• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data diperoleh dengan wawancara dengan siswa. Jumlah pertanyaan mengenai higiene berjumlah 24 pertanyaan. Untuk jawaban benar diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Jawaban responden kemudian diberi nilai dengan rumus:

Nilai personal hygiene ×100%

kemudian jawaban dari kuesioner sebanyak 24 pertanyaan dikategorikan menjadi:

1. Baik : Jika hasil jawaban dengan skor >70%

2. Buruk : Jika hasil jawaban dengan skor <70%

2. Fasilitas sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar

Fasilitas sanitasi sekolah dasar dilakukan melalui metode pengamatan/observasi yang telah diberi bobot. Jumlah komponen sebanyak 11 pertanyaan dengan kriteria komponen observasi mempunyai dua pilihan :

a. Memenuhi syarat (ya) = 1

b. Tidak memenuhi syarat (tidak) = 0

3. Baik : Jika hasil jawaban dengan skor >70%

4.Buruk : Jika hasil jawaban dengan skor <70%

Diare

a. Ada, jika responden menjawab ya pada salah satu atau semua pertanyaan.

b. Tidak ada, jika responden menjawab tidak pada semua pertanyaan Metode Analisis Data

Pengolahan data. Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan

selanjutnya diolah dan disajikan dengan distribusi frekuensi.

Analisi data. Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual

dengan menggunakan kuesioner penelitian kemudian data tersebut di analisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk table distribusi, table silang dan narasi yang dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sipagimbar adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Kelurahan ini dibentuk pada tahun 2008 sebagai hasil penggabungan desa Berastagi, Hutanopan, Pasar Sipagimbar, Sibatang Kayu, Sigordang Dolok, Sigordang Lombang dan Sipagimbar Godang Pusat pemerintah desa ini berada di dusun Sipagimbar.

Adapun batas-batas wilayah kelurahan sipagimbar adalah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Ulu Mamis Situnggaling Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Sidapdap Simanosor Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Timut : Berbatasan dengan Parau Sorat Sitabotabo

Kelurahan Sipagimbar terletak di kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas desa 31,87 km yang memiliki penduduk sebanyak 2.136 atau kepadatan 57.35 jiwa.

Di kelurahan Sipagimbar memiliki 3 SD yaitu SD Negeri 101022 berada dilokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan. SD Negeri 101001 berlokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan dan MIN Sipagimbar berlokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan.

Karakteristik Responden Siswa/Siswi Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri 101022, SD Negeri 101001 dan MIN Sipagimbar

Jenis Kelamin

SD Negeri 101022 SD Negeri 101001 MIN Sipagimbar

n % n % n %

Laki-laki 11 55.0 10 50.0 11 55.0

Perempuan 9 45.0 10 50.0 9 45.0

Total 20 100.0 20 100.0 20 100.0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah sampel Siswa SD Negeri 101022 Sipagimbar sebanyak 20 orang, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 11 siswa ( 55,5%) dan perempuan sebanyak 9 siswa (45,0%). Sampel SD Negeri 101001 Sipagimbar juga sebanyak 20 orang, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 10 siswa (50,0%) dan perempuan sebanyak 10 siswa (50,0%).

Dan untuk sampel siswa MIN Sipagimbar di ambil 20 orang juga, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 11 siswa (55.0%) dan perempuan sebanyak 9 siswa (45,0%). Jadi keseluruhan sampel di tiga sekolah sebanyak 60 orang.

Karakteristik responden. Responden yang diteliti berasal dari kelas IV, V dan VI yang terbagi pada tiga sekolah yaitu SD Negeri 101022 Sipagimbar, SD Negeri 101001 Sipagimbar dan MIN Sipagimbar. Responden berjumlah 60 orang dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.

Jenis Kelamin n (%)

Laki-laki 32 53,3

30

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui distribusi responden menurut jenis kelamin dimana responden paling banyak dengan jenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 32 responden (53,3%) dan diikuti jenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (46,7%).

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

Umur n (%)

9-10 Tahun 29 48.33

11-12 Tahun 31 51.66

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui distribusi menurut umur dimana responden paling banyak dengan kelompok umur 11-12 tahun yaitu sebanyak 31 responden (51,7%) dan diikuti kelompok 9-10 tahun sebanyak 29 responden (48,3%).

Gambaran keadaan personal hygiene. Gambaran keadaan personal hygiene meliputi kebersihan tangan dan kebersihan kuku.

Kebersihan tangan. Distribusi kebersihan tangan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.

Kebiasaan Mencuci Tangan n (%)

Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air mengalir dan sabun

Ya 60 100

Tidak - -

Mencuci tangan yang benar sebelum makan

Mencuci tangan dengan air saja 60 100

Mencuci tangan dengan air dan sabun - -

Tidak mencuci tangan - -

Sesudah makan diperlukan mencuci tangan

Ya, mencuci tangan dengan air saja 59 98,3

Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 1 1.7

Tidak mencuci tangan - -

Setelah buang air kecil diperlukan mencuci tangan

Ya, mencuci tangan dengan air saja 30 50

Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 3 5

Tidak mencuci tangan 27 45

Setelah buang air besar di perlukan mencuci tangan

Ya, mencuci tangan dengan air saja 45 75

Apakah adik mencuci tangan setelah memegang hewan

Ya, mencuci tangan dengan air saja 12 20

Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 2 3.3

Tidak mencuci tangan 46 76.7

Apakah adik mencuci tangan setelah bersin atau batuk

Ya, mencuci tangan dengan air saja 1 1.7

32

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.

Kenapa perlu cuci tangan dengan air bersih

Agar bersih, terhindar dari kuman dan bakteri 13 21.6

Agar bersih dan wangi 31 51.6

Agar tidak terhindar dari bakteri dan kuman 16 26.6 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa kebersihan tangan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 yang memberi pernyataan bahwa mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air mengalir dan sabun sebanyak 60 orang, yang mencuci tangan sebelum makan dengan air saja sebanyak 60 orang, yang mencuci tangan sesudah makan dengan air saja sebanyak 59 orang (98,3%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 1 orang (1,7%), yang mencuci tangan setelah buang air kecil dengan air saja sebanyak 30 orang (50%) yang mencuci tangan dengan air dan sabun sebanyak 3 orang (5%), yang mencuci tangan setelah buang air besar dengan air saja sebanyak 45 orang (75%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun sebanyak 15 orang (25%), yang mencuci tangan setelah bermain/berolahraga dengan air saja sebanyak 7 orang (7%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 2 orang (3,3%), selalu mencuci tangan setelah memegang hewan dengan air saja sebanyak 12 orang (20%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 2 orang

(3,3%), yang mencuci tangan setelah bersin dan batuk dengan air saja hanya 1 orang (1,7%), dan yang memberi pernyataan bahwa tidak mencuci tangan dengan sabun dapat menyebabkan diare sebanyak 50 orang (83,3%), dan yang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah membuang sampah sebanyak 15 orang (25%).

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebersihan Tangan Pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019. keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 58 siswa (96,7%) kebiasaan cuci tangannya buruk dan hanya 2 siswa (3,3%) yang kebiasaan cuci tangannya baik.

Kebersihan kuku. Distribusi kebersihan kuku pada siswa SD di Kelurahan

Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

34

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

Kebersihan Kuku n (%)

Apakah adik sering menggigit kuku ?

Ya 13 21,7

Tidak 47 78,3

Apakah adik sering memasukkan jari kemulut

Ya 6 10

Tidak 54 90

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa siswa yang selalu memotong kuku secara teratur 1x dalam seminggu ada 40 siswa (66,66%), yang sering menggigit kuku sebanyak 13 siswa (21,66%) dan yang sering memasukkan jari ke dalam mulut sebanyak 6 siswa (10%).

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

Kebersihan Kuku n (%)

Bersih 34 56,7

Tidak Bersih 26 43,3

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 26 siswa (43,3%) memiliki kebersihan kuku yang buruk dan 34 siswa (56,7%) memiliki kebersihan kuku yang baik.

Kebiasaan jajan. Distribusi kebiasaan jajan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Jajan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 dibandingkan jajan disekolah?

Ya 5 8.3

Tidak 55 91.7

Apakah makanan yang dibungkus lebih terjamin kebersihannya?

Apakah adik memperhatikan kebersihan alat-alat pengolahan makanan jajanan di kantin sekolah?

Ya 0 -

Tidak 60 100

Apakah adik lebih memilih makanan yang terbungkus atau mempunyai kemasan?

Ya 40 66.7

Tidak 20 33.3

Apakah adik mencuci buah buah sebelum dimakan?

Ya 25 41.7

Apakah makanan yang berbau busuk tetap kamu makan?

Ya 0 -

Tidak 60 100

36

Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa kebiasaan jajan siswa yang selalu memilih makanan yang bersih dan tertutup sebanyak 51 siswa (85%), yang membeli makanan dan jajanan yang sehat dibandingkan yang murah sebanyak 22 siswa (36%), yang selalu memilih sarapan dan membawa bekal dibandingkan jajan disekolah hanya 5 siswa (8,3), yang memilih makanan yang dibungkus yang terjamin kesehatannya sebanyak 58 siswa (96,7), yang menyukai minuman yang mengandung pemanis buatan sebanyak 56 siswa (93,3%), sedangkan yang memperhatikan kebersihan alat-alat pengolahan makanan jajanan dikantin sekolah yaitu semua siswa tidak memperhatikan kebersihan dikantin tersebut, yang memilih makanan yang terbungkus atau mempunyai kemasan ada sebanyak 40 siswa (66,7%), yang selalu mencuci buah-buahan sebelum dimakan yaitu sebanyak 25 siswa (41%), siswa yang membeli jajanan yang tidak tertutup dan dihinggapi lalat yaitu sebanyak 23 siswa (38%) dan tidak ada siswa yang memilih makanan yang berbau busuk.

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Jajan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.

Kebiasaan Jajan n (%)

Baik 1 1,7

Kurang Baik 59 98.3

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 59 siswa (98,3%) kebiasaan jajannya buruk dan hanya 1 siswa (1,7%) yang kebiasaan jajannya baik.

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.

Kejadian Diare n (%)

Apakah adik-adik pernah BAB lebih dari 3 kali dakam sehari dalam 2 bulan terakhir?

Ya 60 100

Tidak - -

Apakah adik-adik pernah BAB yang encer seperti air cucian beras dalam 2 bulan terakhir?

Ya 60 100

Tidak - -

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa semua siswa atau 60 siswa pernah mengalami BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dalam 2 bulan terkahir dan keseluruhan siswa atau 60 siswa juga pernah BAB yang encer seperti air cucian beras dalam 2 bulan terakhir. Jadi seluruh siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami kejadian diare.

Gambaran kondisi fasilitas sanitasi. Kondisi fasilitas sanitasi dapat dilihat dari hasil observas sarana tempat cuci tangan, kantin sekolah, kamar mandi, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah yang lembar observasi berdasarkan Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006.

38

Tabel 12

Berdasarkan Hasil Observasi Peneliti di SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

Komponen Observasi Memenuhi Syarat

SDN101001 SDN101022 MIN Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tempat cuci tangan

Tersedia tempat cuci tangan di ruang

kelas, minimal 1 untuk dua kelas √ √ √

Tersedia sabun cuci tangan √ √ √

Tersedia air bersih √ √ √

Kantin Sekolah

Lokasi sekolah minimal berjarak 20 m

dengan lokasi TPS √ √ √

Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dilengkapi dengan sabun

√ √ √

Makanan kemasan berlebel

BPOM/Dinkes dan tidak kadaluarsa √ √ √

Makanan dan minuman dikemas menggunakan kemasan bersih untuk makanan

√ √ √

Petugas kantin berpakaian bersih,

bercelemek, bertudung dan sehat √ √ √

Pengambilan makanan selalu menggunakan alat pengambil makanan (sendok, penjepit, sarung tangan)

Tabel 12

Berdasarkan Hasil Observasi Peneliti di SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019

Komponen Observasi Memenuhi Syarat

SDN101001 SDN101022 MIN Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tersedia lubang penghawaan

(ventilasi) √ √ √

Tempat Sampah

Tempat sampah yang dilengkapi tutup

di setiap ruangan √ √ √

Terdapat tempat sampah organik dan

anorganik di tiap ruangan √ √ √

Letak TPS dengan ruang kelas

minimal 10 m √ √ √

Sarana pembuangan air limbah

Tersedia saluran pembuangan air

limbah √ √ √

Saluran pembuangan air limbah yang

tertutup √ √ √

Saluran pembuangan air limbah tidak

menimbulkan bau √ √ √

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan bahwa tidak ada tempat cuci tangan di ruangan kelas, tidak menyediakan sabun cuci tangan dan tersedia air bersih. Lokasi sekolah juga tidak berjarak 20 m dengan lokasi TPS artinya sekolah berdekatan dengan TPS, Lokasi kantin juga berdekatan dengan kamar mandi/wc, peralatan kantin terlihat bersih dan tidak berkarat tetapi tidak tersedia tempat sampah tertutup dan juga tidak menyediakan tempat cuci tangan dengan air bersih dan mengalir, makanan yang ada dikantin berkemasan dan berlebe BPOM dan tidak kadaluarsa, tetapi petugas kantin tidak berpakaian bersih atau bercelemek dan untuk pengambilan makanan juga tidak menggunakan alat

40

menyediakan air bersih yang banyak yaitu 15 liter/orang/hari dan jarak air bersih dengan sumber pencemaran berjarak 10 m, kamar mandi terpisah dari setiap ruang sekolah dan juga kamar mandi laki-laki dan perempuan terpisah tetapi kamar mandi tidak dalam keadaan bersih atau berbau, tidak tersedia juga tempat sampah dan sabun tetapi kamar mandi tersedia lubang penghawaan atau ventilasi. Tempat sampah disekolah tidak melengkapi tempat sampah yang tertutup di setiap ruangan. Sarana pembuangan air limbah disekolah menyediakan saluran pembuangan air limbah yang tertutup dan saluran juga tidak menimbulkan bau hanya 1 sekolah yang fasilitas sanitasinya memenuhi syarat yaitu sekolah MIN Sipagimbar.

Tabel 13

Distribusi Fasilitas Sanitasi Berdasarkan Kategori Hasil Observasi di SD kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan 2019

Fasilitas Sanitasi n (%)

Baik 20 33,3

Buruk 40 66.7

Berdasarkan Tabel 13 berdasarkan data tabulasi fasilitas sanitasi dan kejadian diare, dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 40 siswa fasilitas sanitasi sekolahnya buruk, dan 20 siswa fasilitas sanitasi sekolahnya baik atau hanya 1 sekolah yang mempunyai fasilitas sanitasi tergolong baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari semua siswa SD di Sipagimbar mengalami kejadian diare. Banyaknya siswa yang mengalami kejadian diare pada siswa kemungkinan besar disebabkan oleh personal hygiene seperti kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan kebiasaan jajannya dan dampak fasilitas sanitasi disekolahnya sangat buruk seperti kurang memadainya air bersih, air yang tercemar tinja, kekurangan sarana kebersihan, dan kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak bersih.

Hal ini dimungkinkan mengingat anak usia sekolah dasar memiliki personal hygiene yang kurang baik, namun umur dan jenis kelamin bukan menjadi faktor utama penentu seseorang mudah terkena diare, karan masih banyak faktor lain yang menentukan seseorang mudah terkena diare, seperti faktor fasilitas sanitasi dan faktor perilaku (kebersihan perorangan) yang kurang baik.

Jenis diare ada dua yaitu diare akut dan diare kronik atau diare persiten.

Diare akut adalah diare yang berlangsung dari 14 hari, sementara diare persitsen atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit sedangkan diare kronik disebabkan gangguan fungsional atau penyakit usus (Depkes RI, 2011).

Personal Hygiene

Pengukuran personal hygiene siswa dengan kejadian diare dinilai

42

berdasarkan kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan kebiasaan jajan.

Kebiasaan mencuci tangan. Berdasarkan analisis kebiasaan mencuci tangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebiasaan mencuci pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 hampir keseluruhan siswa tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan baik dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati keseluruhan mengalami kejadian diare dimana 58 siswa kebiasaan cuci tangannya buruk dan hanya 2 siswa yang kebiasaan cuci tangannya baik. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang belum menjaga kebersihan diri dengan baik dan benar.

Tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun sangat berperan penting dalam pencegana terjadinya kejadian diare, keran dengan mencuci tangan berfungsi untuk mengurangi/menghilangkan mikrootganisme yang menempel pada tangan. Mencuci tangan harus dengan air bersih, karena apabila menggunakan air yang tidak bersih kuman dan bakteri penyebab penyakit akan menempel di tanagn dan dengan mudah berpindah ke dalam tubuh ketika makan.

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun lebih efektif membersihkan kotoran yang menempel pada permukaan kulit, jari-jari dan kuku pada tangan (Proverawati dan Rahmawati,2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irawati (2013) pada anak di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa Antang Makassar yang menunjukkan ada kemungkinan hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare.

Kebersihan kuku. Berdasarkan analisis kebersihan kuku dapat

disimpulkan tidak ada hubungan yang nyata antara kebersihan kuku dengan kejadian diare pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019. Tetapi kemungkinan mengalami kejadian diare karena dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati siswa yang kebersihan kukunya baik sebanyak 34 siswa dan kebersihan kuku yang buruk sebanyak 26 siswa. Kebanyakan siswa menggunting kuku 1 kali seminggu tetapi kuku yang pendek yang mereka miliki kotor.

Kebersihan kuku merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan kebersihan perorangan. Ketika kuku siswa dalam keadaan kotor akan mudah berkembang kuman/bibit penyakit di dalam kuku akibatnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada siswa.

Kebiasaan jajan. Berdasarkan hasil analisis antara kebiasaan jajan dengan kejadian diare. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata antara kebiasaan jajan dengan kejadian diare pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 karena kebiasaan jajan dan pola makan pada siswa-siswa di SD tersebut sangatlah buruk dan tidak sehat. Dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana sebanyak 59 siswa kebiasaan jajannya buruk dan hanya 1 siswa yang kebiasaan jajannya baik.

Berdasarkan hasil penelitian. tingkat pengetahuan siswa yang baik

Masih kurang,hal ini dapat dilihat sebagian besar siswa telah mengetahui pengertian makanan jajanan, manfaat makanan jajanan, makanan jajanan yang baik, makanan jajanan yang aman, bagaimana makanan jajanan ala barat,

44

bagaimana makanan jajanan tradisional, pengertian snack, makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya, makanan jajanan yang mengandung warna menyolok tidak baik dikonsumsi, contoh makanan yang kotor, sesuatu yang tidak boleh ditambahkan pada makanan, contoh minuman bergizi, penyakit yang dapat disebabkan makanan jajanan, dan manfaat makan pagi. Pengetahuan siswa berpengaruh terhadap sikap dan tindakan dalam pemilihan makanan jajanan.

Kebiasaan jajan merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada kejadian diare. Presepsi masyarakat mengenai perilaku makan atau minum dapat dilihat dari kebiasaan makanan, jenis makanan yang sering di konsumsi, tempat memperoleh makanan atau minuman ( kaki lima, masakan sendiri dan lain-lain).

Kesukaan terhadap jenis makanan atau minimum (manis,pedas dingin dan lain-lain), kondisi sosial fisik tempat penjual makanan atau minuman, keamanan atau minuman yang dijual dan tingkat hygiene sanitasi makanan yang dijual (Sarbini, 2005).

Makanan jajanan menurut food an Agriculture Organization (FAO) adalah makanan yang disediakan dalam wadah atau sarana penjualan dipinggir jalan, tempat umum, atau tempat lain yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.

Anaks sekolah biasanya membeli pangan jajanan pada penjaja pangan diluar sekolah atau kantin sekolah. Kebiasaan jajan yang buruk bisa menimbulkan kejadian diare, memakan makanan yang tidak sehat dan tidak bersih sangat mempengaruhi masukknya bakteri atau virus kedalam tubuh.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sihotang (2017). Perilaku

Konsumsi jajan siswa serta kejadian diare di beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak yang menunjukan bahwa ada kemungkinan hubungan kejadian diare dengan kebiasaan jajan.

Fasilitas sanitasi. Berdasarkan hasil analisis antara fasilitas sanitasi dengan kejadian diare .Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata antara fasilitas sanitasi dengan kejadian diare pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 karena fasilitas sanitasi di SD tersebut sangatlah buruk sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan salah satunya kejadian diare. Dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 40 siswa fasilitas sekolahnya buruk dan 20 siswa fasilitas sanitiasi sekolahnya baik atau hanya 1 sekolah yang mempunyai fasilitas sanitasi tergolong baik.

Pengukuran fasilitas sanitasi dengan kejadian diare diukur berdasarkan tempat cuci tangan, kantin sekolah, kamar mandi/wc/jamban, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah.

Pengukuran fasilitas sanitasi dengan kejadian diare diukur berdasarkan tempat cuci tangan, kantin sekolah, kamar mandi/wc/jamban, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah.

Dokumen terkait