METODOLOGI PENELITIAN
III.1 PERSIAPAN PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian ini, banyak hal yang perlu diperhatikan sebagai persiapan dalam melakukan penelitian ini. Tujuannya agar memperkecil (meminimalisir) kesalahan dalam pengerjaan dari awal hingga akhir. Metode penelitian disusun untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan sebuah penelitian sehingga berjalan lebih tepat efektif dan efisien. Tahapan prosedur pelaksanaan ini tergambar dalam suatu bagan alir metode penelitian. Penelitian dilakukan di AMP Rapi Arjasa yang berada di Jln.Megawati Kota Binjai
Tahap yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan properties aspal pen.60/70 dan agregat yang digunakan. Semua pengujian sesuai dengan standart Laboratorium Departemen PU yang mengacu pada SNI (Standart Na sional Indonesia) dan ASTM
(American Society For Testing Material). Untuk pengujian bahan bitumen atau aspal, pada
penelitian ini digunakan aspal penetrasi 60/70.
Pemeriksaan agregat baik agregat kasar maupun agregat halus meliputi: a. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus c. Analisis Butiran
Untuk pengujian bahan bitumen atau aspal, pada penelitian ini digunakan aspal penetrasi 60/70 dari Iran yang didapat dari AMP Rapi Arjasa.
Pemeriksaan sifat fisik aspal yang dilakukan antara lain: a. Pemeriksaan penetrasi aspal
54 c. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar
d. Pemeriksaan penurunan berat minyak dan aspal
e. Pemeriksaan kelarutan aspal dalam karbon tetraklorida (CCL4) f. Pemeriksaan daktalitas
g. Pemeriksaan berat jenis bitumen
Tahap selanjutnya adalah perancangan dan pembuatan benda uji atau campuran aspal berdasarkan variasi kadar aspal. Kadar aspal yang digunakan sebagai sampel adalah 4,5%,5%, 5.5%, 6%, dan 6.5% masing-masing sebanyak tiga sampel. Dari keseluruhan sampel di atas, kemudian di cari satu komposisi campuran yang paling sesuai atau ideal dengan mempertimbangkan nilai stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, dan parameter lainnya setelah sebelumnya dilakukan uji marshall.
55 III.2 BAGAN ALIR
No Yes Mulai Studi Pustaka Aspal 60/70 Pengujian: 1. Berta jenis 2. Penetrasi 3. Daktalitas 4. TFOT 5. Kelarutan Aspal 6. Softening 7. Flash Point
Persiapan Bahan dan Alat
Agregat Pengujian 1. Analisa Saringan 2. Los Angeles 3. Berat Jenis 4. KelekatanAgregat Memenuhi Syarat
Pencarangan Gradasi Agregat Gabungan AC-BC
Penentuan KAO Variasi Kadar Aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5%,Sebanyak 15 Buah
Uji Marshall PRD 3 bricket mmmmasing”
mamasing A
56 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
A
KAO didapatkan
Pembuatan benda Uji dengan Variasi filler Abu semen,Vulkanik,Kapur 0%1%,2%,3%,
,4%,5%,dan6% sebanyak 18 bricket Uji Marshall
Evaluasi Data Hasil dan Kesimpulan
57 Penjelasan bagan alir penelitian:
a. Tahapan Penentuan Komposisi Campuran Aspal
Mepersiapkan material atau bahan yang akan digunakan untuk penelitian Material penyusun (aspal dan agregat) dilakukan untuk menguji kesesuaian
dengan spesifikasi yang ditentukan (spesifikai Departemen Pekerjaan Umum 2010 Rev.3). Pemeriksaan aspal terdiri dari aspal keras pen 60/70.
Apabila memenuhi spesifikasi, keudian dilanjutkan dengan perancangan (mix
design) dan pembuatan sampel benda uji dengan variasi kadar aspal dan
kandungan polimer untuk mendapatkan komposisi campuran aspal yang ideal. Kadar aspal yang digunakan 4,5%,5%, 5,5%, 6%, dan 6,5%.
Campuran aspal yang telah dibuat diuji dengan alat marshall sehingga hasilnya
dapat digunakan untuk menentukan komposisi campuran aspal ideal. b. Tahapan Pembuatan Sampel Campuran Aspal Ideal dan Pengujian
Setelah didapat komposisi capuran aspal ideal, dibuat sampel benda uji tersebut sebanyak 18 sampel dengan variasi filler abu semen, vulkanik Gunung Sinabung
,dan abu kapur masing-masing variasi filler sebanyak 7 benda uji dengan kombinasi abu terbang yang dimulai dari 0% 1%,2%,3%,4%,5%,dan 6% Kemudian diuji dengan alat Marshall untuk mendapatkan data karakteristik
campuran seperti nilai stabilitas campuran, kelelahan, VIM, maupun VMA.
c. Tahapan Analisis Data Hasil Penelitian
Setelah didapatkan semua data hasil penelitian, data tersebut kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis baik dalam bentuk analisis statistik deskriptif, maupun analisis korelasi antar faktor/variabel.
58 III.3.PELAKSANAAN
III.3.1. Spesifikasi Bahan Baku Penelitian
Spesifikasi bahan baku penelitian yang meliputi aspal, agregat kasar, agregat halus,
dan filler abu vulkanik Gunung Sinabung adalah :
Aspal pen 60/70 dari Iran Agregat halus
Tipe :abu batu
Ukuran :0,075 mm – 4,75 mm
Berat jenis :minimum 2500 kg/m3 Agregat kasar
Tipe :batu pecah (split)
Ukuran :maksimum 25,4 mm (1 inch)
Berat jenis : minimum 2500 kg/m3
Filler berupa Semen Portland , abu vulkanik Gunung Sinabung ,dan abu kapur dari bukit kapur Sipoholon Kab.Tapanuli Utara
III.3.2. Perancangan Campuran dengan Metode Marshall.
Setelah semua pengujian material pembentuk campuran aspal yaitu aspal penetrasi 60/70 dan agregat, serta material tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah merancang dan membuat sampel yang akan digunakan untuk penelitian dengan metode marshall. Pengujian standart terhadap benda uji untuk marshall sesuai dengan prosedur yang ditentukan dalam SNI 06-2489-1991 (PA- 0305-76, AASHTO T-44-81, ASTM D-2042-76).
Seperti telah dibahas pada rencana penelitian bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan untuk mencari kadar aspal ideal dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5.5%, 6%, dan
59 6.5%. Setelah didapat komposisi campuran aspal, kemudian dibuat sampel benda uji. Temperatur pencampuran bahan aspal dengan agregat adalah temperatur pada saat aspal mempunyai viskositas kinematis sebesar 170 20 centistokes, dan temperatur pemadatan adalah temperatur pada saat aspal mempunyai nilai viskositas kinematis sebesar 280 30 centistokes. Pemadatan untuk kondisi lalu-lintas berat, dilakukan penumbukan sebanyak 75 kali tumbukan, dengan menggunakan alat marshall
comapaction hammer. Benda uji setelah dipadatkan, disimpan pada temperatur ruang selama 24 jam, kemudian di ukur tinggi dan di timbang berat dalam kondisi kering. Benda uji direndam selama 24jam di dalam air, kemudian ditimbang berat dalam air dan dalam kondisi jenuh air permukaan (saturated surface dry). Sampel kemudian direndam dalam waterbath pada temperature selama 30 menit, setelah itu di uji dengan alat marshall untuk didapatkan data empiris (stabilitas, kelelehan, dan marshall quetion). Setelah didapatkan data hasil uji marshall berupa stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, dan marshall quetion, kemudian di analisis untuk mendapatkan komposisi campuran aspal ideal. Lalu buat sampel PRD tiap masing-masing 3 bricket filler semen,abu vulkanik dan abu kapur dengan kadar 6% untuk mendapatkan nilai VIM nya.
Selanjutnya setelah didapatkan Kadar Aspal Optimum, maka dengan kadar tersebut kita variasikan filler semen ,Abu Vulkanik Gunung Sinabung,dan abu kapur
bandingkan dengan abu flyash mulai 0%,1%,2%,3%,4%,5%,dan 6% Langkah selanjutnya sama dengan sebelumnya untuk mendapatkan karakteristik yang dicari dari uji marshall ini adalah nilai stabilitas (stability), kelelehan (flow), VIM, dan VMA.
III.3.3.Analisis dan Pembahasan
Setelah dilakukan serangkaian penelitian dan didapatkan data, maka tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut:
60 a. Menganalisis hasil pemeriksaan material campuran aspal yaitu agregat dan aspal, apakah
sesuai dengan spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2010 Revisi.III.
b. Menganalisis pengaruh atau memplot data nilai stabilitas, kelelehan, marshall quotient, void in mix VIM, void in mineral agregate VMA, void filled aspal VFA, pada penggunaan semen Portland dan Abu Vulkanik Gunung Sinabung dan Abu Kapur
c. Bandingkan nilai parameter Marshall terhadap 3 jenis filler tersebut.