• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

H. Personalia

1. Sumber Daya Manusia.

Sumber daya manusia di Bandar Udara Adis utjipto Jogjakarta tahun 2005 dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel IV.2 Jumlah Tenaga Kerja Masing-masing Divisi

No Unit Kerja Jumlah

1 General Manager 1

2 Div. Administrasi & Keuangan 42 3 Div. Operasional & Komersial 113

4 Div. Teknik 52

5 Officer in Charge 5

2. Susunan Organisasi Perusahaan.

Kantor Cabang PT (Persero) Angkasan Pura I Bandar Udara Adisutjipto Jogjakarta, yang selanjutnya disebut sebagai Kantor Cabang Kelas II PT (Persero) Angkasa Pura I adalah Unit Pelaksana PT (Persero) Angkasan Pura I yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT (Persero) Angkasa Pura I, dan dipimpin oleh seorang General Manager.

Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I, memiliki fungsi pengelolaan kegiatan usaha pelayanan jasa kebandarudaraan sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan oleh Direksi PT (Persero) Angkasa Pura I.

Dalam rangka memenuhi fungsinya sebagaimana dimaksud di atas, Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I memiliki tugas:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi kebandarudaraan.

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan penyiapan pakai fasilitas teknik kebandarudaraan.

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pelayanan komersial dan pengembangan usaha kebandarudaraan. d. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan

pengelolaan keuangan, personalia, administrasi dan umum kebandarudaraan.

Susunan organisasi Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I terdiri atas:

a. General Manager. b. Divisi Operasi. c. Divisi Teknik.

d. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha. e. Divisi Keuangan dan Administrasi.

f. Officer in Charge.

a. General Manager. Tugas General Manager:

1. Mengendalikan semua kegiatan jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan bandara.

2. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan fasilitas teknik bandara. 3. Mengendalikan kegiatan pelayanan Komersial dan Pengembangan

Usaha.

4. Mengendalikan kegiatan pengelolaan Keuangan, Personalia, Administrasi dan Umum Kebandarudaraan.

b. Divisi Operasi (Manajer Operasi).

Divisi Operasi memiliki fungsi mengelola operasi lalu lintas penerbangan dan pelayanan operasi bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Operasi:

1) Dinas Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pelayanan operasi pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta operasi pengamanan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara.

2) Dinas Pelayanan Bandar Udara memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pelayanan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land site), terminal dan penerangan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Pelayanan Bandar Udara.

3) Dinas Aeorodrome Control & Approach Control Services (ADC/APP) memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pelayanan jasa operasi lalu lintas penerbangan serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah aerodrome traffic zone (ATZ), control zone (CTR) dan terminal area (TMA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Aerodrome Control & Approach Control Services (ADC/ APP).

4) Dinas Komunikasi Penerbangan dan Penerangan Aeronautika (KOMPEN & RANGTIKA) memiliki fungsi penyelenggaran kegiatan pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa flight information services, komunikasi penerbangan, penerangan aeronautika serta menunjang kegia tan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah flight information zone (FIZ),

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Komunikasi Penerbangan dan Penerangan Aeronautika (KOMPEN & RANGTIKA).

c. Divisi Teknik (Manajer Teknik).

Divisi Teknik memiliki fungsi pengelolaan penyediaan fasilitas teknik umum, teknik peralatan serta elektronika dan listrik bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Teknik:

1) Dinas Teknik Umum memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manager Teknik Umum.

2) Dinas Teknik Peralatan memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas peralatan mekanikal, air bersih, kendaraan operasi, alat-alat besar dan perbengkelan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Teknik Peralatan.

3) Dinas Teknik Elektronika dan Listrik memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas teknik keselamatan penerbangan, peralatan elektronika dan listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Teknik Elektronika dan Listrik.

d. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha (Manajer Komersial dan Mana jer Pengembangan Usaha).

Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki fungsi pengelolaan kegiatan komersial, pengembangan usaha dan pemasaran jasa-jasa Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha:

1) Dinas Pengembangan Usaha dan Pemasaran memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pengembangan produk dan jasa serta pemasaran jasa-jasa aeronautika dan non aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Pengembangan Usaha dan Pemasaran.

2) Dinas Komersial memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Komersial.

e. Divisi Keuangan dan Administrasi (Manajer Keuangan dan Umum).

Divisi Keuangan dan Administrasi memiliki fungsi pengelolaan keuangan, personalia, administrasi dan umum Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Keuangan dan Administrasi:

1) Dinas Akuntansi dan Anggaran memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi persediaan dan aktiva tetap serta penyusunan, pengendalian dan pelaporan anggota Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Akuntansi dan Anggaran.

2) Dinas Perbendaharaan dan Program Kemitraan serta Bina Lingkungan (PKBL) memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pengolahan penerimaan dan pengeluaran kas/bank (manajemen kas), administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan assets, pengelolaan penarikan dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai, kegiatan administrasi keuangan lainnya, pengelolaan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang persediaan di gudang dan dukungan administrasinya serta penyaluran dana dan pengendalian PKBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Perbendaharaan dan PKBL.

3) Dinas Personalia dan Umum memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pengelolaan personali, ketatausahaan, kantor, hukum,

hubungan masyarakat, sistem informasi manajemen (SIM), pengelolaan data dan laporan, pelayanan dan penyiapan fasilitas umum perkantoran serta pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Personalia dan Umum.

f. Officer in Charge (OIC).

a. Officer In Charge (OIC) merupakan staf fungsional yang memiliki fungsi penanggulangan masalah pelayanan operasional kebandarudaraan selama waktu berlangsungnya kegiatan pelayanan bandar udara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran.

b. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Officer in Charge bertanggung jawab kepada General Manager.

46

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja pada karyawan secara parsial dan simultan. Untuk memenuhi tujuan tersebut peneliti mengumpulkan data yang meliputi data karakteristik responden dan data tentang persepsi gaji, lingkungan kerja dan motivasi kerja.

Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang digunakan dan pengujian deskriptif. Pengujian instrumen untuk mengetahi validitas dan reliabilitatas kuesioner yang digunakan sehingga tidak ada keraguan terhadap hasil yang dicapai dalam penelitian, dan pengujian deskriptif untuk mengetahui profil konsumen.

A. Kuesione r

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling, untuk mendapatkan data dengan menyebar kuesioner pada 68 responden (karyawan PT (PERSERO) ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta). Peneliti menemui responden di PT (PERS ERO) ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. Responden ditemui peneliti dengan mengajukan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk multiple choice, dimana responden hanya memilih

jawaban-jawaban yang telah tersedia, yaitu dengan cara memberi tanda silang pada jawaban yang dirasa paling tepat dan sesuai dengan keadaan konsumen. Responden diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner dengan memberi tanda centang (v) pada kuesioner yang disediakan. Dari hasil kuesioner atau jawaban responden kemudian didapat data-data yang kemudian diolah oleh peneliti dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 12,0 kemudian didapatkan hasil dan kesimpulan sesuai dengan jawaban responden. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran

Dalam penyusunan kuesioner ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Bagian I terdiri dari 6 pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai data karakteristik responden.

2. Bagian II berisi tentang data responden mengenai persepsi gaji, lingkungan kerja dan motivasi kerja

B. Pengujian Instrumen

Agar kuesioner dapat dipergunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, setelah kuesioner disusun harus diuji coba pada objek penelitian. Percobaan ini dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan atau ketidakmampuan dalam mengungkapkan suatu gejala yang sedang diselidiki atau diteliti.

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Kuesioner yang dipergunakan terlebih dahulu diuji validitasnya, karena apabila validitas suatu kuesioner tidak memenuhi syarat akan menyebabkan ketepatan alat pengukuran tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jadi validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka semakin tepat pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Dan sebaliknya, semakin rendah validitas suatu alat ukur, maka semakin jauh pula alat ukur tersebut mengenai sasarannya.

Pengukuran tingkat validitas kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi “Product Moment”. Apabila nilai rhitung yang diperoleh lebih dari rtabel, berarti ada korelasi yang nyata, yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut adalah valid. Sebaliknya, apabila nilai rhitung yang diperoleh kurang dari rtabel, berarti tidak terdapat korelasi yang menunjukkan bahwa alat pengukur tersebut tidak valid.

Sedangkan untuk proses perhitungan, penulis menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 12,0 yang hasilnya adalah sebagai berikut :

( )( )

( )

{ }{

( )

}

[

∑ ∑ ∑ ∑

]

− = 2 2 2 2 . Y Y N X X N Y X X Y N rxy

Tabel V.1

Pengujian Validitas Daya tarik iklan Persepsi Kerja rxy r table Status

P1 0,733 0,374 Valid

P2 0,702 0,374 Valid

P3 0,747 0,374 Valid

P4 0,376 0,374 Valid

P5 0,414 0,374 Valid

Lingkungan Kerja rxy r table Status

LK1 0,868 0,374 Valid LK2 0,720 0,374 Valid LK3 0,571 0,374 Valid LK4 0,710 0,374 Valid LK5 0,539 0,374 Valid LK6 0,498 0,374 Valid LK7 0,605 0,374 Valid

Motivasi Kerja rxy r table Status

M1 0,816 0,374 Valid M2 0,702 0,374 Valid M3 0,446 0,374 Valid M4 0,629 0,374 Valid M5 0,441 0,374 Valid M6 0,788 0,374 Valid M7 0,494 0,374 Valid

Jadi rhitung lebih besar dari rtabel, yang berarti ada korelasi yang nyata antara nilai total item dengan nilai item. Berdasarkan kriteria tersebut, maka kuesioner sebagai alat ukur adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas sebenarnya adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil juga alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Dan sebaliknya, semakin rendah reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin tidak stabil alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.

Metode yang dipergunakan untuk menguji tingkat reliabilitas dari kuesioner adalah teknik belah dua yang menggolongkan pengukuran multi pertanyaan menjadi kelompok-kelompok yang sepadan dan mengkorelasikan respon-respon pertanyaan untuk mengestimasikan reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Untuk uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dengan rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Rumus rumus koefisien Alpha Cronbach:

( )

     −       − =

2 2 1 1 1 σ σb n k k r Keterangan: n r = Jumlah populasi k = Skor item

σ2 = Skor total 2 1 σ = Koefisiensi korelasi

Tabel V. 2

Uji Reliabilitas Metode Alpha Cronbach

Keterangan rxy r table Status

Persepsi Kerja 804 0,374 Reliabel

Lingkungan Kerja 866 0,374 Reliabel

Motivasi Kerja 852 0,374 Reliabel

Nilai reliabilitas dikatakan reliabel jika nilainya tidak negatif dan lebih besar dari r tabel. Jadi rhitung > rtabel, maka dikatakan tercapainya reliabilitas, yang berarti bahwa kuesionernya tersebut telah memenuhi syarat reliabilitas. Setelah melakukan uji reliabilitas, kuesioner ini telah memenuhi syarat reliabilitas.

Nilai rhitung > r tabel (0, 374) maka kuisioner memenuhi syarat reliabilitas.

Dokumen terkait