• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisi Data

2. Persuasi (X2)

4) Komunikasi c. Hasil penelitian:

Hasil pengukuran iklan dengan menggunakan Efektivitas iklan televisi jika diukur dengan menggunakan EPIC Model didapat hasil efektif dan dapat di terima oleh warga kota Bogor. Didapati bahwa dimensi komunikasi efektivitas iklan televisi TEBS merupakan dimensi terendah dari ke empat dimensi efektivitas iklan televisi TEBS sedangkan dimensi dampak efektivitas iklan televisi TEBS pada warga Bogor merupakan dimensi tertinggi dari keempat dimensi efektivitas iklan televisi TEBS

3. Pengaruh Iklan Dengan EPIC Model Pada Media Televisi Terhadap Sikap Penonton (Studi Kasus Pada Iklan Minuman Isotonik Fatigon Hydro Versi “Macet” Di Kota Pekanbaru)

a. Penelitian di lakukan oleh Deny Danar Rahayupada tahun 2012 di Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

b. Variabel penelitian : 1) Empati 2) Persuasi 3) Dampak 4) Komunikasi 5) Sikap konsumen d. Hasil penelitian:

Berdasarkan hasil pengujian efektifitas iklan, diperoleh hasil bahwa iklan produk Fatigon Hydro versi “Macet” efektif diukur dengan EPIC Model di Kota Pekanbaru.Pada pengukuran EPIC Model, didapat variabel emphaty, impact dan communication tergolong pada rentang skala efektif. Sedangkan, variabel persuasion tergolong pada rentang skala cukup efektif. Dari hasil pengujian regresi linear berganda, uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji parsial (Uji t) menunjukkan seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel sikap penonton dan variabel emphaty mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel lainnya. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan (R2) oleh variabel

emphaty, persuasion, impact dan communication terhadap variabel sikap penonton sebesar 64,8% sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. C. Kerangka Pemikiran Gambar II.1 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dan dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran (Hasan, 2004:31). Efektivitas iklan merupakan suatu hal yang penting didalam strategi pemasaran yang digunakan suatu perusahaan. Untuk mengukur efektivitas iklan digunakan metode Epic model.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yaitu :

H1 : Efektivitas iklan EVERCOSS di Televisi sudah efektif berdasarkan dari empat dimensi, yaitu Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi H2 :Dimensi yang paling berpengaruh terhadap efektivitas iklan

“EVERCOSS” di Televisi adalah dimensi Dampak. Dampak Persuasi EPIC Model Empati Komunikasi Efektivitas Iklan

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap gejala tertentu. Kesimpulan dari penelitian hanya berlaku pada kasus yang bersangkutan, sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Jenis analisis data yang digunakan termasuk analisis data kualitatif.

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian studi kasus (case study). Menurut Suharsimi (2006;146) bahwa penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu di tinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek penelitian yang diteliti adalah adalah responden yang pernah melihat iklan “EVERCOSS” di Televisi.

2. Objek penelitian yang diteliti adalah efektivitas yang diukur dari empat dimensi (Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi).

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi penelitian:

Penelitian dilakukan di Mall Jogjatronik. Penelitian dilakukan di Mall Jogjatronik karena peneliti melihat sebagian besar warga Jogjakarta yang ingin membeli gadget pasti akan membelinya di Jogjatronik dan Jogjatronik merupakan pusat gadget dan elektronik terlengkap di Yogyakarta.

2. Waktu penelitian: Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli tahun 2014

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:3).

Variabel terdiri dari :

1. Empati adalah kemampuan media promosi untuk mengenali konsumen, mempersepsi konsumen, dan merasakan perasaan target konsumen tentang kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektifnya.

2. Persuasi adalah kemampuan media promosi untuk mendorong target konsumen sasaran agar mengubah kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku untuk menjadi calon konsumen.

3. Dampak adalah perubahan yang terjadi pada konsumen sasaran, baik perubahan, pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), maupun perilaku

(behavior). Karena pada intinya promosi adalah memperkenalkan produk kepada calon konsumen agar konsumen mau menggunakan barang atau jasa yang di promosikan.

4. Komunikasi adalah kemampuan konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan pada media promosi.

E. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional variabel efektivitas iklan menurut Durianto (2003 : 90) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Empathy ( Empati )

Indikatornya meliputi:

a. Tingkat baik tidaknya iklan televisi Evercoss, b. Tingkat kesukaan terhadap iklan Evercoss .

2. Persuation ( Persuasi )

Indikatornya meliputi:

a. Tingkat ketertarikan dengan produk (Evercoss ), b. Keinginan membeli produk (Evercoss).

3. Impact ( Dampak )

Indikatornya meliputi:

a. Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) produk (Evercoss),

b. iklan televisi Evercoss lebih kreatif dibandingkan iklan produk handphone android lain yang sejenis.

4. Communication ( Komunikasi ) Indikatornya meliputi:

a. Kejelasan informasi iklan televisi Evercoss jika dibandingkan iklan produk sejenis,

b. Kemampuan iklan televisi Evercoss dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan,

c. Tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Evercoss tersebut.

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah pengunjung Mall Jogjatronik yang tertarik menggunakan handphone berbasis android. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel dari penelitian ini adalah 100 pengunjung Jogjatronik Mall.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil dihitung dengan rumus sampel dari Leedy (1997). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa jumlah populasi relatif besar dan tidak dapat teridentifikasi dengan pasti, sehingga tidak mungkin seluruh elemen diteliti karena adanya

keterbatasan waktu penelitian, biaya dan sumber daya manusia. Adapun rumus sampel dari Leedy (Margono, 1999) adalah, sebagai berikut:

p p e Z N 1 2 Keterangan: N = jumlah sampel

Z = standar skor alpha ( ) yang dipilih e = sampling error yang digunakan p = proporsi populasi yang diteliti

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung, sebagai berikut:

p p e Z N 1 2 5 . 0 1 5 . 0 1 . 0 2 / 05 . 0 2 N 5 . 0 1 5 . 0 1 . 0 96 . 1 2 N 5 . 0 5 . 0 16 . 384 N 04 . 96 N

Standar skor alpha ( ) yang dipilih (Z) adalah 0,05 dan sampling error (e) sebesar 0,1. Karena tingkat kesalahan 0,1 masih wajar dan tingkat kebenaran > 0.5. Jika jumlah populasi tidak diketahui maka proporsi populasi (p) sebesar 0,5 sehingga besarnya nilai p(1 - p) = 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel adalah sebesar 96,04. Dalam upaya

mengantisipasi adanya potensi kesalahan responden dalam mengisi angket, maka jumlah responden dibulatkan menjadi 100 orang.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidential sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti, sehingga dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data. Menurut Riduwan, (2007:62) siapa saja yang ditemui peneliti asalkan mereka memiliki karakteristik yang sama maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel. Karakteristinya meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan orang berkunjung ke Jogjatronik.

H. Sumber Data

Menurut (Sugiyono 2008:137), jenis data dibagi menjadi dua sumber yaitu:

1. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai identitas responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) dan tanggapan responden berkaitan dengan efektivitas iklan televisi EVERCOSS.

2. Data Sekunder

“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, majalah, buku, serta penelitian terdahulu yang membuat informasi atau data – data yang berkaitan dengan penelitian berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Wawancara

Sedangkan menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2008:72) mengungkapkan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008:142), Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

J. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2009:8). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 146). Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif pada umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu:

1. Sangat tinggi diberikan skor : 5 2. Tinggi diberikan skor : 4 3. Normal diberikan skor : 3 4. Rendah diberikan skor : 2 5. Sangat Rendah diberikan nilai skor : 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masimg-masing responden dapat dikelompokkan ke dalam kelas interval. Ukuran interval digunakan untuk memberikan informasi tentang interval satu orang obyek dengan orang atau obyek lain. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut (Sugiyono, 2009) :

Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum Kelas interval

Interval = 5 – 1 = 0,8 5

Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai berikut :

1). Sangat Rendah (SR) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,7 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah sangat rendah.

2). Rendah (R) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,5 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah rendah.

3). Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah cukup.

4). Tinggi (T) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah tinggi.

5). Sangat Tinggi (ST) apabila skor variabel 4,19 s/d 5,00 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah sangat tinggi.

K. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah taraf sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur yang seharusnya diukur. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner diukur validitasnya. Pengukuran

validitas ini menggunakan rumus korelasi Pearson (Product Moment Coefficient of Corelation), (Sugiyono, 2009:179) :

2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

rxy = koefisien korelasi sederhana antara skor butir (x) dengan variabel (y)

N = jumlah responden

x = skor butir (x) atau item pertanyaan

y = skor total variabel (y) atau tiap responden

Pelaksanaan uji validitas ini menggunakan teknik sekali ukur (one shot technique), dengan metode ini kuesioner hanya dibagikan satu kali saja kepada responden. Hal ini dikarenakan untuk menghindari responden memberi jawaban yang sama dari pertanyaan yang diajukan. Hasil jawaban yang diperoleh dari responden sekaligus akan digunakan sebagai masukan dalam analisis validitas dan reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala yang sama. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya. Uji ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab

pertanyaan-pertanyaan secara konsisten atau tidak,sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya. Untuk melihat relibilitas instrumen akan dihitung Alpha Cronbach masing-masing instrumen. Menurut Arikunto variabel dikatakan realibel jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 dengan rumus Cronbach’s Alpha Coefficient (Arikunto, 2006) dengan rumusnya :

r t b k k 2 11 1 ) 1 ( Dimana : r11 = realibilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2

t = jumlah varians total

2

b = jumlah varians butir

Pengujian validitas dilakukan berdasarkan analisis item yaitu mengkorelasikan skor setiap item dengan skor variabel (hasil penjumlahan seluruh skor item pertanyaan). Teknik korelasinya memakai Pearson Correlation. Item pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki nilai rhitung > rtabel.

L. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Memberikan skala atau bobot dari jawaban-jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukur yang digunakan adalah skala likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009:93). b. Tabel 3.1 Skala Penilaian Kategori Nilai SS (Sangat Setuju) 5 S (Setuju) 4 CS (Cukup Setuju) 3 TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Sumber: Sugiyono, 2009:93

c. Berdasarkan jumlah responden yang didapat pada penelitian lapangan dengan sampling aksidental 100 orang, maka dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:

Jarak = (Nilai Tertinggi X Sampel) - (Nilai TerendahXSampel)

= (5X100)- (1X100) = ( 500 ) - ( 100 ) = 400

d. Dengan diketahuinya nilai dari jarak, maka dapat ditentukan interval dan perhitungan sebagai berikut:

400

Interval = _________ = 80 5

Setelah diketahui intervalnya, maka penilaian persepsi konsumen dapat dikelompokan sebagai berikut:

e.

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian

Interval Kelas Kriteria Penilaian

4.20 – 5.00 Sangat Efektif 3.40 – 4.19 Efektif 2.60 – 3.39 Cukup Efektif 1.80 – 2.59 Tidak Efektif 1.00 – 1.79 Sangat Tidak Efektif

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

Evercoss (sebelumnya bernama Cross Mobile) merupakan sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 di Jakarta. Perusahaan Evercoss menghasilkan berbagai macam perlengkapan elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Evercoss ialah handphone. Kebanyakan orang menyatakan bahwa kebanyakan dari handphone Evercoss ini dirakit di China dengan teknologi asal Jerman, jadi bisa dibilang merek asli Indonesia dan bukan handphone buatan Indonesia sepenuhnya.

Pada tahun 2013, Cross Mobile ganti nama menjadi Evercoss dan direncanakan akan membuka pabriknya di Semarang. Aries Indo Global, sebagai pemilik merek ponsel Cross secara resmi melakukan perubahan nama brand menjadi Evercoss. Langkah ini adalah bentuk metamorphosis bisnis untuk masuk pasar global atau Go International. “ Dengan merek Cross, kami kesulitan untuk mematenkan di pasar global karena nama tersebut sangat generik. Itu sebabnya , kami mengambil langkah untuk mengubah merek menjadi Evercoss”, ujar Janto Djojo, Chief Marketing Officer Evercoss menjelaskan. ( https://id.berita.yahoo.com/cross-ganti-nama-jadi-evercoss-buka-pabrik-ponsel-032707148.html) .

Evercoss Mobile Phone adalah sebuah merk handphone yang diciptakan khusus untuk pasar di Indonesia. Dengan bermodalkan pengalaman bersama salah satu merk handphone terkemuka di Eropa, Evercoss Mobile Phone menghasilkan berbagai macam produk handphone yang memiliki standard Eropa. Evercoss Mobile Phone saat ini menjadi sebuah merk handphone terkemuka di Indonesia. Untuk kemajuan setiap produk yang dihasilkan, Evercoss Mobile Phone senantiasa melakukan riset sehingga nantinya dapat menciptakan sebuah produk yang baru, canggih dan sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. Evercoss, It’s Your Pride.

Meskipun perusahaan ini menjual handphone dengan harga yang terjangkau, Evercoss mempertahankan kualitas produknya secara serius. Tulang punggung dari Evercoss saat ini adalah departemen pelayanannya. Evercoss mengalokasikan sekitar 200 orang untuk siap siaga di kantor pusat dan kantor cabang perusahaan untuk bertugas di bidang servis tiap harinya. Evercoss memastikan bahwa persentase barang yang ”defect on arrival” atau rusak ketika sampai di toko berada di bawah satu persen, dan persentase handphone yang diperbaiki tiap harinya berada di bawah dua persen. Semua suku cadang yang digunakan Evercoss asli. Perusahaan ini punya 18 service center dan 57 authorized service center di seluruh Indonesia. Komitmen ini membantu tim Evercoss bertumbuh yang di tahun 2008 hanya terdiri dari 17 orang sekarang menjadi 500 orang. Evercoss tidak punya toko retail, tapi timnya sangat agresif melakukan pemasaran. Salah satu contoh terbarunya

adalah bagaimana Evercoss menjadi salah satu sponsor utama di Indonesian Idol.

B. Logo Perusahaan

Logo Cross Mobile sejak 2008-2013

Logo Evercoss mulai 2013

Gambar IV.1 Logo perusahaan

C. Visi perusahaan

Melihat pertumbuhan bisnis komunikasi serta besarnya pasar di Indonesia, Evercoss Mobile Phone mencanangkan sebuah visi yaitu memajukan dan membuka wawasan bangsa Indonesia melalui alat komunikasi yang berkualitas, terdepan dan tepat guna.

D. Misi perusahaan

It’s Your Pride, tema ini diusung untuk menjadikan Evercoss Mobile Phone sebagai handphone kebanggaan Anda. Dan tema tersebut telah menjadi misi dari Evercoss Mobile Phone dalam mengedukasi konsumen Indonesia agar semakin pandai dan berwawasan luas.

E. Produk Evercoss

1. Cross Mobile (2008 – 2013)

a. Cross CB-series (CB80,CB83AT,CB90 Dll)

b. Cross D-series (D1T,D2T,D3C,D6T Dll)

c. Cross F-series (F1X,F2)

d. Cross E-series (E1,E10,E11T,E3QT,E3T,E5T,E7T,E99)

e. Cross V-series (V1,V10,V5,V6)

f. Cross S-series (S2,S5)

g. Cross G-series (G10T,G1Q,G3Q,G3T,G7T,G8T,G900T ,Dll)

h. Cross PD-series (PD1,PD11,PD12,PD5,PD6,PD7,PD8,PD9)

i. Cross A-series (Andromeda,A10,A7,A25,A20,A18,A2, Dll

j. Cross Z-Series (Z1X)

2. EVERCOSS (2013 – 2014)

a. EVERCOSS A-Series (A26B,A18,A7S,A7T,A12,A28M,AT8 Dll)

b. EVERCOSS E-Series (E99,E5T,)

c. EVERCOSS T-Series (T6,)

d. EVERCOSS V-Series (V2)

e. EVERCOSS Q-Series (Q5,Q6,Q2,Q3,)

f. EVERCOSS C-Series (C15,)

F. Nilai Dan Filosofi

Filosofi It’s Your Pride adalah filosofi yang terus dipegang oleh Evercoss Mobile Phone sebagai pedoman untuk mengembangkan produk terbaik yang membanggakan bagi penggunanya. Evercoss Mobile Phone percaya bahwa dengan berpegang teguh pada nilai-nilai positif integritas, dedikasi dan loyalitas adalah kunci menuju kesuksesan.

G. Iklan Evercoss di Televisi

Evercoss telah membuat iklan dalam media elektronik dalam berbagai versi dan telah banyak ditayangkan di berbagai TV swasta seperti RCTI, SCTV, GLOBALTV, dll. Tidak terbilang jumlahnya dalam sebulan iklan evercoss ditayangkan dan peneliti pun tidak mempunyai waktu untuk menghitung frekuensi iklan Evercoss di televisi. Evercoss juga sempat menjadi sponsor resmi dalam berbagai kegiatan misalnya dalam sebuah acara music sampai olahraga.

Berikut ini merupakan gambar iklan Evercoss di televisi:

Gambar IV.2

Gambar III.3 Iklan Evercoss A7T

Gambar IV. 4 Iklan Evercoss C5F

H. Sejarah Jogja Tronik Mall

Mall Jogjatronik berada di pusat kota Yogyakarta, tepatnya di tepi jalan Brigjen Katamso No 75-77 Gondomanan, Yogyakarta. Jika berjalan dari Kraton Yogyakarta jaraknya hanya sekitar 1 km saja. Sesuai dengan slogan yang diusung, Mall Jogjatronik menawarkan teknologi terbaru sebagai produk utamanya. Di dalam Mal Jogjatronik terdapat banyak outlet yang menawarkan produk elektronik andalannya. Mal ini terbagi menjadi 5 lantai utama. Di lantai terbawah atau lower ground dan lantai dasar menjadi pusatnya gadget berbau telekomunikasi. Di sini anda akan mendapati puluhan outlet menjajakan gadget seperti handphone dan tablet layaknya di pasar namun dengan style yang elegan. Memang HP selalu menjadi buruan utama di sini, karena hampir tiap bulan ada saja produk HP baru yang di lempar ke pasaran. Berbagai merk HP seperti Nokia, Sony Ericsson, Evercoss, Samsung hingga Black Berry siap dibeli sesuai kebutuhan anda.

Gambar IV. 5 Mall Jogjatronik 1

Gambar IV. 6 Mall Jogjatronik 2

Gambar IV. 7

HP Mall Jogjatronik Yogyakarta

Selain sebagai pusat perbelanjaan elektronik, Mall Jogjatronik juga dilengkapi beberapa fasilitas lain. Diantaranya Bank Panin dan foodcourt dengan berbagai makanan yang berada di Lower Ground, Happy Puppy pusat karaoke keluarga berada di lantai 3 serta beberapa ATM yang berdiri di depan gedung Jogjatronik.

44

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu jenis kuesioner yaitu hanya ditujukan kepada pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Kuesioner untuk disebarkan sebanyak 100 eksemplar, dan semuanya kembali sebanyak 100 eksemplar. Adapun kesulitan dalam penyebaran adalah responden enggan dalam mengisi kuesioner karena merasa bukan kepentingan mereka, dan untuk membuat mereka mau mengisi peneliti memberi souvenir berupa pena. Pada hasil data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner akan digunakan untuk analisis.

A. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam pengujian validitas dan realibilitas ini penulis melakukan pengujian butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Semua proses pengujian ini menggunakan komputer dengan Program SPSS 19.00 for windows

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya validitas instrument yang menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul dan tidak menyimpang dari gambar tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas dilakukan dengan pendekatan korelasi Kualitas layanan antar masing-masing item yang mengukur suatu variabel dengan skor

sehingga syarat minimum suatu instrumen untuk dianggap valid adalah jika tingkat signifikasi dari r hitung lebih kecil dari 0,05. Berikut ini adalah table hasil uji validitas instrument tentang efektivitas iklan evercoss di televisi.

Tabel V.1

Rangkuman Uji Validitas

Sumber: data primer diolah 2014 2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2007), hasil penelitian dikatakan reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang reliable adalah instrument yang beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama

Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Cronbach’s Alpha Coefficient (Suharsimi Arikunto, 1998). Kapabilitas peskoran tingkat realibilitas sangat ditentukan oleh seberapa jauh resiko alpha bila diterima sedikit resiko. Semakin besar skor alpha yang dihasilkan (lebih

Indikator Item rhitung rTabel Keterangan

Empati 1 0.851 0.1965 Valid 2 0.848 0.1965 Valid 3 0.723 0.1965 Valid Persuasi 1 0.670 0.1965 Valid 2 0.798 0.1965 Valid 3 0.800 0.1965 Valid Dampak 1 0.706 0.1965 Valid 2 0.851 0.1965 Valid 3 0.843 0.1965 Valid Komunikasi 1 0.753 0.1965 Valid 2 0.749 0.1965 Valid 3 0.758 0.1965 Valid

besar dari 0,6) berarti butir-butir kuesioner semakin reliabel. Untuk menguji reliabilitas digunakan cronbach alpha coefficient 0,6.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III. Hasil pengujian reliabilitas empat indikator disajikan pada Tabel V. 2 berikut ini.

Tabel V.2

Rangkuman Hasil Uji Realibilitas

Indikator Cronbach’s Alpha Kriteria Keterangan

Empati 0.723 ≥ 60 Reliabel

Persuasi 0.611 ≥ 60 Reliabel

Dampak 0.709 ≥ 60 Reliabel

Komunikasi 0.612 ≥ 60 Reliabel

Sumber: data primer di olah 2014

Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel V.2 menunjukkan bahwa skor

Dokumen terkait