-5 4.2.11 Fungsi Lahan ... IV-5 4.3 Perumasan Konsep ... IV-6 4.3.1 Menggunakan Lampu Taman ... IV-8 4.3.2 Memberikan Warna di Dinding Taman ... IV-8 4.3.3 Memberikan Aksen Bebatuan Alam di

Dinding Taman... IV-9 4.3.4 Menambahkan Elemen Air ... IV-9 4.3.5 Menanam Tanaman Merambat atau

Memanjat di Dinding Taman... IV-9 4.3.6 Menambahkan Furnitur Taman ... IV-9 4.3.7 Membuat Pedestrian atau Areal untuk

Berjalan Kaki ... IV-9 4.3.8 Menggunakan Tanaman yang Eksotik ... IV-10 4.3.9 Menggunakan Tanaman dalam Pot ... IV-10

BAB V PENJADWALAN

BAB VI MEMBUAT SHOP DRAWING

6.1 Membuat Desain ... VI-1 6.2 Tahap Perencanaan Pembuatan Taman ... VI-4

6.2.1 Menggambar Denah Areal Taman yang Akan

Dibuat ... VI-4 6.2.2 Membuat Analisis Areal dan Pengembangan

(8)

6.2.3 Mendesain dan Memperkirakan Biaya

Pelaksanaan ... VI-6

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR MODUL

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN

(Landscape Supervisor)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Supervisor Pekerjaan

Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan

(Landscape Supervisor) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor).

(10)

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Supervisor Pekerjaan Pertamanan/Lansekap

(Landscape Supervisor/LS) Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 LS – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2 LS – 02 Spesifikasi Pekerjaan Bangunan

3 LS – 03 Spesifikasi Pekerjaan Penanaman

4 LS – 04 Spesifikasi Pemeliharaan Taman/Lansekap

5

LS – 05

Tata Laksana Pekerjaan Pertamanan/

Lansekap

6 LS – 06 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya 7 LS – 07 Dokumen Kontrak

8 LS – 08 Teknik Gambar Arsitektur Lansekap 9 LS – 09 Pengenalan Bangunan Taman 10 LS – 10 Pengenalan Tanaman Lansekap 11 LS – 11 Pemeliharaan Taman

12 LS – 12 Administrasi Lapangan dan Pelaporan 13 LS – 13 Pranata Pembangunan

(11)

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN

LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISION)

KODE MODUL : LS - 05

JUDUL MODUL : TATA LAKSANA PEKERJAAN PERTAMANAN /

LANSEKAP

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan program kerja,

metode kerja, penugasan SDM, analisa volume pekerjaan, penjadwalan, membuat shop drawing

untuk pelatihan Supervisor Pekerjaan Lansekap / Pertamanan (Landscape Supervision)

.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

(12)

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan instruksional umum(TIU) dan Tujuan

instruksional khusus (TIK)  Menjelaskan maksud dan tujuan

tata laksana pekerjaan pertamanan/lansekap.  Menjelaskan pengertian tata

laksana pekerjaan pertamanan/lansekap.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif  Mengikuti penjelasan maksud

dan tujuan tata laksana pekerjaan

pertamanan/lansekap.  Mengikuti penjelasan

pengertian tata laksana pekerjaan

pertamanan/lansekap.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab I, Program Kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Program kerja

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab II, Metode Kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Metode kerja.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

4. Ceramah : Bab III, Penugasan SDM

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penugasan SDM.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

5. Ceramah : Bab IV, Analisa Volume Pekerjaan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Analisa Volume Pekerjaan

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

(13)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

6. Ceramah : Bab V, Penjadwalan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penjadwalan.

Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT

7. Ceramah : Bab VI, Membuat Shop Drawing

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Membuat shop drawing.

Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

(14)

BAB I

PROGRAM KERJA

1.1 UKURAN TAMAN YANG BAIK

Tidak ada batasan yang jelas untuk mengukur sebuah desain taman itu berkualitas baik di segala situasi dan kondisi. Alasannya, setiap desain mempunyai keunikan tersendiri dan harus dievaluasi secara bebas. Secara umum, sebuah desain taman yang baik mempunyai kualitas sebagai berikut.

1.1.1 Dapat memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Pemilik atau Pengguna Sebuah Taman

Sebuah desain yang baik tidak hanya pencerminan dari perencana taman, tetapi juga keinginan dan kebutuhan dari pemilik dan pengguna taman, termasuk kecukupan dana yang akan digunakan untuk membuat taman. Sebuah desain yang baik tidak hanya di atas kertas tetapi juga baik dalam proses pembuatan dan kegunaannya.

1.1.2 Semua Fungsi Elemen Taman yang Digunakan Berjalan Baik

Pemilihan elemen taman harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik. Contohnya, sebuah pedestrian dan patio harus mempunyai ukuran atau dimensi yang nyaman untuk digunakan. Perlu diperhatikan, jika semua fungsi elemen sudah berjalan dengan baik, tidak selamanya menghasilkan komposisi yang baik dan indah dipandang mata. Karena itu, sebuah desain yang sukses adalah kombinasi dari kualitas fungsional dan keharmonisan komposisi visual.

1.1.3 Sesuai Dengan Kondisi Fisik Lahan yang Digunakan

Sebuah desain yang baik bias lahir dari respon kondisi lingkungan sekitar, seperti kemiringan tanah awal, kondisi tanah, arah aliran angin, jatuhnya sinar matahari, serta lokasi dari utilitas yang ada di lahan.

(15)

1.1.4 Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Pemilik dan Pengguna Taman

Sebuah desain yang baik dapat mempengaruhi emosi manusia dan dapat membuat hidup lebih nyaman dan menyenangkan. Segala bentuk tekanan dapat dikurangi ketika sedang menikmati keindahan taman tersebut.

1.1.5 Mempunyai Daya Tarik Visual atau Indah Dipandang Mata

Desain taman yang baik adalah desain yang komposisi elemennya baik dan menyenangkan ketika dilihat. Kenyataannya, masyarakat sering menilai kualitas sebuah desain hanya dari sisi visual, sementara criteria kualitas lainnya dilupakan. Karena itu, untuk memutuskan suatu desain baik atau tidak, harus dari semua segi kriteria kualitas yang ada.

1.2 ELEMEN PEMBENTUK TAMAN

Selanjutnya kita harus berpikir bahwa taman yang akan dibuat merupakan satu kesatuan dari sebuah ruang luar. Sebuah ruangan indoor mempunyai prinsip ruang yang sama, yaitu terdiri dari bagian dasar (bawah), dinding (pembatas ruang), dan atap (atas atau penutup). Perbedaaannya terletak pada konstruksi dan materialnya saja.

Sebuah taman yang baik terlihat dari kesesuaian elemen yang dipakai dengan fungsi ruangnya. Salah satu kuncinya adalah memilih jenis konstruksi dan material yang digunakan sesuai dengan kegunaannya. Umumnya, para perencana taman mengategorikannya menjadi dua.

1.2.1 Elemen Lunak (Softscape)

Elemen lunak adalah elemen yang terdiri dari makhluk hidup dengan semua karakternya, yang meliputi berbagai jenis tanaman dan hewan, serta manusia yang ada di dalam taman.

Elemen tanaman merupakan elemen yang paling dominan digunakan di sebuah taman. Kehadiran tanaman dapat menciptakan kesan ruang tertentu. Berikut beberapa fungsi elemen tanaman dalam suatu taman. 1. Membentuk ruang.

(16)

3. Stabilisasi kemiringan tanah. 4. Mengarahkan pandangan.

5. Memberikan kesatuan visual antara bangunan dan alam sekitarnya. 6. Menahan angin dan debu serta memodifikasi tingkat penyinaran sinar

matahari.

7. Mencegah erosi.

8. Memperbaiki kualitas lahan.

Kehadiran manusia di dalam taman sangat berhubungan dengan daya tampung suatu taman dan daya dukungnya, Begitu juga dengan kehadiran hewan peliharaan.

1.2.2 Elemen Keras (Handscape)

Elemen keras adalah elemen taman yang mempunyai sifat keras, tidak hidup, dan hasil buatan manusia. Elemen keras meliputi bentuk permukaan tanah, perkerasan, jalan setapak, dan bangunan taman.

Sebagian besar elemen keras terbuat dari material buatan dan beberapa terbentuk secara alami. Contohnya, bentuk permukaan tanah. Akibat proses alam, permukaan tanah bias berupa dataran rata atau berbukit. Bentuk permukaan tanah ini mempengaruhi keindahan karakter dari keseluruhan ruang luar, mencakup persepsi terhadap suatu ruang, arah pandang, drainase air, iklim, serta organisasi kegunaan ruang.

Seseorang akan merasa lebih nyaman ketika berada di sebuah tanah datar. Selain bersifat menenangkan juga bisa memberi kesan lebih luas. Tanah yang berbukit akan memberi kesan dinamis dan lebih alami. Bagian yang lebih tinggi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan dengan dataran yang lebih rendah. Air akan mengalir dari dataran yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Keseluruhan perbedaan sifat ini akan mempengaruhi fungsi ruang yang kan dibentuk, penentuan sirkulasi, drainase, pemilihan dan penyusunan tanaman yang akan digunakan, serta model taman yang direncanakan. Karena itu, berdasarkan fungsi yang akan diakomodasikan, bentukan tanah dapat dimodifikasi untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan

(17)

keinginan kita.

Elemen keras lainnya adalah bangunan taman dan kesesuaiannya dengan lahan taman. Karakter bangunan dan penyusunannya secara tunggal atau berkelompok akan mempengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya. Bangunan yang disusun secara berkelompok akan menciptakan ruang dalam berbagai ukuran dan kondisi. Pengembangan ruang tersebut harus dilakukan seirama dengan keadaan bangunan di sekitarnya.

Interior dan eksterior mempunyai hubungan fungsi yang ideal. Karena itu, perencanaan ruang luar dan ruang dalam harus dilakukan secara harmonis dengan fungsi ruangnya serta mempunyai nilai kenyamanan untuk digunakan.

Pemilihan material yang digunakan akan menentukan tercapainya kesan dari keseluruhan taman. Pemilihan material ini akan mempengaruhi model dan penampilan suatu taman. Mengenal kualitas setiap bahan sangat membantu merencanakan sebuah taman sesuai dengan keinginan dan anggarannya.

Umumnya, dikenal beberapa jenis material. Setiap material mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut uraian beberapa material yang umum digunakan.

1. Kayu

- Bahan yang paling fleksibel digunakan pada berbagai bentuk konstruksi ruang luar, seperti dek atau teras kayu, pagar, dinding pemisah, pergola, dan bangku taman.

- Lebih murah dari batu alamatau batu buatan lainnya. - Memberikan kesan alami.

- Relatif memerlukan perawatan khusus agar tidak mudah diserang rayap.

2. Tanah dan Batu Alami

- Tanah digunakan sebagai media tanam.

- Tanah mengandung bahan organik yang diperlukan tanaman untuk tumbuh.

(18)

- Batu alami banyak digunakan sebagai ornamen taman yang memberikan kesan alami.

- Membutuhkan keterampilan untuk menempatkannya dalam suatu taman hingga terlihat harmonis dengan elemen sekitarnya.

- Batu alami relatif mahal digunakan.

3. Metal dan Plastik

- Metal digunakan di beberapa elemen taman seperti pagar dan bahan penghubung lainnya. Metal yang diperlukan berupa paku dan sekrup yang digunakan untuk menggabungkan kayu dek, pagar pintu, dan gazebo (bangunan yang ada di dalam taman berfungsi sebagai tempat rekreasi atau berkumpul).

- Pagar yang terbuat dari metal lebih tahan cuaca, tetapi relatif lebih mahal.

- Plastik dapat digunakan untuk perabotan taman, seperti bangku dan meja taman, berbagai macam dan ukuran pot bunga, pipa bawah tanah untuk saluran air, dan pelapis kabel.

- Bahan plastik relatif lebih ringan dan lebih murah, mudah dibersihkan, dan dapat didaur ulang.

4. Batu Buatan

- Bahan yang dibuat di pabrik sesuai dengan fungsinya, seperti conblock, batu bata, dan batu temple.

- Digunakan sebagai bahan finishing dinding taman, jalan setapak, dan ornamen taman lainnya.

- Relatif lebih murah dibandingkan dengan batu alami.

1.3 PRINSIP DESAIN

Sebuah desain yang baik akan tercipta dari kesesuaian komposisi dan penyusunan berbagai elemen penyusunannya. Beberapa prinsip desain diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Susunan (Order)

Salah satu dasar prinsip desain adalah susunan atau order. Susunan ini merupakan kerangka dari keseluruhan desain. Untuk dapat membuat susunan ini diperlukan sebuah tema keseluruhan yang ingin dibuat.

(19)

1.3.2 Kesatuan (Unity)

Kesatuan (unity) diartikan sebagai hubungan yang harmonis antara berbagai elemen yang digunakan dan karakteristiknya. Kesatuan dapat dilihat dari bentuk, material yang digunakan, warna, tekstur, dan karakternya. Untuk mendapatkan kesatuan dalam desain ada beberapa teknik yang digunakan.

1. Mengurangi keragaman jenis elemen yang digunakan dalam sebuah komposisi.

2. Jika menggunakan jumlah elemen lebih dari satu, disarankan menggunakan grup yang terdiri dari tiga jenis yang sama. Jika menggunakan dua jenis elemen yang sama akan menghasilkan kompetisi dari keduanya.

3. Mengurangi sifat yang berbeda dari elemen yang digunakan. Semakin seragam bentukannya semakin mudah menyusunnya. Keseragaman tersebut terlihat dari kesamaan ukuran, jenis material yang digunakan, warna, dan tekstur.

1.3.3 Dominasi (Dominance)

Dominasi adalah kekuatan pengaruh satu elemen taman yang menonjol terhadap elemen lainnya. Bentuk dominan tersebut bisa berupa ukuran, bentuk, tekstur, warna, atau lokasi elemen dalam kesatuan elemen-elemen taman lainnya. Contoh paling mudah adalah pohon besar di sebuah taman. Pohon tersebut akan menjadi fokus dari pemandangan taman. Contoh lain, berupa batu besar atau air terjun.

1.3.4 Kontras Utama (Major Contrast)

Kontras utama hampir sama dengan prinsip dominasi. Kontras utama memberikan keharmonisan komposisi elemen taman. Keadaan ini terlihat pada kekuatan visual suatu elemen taman daripada elemen taman lainnya. Satu elemen taman akan terlihat sangat kontras jika mempunyai cirri yang sangat berbeda dengan elemen taman di sekitarnya. Contoh sederhana dalam taman adalah sekumpulan tanaman semak pendek yang berwarna merah akan menjadi kontras jika berada di taman yang hijau.

(20)

1.3.5 Pengulangan (Repetition)

Prinsip pengulangan adalah suatu teknik yang menggunakan pengulangan satu elmen taman di beberapa lokasi yang berbeda tetapi mempunyai kesan bersambung antar-lokasi. Contohnya, penggunaan sekumpulan tanaman di halaman depan dan ditanam di halaman belakang, sehingga orang akan merasakan adanya kesinambungan tema dari halaman depan rumah dengan halaman belakang rumah.

1.3.6 Irama atau Ritme (Rhtym)

Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinsip pengulangan sebelumnya sehingga tercipta keharmonisan kesatuan antar-elemen taman lainnya. Pengulangan tersebut akan menciptakan irama dalam sebuah desain. Keunikan prinsip ini adalah cara menarik minat dan perhatian pengguna taman serta mengarahkannnya dari satu ruang ke ruang berikutnya.

1.3.7 Penghubung (Interconnection)

Penghubung adalah cara sebuah elemen taman menjadi penghubung dari sebuah susunan yang terdiri dari berbagai elemen yang digunakan dalam suatu desain taman. Contohnya, jika di taman terdapat pohon mangga dan tanaman palem dengan jarak tertentu, diperlukan sebuah penghubung berupa tanaman semak atau ground cover. Jika dilihat secara keseluruhan, pohon mangga dan palem berada dalam satu kesatuan.

1.3.8 Keseimbangan (Balance)

Prinsip terakhir yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan dari susunan elemen taman secara keseluruhan. Ada dua tipe keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris (tidak simetris). Keseimbangan simetris terlihat pada kesamaan susunan di dua sisi ruang. Sisi sebelah kanan akan sama dengan sisi sebelah kiri. Jika tidak sama, akan tercipta sebuah keseimbangan asimetris dengan cara membedakan ukuran, tekstur, atau bentuk dari satu elemen yang lebih dominan.

(21)

1.4 PEMILIHAN JENIS TANAMAN

Untuk memilih taman yang akan digunakan, diperlukan satu ketrampilan dan pengetahuan mengenai jenis dan fungsi berbagai tanaman. Kita kesulitan menerapkan prinsip-prinsip desain sebelumnya jika tidak mengenal bentuk, tinggi, warna, serta sifat tanaman itu. Contohnya, ada jenis tanaman yang tahan terhadap sinar matahari, tetapi ada juga yang tidak tahan terhadap sinar matahari. Berikut ini dijabarkan cara memilih tanaman yang tepat, dari penjabaran fungsi, jenis, dan sifat tanaman. Secara garis besar, ada empat criteria dari fungsi sebuah tanaman.

1.4.1 Fungsi secara Arsitektural

1. Artikulasi atau Pembentuk Ruang

- Tanaman dapat berfungsi sebagai dinding dan lantai di suatu taman. - Ruangan yang besar dapat dibagi-bagi menjadi ruangan yang kecil. - Tanaman dapat menciptakan sirkulasi.

- Tanaman dapat menciptakan sebuah koridor.

- Tanaman dapat menciptakan sebuah ruang yang menghubungkan ruang-ruang yang lain.

2. Penghalang Pandangan

- Tanaman dapat mengahalangi pandangan yang tidak sedap dipandang mata.

3. Memberi Kesan Pribadi

- Tanaman dapat menciptakan ruang yang bersifat pribadi.

- Sifat pribadi dapat dilihat dari jenisnya yaitu parsial atau penuh. Bersifat parsial berarti terpisah, tetapi masih dapat dilihat. Bersifat penuh berarti benar-benar terpisah dab tidak dapat terlihat.

4. Membangkitkan Rasa Keinginantahuan (Progeressive Realization)

- Kehadiran tanaman dapat memberikan kesan keingintahuan, misteri, dan kesenangan tersendiri dari sebuah ruang yang terdapat di belakangnya.

- Sebuah arah pandang yang baik tidak tercipta dari pandangan penuh terhadap satu titik. Kadang-kadang dengan adanya sedikit

(22)

penghalang dapat menghasilkan sudut pandang yang sangat menarik.

1.4.2 Fungsi Estetika

1. Sebagai elemen dua dimensi. Dapat dilihat dari keindahan bentukan tanaman secara dua dimensi, Contohnya, keunikan bayangan sebuah elemen yang timbul akibat pemberian cahaya dari satu titik.

2. Sebagai objek tiga dimensi. Dapat dilihat dari bentuk ukuran, watna, dan tekstur elemen taman.

3. Sebagai pelengkap dari tanaman local.

4. Keindahan sifat, bentuk, dan warna, dapat menarik berbagai makhluk seperti burung, bahkan manusia.

5. Sebagai pemersatu berbagai bentuk elemen yang digunakan.

6. Sebagai pemberi aksen tertentu sehingga menjadi ciri khusus dari taman tersebut.

7. Sebagai symbol kenangan atau landmark suatu peristiwa.

1.4.3 Fungsi secara Teknik

1. Sebagai kontrol berbagai jenis erosi, yaitu erosi air dan angin.

2. Sebagai kontrol tingkat kebisingan yang biasa terjadi di jalan raya yang ramai, daerah rekreasi, daerah komersial atau pasar, bandara, dan lingkungan perumahan yang padat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menyerap kebisingan melalui tekstur tanaman yang lembut, berdaun kecil, dan ribun. Bisa juga dengan cara memantulkan suara melalui cabang atau batang yang besar, membelokkan suara ke satu arah, dan membiaskan bunyi.

3. Sebagai penghasil oksigen sehingga terasa lebih segar jika berada di dekat pepohonan yang rimbun.

4. Menyaring dan memantulkan sinar matahari sehingga tidak langsung mengenai objek di bawah atau di dekatnya.

1.4.4 Fungsi sebagai Pengendali Iklim

1. Pengendali radiasi sinar matahari. 2. Pengendali kecepatan angin.

(23)

3. Pengendali dampak hujan atau salju. 4. Pengendali suhu.

1.5 FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH

TANAMAN

1.5.1 Keadaan Lingkungan Asal Tanaman

Faktor ini berkaitan dengan adaptasi tanaman terhadap tempat yang akan dijadikan taman. Contohnya, tanaman air tidak akan tumbuh jika ditanam di media tanah di pekarangan yang sedikit mengandung air.

1.5.2 Permintaan Pemilik Taman

Faktor ini berkaitan dengan selera pemilik taman. Kadang-kadang pemilik taman tidak menanam tanaman yang ujung daunnya tajam. Alasannya, tanaman tersebut berbahaya bagi anak-anak yang senang bermain di taman.

1.5.3 Sifat-sifat Tanaman

Faktor ini berkaitan dengan kesesuaian sifat ekologi dan fisiologi tanaman dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Contohnya, kesesuaian tanaman terhadap iklim setempat (suhu, kelembapan, dan angin), tingkat kesuburan tanah, sifat tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta kesesuaian dengan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan.

(24)

BAB I ... 1 PROGRAM KERJA ... 1 1.1 UKURAN TAMAN YANG BAIK ... 1

1.1.1 Dapat memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Pemilik atau Pengguna Sebuah Taman 1

1.1.2 Semua Fungsi Elemen Taman yang Digunakan Berjalan Baik ... 1 1.1.3 Sesuai Dengan Kondisi Fisik Lahan yang Digunakan ... 1 1.1.4 Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Pemilik dan Pengguna Taman ... 2 1.1.5 Mempunyai Daya Tarik Visual atau Indah Dipandang Mata ... 2 1.2 ELEMEN PEMBENTUK TAMAN... 2 1.2.1 Elemen Lunak (Softscape) ... 2 1.2.2 Elemen Keras (Handscape)... 3 1.3 PRINSIP DESAIN ... 5 1.3.1 Susunan (Order) ... 5 1.3.2 Kesatuan (Unity) ... 6 1.3.3 Dominasi (Dominance) ... 6 1.3.4 Kontras Utama (Major Contrast) ... 6 1.3.5 Pengulangan (Repetition) ... 7 1.3.6 Irama atau Ritme (Rhtym) ... 7 1.3.7 Penghubung (Interconnection) ... 7 1.3.8 Keseimbangan (Balance) ... 7 1.4 PEMILIHAN JENIS TANAMAN ... 8 1.4.1 Fungsi secara Arsitektural ... 8 1.4.2 Fungsi Estetika ... 9 1.4.3 Fungsi secara Teknik ... 9 1.4.4 Fungsi sebagai Pengendali Iklim ... 9 1.5 FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH TANAMAN ... 10 1.5.1 Keadaan Lingkungan Asal Tanaman ... 10 1.5.2 Permintaan Pemilik Taman... 10 1.5.3 Sifat-sifat Tanaman ... 10

(25)

BAB II

METODE KERJA

2.1 PERSIAPAN LAHAN

Persiapan lahan merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan agar kegiatan selanjutnya tidak terganggu. Pembersihan lahan sebaiknya meliputi permukaan tanah dan bagian bawah permukaan tanah. Tujuannya agar tidak ada sampah yang menghalangi pekerjaan selanjutnya. Sampah yang ada bisa berupa sisa puing bangunan, bisa juga sisa bagian tanaman.

Kegiatan berikutnya adalah menggemburkan tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah dan daya serap air. Jika diperlukan, tanah diberi inlet drainase air agar air tidak tergenang.

Selanjutnya, dilakukan pembentukan tanah sesuai dengan desain yang digunakan. Bagian-bagian tanah yang digunakan untuk penanaman atau pembangunan konstruksi bangunan taman dapat diukur. Pola-pola yang terbentuk dapat ditandai dengan tiang-tiang pancang yang disambungkan dengan tali raffia, sehingga terllihat jelas proporsi bagian setiap kegunaannya.

2.2 PEMBUATAN KONSTRUKSI BANGUNAN TAMAN

Pembuatan konstruksi bangunan taman dapat dimulai dengan membuat konstruksi yang terbesar. Contohnya, membuat pergola gazebo atau bale bengong di sebuah taman. Perlu diingat bahwa ukuran setiap konstruksi yang berkaitan dengan aktivitas manusia, perlu disesuaikan dengan ukuran maksimal kenyamanan manusia untuk menggunakannya. Contohnya, bangku taman akan terasa nyaman jika lebar dan tinggi bangku disesuaikan dengan ukuran orang dewasa.

Pada tahap ini, instalasi penyaluran listrik ke lampu taman dan penyaluran air ke keran air penyiraman telah dilakukan. Persiapan konstruksi dapat dilakukan jauh sebelum persiapan awal dilakukan, sehingga waktu untuk membangun konstruksi tidak terlalu lama. Contohnya, menyiapkan konstruksi gazebo dengan system

(26)

2.2.1 Prosedur Pemasangan Paving

1. Buat pola di areal yang akan diberi paving

2. Gali tanah sedalam 5 – 10 cm, lalu padatkan tanah yang ada di bawahnya. Beri lapisan kerikil setebal 5 cm, lalu padatkan.

3. Beri lapisan pasir di atasnya. Sisakan ketinggian tanah sesuai dengan tebal jenis paving yang digunakan.

4. letakkan potongan paving di atas permukaan tanah yang telah diberi pasir. Ukur kesamaan tinggi permukaan paving, usahakan permukaannya rata.

(27)

5. Susun paving agar tidak bersinggungan langsung dengan paving yang lainnya. Antar paving harus diberi jarak

6. Beri tekanan secara merata di setiap permukaan paving.

7. Beri pasir di ruang antar-paving-secara merata sehingga ruang tersebut terisi dengan baik. Satu atau dua hari setelah paving dipasang bisa diberi semen di ruang antar-paving yang berjenis batu alam agar paving tidak berubah posisi.

(28)

2.2.2 Prosedur Pembuatan Kolam

Pembuatan kolam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan cetakan kolam yang sudah jadi atau menggali sendiri menjadi bentukan yang sesuai dengan keinginan. Pembuatan kolam jenis pertama dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.

1. Mentransfer cetakan kolam ke tanah. Ukuran diambil dari bagian terluar cetakan tersebut.

2. Menggali tanah sesuai dengan hasil cetakan dan menyesuaikan kedalaman kolam dengan cetakan yang ada.

3. Meletakkan cetakan tersebut ke dalam lubang yang ada. 4. Merapikan tanah yang ada di sekeliling cetakan.

5. Memeriksa kemiringan permukaan cetakan terhadap permukaan tanah di sekitarnya.

6. Mengisi cetakan dengan air dan menghias pinggiran cetakan dengan batu-batu alam sehingga tidak terlihat dari luar.

7. Menghias kolam dengan tanaman air.

Pembuatan kolam jenis kedua (secara manual) dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.

1. Membuat pola kolam di atas tanah sesuai dengan desain yang ada. 2. Membersihkan permukaan tanah dari tanaman atau rumput, lalu

menggali tanah sesuai dengan keinginan.

3. Membuat slope yang agak dangkal di sekitar kolam untuk menempatkan batu alam.

4. Menyiapkan plastik hitam besar yang kedap air, lalu menghamparkannya di dalam kolam. Bagian atas pinggiran plastik disisakan.

5. Menggunting plastik overlap dengan pinggiran kolam dengan lebar 15 cm.

6. Menyusun batu-batu alam dengan ketinggian sama dengan plastik batas terluar kolam.

(29)

2.3 PERSIAPAN TANAH UNTUK MEDIA TAMAN

Bagian tanah yang akan ditanami harus diolah dahulu. Tanah yang baik untuk media tanam adalah tanah yang remah dan banyak mengandung unsur hara. Tidak semua jenis tanah cocok ditanami. Karena itu, perlu memodifikasi tanah agar sesuai dengan yang dibutuhkan.

Kegiatan yang dilakukan adalah menggemburkan dan menambah pupuk organik. Untuk menggemburkan, tanah harus dicangkul dan dibolak-balik hingga sampai pada batas kedalaman pertumbuhan akar.

Tanah yang kandungan liatnya tinggi terasa lebih lengket. Penambahan kompos dan pasir bisa digunakan untuk mengurangi kandungan liat tanah. Perbandingan antara tanah, kompos dan pasir adalah 1:1:1. Tanah yang cenderung berpasir dapat ditambah kompos dengan perbandingan 1 : 1. Untuk meningkatkan kesuburannya, tanah dapat diberi pupuk kandang. Kompos yang ditambahkan bisa berupa pupuk kandang. Kompos yang ditambahkan bisa berupa pupuk kandang yang benar-benar matang. Setelah diolah, tanah dibiarkan selama 3 – 5 hari, lalu dilakukan penanaman.

Ciri kompos yang sudah matang dan siap digunakan.

1. Jika membuat sendiri, umur kompos sekitar 1 – 3 bulan atau setelah proses penguraian selesai.

2. Tidak berbau busuk.

3. Tidak terlihat lagi bentukan-bentukan bahan pembuatnya (sampah awal yang digunakan).

4. Berbentuk butiran kecil (remah) seperti tanah yang berwarna cokelat kehitaman.

2.4 PENANAMAN

Penanaman dilakukan berdasarkan keadaan fisik tanaman dari tanaman terbesar hingga terkecil, yaitu penanaman pohon, semak tinggi, semak rendah, ground cover, dan rumput. Penanaman seperti ini bertujuan agar tanaman yang telah ditanam tidak terganggu oleh kegiatan penanaman yang lainnya.

(30)

2.4.1 Penanaman Pohon

1. Menentukan titik tanam pohon.

2. Menyiapkan bibit tanaman yang sistem perakaran dan percabangannya sehat.

3. Membuat lubang tanam berdiameter sama dengan lingkaran tajuk terluar tanaman dan kedalaman lubang setebal bola akar ditambah 10 cm.

4. Menggemburkan tanah yang ada di dalam lubang dan memberi pupuk kandang sebanyak 1 – 2 kg per lubang tanam.

5. Menyiapkan pohon dan membuka pembungkus bola akar, lalu memasukkannya ke dalam lubang tanam. Batas terbawah batang harus lurus dengan permukaan tanah. Di bagian bawah bola akar diberi tanah. 6. Memasukkan tanah di sekeliling bola akar lalu memadatkannya agar

tanaman dapat berdiri kokoh.

7. Merapikan permukaan tanah di sekitar pohon.

8. Memasang tiang pemancang yang ditancapkan di sekeliling pohon dan ujungnya diikat menyatu dengan batang pohon. Tiang kayu harus ditancapkan secara hati-hati agar tidak merusak sistem perakaran yang ada di dalamnya.

9. Melakukan penyiraman.

Selain cara penanaman di atas, pohon bisa ditanam langsung bersama dengan pot dari pembibitannya. Gunanya untuk membatasi pertumbuhan akar agar tidak merusak konstruksi bangunan di sekitarnya. Contohnya, penanaman pohon jambu di dekat dinding rumah. Pertumbuhan akar dan kedekatan akar dengan dinding rumah, suatu saat akan merusak dinding rumah tersebut. Perlu diperhatikan bahwa ukuran pot harus sesuai dengan besarnya pohon yang ditanam.

2.4.2 Penanaman Semak dan Ground Cover dengan Bibit dalam Polibag

1. Umumnya, kegiatan yang dilakukan sama, tetapi ukuran lubang tanam saja yang berbeda. Jarak tanam tanaman semak adalah 20 – 030 cm, sementara jarak tanamtanaman groundcover adalah 10 – 20 cm.

(31)

2. Penanaman yang dilakukan pun berbeda, ada yang ditanam sendiri, ada juga yang ditanam secara berkelompok. Tanaman di bawah satu meter, sebaiknya ditanam berkelompok, minimum tiga tanaman dalan satu grup. Tanaman dengan tinggi 40 cm, minimum enam tanaman dalam satu grup. Tujuan penanaman berkelompok agar tanaman tersebut terlihat jelas dan bisa memberikan kesan yang diinginkan. 3. Penananam semak dan groundcover harus memperhatikan jarak tanam

antar-tanaman.

4. Prosedur selanjutnya sama dengan penanaman pohon.

Sebelum membuat kumpulan semak atau groundcover harus dirancang terlebih dahulu pola penanamannya dengan cara membagi jenis tanaman yang berbeda. Setelah membuat pola, penanaman dapat dimulai dari urutan yang terdalam hingga terluar. Tujuannya untuk mempermudah proses penanaman.

2.4.3 Penanaman Rumput

Penanaman rumput dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu penanaman dengan benih rumput, penanaman dengan menyebarkan stolon, penanaman dengan lempengan rumput, dan penanaman lapisan rumput jadi. Setiap cara di atas memiliki kelemahan dan keuntungan sendiri.

Penanaman rumput dengan cara menyebarkan benih dan stolon membutuhkan waktu relatif lebih lama. Namun dari segi dana, biaya yang dikeluarkan menjadi lebih murah. Penanaman menggunakan lempengan rumput dan lapisan rumput jadi akan lebih cepat. Namun, biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan kedua cara sebelumnya.

1. Prosedur Penanaman Rumput dengan Sistem Penyebar Benih

- Mengolah tanah dengan melakukan penggemburan dan pemupukan, lalu membiarkan tanah selama seminggu.

- Untuk mencegah munculnya lubang-lubang air yang besar di dalam tanah, tanah tersebut harus ditekan dengan cara berjalan di atasnya. - Meratakan permukaan tanah dan menyingkirkan benih-benih gulma

(32)

- Menyebarkan benih secara merata ke seluruh permukaan yang ada. - Melakukan penyiraman secara teratur.

2. Prosedur Penanaman Rumput dengan Stolon

- Mengolah tanah sama dengan prosedur sebelumnya.

- Membuat alur-alur tanam dengan jarak 10 cm dan kedalaman 5 cm. - Menanam stolon di dalam alur-alur yang telah disediakan, lalu

menutupnya dengan tanah.

- Melakukan penyiraman rutin, minimum dua kali sehari.

3. Prosedur Penanaman Rumput dengan Cara Lempengan

- Mengolah tanah sama dengan prosedur sebelumnya.

- Membuat titik-titik tanam dengan jarak tertentu, contohnya 20 x 20 cm.

- Menanam lempengan rumput sesuai dengan titik-titk tanam. Penanaman agak ditekan. Alat yang digunakan untuk menanam lempengan rumput adalah kored.

- Melakukan penyiraman secara teratur.

4. Prosedur Penanaman Rumput dengan Cara Lapisan Jadi

- Memilih bibit yang baik dan bebas dari gulma. - Meratakan tanah yang sudah diolah.

- Mengukur lebar dan panjang lapisan rumput tersebut dan menanam rapat-rapat di tanah yang telah disiapkan.

- Menekan-nekan rumput yang telah ditanam. - Menaburkan pasir secara merata di atas rum[ut.

- Menyapunya menggunakan sapu lidi agar lapisan rumput benar-benar menyatu.

- Melakukan penyiraman secara teratur.

2.4.4 Penanaman Tanaman dalam Pot

Tujuan penanaman dalam pot ada dua, yaitu penanaman untuk ruangan dan penaman untuk kolam. Tanaman untuk ruangan bisa diletakkan di ruang terbuka dan di bawah naungan. Hal yang membedakannya adalah cara perawatan, jenis tanaman yang dipilih, dan daya tahan tanaman terhadap kondisi sekitarnya. Penanaman tanaman dalam pot untuk ruangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(33)

1. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah, pasir, kompos atau bahan organik dengan perbandingan 1:1:1.

2. Menyiapkan pot yang akan digunakan. Ukuran pot harus sebanding dengan besarnya tanaman yang akan ditanam.

3. Memasukkan kerikil atau pecahan genting setebal 2 – 3 cm, lalu memasukkan media tanam yang telah disediakan.

4. Menambahkan pupuk buatan sesuai dengan dosis yang tertera di label produk. Biasanya, dosis yang dipakai 1 – 2 gram untuk setiap pot berukuran sedang (diameter 20 – 30 cm).

5. Melakukan penyiraman secara teratur.

Tanaman bisa tampil lebih cantik jika bentuk pot yang digunakan beragam. Penanaman tanaman dalam satu pot dapat dikombinasikan dengan beberapa jenis tanaman lain sehingga terlihat lebih asri.

Tanaman air agak berbeda perlakuannya. Setelah tanaman ditanam dalam pot, permukaan tanah ditutup bebatuan. Gunanya agar tanah tidak langsung terkena air. Stelah itu, pot diletakkan di dalam kolam dengan ketinggian sama atau sedikit lebih rendah dari permukaan.

2.4.5 Penanaman Tanaman Merambat

Prosedurnya sama dengan penanaman tanaman dalam pot, tetapi pada tanaman merambat terdapat sulur-sulur yang panjang. Penanaman tanaman merambat dilakukan dengan menanam tiang kayu pada pot, lalu 15 – 20 cm dari dinding yang telah dilapisi susunan kayu tempat tanaman merambat disusun sulur-sulur tanaman merambat ke arah atas.

2.5 PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN AKHIR

Setelah semua kegiatan dilakukan, pemeriksaan harus tetap dilakukan. Tujuannya untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan rencana yang dibuat.

Selain itu, seluruh areal harus dibersihkan dari sisa-sisa sampah pembuatan taman. Taman yang rapi dan bersih bisa memberi nilai tambah bagi keseluruhan taman yang dibuat. Kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan taman.

(34)

BAB II ... 1 METODE KERJA ... 1 2.1 PERSIAPAN LAHAN ... 1 2.2 PEMBUATAN KONSTRUKSI BANGUNAN TAMAN ... 1 2.2.1 Prosedur Pemasangan Paving ... 2 2.2.2 Prosedur Pembuatan Kolam... 4 2.3 PERSIAPAN TANAH UNTUK MEDIA TAMAN ... 5 2.4 PENANAMAN ... 5 2.4.1 Penanaman Pohon ... 6 2.4.2 Penanaman Semak dan Ground Cover dengan Bibit dalam Polibag ... 6 2.4.3 Penanaman Rumput ... 7 2.4.4 Penanaman Tanaman dalam Pot ... 8 2.4.5 Penanaman Tanaman Merambat ... 9 2.5 PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN AKHIR ... 9

(35)

BAB III

PENUGASAN SDM

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan hingga pemeliharaan taman yang telah dibuat akan sia-sia bila tidak didukung oleh SDM yang benar-benar memahami pekerjaan pertamanan. Dalam urutan proses pembuatan taman, tahap pemeliharaan merupakan urutan yang terakhir, tetapi mengingat pentingnya hal ini tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan menunjukkan keberhasilan pembentukan taman tersebut.

Tujuan membuat taman tidak lain adalah mengembangkan tata ruang supaya bermanfaat, sekaligus mencerminkan keindahan serta keharmonisan antara struktur bangunan dan lingkungannya. Tindakan pemeliharaan taman direncanakan dan dilaksanakan dengan menggunakan SDM yang handal yang memahami taman sesuai dengan tujuan dari pembuatan dan konsep taman tersebut.

Dalam pemeliharaan taman, dikenal adanya pemeliharaan ideal, yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. Upaya ini juga mendukung pengembangan desain untuk meningkatkan kualitas taman. Di dalamnya tercakup upaya pengembangan sikap positif dan para pemakai taman, misalnya timbul rasa sayang terhadap taman, kebersihan, dan rasa bangga memilikinya. Adanya sikap positif ini dapat mencegah perusakan taman ,oleh karena itu, pemeliharaan ideal perlu mendapat perhatian.

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mempermudah ataupun mendukung pemeliharaan ideal, misalnya :

- Merencanakan SDM yang dapat memperlakukan tanaman dan taman dengan baik sehingga makna pemeliharaan fisik terlihat nyata padan pertumbuhan dan keindahan taman,

- Merencanakan taman dengan pola-pola yang sederhana sehingga pemeliharaan fisik mudah dilaksanakan,

(36)

- Memilih sistem struktur yang kuat dan awet, memilih bahan-bahan perkerasan yang sesuai,

- Melengkapi taman dengan fasilitas yang memadai, misalnya penerangan untuk malam hari, jaringan utilitas (drainase, pipa air minum dan air kebun, kabel-kabel), tiang penyangga/steiger untuk tanaman yang baru ditanam.

Pemeliharaan selanjutnya yaitu pemeliharaan fisik. Pemeliharaan fisik ini berhubungan dengan kualitas elemen taman rumah dan berpedoman pada tujuan dan desain taman yang telah dibuat sebelumnya.

Pemeliharaan fisik diterapkan pada elemen keras maupun elemen lunak (tanaman). Pemeliharaan fisik pada elemen keras, misalnya pembersihan lumut/kotoran lain, pengecatan, atau penggantian bagian yang rusak. Sedangkan pemeliharaan, yang akan diuraikan lebih lanjut, meliputi pembersihan area, penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penyiraman dan penggemburan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.

3.1 TENAGA PEMBERSIH LOKASI TAMAN

Tenaga pembersih Taman akan berfungsi untuk menciptakan agar taman tersebut lebih dihargai orang lain, juga mencerminkan perhatian pemiliknya pada aspek kesehatan. Taman yang bersih tentu menghilangkan keraguan pemakai untuk bercengkerama di dalamnya. Sumber kotoran taman dapat berasal dan daun-daun yang rontok, atau buangan dari daerah layanan. Kotoran tersebut dapat menurunkan kualitas taman, bahkan dapat menjadi tempat berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Pembersihan area dilakukan dengan menyapu areal perkerasan dan areal rumput, juga daun-daun yang jatuh di atas tajuk tanaman penutup tanah, serta menyingkirkan daun-daun yang sudah kering. Adakalanya kotoran berupa serasah daun yang kecil-kecil dan mudah terurai sengaja disembunyikan di bawah tajuk dengan tujuan mempertahankan kesuburan dan keremahan tanah.

(37)

3.2 TENAGA PENYIRAMAN TANAMAN

Penyiraman merupakan faktor yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Kekurangan air pada periode tertentu akan menyebabkan kefatalan. Air ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tanaman. Perlu diingat, bahwa tanaman dapat dibedakan antara yang membutuhkan air sedikit, sedang dan banyak. Contoh tanaman yang memerlukan air sedikit adalah jenis kaktus. Kelebihan pemberian air akan menyebabkan busuknya akar sehingga akhirnya mati. Sebaliknya untuk tanaman air, misalnya teratai, tentunya memerlukan air yang banyak; kekurangan air akan membuatnya merana.

Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca serta jenis tanaman. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau mungkin perlu dilakukan dua kali penyiraman per hari. Angin yang kencang akan meningkatkan penguapan sehingga frekuensi penyiraman perlu ditambah.

Penyiraman hendaknya dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis tanaman agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan.

1. Pohon : dilakukan 1-2 hari sekali, tergantung keadaan kelembapan tanah dan sifat perakaran. Perakaran pohon yang dalam lebih aman terhadap kekeringan.

2. Semak dan penutup tanah : dilakukan setiap hari. 3. Rumput : dilakukan setiap hari.

Alat yang dipergunakan untuk menyiram secara manual adalah embrat, atau dapat juga dibantu dengan selang plastik. Bagi taman yang luas dapat dipergunakan sistem penyiraman dengan jaringan pipa-pipa besi (sprinkler). Di toko pertanian juga tersedia mata penyemprot (nozzle) yang dapat dipasangkan pada selang plastik dan dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan.

3.3 TENAGA PEMUPUKAN TANAMAN

Tenaga pemupukan tanaman diperlukan karena; pada dasarnya tanaman memerlukan hara untuk pertumbuhannya yang berasal dan dalam tanah.

(38)

Meskipun sebenarnya hara ini sudah tersedia di dalarn tanah, tetapi adakalanya kesuburan tanah tersebut sudah tidak dapat mengimbangi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pemupukan.

Tanaman yang ditanam di tempat yang terbatas misalnya dalam pot atau dalam bak tanaman harus lebih diperhatikan. Tanaman yang tumbuh di tempat yang lebih luas dan subur tanahnya, lebih meringankan kita.

Pada umumnya, pemupukan dilakukan dengan aturan seperti berikut :

1. Pohon : pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak satu kaleng (kira-kira 20 liter) setiap 3-4 bulan. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 25-50 gram per pohon. Pupuk diternpatkan di sekeliling batang pohon.

2. Semak dan penutup tanah: pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 2,5-5 kg per rn2 Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak kirakira 10 gram per m2.

3. Rumput : diberi urea setiap tiga bulan sebanyak 10 gram per m2.

Pemakaian pupuk pabrik dapat bervariasi jenisnya, tergantung ketersediaan di lapangan dan penghematan. Yang penting adalah memahami unsur hara yang diperlukan. Semua tanaman memerlukan unsur hara N, P dan K dalam jumlah banyak. Unsur tersebut dapat dipenuhi oleh berbagai merek dagang pupuk, asalkan dapat diperhitungkan kandungannya (lihat tabel lampiran).

Pupuk pabrik yang beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar yaitu pupuk yang diberikan melalui akar, sedangkan pupuk daun disemprotkan lewat daun. Pemilihan jenis ini dapat ditinjau dan segi kepraktisan pemakaian di lapangan nantinya.

Pupuk daun pada umumnya dipergunakan untuk tanaman-tanaman yang mudah dijangkau oleh alat penyemprot, misalnya tanaman dalam bak tanaman atau tanaman pot. Pohon-pohonan yang besar dan tinggi tidak efektif kalau dipupuk dengan pupuk daun, Iebih baik dipupuk dengan pupuk akar.

Pupuk akar untuk tanaman penutup tanah, semak dan pohon dapat diberikan langsung pada media tanamnya. Pemupukan Sebaiknya dilakukan pada saat

(39)

musim hujan. Bila dilakukan pada musim kemarau, air untuk penyiraman harus lancar karena pemupukan tanpa diikuti dengan penyiraman akan menyebabkan kerusakan tanaman. Pemberian pupuk akar pada rumput agak berbeda karena pupuk tersebut langsung dilarutkan dalam air. Agar Iebih aman, rumput yang telah dipupuk tersebut diguyur air lagi. Dapat juga dilakukan dengan menebarkan pupuk tetapi harus segera diikuti dengan pengguyuran air yang cukup banyak.

3.4 TENAGA PEMANGKAS TANAMAN

Tenaga pemangkas tanaman ini sangat dibutuhkan karena pemangkasan (pruning) sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pemangkasan ini bertujuan untuk :

- memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman, yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, temperatur dan kelembapan,

- memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak teratur, serta mendapat bentuk baru yang sesuai dengan keinginan (desain),

- membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati, - merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah,

- membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktivitas manusia.

Pemangkasan juga untuk mendapatkan tanaman dengan bentuk-bentuk tertentu yang disebut dengan topiary. Untuk mencapai hal ini diperlukan keahlian dan ketelitian agar penampilannya dapat menarik. Pembentukan tanaman pagar yang kompak (rapat) juga melibatkan keahlian dalam memangkas, Iebih-lebih jika tanaman pagar ditanam dan bibit yang masih kecil. Pemangkasan untuk beberapa kelompok tanaman adalah sebagai berikut:

- Pohon : dipangkas setiap enam bulan sekali. Percabangan yang mengganggu atau terlalu rendah dipotong. Pemotongan percabangan dilakukan secara hati-hati agar batang utama tidak sobek.

- Semak dan penutup tanah : dipangkas sebulan sekali, tinggi pangkasan tergantung pada jems tanaman dan desain taman.

- Rumput : dipangkas setiap dua minggu sekali. Rumput yang pertumbuhannya amat cepat dapat dipangkas seminggu sekali.

(40)

Pemangkasan secara manual dengan alat sabit sederhana atau pisau untuk tanaman rumput/penutup tanah. Semak dan pohon memerlukan golok/badik maupun gergaji untuk memotong percabangannya. Hamparan rumput yang cukup luas dapat dipangkas dengan alat pemotong rumput dorong tanpa mesin, maupun alat dorong yang dilengkapi dengan mesin (mower). Alat potong rumput tersebut sangat menguntungkan bila dipergunakan untuk hamparan yang luas, sedangkan untuk daerah-daerah yang kurang luas atau banyak gangguannya lebih baik dengan mesin potong gendong/punggung.

Cara pemotongan cabang tersebut adalah sebagai berikut :

- Pemotongan tahap pertama dimulai dan sisi bawah cabang padajarak 10-15 cm dan batang. Pemotongan cukup separo bagian batang.

- Berikutnya adalah memotong cabang di sebelah luar pemotongan pertama sedalam separo cabang. Dengan demikian, cabang itu dapat dipatahkan. - Tahap berikutnya adalah memotong sisa cabang pada pangkal batang. Kalau

perlu, permukaan pemotongan dilindungi dengan cat atau tir.

3.5 TENAGA PENYIANGAN TAMAN

Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) di sekitar tanaman yang dipelihara. Jenis tanaman pengganggu tersebut misalnya rumput liar atau bayam-bayaman yang tidak dikehendaki. Tanaman pengganggu tersebut bersifat merugikan tanaman utama yang dipelihara, misalnya mengambil unsur hara sehingga menimbulkan persaingan, atau terjadi persaingan pemakaian sinar matahari. Selain itu, tanaman pengganggu secara visual sangat menurunkan kualitas taman.

Penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan jalan mencabutnya dengan tangan satu per satu. Pencabutan dilakukan dengan berhati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dipelihara. Selain secara manual, tersedia juga obat-obatan untuk menanggulanginya yaitu yang disebut herbisida, tetapi efektif dipakai untuk keperluan yang besar. Di antara herbisida tersebut dapat dipilih mana yang dipergunakan untuk pratumbuh maupun pasca tumbuh.

(41)

3.6 TENAGA PENGGEMBUR TANAH TANAMAN

Penggemburan merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya dengan penyiangan. Tanah yang gembur sangat diperlukan agar pertumbuhan tanaman optimum.

Penggemburan ini dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa kored atau skop dan cangkul kecil. Dengan alat tersebut tanah dicongkel dan dihaluskan kembali dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.

Hamparan rumput juga perlu digemburkan tanahnya, yaitu dengan cara mengiris-iris hamparan rumput tersebut dengan pisau secara vertikal. Jarak pengirisan/penyayatan harus diperhatikan sehingga hasilnya rapi dan tidak merusak rumput. Selain itu, dapat juga dengan membuat lubang-lubang. Alat pelubang dirancang sendiri dengan membuat susunan paku besar dan panjang yang diatur jaraknya. Setelah pengirisan/penyayatan maupun pelubangan, hamparan rumput ditebari atau diisi pasir.

3.7 TENAGA PENGENDALI HAMA PENYAKIT

Pengendalian hama dan penyakit bukan berarti hanya pemberantasan secara langsung, tetapi juga mencakup tindakan pencegahan terhadapnya. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki keadaan lingkungan taman rumah agar tetap bersih dan sehat. Lingkungan taman yang kotor, lembab, dan kurang sinar matahari sangat baik bagi pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Pemberantasan dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan membunuh hama secara langsung satu per satu, atau membuang daun dan tempat-tempat yang terdapat penyakitnya. Selain itu, dapat dilakukan juga dengan obat-obatan (pestisida), tetapi penggunaannya harus cermat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian pestisida, agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian, yaitu :

(42)

golongan jamur (fungi), bakterisida untuk bakteri, herbisida untuk gulma, dan sebagainya.

- Perhatikanlah keterangan pada label; jenis jasad pengganggu yang sesuai, cara pemakaian, dan bahaya pemakaiannya.

- Pilihlah jenis pestisida yang terdaftar dan diizinkan beredar oleh Departemen Pertanian.

- Simpanlah pestisida di tempat yang aman dalam wadah atau pembungkus aslinya, jauhkan dan jangkauan anak-anak, hewan piaraan, ternak, makanan, minuman, dan sumber api.

- Penggunaan herbisida bila memang benar-benar diperlukan saja.

Sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli pertanian atau hama penyakit tanaman.

3.8 TENAGA PENYULAMAN TAMAN

Penyulaman tanaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, cacat, atau telah habis masa pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan kita mengganti tanaman dengan jenis yang lain dan yang ditanam sebelumnya.

Tanaman penyulam dapat berasal dan luar, yaitu membeli dan tempat pembibitan atau mengusahakan sendiri bibit tanaman. Pangkasan bahan tanaman yang mudah disetek dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penyulam. Seandainya memungkinkan, dibuat tempat pembibitan yang kecil.

Tanaman dalam pot yang ditempatkan dalam ruang (indoor) juga harus diperhatikan keadaannya, apakah perlu diadakan pergantian penempatan di luar ruangan untuk sementara. Mungkin juga perlu dilakukan repotting (lihat penjelasan tanaman pot).

Semua pekerjaan pemeliharaan dan urutan kerjanya dapat dibuat jadwalnya dalam satu skedul kerja. Dengan cara ini kita dapat mempersiapkan segalanya, dan pekerjaan dapat dilakukan secara teratur.

(43)

BAB III ... 1 PENUGASAN SDM ... 1 3.1 TENAGA PEMBERSIH LOKASI TAMAN ... 2 3.2 TENAGA PENYIRAMAN TANAMAN ... 3 3.3 TENAGA PEMUPUKAN TANAMAN ... 3 3.4 TENAGA PEMANGKAS TANAMAN ... 5 3.5 TENAGA PENYIANGAN TAMAN ... 6 3.6 TENAGA PENGGEMBUR TANAH TANAMAN ... 7 3.7 TENAGA PENGENDALI HAMA PENYAKIT ... 7 3.8 TENAGA PENYULAMAN TAMAN ... 8

(44)

BAB IV

ANALISA VOLUME PEKERJAAN

4.1 PERSIAPAN AWAL DAN INVENTARISASI

Untuk mendapatkan ukuran yang akurat dari lahan yang akan dijadikan taman harus dilakukan survei lahan. Dalam pelaksanaan survei, tidak perlu menggambar sketsa dalam skala yang benar, tetapi cukup mengambil semua data ukuran yang informative dan mencatat semua informasi dari lahan tersebut. Untuk itu, perlu digunakan peralatan Bantu seperti buku catatan, pensil, meteran, tali, kompas, dan kamera jika perlu.

Sebelum pengukuran, perlu dikatahui dahulu semua sarana utilitas yang ada di dalam tanah, seperti kabel telepon, kabel listrik, atau instalasi pipa. Informasi ini sangat penting jika akan dilakukan penggalian tanah. Berikut ini kegiatan yang dilakukan katika survei.

1. Membuat Sketsa Lahan

- Objek yang dibuat sketsa meliputi lahan beserta isinya, termasuk sudut-sudut terluar bangunan dan elemen keras yang ada.

- Membawa sketsa ke lahan dan menandai titik-titik yang menjadi perhatian. Beri catatan yang berkaitan dengan pentingnya titik tersebut dalam perencanaan taman.

- Mengukur luasan taman. Pilih satu garis lurus yang menjadi landasan utama. Ukur dengan alat ukur, usahak alat ukur terletak secara horizontal agar data yang diperoleh akurat.

2. Mengukur Titik Utama Bangunan atau Pohon

Salah satu cara untuk mendapatkan ukuran dari satu titik di lahan, adalah menggunakan ukuran segitiga. Cara ini menggunakan dua titik, yaitu satu titik yang sudah diketahui dan satu titik yang hendak diukur. Contohnya, jika bangunan dalam satu lahan tidak simetris perlu digunakan dua titik batas halaman yang jelas dan tidak berubah untuk mengukurnya. Begitu juga untuk mengetahui titik tempat suatu pohon berada dalam satu halaman.

(45)

3. Mengukur Bentukan yang Irregular atau Tidak Beraturan

- Untuk mempredeksi bentukan kurva perlu dilakukan serangkaian pengukuran dari garis lurus dalam lahan.

Pada garis lurus tersebut dilakukan beberapa kali pengukuran dengan jarak antar-titik yang sama. Setelah itu, dicatat dan dibuat dalam sketsa. - Ukur dan tandai lokasi dari garis utilitas dan daerah naungan dalam lahan. - Catat semua informasi yang bersangkutan dengan sarana dan prasarana

yang ada serta kualitas arah pandang yang ada di lahan. - Gunakan kompas untuk mengukur arah mata angin.

4. Mengukur atau Membuat Sketsa Kemiringan Tanah

Sketsa ini akan meperlihatkan bentukan atau perbedaan tinggi suatu lahan. Sketsa ini sangat diperlukan bagi perencana dalam merencanakan taman di lahan yang miring. Contohnya, pembuatan retaining wall atau dinding penahan. Mengukur kemiringan tanah bisa menggunakan meteran, tali dan pasak atau tiang bamboo (untuk lahan sempit), dan theodolit (untuk lahan luas). Hasil pengukuran ini digunakan sebagai dasar pembuatan peta kontur atau kemiringan tanah. Pengukuran dilakukan sesuai dengan tahapan berikut:

- Tandai satu bagian lahan yang mewakili keseluruhan kemiringan lahan. Garis tersebut dibagi dalam beberapa interval yang sama. Contohnya, setiap 50 cm disepanjang garis itu ditandai dengan pasak atau tiang bambu.

- Ikatkan tali secara horizontal di setiap pasak yang ada, lalu ukur bagian-bagian yang tertera dalam sketsa.

- Buat sketsa dari kemiringan tanah yang didasarkan pada data yang telah diperoleh.

4.2 PROSES ANALISIS

Kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis adalah mengidentifikasi potensi dan masalah yang terlihat dari hasil inventarisasi, mengembangkan potensi yang ada, dan mengendalikan kendala-kendala yang muncul. Semua ini dilakukan dengan tujuan agar desain akhir yang diperoleh merupakan hasil dari keinginan dan kebutuhan pemilik atau pengguna serta sesuai dengan situasi dan kondisi

(46)

lahan yang digunakan. Untuk mempermudah pelaksanaannya kita bisa membuat table sebagai berikut.

Tabel 4.1 : Inventarisasi dan Analisis dalam Pembuatan Taman

No. Inventarisasi Analisis

1. Pohon mangga, tinggi 3 m, tajuk kanopi 1 m, lebar kanopi 2 m, warna keseluruhan hijau tua.

- Kondisi tanaman baik. - Keberadaan dipertahankan.

- Diperlukan kegiatan pemangkasan.

2. Jalan setapak, dari teras ke halam belakang, terbuat dari beton atau disemen, lebar 30 cm.

- Bentukan terlalu kaku.

- Licin jika dalam kondisi basah

- Terlalu sempit, perlu diperlebar sesuai dengan kenyamanan bergerak manusia.

Berikut kerangka analisis yang bisa digunakan dalam pembuatan taman.

4.2.1 Lokasi Lahan

1. Identifikasi situasi sekeliling taman meliputi taman tetangga, kedekatannya dengan jalan umum, frekuensi jalan yang dilalui, tingkat kebisingan, serta lampu mobil dari jalan umum.

2. Identifikasi karakter dan aktivitas tetangga. 3. Identifikasi frekuensi taman tersebut dikunjungi.

4.2.2 Kondisi Gedung

1. Perhatikan jumlah pintu dan jendela serta ketinggian gedung dari areal luar gedung.

2. Perhatikan lokasi dan jenis ruangan yang ada di dalam gedung, beserta aktivitas dan frekuensinya.

3. Identifikasi lokasi dari utilitas atau sarana luar gedung yang berada di dalam tanah, seperti listrik, pipa pembuangan air, pipa air bersih, septic tank, dan instalasi gas.

(47)

5. Perhatikan tinggi gedung.

6. Identifikasi pemandangan luar gedung dari dalam gedung meliputi objek yang terlihat dan bagian yang harus dihalangi.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membuat kerangka analisis

adalah lokasi lahan, kondisi gedung, dan furnitur taman yang telah ada.

4.2.3 Struktur dan furnitur taman yang telah ada

1. Identifikasi lokasi dari jalan setapak, teras, tangga, pagar, dan jemuran. 2. Identofikasi kondisi struktur yang ada.

4.2.4 Utilitas Taman

1. Identifikasi lokasi dan kedalaman utilitas yang ada. 2. Identifikasi lokasi kilam dan instalasi pipa.

3. Identifikasi sistem irigasi.

4.2.5 Kemiringan Tanah atau Topografi

1. Identifikasi kemiringan tanah dari beberapa lokasi tertentu dalam suatu taman (jika taman cukup luas).

2. Identifikasi keadaan lahan, datar atau memiliki beda ketinggian.

3. Perhatikan lahan yang terlalu miring (lahan berisiko erosi tinggi) atau terlalu datar (terlalu basah).

4. Periksa kenyamanan areal jalan atau pedestrian. 5. Periksa aliran air di permukaan tanah.

6. Perhatikan areal yang sering tergenang air dan inlet (lubang pembuangan air).

7. Periksa areal yang sering mengalami erosi ketika hujan. 8. Identifikasi aliran air yang datang dari tetangga ke areal.

Utilitas taman, kemiringan tanah, tanah, dan tanaman juga harus diperhatikan ketika memuat kerangka analisis.

4.2.6 Tanah

1. Identifikasi jenis tanah.

2. Identifikasi ketebalan topsoil atau lapisan humus. 3. Identifikasi keberadaan lapisan bebatuan (jika ada).

Gambar

Tabel 4.1 :  Inventarisasi dan Analisis dalam Pembuatan Taman
Tabel 4.2. Tema dalam pembuatan konsep taman
Tabel 5.1 : Jadwal Pelaksanaan Pembuatan Taman
Gambar 6.1:  Simbol-simbol
+4

Referensi

Dokumen terkait

  percep rcepata atan. Benda besar yang massanya M bergerak di dalm sebuah lintasan referensi kita. Benda besar yang massanya M bergerak di dalm sebuah lintasan yang jari-jarinya

- Mengetahui pengaruh pemasangan bodi pengganggu berbentuk oriented square dan circular cylinder terhadap pressure drop aliran fluida yang melewati instalasi duct pada

Ekstraksi dengan pelarut organik pada umumnya digunakan mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, terutama untuk mengekstraksi

Selain itu, karena audit medis merupakan peer review maka dalam pelaksanaan audit medis wajib melibatkan Kelompok Staf Medis terkait, dan dapat pula

Kegiatan ini diawali dengan melakukan identifikasi data-data tanah dan data iklim di daerah penelitian, selanjutnya penyeragaman skala peta sebelum dibuat peta satuan lahan

Caesar Pelli membuat gedung ini dengan ide “malam pertunjukan teater yang berupa a long series of delightful experiences, that will make the performance more intense”,

Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui

Mohamad Samsul (2006:140) menyatakan bahwa ekuitas akan meningkat apabila ada tambahan laba bersih selama tahun berjalan dan akan berkurang apabila ada pembayaran dividen