• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA

A. Persiapan Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak No.01/PJ.7/1990, defenisi persiapan pemeriksaan pajkak adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa sebelum melaksanakan tindakan pemeriksaan.

Tujuan persiapan pemeriksaan adalah agar pemeriksa dapat memperoleh gambaran umum mengenai Wajib Pajak yang akan diperiksa, sehingga program pemeriksaan yang disusun sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Persiapan pemeriksaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Mempelajari berkas Wajib Pajak / berkas data

2. Menganalisa SPT dan laporan Keuangan Wajib Pajak. 3. Identifikasi masalah.

4. Melakukan pengenalan lokasi Wajib Pajak. 5. Menentukan ruang lingkup pemeriksaan. 6. Menyusun program pemeriksaan.

7. Menentukan buku-buku dan dokumen yang akan dipinjam. 8. Menyediakan sarana pemeriksaan.

Ad.1 Mempelajari Berkas Wajib Pajak / Berkas Data

Berkas Wajib Pajak untuk tahun yang diperiksa dapat diminta ke-KPP dimana Wajib Pajak terdaftar, untuk memperoleh data tahun lalu, pemeriksa dapat mempelajari berkas kertas kerja pemeriksaan (KKP) ditempat dimana Wajib Pajak tersebut tahun sebelumnya dilakukan pemeriksaan. Berkas Wajib Pajak / berkas data yang diminta ke-KPP adalah sebagai berikut :

• SPT dua tahun, tahun pajak yang diaudit dan tahun sebelumnya, guna melihat kenaikan atau penurunan PPh terutang dan kredit pajak, maupun susunan permodalan.

• Laporan keuangan dua tahun, guna menganalisis laporan keuangan dalam aspek perpajakan.

• Data dari pengolah data dan informasi perpajakan.

Mempelajari berkas Wajib Pajak / berkas data bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kegiatan Wajib Pajak yang meliputi kegiatan usaha, kewajiban perpajakan, organisasi dan administrasi perusahaan, struktur permodalan dan atau susunan direksi. Sedangkan dalam pelaksanaannya adalah untuk mempelajari seluruh dokumen yang merupakan isi berkas Wajib Pajak dan berkas data termasuk mencocokkan segi pembayaran pajak. Hal lain dalam pelaksanaannya adalah membuat catatan mengenai hal-hal penting yang diketahui setelah mempelajari berkas Wajib Pajak, berkas data, SPT dan Laporan Keuangan Wajib Pajak dan menunjukkannya kedalam kertas pemeriksaan. Hal-hal yang digunakan dalam mempelajari berkas Wajib Pajak dan berkas data adalah :

• Mempelajari seluruh dokumen yang merupakan isi berkas Wajib Pajak dan berkas data termasuk mencocokkan segi pembayaran pajak.

• Membuat catatan mengenai hal-hal penting yang diketahui setelah mempelajari berkas Wajib Pajak, berkas data, SPT dan Laporan Keuangan Wajib Pajak dan menuangkannya kedalam KKP.

• Mempelajari LPP (Laporan Pemeriksaan Pajak) terdahulu serta mencatat hal-hal yang penting dan temuan-temuan pada pemeriksaan terdahulu.

• Membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada Wajib Pajak.

Ad.2 Menganalisis SPT dan Laporan Keuangan Wajib Pajak

Analisis dapat diartikan mengkaji secara mendalam tentang SPT dan Laporan Keuangan guna mempermudah pemeriksa dalam memastikan kewajaran Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Menganalisis SPT dan Laporan Keuangan Wajib Pajak, tujuannya adalah untuk menentukan hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan dan untuk menentukan perkiraan-perkiraan yang diprioritaskan dan atau dikembangkan pemeriksanya.

Identifikasi masalah diperoleh dari hasil mempelajari berkas, analisis SPT dan Laporan Keuangan, masalah tersebut dikaji lebih mendalam guna menentukan ruang lingkup pemeriksaan dan teknik pemeriksaan yang sesuai.

Mengidentifikasi masalah tujuannya adalah untuk menetapkan apa saja masalah-masalah yang memerlukan perhatian khusus dan sebagai bahan untuk

menentukan ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilakukan.

Ad.4 Melakukan Pengenalan Lokasi Wajib Pajak

Setelah mempelajari berkas SPT Wajib Pajak pemeriksa pajak melakukan pengenalan lokasi. Pengenalan lokasi dilakukan dengan cara memperoleh data tentang alamat, nomor telepon, jenis usaha.

Dalam pelaksanaannya, melakukan pengenalan lokasi setempat tanpa sepengetahuan Wajib Pajak untuk memastikan keberadaan Wajib Pajak dengan melakukan wawancara antara Wajib Pajak dengan penduduk sekitar lokasi dan membuat catatan mengenai hasil pengenalan lokasi serta menuangkannya kedalam kertas kerja pemeriksaan (KKP).

Ad.5 Menentukan Ruang Lingkup Pemeriksaan

Setelah mempelajari berkas, analisa, identifikasi masalah, lokasi, maka pemeriksa menentukan seberapa luas audit yang akan dilakukan dan mengarah kemana peemeriksaan itu.

Pemeriksaan pajak dapat dibedakan berdasarkan pada ruang lingkup atau cakupannya yang mana terdiri dari :

1. Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak ditempat Wajib Pajak, yang dapat mencakup kantor Wajib Pajak, tempat usaha, tempat tinggal, dan tempat lain yang ada kaitannya dengan

pekerjaan bebas Wajib Pajak, serta tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Pemeriksaan Lapangan dapat meliputi satu jenis pajak, seluruh jenis pajak untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Lengkap

Dilakukan terhadap Wajib Pajak atas seluruh jenis pajak untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya, dilaksanakan dengan menerapkan teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan.

b. Pemeriksaan Sederhana Lapangan

Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan terhadap Wajib Pajak untuk satu jenis pajak beberapa atau seluruh jenis pajak secara terkordinasi dan dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan.

2. Pemeriksaan Kantor

Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang dapat meliputi satu jenis pajak tertentu baik untuk tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya. Pemeriksaan kantor hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana kantor (PSK), jangka waktu penyelesaiannya selama empat minggu dan dapat diperpanjang menjadi paling lama enam minggu.

Ad.6 Menyusun Program Pemeriksaan

Setelah mempelajari berkas, analisa, identifikasi masalah, lokasi dan ruang lingkup pemeriksaan, maka pemeriksa menyusun program pemeriksaan.

Program ini harus disusun karena merupakan langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pemeriksaan. Dengan demikian program pemeriksaan yang baik akan mempercepat penyelesaian pemeriksaan dan tepat sasaran.

Tujuan menyusun program pemeriksaan adalah : 1. Agar pemeriksa dapat mencapai hasil yang optimal.

2. Sebagai alat untuk mengawasi atau membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pemeriksaan.

3. Dapat menjadi referensi untuk pemeriksaan berikutnya.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam menyusun program pemeriksaan adalah : 1. Mempelajari hasil analisa laporan keuangan.

2. Menyusun program berdasarka tiap jenis pajak.

Ad.7 Menentukan Buku-buku atau Dokumen yang Akan Dipinjam

Berdasarkan hasil penelaahan pada tahap-tahap persiapan pemeriksaan sebelumnya, pemeriksa harus dapat menentukan buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang akan dipinjam, sekaligus menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada Wajib Pajak sesuai dengan program pemeriksaan yang telah disusun.

Pemeriksa harus dapat menghindari terjadinya peminjaman buku-buku, catatan-catatan dan dokumen yang tidak diperlukan ataupun sebaliknya tidak meminjam buku, catatan dan dokumen yang sebetulnya diperlukan.

Ad.8 Menyediakan Sarana Pemeriksaan

Untuk kelancaran dan kelengkapan dalam menjalankan pemeriksaan, perlu dipersiapkan sarana sebagai berikut :

1. Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa 2. Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3)

3. Surat Pemberitahuan Tentang Pemeriksaan Pajak kepada Wajib Pajak

4. Surat Peminjaman Buku-buku, Catatan dan Dokumen serta daftar yang dipinjam

5. Tanda Terima SP3 dan Surat Pemberitahuan

6. Formulir Surat Pernyataan telah menyerahkan foto copy atas buku, catatan dan dokumen tersebut benar dan sesuai aslinya.

7. Berita Acara pemenuhan seluruh peminjaman buku, catatan dan dokumen 8. Surat Peringatan I dan Surat Peringatan II atas buku-buku, catatan dan

dokumen yang belum diserahkan

9. Berita Acara tidak dapat dipenuhinya peminjaman buku-buku, catatan dan dokumen.

10. Surat Pernyataan Penolakan membantu kelancaran pemeriksaan untuk pegawai Wajib Pajak.

11. Berita Acara Penolakan membantu kelancaran pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa pajak

12. Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan untuk Wajib Pajak ataupun kuasanya.

13. Berita Acara penolakan pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa pajak

14. Formulir Segel

15. Berita Acara Penyegelan 16. Berita Acara Pembukaan Segel

17. Formulir Surat Permintaan Keterangan / Bukti kepada Pihak Ketiga

18. Surat Peringatan I dan Surat Peringatan II jika tidak dipenuhi Pihak Ketiga 19. Formulir KKP

20. Formulir Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan

21. Formulir Tanda Terima Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Lembar Pernyataan Persetujuan

22. Formulir Surat Pernyataan mengenai Persetujuan tentang Hasil Pemeriksaan 23. Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila ditolak Wajib Pajak, membuat catatan

Penolakan dalam Berita Acara ini.

24. Formulir Surat Panggilan sebanyak dua kali. 25. Berita Acara ketidakhadiran Wajib Pajak

Dokumen terkait