• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Pelaksanaan Kontrak

Secara garis besar, tahapan kegiatan pelaksanaan kontrak dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Penyerahan Lapangan

Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama (direksi teknis dan/atau konsultan pengawas serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK. Selanjutnya dibuat berita acara penyerahan lapangan.

MATERI POKOK 3 

TAHAP PASCA PENANDATANGANAN  KONTRAK  

Mampu memahami dan menerapkan mekanisme pasca penandatanganan kontrak dalam pelaksanaan konstruksi (contruction).

SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila penyedia jasa tidak segera mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan surat peringatan. Dan apabila penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan kompensasi dari Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM )

Tujuan dari PCM yaitu mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai kesepakatan. PCM wajib diikuti para penanggungjawab ketiga unsur proyek.

Gambar 3.2 Skema PCM

Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai Rencana Kerja

 Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan kegiatan utama yang membentuk pekerjaan

 Rencana Mobilisasi

 Rencana Relokasi

 Rencana Keselamatan dan Kesehatan

 Kerja Konstruksi (RK3K)

 Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK)

 Rencana Manajemen dan Keselamatan Kerja

 Rencana Inspeksi dan Pengujian

 Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut

 Komunikasi dan Korespondensi

 Rapat Pelaksanaan dan Jadwal

 Pelaksanaan Pekerjaan

 Pelaporan dan Pemantauan

Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi pekerjaan, direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan

kesepakatan-kesepakatan beberapa materi yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita acara. PCM antara lain membahas:

1) Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal:

(a) Pekerjaan tambah kurang;

(b) Penyelesaian perselisihan;

(c) Pemeliharaan pekerjaan;

(d) Kompensasi;

(e) Denda;

(f) Pemutusan kontrak;

(g) Dan lain-lain yang dinilai perlu.

2) Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal:

(a) Organisasi kerja;

(b) Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC);

(c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

 Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan

 Mengenali kegiatan utama

 Mengatur dan melaporkan perkembangan

 Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk memonitor

 Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan, serta pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang ditetapkan (Kurva “S”)

Suatu jadwal kerja penting untuk hal – hal sebagai berikut:

 Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan;

 Identifikasi kegiatan – kegiatan utama;

 Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan;

 Mengukur dan melaporkan kemajuan;

 Sebagai alat untuk pemantauan dan;

 Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan bahan, serta pengendalian keuangan.

Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor, yaitu :

 merupakan rencana tindakan tertulis

 dasar periode waktu untuk penyelesaian

 dasar penentuan periode kontrak yang efektif

 dasar untuk efisiensi

 dasar pengendalian pekerjaan

 dasar pengendalian biaya

(d) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;

(e) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop drawing;

(f) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja;

(g) Penyusunan program mutu;

(h) Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu.

3) Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3 4) SPMK

5) Mobilisasi

6) Pemeriksaan Bersama (MC 0%) 7) Pembayaran Uang Muka

8) Pembayaran Prestasi Pekerjaan

9) Perubahan Kegiatan Pekerjaan

Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain:

(a) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;

(b) menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;

(c) mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau

(d) melaksanakan pekerjaan tambah yg belum tercantum dalam kontrak yg diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal.

(e) Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10% dari nilai kontrak awal.

(f) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

Prinisp-Prinsip Perubahan Jadwal Pelaksanaan :

 Kurva S awal tetap dipertahankan

 Revisi Skedul tidak betujuan untuk memperkecil deviasi

 Proses Revisi skedul dimulai pada tanggal terjadinya perubahan.

Gambar 3.3 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

(a) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) pekerjaan tambah;

(2) perubahan disain;

(3) keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;

(4) masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau (5) keadaan kahar

(b) Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan utk menyelesaikan pekerjaan.

10) Denda & Ganti Rugi

11) Keadaan Kahar (Force Majeur) 12) Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM) 13) Penghentian dan Pemutusan Kontrak 14) Laporan Hasil Pekerjaan

15) Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

16) Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor 17) Serah terima Pekerjaan

Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

18) Kompensasi

Peristiwa Kompensasi yg dapat diberikan kepada penyedia yaitu:

(a) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;

(b) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;

(c) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;

(d) penyedia blm bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dlm kontrak;

(e) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia utk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tdk ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;

(f) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;

(g) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;

(h) ketentuan lain dalam SSKK.

(1) Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

(2) Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

Penyelesaian Sengketa dalam Kontrak dapat dilakukan melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Pemilihan jenis penyelesaian sengketa ini ditetapkan daam Dokumen Pemilihan/Kontrak. Timbulnya sengketa biasanya bermula dari situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Atau diawali dengan perasaan tidak puas yang bersifat subyektif dan tertutup. Dapat juga Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu antara pihak-pihak yang bersengketa. Dengan demikian diperlukan adanya dasar/alasan dalam penetapan/pemilihan jenis penyelesaian sengketa.

Dokumen terkait