ANALISIS PERSONAL HYGIENE, FASILITAS SANITASI DAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD DI KELURAHAN
SIPAGIMBAR KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh
MAKMUR SIREGAR NIM. 131000227
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
MAKMUR SIREGAR NIM. 131000227
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D.
Anggota : 1.Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsulina, MS.
2. Ir. Evi Naria, M.Kes.
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Personal Hygiene, Fasilitas Sanitasi dan Kejadian Diare pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Medan,September 2019
Makmur Siregar
Abstrak
Kejadian diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami masyarakat indonesia terutama pada daerah-daerah yang pengendalian faktor resikonya masih sangat rendah. Diare adalah buang air besar dengan perubahan bentuk tinja yang berbeda dengan yang biasa dan konsistensi tinja cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, yaitu 3 kali bahkan lebih dalam 1 hari. Secara klinis penyebab diare dapat dikategorikan ke dalam 6 golongan besar seperti infeksi yang di sebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit, malabsorprsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan penyebab lainnya. Keadaan fasilitas sanitasi lingkungan yang belum memadai, hygiene yang kurang baik adalah penyebab diare. Desain penelitian adalah bersifat survey deskriptif dengan cara desain cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah SD di kelurahan Sipagimbar, yaitu kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah 153 orang. Sampel berjumlah 60 orang di ambil secara acak. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kusesioner dan obcervasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 60 siswa (100%) mengalami kejadian diare pada 2 bulan terakhir, ada kaitan yang berpengaruh antara hygiene perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan kebiasaan jajan dengan kejadian diare pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar. Fasilitas sanitasi di sekolah juga penyebab terjadinya kejadian diare, Fasilitas sanitasi di SD kelurahan Sipagimbar tidak ada yang memenuhi persyaratan. Di sarankan kepada siswa untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan pakai sabun, kepada pihak sekolah agar menegakkan disiplin pada siswa seperti pemeriksaan kuku secara berkala dan lebih memperhatikan fasilitas sanitasi lingkungan sekolah dan pihak kantin sekolah lebih menerapakan hygiene personal yang baik agar kualitas jajanan lebih baik.
Kata Kunci : Personal hygiene, fasilitas sanitasi, diare.
Abstract
The diarrhea phenomenon is one of the health problems that is often happened to Indonesian people, especially for those who live in the area with minimum controling of its causes. Diarrheal disease happens when both the changing of the form of feces changes and the liquid in feces increases and when the frequency of bowel movements increases unnormally, usually more three times in a day. Clinically, the causes of diarrhea can be categorized into 6 major groups: infections caused by bacteria, viruses or parasite infestation, malabsorption, allergies, poisoned, immunodeficiency and other causes. The inadequate of environmental sanitation facilities and the inadequate of hygiene are the causes of diarrhea. The research design of this study is descriptive survey approach using cross-sectional. The population of this research are the students ofSipagimbar village grade 4, 5 and 6.
There are totally 153 population. From the population, it is taken randomly 60 students as the sample. In collecting the data, it is used both questionnare and observation and done by interviewing. The results of study indicate that 60 students (100%) have experienced diarrhea in the last 2 months, there is a significant correlation between personal hygiene such as the habit of washing hands, the cleanness of finger nail and the habit of snacking with the incidence of diarrhea in students of Sipagimbar Village. Sanitation facilities in schools is also the cause of diarrhea. There are no sanitation facilities in the SD Sipagimbar. It is suggested that the students have the awareness to life healthy by washing their hands with soap, the school committe is hoped to take a control to students in cutting off their nails periodically and pay more attention to school environmental sanitation facilities and for the school canteen, it is suggested to take care of personal hygiene so that the quality of snacks could be better.
Key words :personal hygiene, sanitation fasilities, diarrhea
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Personal Hygiene, Fasilitas Sanitasi dan Kejadian Diare pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H.,M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M., selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dra. Nurmaini, M.K.M.,Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I skripsi telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan saran, dukungan, nasehat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini
5. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsulina, MS, selaku penguji I dan Ir. Evi Naria, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dosendan staff di FKM USU, khususnya Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan bakal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Berbagai pihak sekolah SD di Kelurahan Sipagimbar yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi.
8. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda tercinta, Alm. Safii Siregar dan ibunda tercinta Halimah Simamora yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan moral maupun materil.
9. Kepada abang (Sulaiman Siregar, Bosar Prasakti Siregar, Mulatua Siregar, Samsul Bahri Siregar) dan kakak (DelianaSiregar) yang selalu member semangat dan dukungan.
10. Kepadasahabatsaya,(Lily FahlilahHadipuro, IrafridaMarbun, Aan Muhammad Hamzah) danteman-teman seperjuangan yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skrips iini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.
Medan, September 2019
Makmur Siregar
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 4
Tujuan umum 4
Tujuan khusus 4
Manfaat Penelitian 5
Tinjauan Pustaka 6
Personal Hygiene 6
Definisi personal hygiene 6
Tujuan personal hygiene 6
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene 6
Dampak yang sering timbul pada masalah 7
Jenis-jenis personal hygiene 8
Tanda dan gejala 11
Personal hygiene sekolah dasar 11
Sekolah Dasar 12
Fasilitas Sanitasi Sekolah Dasar 14
Faktor Risiko Kesehatan Fasilitas Sanitasi Lingkungan SD 16
Diare 18
Defenisi diare 18
Jenis-jenis diare 18
Penyebab terjadinya diare 19
Tanda dan Gejala 20
Derajat Dehidrasi 21
Faktor Risiko Kejadian Diare 21
Perilaku Cuci Tangan 21
Makanan dan Minuman 22
Pencegahan Diare 22
Kerangka Konsep 23
Metode Penelitian 24
Jenis Penelitian 24
Lokasi dan Waktu Penelitian 24
Lokasi Penelitian 24
Waktu Penelitian 24
Populasi dan Sampel 24
Variabel dan Definisi Operasional 25
Metode Pengumpulan Data 26
Metode Pengukuran 26
Metode Analisis Data 27
Hasil Penelitian 28
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 28
Karakteristik Responden 29
Karakteristik Responden 29
Gambaran Keadaan Personal Hygiene 30
Gambaran Kondisi Fasilitas Sanitasi 37
Pembahasan 41
Kejadian Diare Pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 41
Personal Hygiene 41
Kebiasaan Mencuci Tangan 42
Kebersihan Kuku 42
Kebiasaan Jajan 43
Fasilitas Sanitasi 45
Keterbatasan Penelitian 46
Kesimpulan dan Saran 47
Kesimpulan 47
Saran 47
Daftar Pustaka 49
Lampiran 51
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Derajat Dehidrasi 21
2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri
101022 di SD Negeri 101022Negeri 101001 dan MIN Sipagimbar 29 3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Siswa SD di
Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2019
29
4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2019 30 5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan pada
Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole
KabupatenTapanuli Selatan Tahun 2019 31
6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Mencuci Tangan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar
Dolok Hole KabupatenTapanuli Selatan Tahun 2019 33 7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD
di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2019 33 8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebersihan Kuku pada
Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole
KabupatenTapanuli Selatan Tahun 2019 34
9 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan JajanpadaSiswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 35
10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Jajan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok
Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 36
11 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2019 37
12 Berdasarkan Hasil Observasi Penelitidi SD Kelurahan
Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2019 38
13 Distribusi Fasilitas Sanitasi Berdasarkan Kategori Hasil Observasi di SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole
Kabupaten Tapanuli Selatan 2019 40
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka konsep 23
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian 51
2 Pedoman Observasi 56
3 Dokumentasi Penelitian 59
Riwayat Hidup
Penulis bernama Makmur Siregar di lahirkan di Sipagimbar pada tanggal 12 juli 1994. Penulis beragama Islam, anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Safii Siregar dan Ibu Halimah Simamora.
Pendidikan formal dimulai di SD Negeri 101022 Tahun 2001-2007, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Saipar Dolok Hole Tahun 2007- 2010, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 plus Sipirok Tahun 2010-2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, September 2019
Makmur Siregar
Diareaadalah suatu masalahakesehatan yanggsering dialami masyarakat apalagi masyarakat indonesia. Masalah diare seringgterjadiadalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. KLB sangat seringDterjadi terutama pada daerah-daerah yangDpengendalian faktor resikonya masih sangatDrendah.
Cakupan prilaku hygieneDdan fasilitas sanitasiDyang rendah sering menjadi faktor resiko terjadinyaDKLBDdiare (Kepmenkes RID2011).
Menurut data WHO, diareDadalah penyebabDkematianDnomorDtiga di dunia pada anak-anak denganDProportionalDMortalityDRate (PMR) 17%. WHO juga mencatatkan duaDjuta anak didunia meninggalDakibatDpenyakitDdiare di setiapDtahun. DiDAfrikaaanak-anakDterserangadiare 7 kaliDsetiap tahun dibanding diDnegaraaberkembangalainnya yang mengalamiDdiare hanya 3 kaliDsetiap tahunya. DiDInggris,asatu darialima anak menderitaDdiaredinfeksi setiapDtahunnya danasatu dariDenam orangDpasien yangDberobat ke praktek umum menderita infeksi. (WHO, 2009).
Di Indonesia sendiri, penyakit diareDmasih termasuk dalam salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Pada Tahun 2013 jumlah penderitaaKLB diare menurunDsecaraasignifikan dibandinggpada Tahuna2012 daria1.654 kasusamenjadi 646 kasusDpada Tahuna2013. KLBadiare padaaTahun 2013 terjadiAdi 6 provinsi denganapenderita terbanyakaterjadiadi JawaDTengah yangamencapai 294Dkasus, sedangkanaangka kematiana(CFR) akibatDKLB
2
KesehatanDIndonesia,d2013).
Berdasarkan profil Dinas KesehatanDSumatera Utara Tahun 2009Djumlah penderita diareaadalah 70.723 jiwa, namun padadTahun 2010aterjadi KLB di kabupatenaTapanuli Selatan dengan jumlah pederita 34 orang dan 1orang meninggal duniaa(ProfilDDinkes Provinsi SumateraaUtara, 2013).
Diare bisaadiakibatkan dariabeberapa faktor.DMenurut Sander (2005), penyebabdterjadinya diare bisaadari kurangdmemadainya air bersih, airdyang tercemar tinja,qkekurangan saranadkebersihan, pembuangandtinja yang tidak saniter, kebersihandperorangan danalingkungan yangajelek serta penyiapan dan penyimpananamakanan yang tidakabersih.
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes,2004). Personal hygiene adalah suatu pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatan perorangan untuk memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan mempertinggi nilai kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit. Upaya personal hygiene meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan gigi, kebersihan telinga dan kebersihan tangan,dkaki dan kuku.
Menurut penelitian Nadeak (2016) tentang masalah hubungan higiene peroranganadengan kejadianadiare padaaanak SD dan higiene sanitasi makanan jajanan, adaahubungan yang terkait antara higiene peroranganadengan kejadian diare pada siswa di sekolah SDN 101769 Percut Sei Tuan.
Sekolah dasaramerupakan tempat belajar anak usia antara 6-12 tahun, dimana kelompokayang sangat tinggi tingkatakerawanan karena anak dalam proses pertumbuhan. Sifat siswa sekolahadasar yaitu senangabermain, bergerak,Dbekerja dalam sebuahakelompok, dan senangamerasakan atau melakukanasesuatu secara langsungasehingga tidak jarang anak-anak tidak memperdulikan kebersihanDyang dapat mempengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).
Berdasarkan survei awal, di Desa Sipagimbar terdapat 3 Sekolah Dasar (SD)/ MI yaitu SD negeri 101022 sipagimbar, SD negeri 101001 sipagimbar dan MIN sipagimbar. Dari ketiga SD tersebut terdapat jumlah yang sakit dan tidak masuk kelas dari seluruh siswa kelas IV, V dan VI karenaadiare dalam satuabulan terakhir sebanyaka22 dari 153 siswa (14,4%). Berdasarkan observasi, banyak siswa yang memiliki kuku yangapanjang dandkotor, tidak mencuciatangan sebelumamakan, meminum airadari kranakamar mandiadan membeli jajanan yangatidak sehat. Hal tersebut dapatamenyebabkan terjadinyaadiare pada siswaatersebut.
Faktor lain yang dapatamenyebabkan terjadinya diare pada siswa adalah kurangnya fasilitas sanitasi di sekolah seperti kamar mandi/ toilet, air bersih, pembuangan air limbah (SPAL)adan pembuangan sampah. Di setiap sekolah masing masing memiliki 3 kamar mandi dengan kondisi yang kurang bersih seperti lantai yang kotor dan licin, bak penampungan air yang kotor, jamban yang kotor dan air yang kurang serta tidak jernih/ bersih. Pembuangan sampah di masing masing sekolah juga tidak saniter karena sampah dari masing masing kelas
4
di kumpulkan disekitar pekarangan/ belakang sekolah kemudian dibakar ketika sudah menumpuk.
Faktor lain perilaku jajanqanak tergantung darialingkungan sehari-hari dimana anak tersebutabebas melakukanaaktifitas, seperti ketikaaberada di sekolahddan karena pengaruh temandsebaya hingga keberadaan jajananDyang ada. Secarartidak langsung keadaanatersebut akan dapatamembentuk perilakuajajan sembarangan.
Berdasarkan uraian tersebut perlu dianaliasis bagaimana personal hygiene, fasilitas sanitasi dan kejadian diare pada siswa SD negeri 101022, SD negeri 101001 dan MIN sipagimbar.
Perumusan Masalah
Tingginyaakejadian diareapada siswa SDqnegeri 101022, SD negeri 101001 dan MIN sipagimbar dan rendahnya personal higiene dan fasilitas sanitasi.
Maka peneliti ingin meneliti tentang analisis personal higiene, fasilitas sanitasi dan kejadian diare pada siswa SD di SipagimbaraKecamatan SaiparDDolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Untuk mengenganalisis personal hygiene, fasilitas sanitasi dan kejadian diare pada siswa SD di SipagimbarDKecamatan Saipar Dolok HoleaKabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus adalah:
1. Mengetahui personal hygiene pada siswa SD Sipagimbar.
2. Mengetahui fasilitas sanitasi di SD Sipangimbar.
3. Mengetahui kejadian diare pada siswa SD Sipagimbar.
Manfaat Penelitian
1. Sebagaiabahanamasukan bagiDkepala sekolah SD di Sipagimbar untuk menerapkan higiene dan sanitasi kesehatan lingkungan sekolah sesuai standar Kepmenkes dan menyediakan fasilitas yang mendukung.
2. Sebagai gambaran kondisi sanitasi kesehatan lingkungan sekolah SD di Sipagimbar.
3. Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis pada waktu melaksanakan penelitian.
4. Memberikan tambahan informasi dan sebagai bahanareferensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya pada bidang ilmuDkesehatan lingkungan.
Tinjauan Pustaka
Personal Hygiene
Definisi personal higiene. Kata personal hygiene berasal dari bahasa yunani yangaberarti personal, yang tujuannya perorangan danqhygiene yang berartiasehat. Kebersihandperorangan adalah suatu sikap untukqmemelihara kesehatan dan kebersihan seseorangquntuk kesehatan fisik dangpsikis (Tarwotoodan Wartonah, 2010).
Personalahygiene adalahasuatu perilaku untukamemelihara kesehatan dan kebersihan untuk kesehatan fisik dan psikis seseorang, kurangnya melakukan perawatan diri seseorang adalah kondisi yangDtidak mampu melakukan iperawatan kebersihan untuk dirinya sendiri (Potter dan Perry, 2005)
Salah satu kemampuan dasar manusia adalah perawatan diri untuk memenuhi kebutuhannya dalam imempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan seseorang dapat dilihat pada ikondisi kesehatannya, seseorang yang terganggu keperawatan dirinya dinyatakan tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2010).
Tujuan ipersonal hygiene. iTujuan personal hygiene adalah untuk meningkatkan kesehatan seseorang, memelihara tingkat kebersihan diri seseorang, memperbaikiipersonal hygiene yang kurang, pencegahan penyakit seseorang, meningkatkan percaya diri seseorang, dan imenciptakan keindahan dirii seseorang (Tarwoto, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene. iMenurut Tarwoto, 2010 Ada 7 iFaktor-faktor yang dapat mempengaruhii personal hygiene
yaitu :
Citra tubuh. Gambarandseseorang terhadapddirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnyaddengan adanya perubahan fisik sehingga seseorang tidak peduliddengan kebersihan dirinya sendiri.
Prakti sosial. Pada umumnya anak-anak selalu dijaga masalah kebersihan
dirinya, maka kemungkinandterjadi perubahan sikap personal hygiene hinggadanak tersebut tumbuh dewasa.
Status sosial ekonomi. Personal hygiene memerlukan uang untuk
menyediakan dan melengkapi peralatan dan bahandseperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, dan alat mandi.
Pengetahuan. Pengetahuan terhadap personaldhygiene sangat diperlukan
karena pengetahuan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Misalnya, pada seorang pasien penderita penyakit diabetes melitus harus menjagadkebersihan kakinya.
`Budaya. Di sebagian beasar masyarakatdjika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan dan ini adalah persepsidyang tidak benar.
Kebiasaan seseorang. Ada kebiasaan seseorang memakai merek tertentu
dalam perawatan diri sepertidpemakaian sabun, sampo dan lain-lain.
Kondisi fisik. Pada keadaan tertentu / sakit seseorang memerlukan bantuan
orang lain akibat kondisi fisik yang kurang baik.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.dDampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Wolf, 2000) meliputi:
Dampakdfisik. Akibat tidak baiknya seseorang memelihara kebersihan
8
dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan seperti gangguandmembran mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguandfisik terhadap kuku.
Dampak psikososial. Gangguan-gangguan seperti kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan mencintai danddicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial merupakan masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene.
Jenis-jenis personal hygiene. Kebersihan perorangandmeliputi sebagai berikut (Wartonah, 2003):
Kebersihan kulit. Kebersihan kulit seseorang adalah kesehatan pertama
yang dapat dilihat pada kondisi kesehatan seseorang, maka dari itu sangat perlu memelihara kulit sebaik-baiknya, dari pola makan juga dapat membuat kondisi kulit baik atau tidaknya, serta kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidupdsehari-hari.
Untukdselalu menjaga kebersihandkulit kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan, seperti:
1. Mandid2x sehari
2. Mandi menggunakan sabun
3. Selalu menjaga kebersihandhanduk 4. Selalu menjaga kebersihandpakaian 5. Makan makanan yang sehat dan bergizi 6. Selalu menjaga kebersihandlingkungan
7. Selalu menggunakan barang-barangdmilik pribadi
Kebersihandrambut. Rambut yang di jaga dengandbaik akan membuat
rambutdtumbuh sehat dan indahdsehingga membuat kesan cantik dan tidak menimbulkan bau yangdtidak sedap. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikanddalam merawat kebersihan rambut adalah:
1. Menjaga kebersihan rambutddengan mencuci rambut minimal 2x seminggu
2. Mencucidrambut dengan sampo
3. Menggunakandalat-alat pemeliharaan rambut milik pribadi
Kebersihan gigi. Menggosokdgigi secara teratur dapat membuat gigi
bersih dan terjaga kesehatannya sehingga membuat gigi tidak mudah berlubang.
Ada beberapadhal yang perluddiperhatikan untuk menjaga dan melindungi kesehatandgigi, yaitu:
1. Menggosokdgigi dengan benar dandteratur setelah selesai makan 2. Tidak mengkonsumsidmakanan-makanan yang dapat merusak gigi 3. Menggunakan sikat gigidsendiri
4. Mengkonsumsi buah-buahandyang menyehatkan gigi 5. Memeriksa gigidsecara teratur ke dokter gigi
Kebersihan mata. Mata adalah organ tubuh yangdsangat penting karena
matadadalah organ penglihatan yang lebih banyak memberikandinformasi tentang dunia kepadadkita. Untuk menjaga kesehatan mata agardtetap berfungsi dengan baikddan tetap terjaga kebersihannya, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk kebersihan mata, yaitu:
1. Biasakan membacaddan menulis ditempat yangdterang
10
2. Konsumsi makanandyang bergizi dan sehat terutama vitamin A 3. Istirahat yang cukup
4. Memakaidperalatan sendiri
5. Selalu memeliharadkebersihan lingkungan
Kebersihandtelinga. Hal-haldyang perlu diperhatikan adalah:
1. Selalu membersihkandtelinga dengan baik dan benar 2. Jangan memasukkan benda tajam ke dalam telinga.
Kebersihan tangan, kaki dan kuku. Kebersihandtangan, kaki dan kuku
yang sehat dan bersih sangat mempengaruhidkesehatan dan begitu juga sebaliknyadtangan, kaki dan kuku yang kotor dapat mempengaruhi buruknya kesehatan. Oleh karena itu kulit, tangan, kaki dan kuku harusddijaga kebersihannya. Oleh karena itu ada beberapadhal yang perlu di perhatikan agar tangan, kaki dan kukudtetap terjaga kebersihannya.:
1. Mencucidtangan sebelum dan sesudah makanddengan sabun 2. Memotongdkuku yang teratur
3. Selalu menjaga kebersihan lingkungan 4. Selalu mencuci kaki sebelum tidur
Langkah-langkahdyang benar dalamdmencuci tangan pakai sabundadalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan dengandair bersih yang mengalir kemudian gosok kedua tangan dengandsabun secara merata, dan menggosok sela- sela jari
2. Basuh kedua tangan hingga bersih dengan air mengalir
3. Gunakan kain bersih untuk mengeringkan
Tanda dan gejala karakteristik kurang perawatan diri. Menurut DepartemendKesehatan RI (2000), tanda dan gejala seseorang yang kurang melakukan perawatanddiri yaitu:
1. Fisik
a. Badan berbau dan pakaiandkotor b. Rambut bau dan kulit kotor c. Kuku yang panjang serta kotor
d. Gigi jorok disertai bau mulut yang tidak enak e. Penampilan yang acak-acakan
2. Psikologis
a. Bermalas-malasan dan tidak ada kesadaran b Menarik diri dan tertutup
c. Merasa lemah, rendah diri dan merasa tidak dihargai 3. Sosial
a. Kurang berinteraksi b. Kurang beraktifitas c. Tidak berprilaku baik
d. makan tidak teratur , buang air kecil disembaranhan,tidak gosok gigi dan tidak mandi dan tidak bisa hidup mandiri
Personal higiene sekolah dasar. Hygiene merupakan usaha kesehatan dengan cara memelihara kebersihan seseorang subjeknya. Contohnya mencuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan piring,dmembuang
12
makanan yang sudah tidak bagus untuk menjaga keutuhan makanan (Depkes, 2004).
Hygiene merupakan upaya kesehatan masyarakat untuk mempelajari pengaruh kondisi lingkungan sehari-hari terhadap kesehatan diri sendiri, tindakan agar tidak terjadi penyakit yang disebabkan pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, (Azwar 1990).
Sekolah Dasar
Sekolah dasar adalah tempat belajar anak dari usia 7 sampai 12 tahun, usia dengan kerawanan yang cukup tinggi sebab masih dalam proses perkembangan. Kebiasaan siswa SD yaitu senang bermain, bekerja sama dengan kelompok, bergerak dan senang merasakan atau berbuat sesuatu secara langsung sehingga anak-anak selalu mengabaikandkebersihan yang bisa memengaruhi kesehatan mereka. (Hilderia,d2006).
Sekolah dasar merupakan tingkat palingddasar pada pendidikan sekolah formal di Indonesia, diselesaikan dalam jangka waktu enam tahun, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dandmerupakan suatu lembaga organisasi yang sangat tersusun rapi dan segala aktivita pada sekolah dasar direncanakan dengan sebuah kurikulum (Ahmadi, 2001).
Fungsi sekolah. Bentuk kepribadian setiap orang dapat berlangsung
dengan cara berkesinambungan dalam sebuah lingkungandyang berbeda dengan pola pendekatan yang berbeda. Sekolah adalah sebagai lingkungan pendidikan yang tidak mengambil sebuah peranan dan fungsi orang tua adalah untuk mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga, akan tetapi sekolah bekerja sama
dengan orang tua untuk membantudmendidik anak-anaknya. Fungsi sekolah yang paling utama adalah untuk membantu keluarga dalam mendidik anak-anaknya di sekolah.dSekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya melalui wewenang hukum yang dimilikinya berusaha melaksanakandtugas yang keduadyaitu memberikan peran, ilmu pengetahuan dan sebuah keterampiland(Ismaya, 2015).
Faktor yang mempengaruhidlingkungan sekolah. Ada beberapa faktor-
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan sekolah yang sehat yaitu:
a. Persediaandair bersih .
b. disediakan tempat air untuk mencuci tangan c. WC standar yang bersih
d. Tempatdpembuangan sampah yang mudah didapat e. Salurandpembuangan air limbah yangdlancar
f. warung sekolah/kantin juga harus yang memenuhidsyarat kesehatan g. Letak dan bangunan sekolah
Pendidikandkesehatan di sekolah. Melakukan promosi kesehatanddi
sekolah merupakan salah satu upaya untuk menciptakan sekolah menjadidsuatu komunitas yang bisa meningkatkandderajat kesehatan masyarakat di sekolah, ada tiga kegiatandutama yang dilakukan yaitu, menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih, pemeliharaan dan pelayanan di sekolah dan upaya pendidikan yang berkeseimbangan.
Pendidikan kesehatandadalah sebuah proses untuk membantu seseorang, dengan bertindak dengandsecara sendiri-sendiri, untukdmembuat suatu keputusan berdasarkan sebuah pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan
14
dirinya dan orang lain (Syafrudin,d2015).
Pendidikandkesehatan sudah di ajarkan pada saat sekolah SD kelas satu, yaitu pelajaran muatan local atau pengembanganddiri. Melaksanakan kegiatan perlindunganddan pengelolaan lingkungan dalam menjaga gedung dan lingkungan sekolah, seperti melaksanakan piket kebersihan kelas, hari Jumat bersih, melkasanakan lomba kebersihan kelas, pengelolaan sampah dan membuat kegiatan pemeliharaandtanaman masing-masing pada kelasd(Kemendikbud, 2011).
Fasilitas Sanitasi Sekolah Dasar
Sanitasi merupakan upaya kesehatanddengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan. Seperti menyediakan air yang bersih untuk mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak terjadi buang sampah (Depkes RI, 2004).
Definisi sanitasi adalah sebuah usaha kesehatan masyarakat yang berfokus pada pengawasan terhadapdberbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan. (Azwar 1990)
Kepmenkes RIdNomor 1429 tahun 2006 membuat persyaratan mengenai fasilitas penyelenggaraandkesehatan lingkungan di sekolah yaitu:
a. Air bersih
1. Tersedianyadair yang bersih 15 liter setiap harinya untuk 1 orang.
2. Jarak sarana air bersih minimal berjarak 10 meter dari sumber pencemaran seperti sarana pembuangandair limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir.
b. Toilet
1. Toilet laki-laki dan perempuan harus terpisah.
2. jumlah wc untuk 40 siswaddan 1 wc untuk 25 siswa.
3. Toilet yang bersih dan tidak ada genangan air dilantai
4. Tersedia lubang pentilasi yang langsung berhubunganddengan udara luar.
c. Sarana PembuangandSampah
1. Disetiap ruangan sekolah harus tersedia tempatdsampah dan pihak sekolah harus menyediakan tempat pembuangan sampahdsementara (TPS).
2. Letak TPS harus berjarak 10 meter dai ruangan kelas.
d. Kantin atau warung sekolah
1. Pihak kantin harus menyediakan tempat cucidperalatan kantin dengan air yang mengalirddan tempat cuci tangan bagi orang yang membeli.
2. Tersedianya tempat penyimpanan bahandmakanan, makanan siap saji dan peralatan makanddan minum.
3. Lokasi kantindsekolah harus berjarak 20 meter dengan tempat pembuangan sampah
e. Ventilasi
1. Ventilasi ruang diusahakan ventilasi silang.
2. Ventilasidalamiah harus dapatdmenjamin aliran udara segar di dalam ruang sekolah dengan baik dan luas ventilasi ruang kelas 20% dari luasdlantai.
3. Bila ventilasi ruang tidak dapat menjamin adanya sirkulasi udara yang baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
16
4. Ruang yang menggunakandAC harus disediakan jendeladyang bisa buka/tutup
f. Bebas Jentik Nyamuk
1. Jumlah kepadatandjentik nyamuk jenis Aedes Agepty yang diperiksa melalui indeks container di setiap sekolah harus diangka nol.
2. Pada setiap ruangandpada siang hari, harus terlihat terang untukdmenghindari tempat bersarangnya nyamuk.
g. BebasdAsap Rokok
1. Adanya aturan larangan merokok dilingkungan sekolah.
Faktor Risiko Kesehatan Fasilitas Sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar
Faktor risiko kesehatan lingkungan yang ada di sekolahddapat mempengaruhi proses belajar mengajar maupun kesehatandwarga sekolah.
Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Menurut Depkes (2007) faktor risiko kesehatan lingkungan sekolah sebagaidberikut:
a. Air Bersih
Ketersediaandair bersih baik secara kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan untuk menjaga higiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkandmelalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya.
b. Toilet (kamar mandi, WC dan urinior)
Bak penampungandair dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannyadkurang memenuhi
syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk. WC dan urinoir : Tinja dan urine merupakan sumberdpenularan penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis). Penyakit ini ditularkan melaluidair, tangan, makanan dan lalat.
c. Pengelolaan Sampah
Penanganandsampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu juga dapat menyebabkan pencemaran tanahddan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika.
d. Kantin/warung sekolah
Kantin/warung sekolahdsangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat istrahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jananan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkandpenyakit bawaan makanan dan berpengaruh terhadap kesehatan sehingga akandmempengaruhi proses belajar mengajar.
e. Ventilasi
Ventilasi di ruangandyang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi pengap dan lembab. Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkandgangguan penyakit seperti tuberculosis, infeksi saluran pernapasan, cacar dan lainnya.
18
Diare
Definisi diare. MenurutdWHO (World Health Organization), diare adalah buang airdbesar dengan perubahan bentuk tinja yang berbeda dengan yang biasa dan konsistensi tinja cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, yaitu 3 kali bahkan lebih dalam 1 hari. Menurut Depkes RI tahun 2011 diare merupakan dimana kondisi seseorang saat buangdair besar dengan konsistensi tinja berbentuk lembek atau cair, bahkan hanya berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dibandingkan waktu normalnya biasanya tiga kali atau lebihddalam sehari. Menurut Syamsudin (2013) Diare adalah buangdair besar dengan konsistensidyang lebih encer atau cair dari biasanya sebanyakdlebih dari 3 kali sehari yang dapat/tidak disertai dengan lendir atau darah yang timbul secara mendadak dan berlangsungdkurang dari 2 minggu. Diaredsesuai dengan definisi Hippocrates, maka diare adalah buang air besar dengandfrekuensi yang tidak normal atau meningkat dan konsistensidtinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono, 2008).
Jenis-jenis diare. Jenis-jenis diare terbagi menjadi dua yaituddiare akut dan diare kronis/diareapersisten. Diare akut merupakan diareayangaberlangsung dengan waktuakurang dariD14 hari, sementara itu diareapersisten/diare kronisaadalah diare yangaberlangsung melebiha14 hari (Departemen Kesehatan RI,a2011). Diareaakut biasanyaadisebabkan dari infeksiabakteri,dvirus ataupun parasitadan sedangkan pada diareakronis disebabkandadanya gangguan fungsionaldseperti irritabledbowel syndromed(IBS) atau penyakitdusus sepertidpenyakit Crohn.
Penyebab terjadinya diare. Secaraaklinis penyebabadiare dapat dikategorikan kedalam 6 golongandbesar seperti infeksidyang disebabkandoleh bakteri, virus atau infestasibparasit, malabsorpsi,Dalergi, keracunan, imunodefisiensi danbpenyebab lainnya. Penyebabgyang sangatgsering dijumpai ditlapangan ataudsecara klinis adalah diare yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan (Departemenbkesehatan RI, 2011).
Menurut Departemen kesehatan RI tahun 2000 Diare bisa jugaDdisebabkan karena intoleransidlaktosa dan alergi proteinasusu sapi akan tetapasebagian besar diare disebabkanaoleh infeksi. DigIndonesia sendiridpenyebab yangcpaling utama diare adalahgShigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli, danqEntamoeba histolytica
Menurut Ganiswarna (1995) Escherichiaqcoli adalah flora normal pada saluran pencernaangmanusia danthewan. BakteridEscherichia coli bisa sajabberubah menjadi oportunisqpatogen bilaghidup di luargusus misalnyaqpada infeksi saluran kemih, infeksigluka dandmastitis. Padahumumnya, bakteri ini hidupwdalam tinjatdan dapat menyebabkangberbagai masalah kesehatandseperti diareDdan masalah pencernaandlainnya. Adanya bakteri diluar tubuhimanusia menjadi indikator sanitasi makananDdan minuman.
Bakteri dapat berpindah secara langsung apabila tangandyang bersentuhan langsungddengan kotoran manusia danbbinatang ataupungcairan tubuhblainnya seperti ingus, makananddan minuman yangbterkontaminasi saat tidakDdicuci dengan sabun akanhsangat cepat memindahkanbkuman, virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang tertular oleh virus-virus
20
tersebut.
Ada beberapa jenis bakteri sepertiDEscherecia coli,DSalmonella, Shigellia, Staphylococcus danDCampylobacter yangdterdapat pada makanandatau air yang terkontaminasigdapat menyebabkanhdiare. Selain bakteri, parasit juga termasuk salah satu penyebabdterjadinya diare. Parasit bisa masukgke dalam tubuhDmelalui makanan daniair danihidup di dalamqsaluran pencernaan.
Adarbeberapa parasitiyang menyebabkanwdiare yaituvparasit Giardiaalamblia, Entamoebaqhistolyca, dan juga parasit Criptosporidium.
Infeksi virusdjuga bisa menyebabkan diare,atermasuk virus- virus rotavirus, nonrotavirusddan virusqhepatitis. Rotavirusiialah penyebab diaredyang palingdsering terjadi padafanak-anak. Diaredrotavirus biasanyarsembuh dalam waktu 3 sampai 7 hari, akan tetapiddapat menyebabkanwmasalah pencernaan laktosa hingga 1 bulan lamanya atauDbahkan lebih.
Tanda dan gejala diare. Menurut schwartzb(2004) ada beberapa tandaidan gejala penyebab diaregpada anak antara lain adalah :
A. Gejala Umum
1. Buang air besar berbentuk cair ataublembek danqsering adalahgtanda gejala diare
2. Muntahqbiasanya disertai diare padawgastroenteritis akut 3. Demamgdapat terjadi sebelum atau sesudah gejalaDdiare
4. Gejala dehidrasi adalah ketika mata terlihat cekung, tingkat ketegangan kulit menurun dan apatis bahkan gelisah.
B. Gejala spesifik
1. Vibrioxcholera merupakan diaredhebat, warnaatinja sepertigcucian berasddan berbauwamis
2. Disentriform merupakan tinjagberlendir dangberdarah.
Derajat dehidrasi. Apabila penderitaudiare sudah banyak kehilanganbcairan dan elektrolit,gmaka tanda dehidrasigmulai nampak.
KlasifikasikanGtanda-tanda tingkat derajat dehidrasi sesuaiddengan tabeldderajat dehidrasi diobawah ini:
Tabel 1
Derajat Dehidrasi
Gejala/ Derajat Dehidrasi
Diare Tanpa Dehidrasi
(Bila terdapatadua tanda atauclebih)
Diare Dehidrasi Ringan/ Sedang (Bila terdapatadua tanda atauglebih)
Diare Dehidrasi Berat
(Bila
terdapatgdua tandaatauglebih) Keadaan
Umum Baik,aSadar Gelisah,hrewel Lesu,gLunglai, tidakksadar
Mata Tidakgcekung Cekung Cekung
Keinginan untuk minum
Normal,ttidak adairasa hauss
Inginaminum terus,badaarasa hauss
Malasgminum Turgor Kembalissegera Kembaliglambat Kembaligsangat
lambat Sumber : DepkesfRI, Tahun 2011d
Faktor Risiko Kejadian Diare
Perilaku cuci tangan. Mencucibtangan denganssabun merupakanbsuatu tindakanrsanitasi denganbmembersihkan tangangdan jari-jemariDdengan menggunakan airbdan sabun untukimenjadi lebih bersihidan memutuskanimata rantai kuman.bMencuci tanganhdengan sabunbjuga dikenalhsebagi salahDsatu
22
perorangan yangipenting dalamipenularan kumanidiare adalahimencuci tangan.
Mencuciitangan denganisabun, terutamaisesudah buangiair besaridan sebelum menyiapkan makanan. Mencucibtangan denganasabun merupakanasalah satutcara palingbefektif untuk mencegahtpenyakitadiare (yuliana, 2008).
Makanan dan minuman. Padaisaat anakiberusia 6-12itahun adalahiusia anakiduduk diisekolah dasar.iAnak mulaiiberinteraksiidengan orang-orangaselain keluargaadan mulaiiberkenalan denganisuasana danilingkungan baruddalam hidupnya.bHal tersebutidapat mempengaruhibkebiasaan makanianak, termasuk kebiasaanijajan. Makananijajanan menurutifood aniAgruculture Organizationi (FAO) adalahimakananiyang disediakanidalam wadahiatau saranajpenjualan dipinggirijalan, tempatiumum, atauitempat lain yangiterlebih dahuluisudah dipersiapkanDatau dimasakiatau dikonsumsiitanpa pengolahaniatau persiapan lebih lanjut. Anak sekolah biasanyaamembeli pangandjajanan padajpenjaja pangantdiluar sekolahaatau dikantin sekolahg(yuliana, 2008).
Pencegahan diare. UpayaDpencegahan diareDtergantung kepada kedisiplinan seseorangadalam menjagaakebersihan makananadan minuman.
Dengan menerapkan kebersihan bersih, seseorang dapat terhindar dari virus atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan diare. Dianjurkan untuk :
1. Meminum airdyang sudahddimasak mendidih.
2. Tempat airdminum tidak tercemar airddapur atau pencemar lainnya.
3. Tidakdjajan minumandsembarangan. Kemungkinan besardminuman jajan diluar airnya tidak dimasak atau mentah.
4. Cucilah kedua tanganddengan sabun sebelum dan sesudah makandatau memegangdmakanan.
5. Tidakdbuang air besar di jamban.
6. Jikadada keluarga yangdterkena penyakit koleradsegera singkirkan segala yangdkeluar dari mulutnyaddan duburnya dari makananddan minuman kita. Dan buanglahdmuntahnya dandmencretnya ke dalamdjamban.
KerangkadKonsep
Gambar 1. Kerangka konsep Personal Hygiene:
1. KebersihandTangan 2. Kebersihandkuku
Fasilitas Sanitasi:
1. AirdBersih
2. Toiletd(kamar mandi/Wc) 3. SaranadPembuangan AirdLimbah
4. SaranadpembuangandSampah 5. Kantin Sekolah
Kejadian Diare 1. Ada
2. Tidak ada Kebiasaan jajan disekolah
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif untuk mengetahui personal higiene, fasilitas sanitasi dan kejadian diare pada siswa SD yang berada di kelurahan Sipagimbar.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian ini berlokasi di SD negeri 101022 sipagimbar, SD negeri 101001 sipagimbar dan MIN sipagimbar.
Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2019 sampai Agustus 2019.
Populasi dan Sampel
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V dan VI SD yang ada di Sipagimbar yang berjumlah 153 siswa.
Sampel. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin (Prasetyo, 2007) :
Dimana:
n = besaran sampel N = besaran populasi
e = nilai persen tingkat kesalahan
Jumlah siswa kelas IV, V dan VI di SD negeri 101022 sipagimbar, SD negeri 101001 sipagimbar dan MIN sipagimbar adalah 153 orang, sehingga
jumlah siswa yang dapat di jadikan sampel sebanyak 60 orang dengan perhitungan sebagai berikut:
= 60 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode random sampling dengan syarat pengambilan sampel, yaitu siswa kelas IV, V, dan VI di tiga sekolah yang berbeda di kelurahan Sipagimbar Kecamatan saipar dolok hole.
Variabel dan Definisi Operasional
Sesuai dengan kerangka penelitian, maka Definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut :
1. Personal higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya.
2. Kebersihan kaki, tangan dan kuku adalah upaya untuk menjaga kebersihan kaki, tangan dan kuku agar selalu bersih dan terhindar dari kotoran sehingga tidak menimbulkan penyakit.
3. Fasilitas sanitasi adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
4. Diare adalah keadaan buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja berbentuk lembek ataupun cair.
26
Metode Pengumpulan Data
Data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan dari pengukuran terhadap variabel penelitian tentang personal higiene dan fasilitas sanitasi dan keluhan kesehatan pada siswa SD di Sipagimbar.
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari profil singkat SD di Sipagimbar dan data yang telah ada pada arsip sekolah dasar yaitu berupa data jumlah siswa sekolah dasar, referensi buku-buku, hasil penelitian yang berhubungan serta data lain yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai SD di Sipangimbar.
Metode Pengukuran
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner.
1. Personal Higiene
Data diperoleh dengan wawancara dengan siswa. Jumlah pertanyaan mengenai higiene berjumlah 24 pertanyaan. Untuk jawaban benar diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Jawaban responden kemudian diberi nilai dengan rumus:
Nilai personal hygiene ×100%
kemudian jawaban dari kuesioner sebanyak 24 pertanyaan dikategorikan menjadi:
1. Baik : Jika hasil jawaban dengan skor >70%
2. Buruk : Jika hasil jawaban dengan skor <70%
2. Fasilitas sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar
Fasilitas sanitasi sekolah dasar dilakukan melalui metode pengamatan/observasi yang telah diberi bobot. Jumlah komponen sebanyak 11 pertanyaan dengan kriteria komponen observasi mempunyai dua pilihan :
a. Memenuhi syarat (ya) = 1
b. Tidak memenuhi syarat (tidak) = 0
3. Baik : Jika hasil jawaban dengan skor >70%
4.Buruk : Jika hasil jawaban dengan skor <70%
Diare
a. Ada, jika responden menjawab ya pada salah satu atau semua pertanyaan.
b. Tidak ada, jika responden menjawab tidak pada semua pertanyaan Metode Analisis Data
Pengolahan data. Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan
selanjutnya diolah dan disajikan dengan distribusi frekuensi.
Analisi data. Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual
dengan menggunakan kuesioner penelitian kemudian data tersebut di analisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk table distribusi, table silang dan narasi yang dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sipagimbar adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Kelurahan ini dibentuk pada tahun 2008 sebagai hasil penggabungan desa Berastagi, Hutanopan, Pasar Sipagimbar, Sibatang Kayu, Sigordang Dolok, Sigordang Lombang dan Sipagimbar Godang Pusat pemerintah desa ini berada di dusun Sipagimbar.
Adapun batas-batas wilayah kelurahan sipagimbar adalah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Ulu Mamis Situnggaling Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Sidapdap Simanosor Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Timut : Berbatasan dengan Parau Sorat Sitabotabo
Kelurahan Sipagimbar terletak di kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas desa 31,87 km yang memiliki penduduk sebanyak 2.136 atau kepadatan 57.35 jiwa.
Di kelurahan Sipagimbar memiliki 3 SD yaitu SD Negeri 101022 berada dilokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan. SD Negeri 101001 berlokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan dan MIN Sipagimbar berlokasi di Kelurahan sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan.
Karakteristik Responden Siswa/Siswi Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri 101022, SD Negeri 101001 dan MIN Sipagimbar
Jenis Kelamin
SD Negeri 101022 SD Negeri 101001 MIN Sipagimbar
n % n % n %
Laki-laki 11 55.0 10 50.0 11 55.0
Perempuan 9 45.0 10 50.0 9 45.0
Total 20 100.0 20 100.0 20 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah sampel Siswa SD Negeri 101022 Sipagimbar sebanyak 20 orang, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 11 siswa ( 55,5%) dan perempuan sebanyak 9 siswa (45,0%). Sampel SD Negeri 101001 Sipagimbar juga sebanyak 20 orang, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 10 siswa (50,0%) dan perempuan sebanyak 10 siswa (50,0%).
Dan untuk sampel siswa MIN Sipagimbar di ambil 20 orang juga, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 11 siswa (55.0%) dan perempuan sebanyak 9 siswa (45,0%). Jadi keseluruhan sampel di tiga sekolah sebanyak 60 orang.
Karakteristik responden. Responden yang diteliti berasal dari kelas IV, V dan VI yang terbagi pada tiga sekolah yaitu SD Negeri 101022 Sipagimbar, SD Negeri 101001 Sipagimbar dan MIN Sipagimbar. Responden berjumlah 60 orang dengan distribusi sebagai berikut :
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Jenis Kelamin n (%)
Laki-laki 32 53,3
30
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui distribusi responden menurut jenis kelamin dimana responden paling banyak dengan jenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 32 responden (53,3%) dan diikuti jenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (46,7%).
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Umur n (%)
9-10 Tahun 29 48.33
11-12 Tahun 31 51.66
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui distribusi menurut umur dimana responden paling banyak dengan kelompok umur 11-12 tahun yaitu sebanyak 31 responden (51,7%) dan diikuti kelompok 9-10 tahun sebanyak 29 responden (48,3%).
Gambaran keadaan personal hygiene. Gambaran keadaan personal hygiene meliputi kebersihan tangan dan kebersihan kuku.
Kebersihan tangan. Distribusi kebersihan tangan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Kebiasaan Mencuci Tangan n (%)
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari- jari menggunakan air mengalir dan sabun
Ya 60 100
Tidak - -
Mencuci tangan yang benar sebelum makan
Mencuci tangan dengan air saja 60 100
Mencuci tangan dengan air dan sabun - -
Tidak mencuci tangan - -
Sesudah makan diperlukan mencuci tangan
Ya, mencuci tangan dengan air saja 59 98,3
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 1 1.7
Tidak mencuci tangan - -
Setelah buang air kecil diperlukan mencuci tangan
Ya, mencuci tangan dengan air saja 30 50
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 3 5
Tidak mencuci tangan 27 45
Setelah buang air besar di perlukan mencuci tangan
Ya, mencuci tangan dengan air saja 45 75
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 15 25
Tidak mencuci tangan - -
Mencuci tangan setelah bermain/berolahraga
Ya, mencuci tangan dengan air saja 7 11.7
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 2 3.3
Tidak mencuci tangan 51 85
Apakah adik mencuci tangan setelah memegang hewan
Ya, mencuci tangan dengan air saja 12 20
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun 2 3.3
Tidak mencuci tangan 46 76.7
Apakah adik mencuci tangan setelah bersin atau batuk
Ya, mencuci tangan dengan air saja 1 1.7
Ya, mencuci tangan dengan air dan sabun - -
Tidak mencuci tangan 59 98.3
Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan diare
Ya 50 83.3
Tidak 10 16.7
(Bersambung)
32
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Kebiasaan Mencuci Tangan n %
Saat membuang sampah apakah adik mencuci tangan dengan sabun?
Ya 15 25
Tidak 45 75
Kenapa perlu cuci tangan dengan air bersih
Agar bersih, terhindar dari kuman dan bakteri 13 21.6
Agar bersih dan wangi 31 51.6
Agar tidak terhindar dari bakteri dan kuman 16 26.6 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa kebersihan tangan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 yang memberi pernyataan bahwa mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air mengalir dan sabun sebanyak 60 orang, yang mencuci tangan sebelum makan dengan air saja sebanyak 60 orang, yang mencuci tangan sesudah makan dengan air saja sebanyak 59 orang (98,3%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 1 orang (1,7%), yang mencuci tangan setelah buang air kecil dengan air saja sebanyak 30 orang (50%) yang mencuci tangan dengan air dan sabun sebanyak 3 orang (5%), yang mencuci tangan setelah buang air besar dengan air saja sebanyak 45 orang (75%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun sebanyak 15 orang (25%), yang mencuci tangan setelah bermain/berolahraga dengan air saja sebanyak 7 orang (7%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 2 orang (3,3%), selalu mencuci tangan setelah memegang hewan dengan air saja sebanyak 12 orang (20%) dan yang mencuci tangan dengan air dan sabun hanya 2 orang
(3,3%), yang mencuci tangan setelah bersin dan batuk dengan air saja hanya 1 orang (1,7%), dan yang memberi pernyataan bahwa tidak mencuci tangan dengan sabun dapat menyebabkan diare sebanyak 50 orang (83,3%), dan yang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah membuang sampah sebanyak 15 orang (25%).
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebersihan Tangan Pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Kebiasaan Mencuci Tangan n (%)
Baik 2 3,3
Kurang Baik 58 96,7
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 58 siswa (96,7%) kebiasaan cuci tangannya buruk dan hanya 2 siswa (3,3%) yang kebiasaan cuci tangannya baik.
Kebersihan kuku. Distribusi kebersihan kuku pada siswa SD di Kelurahan
Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Kebersihan Kuku n (%)
Apakah adik selalu memotong kuku secara teratur 1x seminggu?
Ya 40 66,7
Tidak 20 33,3
34
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Kebersihan Kuku n (%)
Apakah adik sering menggigit kuku ?
Ya 13 21,7
Tidak 47 78,3
Apakah adik sering memasukkan jari kemulut
Ya 6 10
Tidak 54 90
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa siswa yang selalu memotong kuku secara teratur 1x dalam seminggu ada 40 siswa (66,66%), yang sering menggigit kuku sebanyak 13 siswa (21,66%) dan yang sering memasukkan jari ke dalam mulut sebanyak 6 siswa (10%).
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebersihan Kuku pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Kebersihan Kuku n (%)
Bersih 34 56,7
Tidak Bersih 26 43,3
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 26 siswa (43,3%) memiliki kebersihan kuku yang buruk dan 34 siswa (56,7%) memiliki kebersihan kuku yang baik.
Kebiasaan jajan. Distribusi kebiasaan jajan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Jajan pada siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Kebiasaan Jajan n (%)
Apakah adik selalu memilih makanan yang bersih dan tertutup?
Ya 51 85
Tidak 9 15
Apakah adik membeli makanan jajanan yang sehat dibandingkan yang murah?
Ya 22 36.7
Tidak 38 38.3
Apakah adik lebih memilih sarapan dan membawa bekal dibandingkan jajan disekolah?
Ya 5 8.3
Tidak 55 91.7
Apakah makanan yang dibungkus lebih terjamin kebersihannya?
Ya 58 96.7
Tidak 2 3.3
Apakah adik lebih suka minuman yang mengandung pemanis buatan?
Ya 56 93.3
Tidak 4 6.7
Apakah adik memperhatikan kebersihan alat-alat pengolahan makanan jajanan di kantin sekolah?
Ya 0 -
Tidak 60 100
Apakah adik lebih memilih makanan yang terbungkus atau mempunyai kemasan?
Ya 40 66.7
Tidak 20 33.3
Apakah adik mencuci buah buah sebelum dimakan?
Ya 25 41.7
Tidak 35 58.3
Apakah adik membeli jajanan yang tidak tertutup dan dihinggapi lalat?
Ya 23 38.3
Tidak 37 61.7
Apakah makanan yang berbau busuk tetap kamu makan?
Ya 0 -
Tidak 60 100
36
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa kebiasaan jajan siswa yang selalu memilih makanan yang bersih dan tertutup sebanyak 51 siswa (85%), yang membeli makanan dan jajanan yang sehat dibandingkan yang murah sebanyak 22 siswa (36%), yang selalu memilih sarapan dan membawa bekal dibandingkan jajan disekolah hanya 5 siswa (8,3), yang memilih makanan yang dibungkus yang terjamin kesehatannya sebanyak 58 siswa (96,7), yang menyukai minuman yang mengandung pemanis buatan sebanyak 56 siswa (93,3%), sedangkan yang memperhatikan kebersihan alat-alat pengolahan makanan jajanan dikantin sekolah yaitu semua siswa tidak memperhatikan kebersihan dikantin tersebut, yang memilih makanan yang terbungkus atau mempunyai kemasan ada sebanyak 40 siswa (66,7%), yang selalu mencuci buah-buahan sebelum dimakan yaitu sebanyak 25 siswa (41%), siswa yang membeli jajanan yang tidak tertutup dan dihinggapi lalat yaitu sebanyak 23 siswa (38%) dan tidak ada siswa yang memilih makanan yang berbau busuk.
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Jajan pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Kebiasaan Jajan n (%)
Baik 1 1,7
Kurang Baik 59 98.3
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 60 siswa yang diamati, keseluruhan siswa mengalami kejadian diare dimana 59 siswa (98,3%) kebiasaan jajannya buruk dan hanya 1 siswa (1,7%) yang kebiasaan jajannya baik.
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare pada Siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019.
Kejadian Diare n (%)
Apakah adik-adik pernah BAB lebih dari 3 kali dakam sehari dalam 2 bulan terakhir?
Ya 60 100
Tidak - -
Apakah adik-adik pernah BAB yang encer seperti air cucian beras dalam 2 bulan terakhir?
Ya 60 100
Tidak - -
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa semua siswa atau 60 siswa pernah mengalami BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dalam 2 bulan terkahir dan keseluruhan siswa atau 60 siswa juga pernah BAB yang encer seperti air cucian beras dalam 2 bulan terakhir. Jadi seluruh siswa SD di Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami kejadian diare.
Gambaran kondisi fasilitas sanitasi. Kondisi fasilitas sanitasi dapat dilihat dari hasil observas sarana tempat cuci tangan, kantin sekolah, kamar mandi, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah yang lembar observasi berdasarkan Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006.
38
Tabel 12
Berdasarkan Hasil Observasi Peneliti di SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Komponen Observasi Memenuhi Syarat
SDN101001 SDN101022 MIN Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan di ruang
kelas, minimal 1 untuk dua kelas √ √ √
Tersedia sabun cuci tangan √ √ √
Tersedia air bersih √ √ √
Kantin Sekolah
Lokasi sekolah minimal berjarak 20 m
dengan lokasi TPS √ √ √
Lokasi kantin jauh dari kamar mandi
/wc (minimal 10 m) √ √ √
Peralatan kantin bersih dan tidak
berkarat √ √ √
Tersedia tempat sampah tertutup √ √ √
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dilengkapi dengan sabun
√ √ √
Makanan kemasan berlebel
BPOM/Dinkes dan tidak kadaluarsa √ √ √
Makanan dan minuman dikemas menggunakan kemasan bersih untuk makanan
√ √ √
Petugas kantin berpakaian bersih,
bercelemek, bertudung dan sehat √ √ √
Pengambilan makanan selalu menggunakan alat pengambil makanan (sendok, penjepit, sarung tangan)
√ √ √
Kamar Mandi/wc/jamban
Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari √ √ √ Jarak air bersih dengan sumber
pencemaran minimal 10 m
√ √ √
Terpisah dari setiap ruang di sekolah √ √ √
Terpisah laki-dan perempuan √ √ √
Bersih (tidak berbau) √ √ √
Tersedia sabun atau karbol √ √ √
Tersedia tempat sampah √ √ √
(Bersambung)
Tabel 12
Berdasarkan Hasil Observasi Peneliti di SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019
Komponen Observasi Memenuhi Syarat
SDN101001 SDN101022 MIN Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tersedia lubang penghawaan
(ventilasi) √ √ √
Tempat Sampah
Tempat sampah yang dilengkapi tutup
di setiap ruangan √ √ √
Terdapat tempat sampah organik dan
anorganik di tiap ruangan √ √ √
Letak TPS dengan ruang kelas
minimal 10 m √ √ √
Sarana pembuangan air limbah
Tersedia saluran pembuangan air
limbah √ √ √
Saluran pembuangan air limbah yang
tertutup √ √ √
Saluran pembuangan air limbah tidak
menimbulkan bau √ √ √
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa SD Kelurahan Sipagimbar Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan bahwa tidak ada tempat cuci tangan di ruangan kelas, tidak menyediakan sabun cuci tangan dan tersedia air bersih. Lokasi sekolah juga tidak berjarak 20 m dengan lokasi TPS artinya sekolah berdekatan dengan TPS, Lokasi kantin juga berdekatan dengan kamar mandi/wc, peralatan kantin terlihat bersih dan tidak berkarat tetapi tidak tersedia tempat sampah tertutup dan juga tidak menyediakan tempat cuci tangan dengan air bersih dan mengalir, makanan yang ada dikantin berkemasan dan berlebe BPOM dan tidak kadaluarsa, tetapi petugas kantin tidak berpakaian bersih atau bercelemek dan untuk pengambilan makanan juga tidak menggunakan alat