• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV

SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANG

OLEH

HAPSAH S. BAKARI

Pembimbing I: Dra. Hawa Pattiiha, S.Pd, M.Pd Pembimbing II: Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd

(Mahasiswa Program Studi SI PGSD)

FAKULATAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan model example non example dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model example non example dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil yang dicapai siswa kelas IV yang berjumlah 32 orang siswa ternyata hanya 24 orang siswa yang mampu dengan kategori nilai tuntas, sedangkam 8 orang siswa kurang mampu dengan kategori nilai belum tuntas dalam menulis karangan deskripsi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan model example non example dapat meningkatkan daya imajinasi siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Kata Kunci : Model Example non Example, Menulis Karangan Deskripsi PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan terdapat model–model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Dari model pembelajaran yang mudah ke yang sulit dipahami yang dilaksanakan oleh guru dalam membimbing peserta

(2)

didik. Model pembelajaran merupakan pendekatan yang dilaksanakan secara sengaja oleh pendidik untuk perubahan perilaku peserta didik secara generatif. Model pembelajaran sangat penting bagi guru karena memerlukan keterampilan dan keahlian dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada guru dalam memilih model pembelajaran yang relevan dengan tujuan pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan yakni model pembelajaran example non example. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rochyandi (2003:11) dalam http://ebookbrowse.com/ bahwa model pembelajaran example non example adalah tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan gambar yang sesuai dengan tujuan pelajaran, kemudian siswa disuruh menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga dapat membuat konsep yang esensial.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis karangan deskripsi belum sepenuhnya disenangi oleh peserta didik, karena masih banyak siswa SD kurang memahami mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan deskripsi. Hal ini disebabkan siswa tidak tahu untuk apa ia menulis, merasa tidak berbakat, dan bagaimana harus menulis.

Siswa akan memahami materi menulis karangan deskripsi apabila didukung oleh cara guru dalam menyajikan atau menyampaikan materi sesuai model pembelajaran yang digunakan yang relevan dengan tujuan pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berimajinasi dalam merangkai kata demi kata, sehingga menghasilkan karangan deskripsi yang utuh.

Sebagaimana yang penulis ketahui bahwa karangan deskripsi adalah suatu karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu objek berdasarkan objek yang dilihatnya, seolah-olah pembaca bisa merasakan, melihat, mencium dan mendengar objek tersebut sesuai citra penulisnya. Untuk memperkuat pendapat tersebut Suparno (2008:1.11) mengemukakan bahwa deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah

(3)

menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.

Dengan diterapkannya model example non example siswa diharapkan dapat memahami dan menganalisis gambar untuk menulis karangan deskripsi singkat sesuai pengalaman masing-masing berdasarkan gambar yang diperlihatkan guru dengan memperhatikan aspek-aspek yang dinilai dalam menulis karangan deskripsi.

Namun, kenyataannya dalam proses pembelajaran siswa kurang mampu menulis karangan deskripsi. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam menulis struktur kalimat, penggunaan tanda baca dan ejaan yang baik dan benar, serta model pembelajaran example non example dianggap baru dan sulit dalam proses pebelajaran.

Sesuai dengan keadaan di lapangan tempat peneliti melakukan observasi awal pada siswa kelas IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango. Hasil menunjukan bahwa dari 32 siswa kelas IV hanya 24 orang siswa atau 75% yang mampu dengan kategori nilai tuntas dan 8 orang siswa atau 25% yang kurang mampu dengan kategori nilai belum tuntas dalam menulis karangan deskripsi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran seperti, kurangnya pemahaman dalam struktur kalimat, kesesuaian kalimat dengan gambar, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, dan kerapian tulisan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab dalam penerapan model pembelajaran example non example pada proses pembelajaran. Sebagai bentuk rasa tanggung jawab, penulis akan melakukan penelitian secara mendalam mengenai penerapan model example non example dalam menulis karangan deskrispsi. Maka penelitian ini diuraikan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan judul “Penerapan Model Example non

(4)

Example dalam Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango”.

PEMBAHASAN Pengertian Menulis

“Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya” (Suparno,2008:3). Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, sdb), anak-anak sedang belajar melahirkan pikiran atau perasaan. “Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan” (Santosa,2009:6.14).

Tahap – Tahap Menulis

Suparno (2008:1.15-1.24) mengemukakan bahwa tahap-tahap menulis sebagai berikut :

a) Tahap prapenulisan, tahap ini merupakan fase persiapan menulis. pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta pengorganisasian ide atau gagasan dalam bentuk karangan. Proett dan Gill (1999), tahap ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik.

b) Tahap penulisan, pada tahap prapenulisan kita telah menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan. dengan selesainya itu semua, berarti kita telah siap untuk menulis. Kita mengembangkan buti demi butir yang terdapat dalam kerangka

(5)

karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah kita pilih dan kumpulkan.

c) Tahap Pascapenulisan, fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan. kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi) kegiatan ini bisa terjadi beberapa kali. Tompkins dan Hosskisson (1995), membedakan pengertian penyuntingan (editing) dan perbaikan (revision). Menurut mereka, penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi atau perbaikan lebih mengarah pada pemeriksaan perbaikan isi karangan.

Pengertian Karangan Deskripsi

Kata Deskripsi berasal dari kata Describere yang berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. dari segi istilah deskripsi adalah seatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (mendengar, melihat, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai citra penulisnya. (Soeparno,2004:4.5). Maksudnya, penulis ingin menyampaikan kesan–kesan tentang sesuatu dengan sifat dan gerak geriknya atau sesuatu kepada pembaca, misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan masyarakatnya yang saling menolong, atau suasana di jalan raya, tentang hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi.

Karangan Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Dapat dikata-katakan pula bahwa deskripsi merupakan hasil observasi melalui panca indra, yang disampaikan dengan kata-kata, Untuk menulis sebuah karangan deskripsi kita harus memanfaatkan semua panca indera kita dengan tajam.

Contoh kutipan karangan Deskripsi

(6)

dan tumbuhan lainnya. lapangan tersebut berukuran setengah 100 x 120 meter. Lumanyan luas, buka? selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Disebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun disebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang beguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007).

Langkah - langkah Menulis Karangan Deskripsi

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis karangan deskripsi (Suparno,2008:4.22) yaitu sebagi berikut :

- Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.

- merumuskan tujuan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.

- menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak, gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh? kalau dideskripsikan tempat apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian tertentu saja yang menarik?

- merinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan? pendekatan apa yang dilakukan penulis?

Pengertian Model Pembelajaran

Nanang (2009:41) Mengemukakan bahwa “Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaktif maupun generatif”. Model pembelajaran sangat

(7)

erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduannya disingkat menjadi SOLAT (style of earning and teaching). (School of Education, PU: 2011).

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Example non example yang didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu menciptakan suatu makna dari apa yang di pelajari atau bersifat menerangkan dengan kaidah berupa pemberian struktur kalimat. Model pembelajaran example non example merupakan model pembelajaran kooperatif yakni suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok – kelompok.

Model pembelajaran example non example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskriptif singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Hayardin (2009:1) bahwa model pembelajaran example non example adalah suatu tipe model pembelajaran berbasis masalah. Melalui model ini membelajarkan siswa terhadap masalah yang ada di sekitar mereka melalui menganalisis contoh gambar-gambar/ foto/ kasus yang memuat masalah. Siswa dilatih menganalisis, mengidentifikasi masalah, serta mencari alternatif solusi dari setiap masalah yang dihadapi secara efektif.

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1) Observasi

Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dapat melihat langsung keadaan lokasi penelitian serta dapat mengetahui proses pembelajaran di kelas.

(8)

2) Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, artinya bahwa peneliti dalam mengajukan pertanyaan secara bebas, dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya. Wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan peranan model pembelajaran dalam keterampilan menulis karangan.

3) Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh pengalaman siswa dalam menulis karangan berdasarkan ide atau gagasanya. Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan hasil- hasil penelitian, berupa hasil observasi, wawancara, foto-foto, dan dokumen-dokumen lainnya yang dapat dipercaya keasliannya.

Tahap - tahap Penelitian

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Melaksanakan observasi

2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing

3. Mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan mitra kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan penelitian

4. Pengkajian masalah sekaligus membuat laporan Temuan Umum

Adapun gambaran umum yang ditemukan saat penelitian di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango yakni wali kelas IV, telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Utamanya dalam mempersiapkan pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menguasai materi ajar, pemilihan metode dan model pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, dalam pembelajaran guru selalu memberikan kebebasan untuk mengungkapkan perasaan dalam pembelajaran, memberikan penguatan kepada siswa, menanamkan kerja sama

(9)

antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, memberikan tugas-tugas disetiap akhir pelajaran. Sebagai pembimbing guru membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, seperti ketidaktahuan siswa dalam menyusun kalimat yang runtut menjadi sebuah karangan deskripsi sehingga menarik minat pembaca.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa dalam penggunaan model example non example pada kelas IV SD bisa memotivasi siswa dalam menulis karangan deskripsi. Hal ini dikarenakan media yang digunakan dapat menarik minat belajar siswa sehingga dengan mudah merangkai kata demi kata dengan melihat gambar yang disediakan guru. Pernyataan tersebut senada dengan pertanyaan pada nomor 1. Adapun keunggulan dari model example non example yakni siswa dapat melihat langsung contoh gambar yang sudah disediakan, siswa dapat mengungkapkan pendapat. Sedangkan kekurangan model example non example yakni memakan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran terdapat diskusi kelompok.

4.1.2 Temuan Khusus

Adapun Temuan Khusus yang ditemukan oleh peneliti di lapangan pada penerapan model example non example dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN I Kabila Kab. Bone Bolango, yakni problem siswa dalam menulis karangan deskripsi. Yang dimaksud peneliti disini adalah siswa tidak menyukai menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat dalam menulis dan bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan itu tidak terlepas dari beberapa faktor yakni:

A. Faktor penghambat siswa malas menulis 1. Faktor Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik).

Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat

(10)

berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak membantu pekerjaan orangtua di rumah. 2. Faktor Dari Luar Diri Siswa (Ekstrinsik)

a. Lingkungan Keluarga

Sikap keluarga atau orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tak sampai disitu saja banyak keluarga atau orang tua yang hanya menuntut nilai atau angka dan bukan memberikan kesadaran dan tanggung jawab kepada anak untuk belajar selaku pelajar. Tuntutan ini mengakibatkan anak malas belajar, kurang termotivasi dalam belajar dan sering marah-marah sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan.

b. Sikap Guru.

Guru selaku tokoh teladan atau figur yang sering ditiru oleh siswanya dan membimbing mereka, tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi keluhan siswanya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai materi yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah, sering marah-marah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah kurang memotivasi dan kurang merasang minat belajar.

c. Sarana Belajar.

Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Masalah yang muncul dalam belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya, Alat Tulis Menulis, buku-buku penunjang, dan media yang menarik perhatian guna membangkitkan motivasi belajar siswa. Semua itu merupakan bagian yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar yang optimal. Berikut berdasarkan jawaban nomor 10.

(11)

B.Faktor Pendorong Siswa dalam Menulis 1. Media Belajar

Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Artinya siswa termotivasi dalam belajar karena dengan adanya media yang menarik dan juga siswa bisa merangkai kata demi kata untuk menjadi sebuah karangan deskripsi berdasarkan gambar yang dilihat.

2. Suasana belajar

Dengan adanya suasana belajar yang nyaman, tidak menegangkan, saling tukar fikiran dan siswa bisa bekerja sama antara siswa satu dan lainnya. dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Adapun kelima aspek yang diamati dalam menulis karangan deskripsi yakni: 1. Struktur Kalimat, Ternyata 17 orang siswa atau 53,12% mampu,13 siswa atau

40,6% Kurang mampu, 2 siswa atau 6,25% Tidak mampu.

2. Kesesuaian kalimat dengan gambar, ternyata 21 orang siswa atau 65,62% mampu, 9 siswa atau 28% Kurang mampu, 2 siswa atau 6,25% Tidak mampu. 3. Penggunaan huruf kapital 9 orang siswa atau 28,12 % mampu, 19 siswa atau

59,37% Kurang mampu, 4 siswa atau 12, 5% Tidak mampu.

4. Penggunaan Tanda baca, 8 orang siswa atau 25% mampu, 15 siswa atau 46,8% Kurang mampu, 10 siswa atau 31,25% Tidak mampu,

5. Kerapian tulisan 20 orang siswa atau 62,5% mampu, 10 siswa atau 31, 25% Kurang mampu, 2 siswa atau 6,25% Tidak mampu.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian diperoleh kesimpulan yakni:

1. Pada penerapan model Example non Example dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN I Kabila Kab. Bone Bolango. Ternyata siswa 24 orang siswa yang mampu menulis karangan deskripsi dengan kategori nilai tuntas dan 8 orang siswa kurang mampu dengan kategori nilai belum tuntas dari keseluruhan siswa yang berjumlah 32 orang siswa.

(12)

2. Dalam penerapan model pembelajaran example non example mendapatkan tanggapan positif dari guru kelas IV SDN I Kabila sebagai informan, bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Saran

Berdasarkan simpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk guru hendaknya dapat mengubah lagi cara belajar dalam penerapan model example non example dalam menulis karangan deskripsi.

2. Siswa hendaknya senantiasa lebih meningkatkan daya imajinasi dan memahami dalam menghubungkan kata-kata menjadi kalimat yang runtut. DAFTAR PUSTAKA

Suparno dan Yunus, Mohamad. 2008. Kerampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka

Santosa, Puji, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Nadjua. 2009. Inti Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Triana Media http://ebookbrowse.com/langkah-langkah-model-pembelajaran-kooperatif-tipe example-non-example-menurut-para-ahli-pdf-d325915092 (Download) 23 Mei 2013

Lestari, Ragil Ria. 2012. Karangan Deskripsi, Model Example non Example dan Tijauan KTSP kelas X SMA. (online) tersedia di http:// respository. upiedu. com. skripsi Universitas Pendidikan Indonesia/ (Download) 6 April 2013

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengalami tingkat stres akademik sedang dengan kualitas tidur

Untuk mengelola manajemen risiko kredit bank harus melakukan banyak hal seperti mengidentifikasi dan menganalisis risiko kredit yang melekat pada seluruh produk

PERBANDINGAN PENGARUH OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA SISWA SMP NEGERI 1 CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kecewa Kasus Century, KAMMI Gelar Aksi Unjuk Rasa Di Depan Gedung DPRD Sahabat MQ/ Sekitar 30 an mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Sahabat MQ/ Pengembalian data uji publik pemegang KMS/ dari 45 kelurahan di Yogyakarta/ yang seharusnya selesai hari ini/ ternyata mundur// Hingga saat ini/ baru sekitar 20

23 Hasil yang lebih tinggi ini dapat disebabkan karena perbedaan pola makan serta responden yang datang ke Poli Alergi Imunologi merupakan responden yang sudah dicurigai

Penyimpanan memo debit yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau pencatatan memo debit kedalam

Kata tarbiyah berasal dari kata ﱠبَر atau اَبَر didalam al- Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan,