• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Kepribadian yang menarik

4.2.2. Perspektif laki-laki

Laki-laki sebagai pihak yang dianggap memiliki kuasa dimasa lampau telah menyeleksi beberapa symbol sebagai suatu dasar penting untuk membangun citra diri (self- image). Sebuah contoh mengetahui nilai simbolis adalah tingkat penampilan visual tubuh tertentu yang dihargai, seperti termasuk didalamnya mencakup pakaian, pewarna badan (kosmetik), atau bahkan ukuran dan bentuk tubuh (Ollenburger, 2002) simbol-simbol hasil seleksi kaum inilah yang menjadi ukuran ideal mengenai kecantikan bagi perempuan.

Perempuan yang cantik disukai laki-laki, sehingga perempuan akan selalu merasa dan mengusahakan agar dirinya senantiasa menjadi cantik. Kecantikan tampaknya relatif, karena tiap masyarakat punya defenisi tentang makna cantik. Disini akan dibahas tentang penilaian para laki-laki mengenai kecantikan perempuan, yang tentu saja selera setiap orang akan berbeda-beda. Meski secara kasat mata yang membuat sebagian besar laki-laki setuju bahwa seseorang perempuan tertentu adalah cantik.

Meski secara umum sebagian besar laki-laki sepakat dalam menilai seseorang perempuan yang dianggap cantik tadi, namun masih ada hal yang lebih spesifik yang membuat masing-masing laki-laki mengidamkan tipe perempuan sesuai selera cantiknya pribadi. Maka itu banyak diantara laki-laki yang setuju tentang cantiknya perempuan dilihat dari kasat mata tapi belum tentu mengidamkannya karena tidak menyeimbangkan cantik fisik dengan cantik pribadinya.

Seperti yang dikatakan informan Afron Simatupang (25 tahun):

“Kalau menurut saya cantiknya perempuan itu relatif, dan setiap orang akan mempunyai jawaban masing-masing. Saya lebih melihat kecantikan fisik disertai dengan kecantikan pribadinya. Karena kedua-duanya penting dan saling keterkaitan.”

“Menurut saya kecantikan itu memiliki suatu nilai keunikan dari seorang perempuan. Memang pada dasarnya cantik dari faktor fisik itu penting seperti berkulit putih, montok, dan wajah mulus, dll.. namun nilai kecantikan dapat berkurang bahkan hilang apabila kecantikan fisik tersebut tidak dibarengi dengan kecantikan dalam diri seperti berperilaku baik, sopan, berpikir positif, hidup semangat, rajin, dll…”

Sebagian besar kecantikan luar (outer beauty) didukung oleh faktor ekonomi. Cantik secara ekonomi adalah seseorang yang memiliki kemampuan dari segi materi yang lebih dibandingkan orang lain. Hal tersebut bisa dilihat dari gaya hidupnya yang modis dalam berpakaian, pergi ke salon melakukan perawatan diri, dan menggunakan produk-produk kosmetik yang berkelas dengan harga yang relatif mahal. Industri kecantikan tumbuh subur dengan memanfaatkan kebutuhan orang untuk tampil cantik. Dalam situasi krisis ekonomi seperti sekarangpun, urusan untuk tampil cantik terutama cantik fisik ikut mendongkrak rasa percaya diri tetap saja tidak kunjung surut.

Sementara informan Ridwan Simamora (27 tahun) memaparkan:

“Menurut saya seorang perempuan perlu merawat diri (terutama pacar) saya sendiri. Merawat diri bisa dimana saja, termasuk di salon kecantikan. Namun melihat situasi juga apabila faktor ekonomi kurang lancar,saya tidak pernah memaksa ataupun menuntut pacar saya supaya pergi ke salon. Jadi merawat diri seadanya dirumah dan ke salon apabila ekonomi cukup saya rasa itu jawaban yang terbaik menurut saya. Karena cantik untuk memperbaiki hidup itu baik, tapi kalau cantik dengan cara menggonta-ganti model fashion saya rasa tidak berguna.”

Seringkali perempuan menilai diri sendiri dan ingin tampil seperti apa, agar terlihat cantik sesuai selera dan rasa diri yang menurutnya memenuhi kata cantik itu. itulah sebabnya banyak perempuan yang berbeda-beda kesukaan terkait dengan apa yang akan dipakaikan ke fisiknya. Namun, pandangan Tuhan terhadap perempuan jauh lebih luas. Dengan jelas, Tuhan tidak menentang kecantikan maupun kecantikan sensual. Dengan cara yang unik dan yang tidak dapat dibandingkan, Ia menciptakan perempuan karena laki-laki (1 Korintus 11:9). Dan para laki-laki pada umunya menyaksikan ini dalam kenyataan. Laki-laki memberi tanggapan pada apa yang dia lihat. Pada kenyataannya, Allah sendiri melihat bahwa apa yang telah Ia ciptakan itu “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31). Meskipun bagian dari apa yang Tuhan lihat itu

adalah kecantikan fisik (Kejadian 2:25), namun kualitas yang terpenting adalah apa yang ada di dalamnya.

Sama halnya dengan Rasulullah Saw. yang menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam sabdanya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda, “sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati kalian.” (HR Muslim). Oleh karena itulah, Islam memandang puncak kecantikan perempuan berbanding lurus dengan tingkat ketundukan dan kepasrahannya kepada Allah Swt. karena kecantikan hakiki dan ideal adalah kecantikan yang bersumber pada dimensi ilahiah (hati). Bahkan, hati inilah yang akan menjadi penentu keselamatan seorang hamba ketika mengahadap Allah kelak, seperti firman Allah Swt. berikut ini:

“(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-syuaraa, 26:88-89)

4 . 3 . A l a s a n P e r e m p u a n k e S a l o n

Perempuan harus punya ‘me time’. Demikian kata beberapa majalah perempuan sebagai saran untuk menjaga keseimbangan diri di antara berbagai tugas yang ada. Banyak cara untuk melakukannya. Salah satu cara yang paling ampuh adalah pergi ke salon. Perhatikan, jika akhir minggu atau hari libur, kebanyakan salon pasti penuh dengan perempuan-perempuan yang ingin memanjakan dirinya di salon. begitu juga status pada sosial media seperti

Instagram, Path, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya saat weekend, pasti rata-rata sedang memanjakan diri ke salon14.

Fungsi salon yang familiar pada zaman dahulu dikenal sebagai tempat untuk melakukan potong rambut dan berias atau make up saja. Namun seiring dengan perkembangan tekhnologi yang menunjang perawatan kecantikan maka jasa perawatan di salon semakin beragam. S e h i n g g a b i s a d i k a t a k a n

14

s e k a r a n g s a l o n a d a l a h s e b u a h p e l a y a n a n p u b l i k (p u b l i c s e r v i c e) y a n g m e n y e d i a k a n k e b u t u h a n p e n u n j a n g s e l a i n m e m b e r i k a n p e l a y a n a n g u n t i n g r a m b u t d a n m a k e u p, j u g a s u d a h a d a p e l a y a n a n y a n g s e r i n g d i l a k u k a n s e s e o r a n g a p a b i l a b e r k u n j u n g k e s a l o n s e p e r t i s m o o t h i n g, r e b o n d i n g , p e d i c u r e , m e d i c u r e , c r e a m b a t h , f a c i a l d a n l a i n - l a i n .

Ke salon memang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, di sana pelanggan yang berkunjung benar-benar dimanjakan dengan pijatan seperti

creambath, facial, lulur,dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang untuk urusan menggunting kuku tangan dan kaki (manicure dan pedicure) pun sudah banyak orang melakukannya ke salon yang sebenarnya masih bisa dilakukan sendiri di rumah dan gratis. Namun esensinya bukan dilihat dari perawatan yang dilakukan, tetapi pada kenikmatan hasil dari pijitan tangan-tangan yang sudah berpengalaman tersebut.

Seperti yang dikatakan seorang informan Maharani br Purba (23 tahun) yaitu:

“Memang saya sendiri pun bisa melakukan perawatan seperti creambath di rumah, namun rasanya akan jauh lebih baik lagi kalau saya pergi ke salon. Karena di sana saya sudah percaya terhadap orang yang sudah lebih berpengalaman dalam bidangnya yaitu orang yang bekerja di salon. Saya sangat senang apabila berada di salon karena saya merasa layaknya seorang putri kerajaan yang dilayani oleh dayang-dayangnya. Selain itu saya merasa kalau hasil perawatan di salon akan jauh lebih baik ketimbang di rumah.”

Bagi sebagian perempuan, ke salon tidak hanya untuk sekedar melakukan perawatan. Namun, bagi mereka adanya interaksi yang terjadi di

salon juga memberikan kesenangan tersendiri. Berbagi dengan stylist atau

petugas di sana seringkali menciptakan hubungan yang mengarah pada loyalitas terhadap pelayanan salon itu sendiri. Perawatan di salon tidak harus sendiri, banyak juga yang mengajak saudara atau ibu atau ramai-ramai dengan teman atau sahabat. Kegiatan ini semakin menyenangkan tampaknya jika dilakukan beramai-ramai.

C h r i s m a y a b r S i h o m b i n g ( 2 1 t a h u n ) s a l a h s a t u i n f o r m a n m e n g a t a k a n : “S a y a s e r i n g b e r k u n j u n g k e s a l o n i n i k a r e n a s a y a s u d a h m e r a s a n y a m a n s e k a l i d e n g a n p e r a w a t a n d i s a l o n i n i . S e l a i n i t u s a y a j u g a s u d a h d e k a t d e n g a n p e m i l i k d a n k a r y a w a n d i s a l o n i n i , p e l a y a n a n m e r e k a s a n g a t b a g u s k a r e n a r a m a h t e r h a d a p p e l a n g g a n . S a y a k e s a l o n u n t u k r e f r e s i n g d a n m e n g h i l a n g k a n s u n t u k , s e h i n g g a s a y a m e r a s a p u a s d e n g a n p e l a y a n a n m e r e k a . S e l a i n i t u s a y a d a p a t b e r c e r i t a a t a u b e r c u r h a t d e n g a n k a r y a w a n s a l o n d i s a n a . ” B a n y a k o r a n g m e n j a d i k a n s a l o n s e b a g a i t e m p a t u n t u k b e r k o n s u l t a s i m e n c a r i s o l u s i a t a s b a g a i m a n a s e h a r u s n y a b e r p e n a m p i l a n , m e n j a g a r a m b u t , w a j a h d a n s e l u r u h b a d a n a g a r t e r l i h a t l e b i h c a n t i k . D i s a l o n j u g a d i s e d i a k a n m a j a l a h , t a b l o i t d a n g a m b a r p o s t e r s e b a g a i r e f r e n s i p e l a n g g a n u n t u k m e n i r u g a y a y a n g s e d a n g t r e n d d a r i t o k o h - t o k o h i d o l a n y a . O l e h s e b a b i t u m e d i a s e b a g a i s a r a n a y a n g m e m b e n t u k g a y a h i d u p m e m p e r t o n t o n k a n g a y a r a m b u t , k u l i t b e r s i h , s a m p a i p a d a b e n t u k t u b u h y a n g i d e a l m e m b u a t s a l o n t u m b u h d a n b e r k e m b a n g p e s a t d i k o t a - k o t a b e s a r b a h k a n s a m p a i p e l o s o k d e s a . S e p e r t i y a n g s u d a h d i p a p a r k a n d i a t a s , p a d a m a s a s e k a r a n g b e r k u n j u n g k e s a l o n t i d a k d i t e n t u k a n b a t a s u s i a n y a , g o l o n g a n k e k u a s a a n , a t a u p u n k e k a y a a n d a r i o r a n g t e r s e b u t . K a u m r e m a j a b a h k a n l a n s i a ( l a n j u t u s i a ) b o l e h - b o l e h s a j a p e r g i k e s a l o n m e l a k u k a n p e r a w a t a n s e s u a i k e i n g i n a n d a n k e m a m p u a n e k o n o m i n y a m a s i n g - m a s i n g . P e n e l i t i t i d a k h a n y a m e l i h a t k a u m m u d a s a j a y a n g m e l a k u k a n p e r a w a t a n d i s a l o n , n a m u n s e o r a n g n e n e k j u g a y a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u i n f o r m a n d i s a l o n t e m p a t p e n e l i t i a n s e d a n g m e w a r n a i r a m b u t n y a y a n g s u d a h p u t i h m e n j a d i p i r a n g k e m e r a h - m e r a h a n . N e n e k b r K a r o - k a r o y a n g s u d a h b e r u m u r 6 5 t a h u n i n i m e n g a t a k a n : “ K a l a u r a m b u t n e n e k t i d a k d i w a r n a i a k a n t e r a s a g a t a l . J a d i n e n e k a k a n s e l a l u m e w a r n a i r a m b u t

a p a b i l a r a m b u t n e n e k s u d a h m u l a i m e m u t i h a l i a s t u m b u h u b a n . N e n e k j u g a s u d a h t e r b i a s a d i s a l o n i n i k a r e n a s u d a h l a m a m e n j a d i p e l a n g g a n d i s i n i s e l a i n i t u j u g a s a y a p u a s d e n g a n h a s i l n y a s e r t a s u d a h m e n g e n a l d a n p e r c a y a d e n g a n k a k I c e p e m i l i k s a l o n I c e i n i . ” D a r i p e r n y a t a a n d i a t a s d a p a t p e n e l i t i s i m p u l k a n b a h w a m a s a s e k a r a n g s e g a l a s e s u a t u y a n g s e b e n a r n y a m a s i h b i s a d i l a k u k a n s e n d i r i a t a u d i b a n t u o r a n g l a i n d i r u m a h d a r i m u l a i g u n t i n g r a m b u t , c r e a m b a t h , m a k e u p, l u l u r a n , f a c i a l, m e w a r n a i r a m b u t , d a n m a s i h b a n y a k l a g i p e r a w a t a n t u b u h l a i n n y a l e b i h p e r c a y a d a n n y a m a n m e l a k u k a n n y a k e s a l o n . B a n y a k a l a s a n o r a n g p e r g i k e s a l o n u n t u k m e l a k u k a n p e r a w a t a n u j u n g k a k i h i n g g a k e u j u n g r a m b u t k a r e n a s a l a h s a t u n y a s e s e o r a n g l e b i h m e n g a n d a l k a n k e t e r a m p i l a n y a n g l e b i h a h l i ( k e t e r a m p i l a n o r a n g - o r a n g s a l o n ) d a n o r a n g i t u m e n g a n g g a p h a s i l n y a a k a n j a u h l e b i h b a g u s j i k a p e r a w a t a n d i s a l o n d a r i p a d a p e r a w a t a n d i r u m a h s e n d i r i . A d a y a n g t i d a k s e m p a t m e l a k u k a n p e r a w a t a n d i r u m a h k a r e n a s i b u k d e n g a n p e k e r j a a n n y a s e h i n g g a o r a n g t e r s e b u t h a r u s m e n g g u n a k a n j a s a s a l o n . A d a j u g a y a n g t e r i k u t - i k u t d e n g a n a j a k a n s a u d a r a , t e m a n - t e m a n n y a s e h i n g g a o r a n g i t u k e t a g i h a n k e s a l o n , b a h k a n a d a p u l a k e s a l o n h a n y a s e k e d a r b u a n g s u n t u k p e r g i k e s a l o n .

Dokumen terkait