• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Lahan

Dalam dokumen LAPORAN KKP (Halaman 21-34)

a. Pemasangan MPHP

Mulsa plastik hitam perak digunakan sebagai penutup lahan pada

greenhouse, bertujuan untuk menahan pertumbuhan gulma yang dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman tomat cherry. Pemasangan mulsa biasanya dilakukan sebelum penyusunan polybag media tanam ke lahan. Apabila mulsa pada masa penanaman tomat cherry sebelumnya masih bagus dan bisa digunakan kembali maka mulsa tersebut tidak perlu di ganti akantetapi apabila mulsa tersebut telah rusak maka diperlukan pemasangan mulsa baru. Pemasangan mulsa tersebut dilakukan dengan cara melapisi mulsa yang telah rusak dengan mulsa baru, hal ini bertujuan agar lapisan mulsa menjadi lebih tebal dan menekan pertumbuhan gulma.

b. pemasangan selang drip

Selang drip merupakan selang irigasi yang digunakan dalam sistem hidroponik. Setiap baris tanaman tomat cherry terdapat satu selang drip yang terdiri dari beberapa selang drip kecil dan stick tetes yang berfungsi sebagai saluran fertigasi pada setiap polybag.

Gambar 3. Proses pemasangan selang drip dan drip tetes

c. pengecekan lubang drip

Pengecekan lubang drip dilakukan pada selang drip setelah dipasang dan sebelum digunakan sebagai fertigasi. Pengecekan ini dilakukan pada

selang Drip yang tersumbat gumpalan nutrisi dengan cara

direndam dengan larutan NaHCl 2ml/liter. Selain itu, pengecekan

selang drip dilakukan juga dengan cara mengalirkan air melalui

selang drip tersebut, apabila selang drip bersih dan tidak tersumbat

maka air akan mengalir lancar dan dapat keluar melalui lubang

stick tetes.

d. pengisian polybag

Pengisian media tanam ke dalam polybag dilakukan dengan menggunakan tangan hingga polybag terisi penuh, media tanam yang digunakan berupa arang sekam yang telah disterilkan sebelumnya dengan cara dibakar.

e. menyusun polybag

polybag yang telah berisikan media tanam kemudian disusun di dalam greenhouse secara berbaris dengan Jarak antar polybag ialah 50 cm sedangkan antar barisan 1,2 m.

Gambar 5. Polybag yang telah diisi media tanam dan disusun rapih

f. penjenuhan polybag

penjenuhan polybag dilakukan dengan menyiram media tanam dengan menggunakan air hingga jenuh.

Penanaman dilakukan pada saat kecambah tanaman berusia 21 hari, usahakan penanaman dilakukan tidak lebih dari usia tersebut. Hal tersebut dikarenakan dapat mempengaruhi fisiologi tanaman ketika ditanam dilapangan. Batang tanaman akan menjadi lebih panjang dan lebih kurus bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada usia 21 hari. Hal pertama yang dilakukan untuk menanam adalah memindahkan benih yang telah berkecambah (bibit) dari GH nursery ke GH produksi.

Gambar 6. Bibit tanaman tomat cherry usia 21 HSS

Hal yang perlu diperhatikan saat penanaman ialah lebih baik dilakukan pada sore atau pagi hari untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang tinggi. Pemindahan bibit dari greenhouse nursery ke greenhouse penanaman dilakukan dengan sangat hati hati. Bibit tomat dikeluarkan dari potray dengan menekan lubang yang berada disetiap lubang potray hingga media dan bibit keluar sediki demi sedikit.

Bibit tersebut dimasukan kedalam tiap polybag dengan sedikit melubangi media menggunakan tangan dan masukkan bibit tersebut secara perlahan. Tutup akar dengan arang sekam dan tekan sedikit media hingga tanaman berdiri dengan tegak. Penanaman bibit dilakukan dengan daun sejati dari bibit tomat menghadap ke arah Timur atau Barat. Hal tersebut bertujuan agar terjadi keseragaman pertumbuhan tiap tanamannya dan tanaman mendapatkan cahaya matahari yang lebih optimal.

Gambar 7. Proses penanaman bibit ke polybag

Bibit yang telah dipindah tanamkan, kemudian siram tiap polybag dengan air biasa terlebih dahulu hingga media menjadi jenuh. Pemasangan label dilakukan sebagai identitas tanaman yang telah ditanam didalam GH produksi dengan format : Komodity, varietas, tanggal penanaman, dan jumlah populasi. Pelabelan dilakukan dengan tujuan agar diketahui dengan jelas varietas apa yang ditanam, kapan penanaman dilakukan.

Gambar 8. Penyiraman bibit yang telah di pindah tanam

3.3.4 Pemeliharaan

Fertigasi merupakan pemberisian nutrisi pada tanaman yang terbuat dari pupuk A dan pupuk B (A B mix), dimana pupuk A terkandung NO3, NH4, CaNO4, dan Fe dan pupuk B terkandung N2PO4, K2SO4, Mg, SO4, KO3, H3BO3, Mo, Cu, Mn, dan Zn.

Adapun cara pembuatan larutan nutrisi sebagai berikut : A. Membuat larutan pupuk A pekat dan B pekat dengan cara :

1) Masukan satu karung pupuk A & B masing-masing kedalam drum yang berbeda (tanpa senyawa campuran yang terdapat di dalam karung)

2) Tambahkan air secukupnya sebagai pelarut pupuk, kemudian aduk hingga pupuk larut secara merata dengan air

3) Masukan senyawa campuran (pupuk A = Fe, pupuk B = Zn) kedalam larutan pupuk tersebut, aduk kembali hingga larutan menyatu

4) Tambahkan air kedalam larutan pupuk hingga volume air 200 liter

5) Larutan pupuk A pekat dan B pekat siap di gunakan

B. Membuat larutan nutrisi siap siram dengan cara :

1) Masukkan larutan pupuk A pekat dan larutan pupuk B pekat sebanyak 10 liter kedalam toren(wadah nutrisi siap siram) yang telah disediakan

2) Tambahkan air sebanyak 1500 liter

Gambar 9. EC Meter

Setiap pembuatan larutan aplikasi, kepekatan larutan harus diatur agar tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat. Pengaturan tersebut dapat dilihat menggunakan EC meter, dimana alat ini akan menunjukkan angka kepekatan larutan. Untuk pengaplikasian larutan aplikasi ke tanaman tomat memiliki angka kepekatan yang berbeda bergantung pada fasenya.

Gambar 10. Proses peyiraman melalui drip irigasi tetes dan gelas ukur

Penyiraman dilakukan menggunakan drip irigasi atau irigasi tetes. Penyiraman dalam sehari dilakukan 4 kali dengan interval waktu 2 jam sekali, yaitu pada pukul 07.00, 09.00, 11.00, 13.00. Penyiraman dilakukan 5 kali jika memasuki musim kemarau/ cuaca panas. Fertigasi pada tanaman tomat cheery terbagi menjadi 4, setiap fase pertumbuhan tanamannya yaitu :

1) Fertigasi 1 = pada 1-2 minggu setelah tanam, nilai EC 2, VOL/Hr/Tan 400ml (4 x aplikasi)

2) Fertigasi 2 = pada 3-4 minggu setelah tanam, nilai EC 2, VOL/Hr/Tan 600ml (4 x aplikasi)

3) Fertigasi 3 = pada 5-7 minggu setelah tanam, nilai EC 2.2, VOL/Hr/Tan 1000ml (5 x aplikasi)

4) Fertigasi 4 = pada 8-24 minggu setelah tanam, nilai EC 2.2, VOL/Hr/Tan 1200ml (5 x aplikasi)

Nilai EC larutan nutrisi haruslah sesuai dengan yang telah ditentukan dalam SOP, apabila nilai EC tersebut lebih rendah atau lebih tinggi maka dapat terlihat langsung efeknya pada fisiologi tanaman di lapangan.

Tanaman tomat cherry yang masih muda dilakukan pemupukan tambahan selain dari larutan nutrisi yang telah diberikan, adapun pupuk yang digunakan ialah pupuk daun dengan merk Growmore. Aplikasi pupuk ini digunakan dengan cara manual atau disemprot dengan selang pada setiap tanaman.

2. Pengajiran

Penanaman tomat cherry di PT. Momenta Agrikultura menggunakan tali kasur sebagai pengganti ajir bambu dan dilakukan saat satu minggu setelah menanam. Hal tersebut merupakan inovasi terbaru yang dibuat khusus oleh PT. Momenta Agrikultura yang dapat mempermudah pertumbuhan tanaman dan pada saat perawatan tanaman.

Pemasangan tali kasur dilakukan untuk batang tanaman dan cabang tanaman. Tujuan dari pemasangan tali kasur/ajir ini agar pertumbuhan tanaman dan cabang tegak lurus keatas, tidak menjalar kebawah dan mengganggu tanaman lain. Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain: tali kasur, tangga, dan bambu berkawat. Persiapan tali kasur/ajir dilakukan dengan cara sebagai berikut:

2) Ikatkan tali tersebut ke kawat yang telah ada di atas GH dengan menggunakan bantuan tangga

3) Kemudian geser tali kasur tersebut dengan menggunakan bambu berkawat hingga sejajar dengan tanaman/polybag

Gambar 11. Tali kasur dan kail bambu yang digunakan untuk membuat ajir

3. Pembuangan tunas air

Pembuangan tunas air dilakukan pada saat 3-22 minggu setelah tanam, biasanya dilakukan bersamaan saat pelilitan tanaman. Pembuangan tunas air atau sirung pada tanaman bertujuan agar tidak terjadi kompetisi tumbuh dengan tanaman dan cabang utama tanaman. Selain itu, pembuangan tunas air juga bertujuan agar hasil fotosintat tersalur untuk pertumbuhan bunga dan buah. Pertumbuhan tunas air sangat cepat sehingga harus sering dikontrol dan dibuang.

4. Pelilitan tanaman

Budidaya tanaman tomat cherry dilakukan teknologi pengikatan dan pelilitan menggunakan tali kasur sebagai pengganti ajir. Tujuan dari penggunaan tali kasur tersebut agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus keatas sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman tomat cherry yang lainnya. Setiap GH sudah disiapkan tali kasur yang telah diikatkan pada kawat di atas tanaman yang akan digunakan sebagai tali lilit.

Gambar 14. Proses pengikatan ajir ke tanaman

Tali kasur harus dipisahkan dengan menggunakan bambu berkawat hingga sejajar dengan masing-masing polybag tanaman. Pengikatan dilakukan pada pangkal batang tanaman dengan cara mengikat satu kali saja membentuk simpul tali sepatu. Hal tersebut bertujuan agar pada saat pembongkaran tanaman tali mudah dilepas kembali.

Usahakan tali tidak di ikat kencang pada pangkal batang, karena dapat menggagu pertumbuhan batang tanaman. Sebelum tali diikat, pastikan bahwa tali kasur ditarik kencang sehingga apabila tanaman dililitkan ke tali tersebut dapat tegak. Pelilitan tanaman dilakuakan dengan cara memutarkan tanaman ke tali lilit yang telah diikat dari pangkal batang hingga ujung tanaman.

Gambar 15. Tanaman tomat yang telah dililit ajir

Pelilitan yang baik dan benar berdasarkan SOP adalah melilit tanaman searah jarum jam dan mengarah ke kanan tanaman berikutnya. Hal tersebut bertujuan agar dapat mempermudah dan mempercepat kerja untuk melilit tanaman dalam jumlah besar. Selain itu, dilihat dari nilai estetika dengan terarahnya pelilitan tersebut membuat tanaman terlihat lebih rapih dan teratur.

5. Pemangkasan daun (Rompes)

Tanaman tomat cherry membutuhkan pemangkasan daun yang bertujuan untuk mengurangi kelembaban disekitar pertanaman, memudahkan pemeliharaan, memudahkan alur pemanenan, memfokuskan hasil fotosintat pada organ target tanaman yaitu buah, mengurangi penyebaran penyakit, dan daun dapat terpapar sinar matahari sehingga fotosintesis berjalan dengan baik. Perompesan juga bertujuan agar mempermudah dalam proses pemanenan, menjaga kerapihan tanaman.

Perompesan dilakukan secara berkala yaitu untuk perompesan pertama cabang daun disisakan antara 9 – 10 cabang daun. Perompesan selanjutnya jumlah daun yang dipangkas disesuaikan dengan kerimbunan cabang daun tanaman yang tumbuh. Perompesan dilakukan dengan cara memotong cabang daun tanaman menggunakan gunting.

Gambar 16. Pemangkasan dan hasil pangkasan pada tanaman tomat cherry

Terdapat perompesan cabang utama selain perompesan pada waktu yang berkala, atau yang disebut topping yang dilakukan pada umur 17 MST. Hal ini dilakukan apabila tanaman belum menghasilkan buah sesuai target, tetapi batang tanaman tomat sudah terlalu tinggi atau melebihi atap greenhouse sehingga diperlukan pemangkasan daun pada puncak batang agar tidak mengganggu pertanaman lainnya dan memudahkan pemeliharaan.

6. Pencabutan tanaman layu

Umumnya pembongkaran pada tanaman tomat cherry dilakukan pada umur tanaman 5-6 bulan. Tanaman tomat cherry yang dibongkar adalah tanaman yang telah mati, kering dan terserah OPT (virus). Tujuan dari pembongkaran adalah agar tanaman tersebut tidak mengganggu pertumbuhan tanaman lain yang sehat, terutama untuk menghindari menularnya virus dari tanaman yang telah terserang ke tanaman lain yang sehat. Adapun langkah kerja dalam pencabutan atau pembongkaran tanaman yang layu sebagai berikut :

1) Membuka ikatan tali kasur pada batang tanaman

3) Kemudian lepaskan lilitan tali pada cabang dan batang tanaman

4) Setelah terlepas, masukan sampah tanaman tersebut kedalam karung yang kemudian akan dibuang.

Apabila terdapat buah tomat cherry yang masih berwarna hijau dan berukuran sesuai kriteria panen pada tanaman yang telah dibongkar, maka simoan buah tersebut diatas polybag tanaman lain karena buah tomat yang bersifat klimaterik.

Gambar 17. Tanaman Tomat cherry yang terserang layu bakteri

Dalam dokumen LAPORAN KKP (Halaman 21-34)

Dokumen terkait