• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

Pasal 13 : Umum

1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.

2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh, Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi dan apa yang disyaratkan.

3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Pemborong diwajibkan untuk sedapat mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Pasal 14 : Bahan Agregat Beton

1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia organik dan unorganik dan yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulang dan bersudut tajam.

Susunan pembagian

butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel Prosentase

lewat saringan.

Uk 10 5 2,5 Saringan (mm)1,2 0,6 0,3 0,15

% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-10

2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dan 0,074 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dan 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus dipenuhi.

3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum 3 cm yang mempunyai bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.

4. Batu pecah diperoleh dan batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan dan mutu beton maupun baja.

Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase Lewat

Saringan di bawah ini.

Uk 30 25 20 Saringan (mm)15 10 5 2,5

% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5

5. Bilamana diperlukan Pemborong harus mengadakan percampuran-percampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang disyaratkan pada butir 1 dan butir pada pasal 14.

Pasal 15 : Baja Tulang

1. Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja dengan mutu fy 240 Mpa untuk baja tulangan polos dan fy 320 Mpa untuk baja tulangan ulir dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja.

2. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi memandang perlu, contoh akan diuji ke Laboratorium atas beban Pemborong. Jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan. 3. Penyimpanan atau penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja

tulangan terhindar dan pengotoran-pengotoran minyak, udara lembab, lingkungan yang dapat menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. 4. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung

berhubungan dengan tanah.

Pasal 16 : Semen

1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah portland semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SII 0013-82.

2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan-sobekan.

3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen ditumpuk di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi penumpukan maksimunn adatah 5 kantong semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.

4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dan proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tiba di lapangan

5. Semen yang umurnya lebih dan tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural.

6. Bilamana Direksi memandang perlu, Pemborong harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Pemborong.

Pasal 17 : Air Kerja

1. Air yang dpakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat-zat organik atau anorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempenganuhi kekuatan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.

2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipakai.

3. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.

4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu Pemborong diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan atas beban biaya pihak Pemborong.

Pasal 18 : Rubber Fender

1. Fender Karet yang akan dipakai pada dermaga ini adalah fender karet Type V atau sejenisnya yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan ukuran minimal seperti yang disyaratkan di bawah ini. Pemborong harus mengajukan gambar-gambar dan fender dan ukurannya kepada Direksi untuk disetujui sebelum fender dimasukkan ke Proyek.

2. Maksimum compressian defleksi yang diperkenankan adalah 45 % dari nilai

tertinggi total fender. Type, ukuran dan ketentuan-ketentuan lainnya seperti di

bawah ini :

Type V Ukuran Minimum Reaction Force Energy

Absorption

H400 L2400 240,00 cm 40,21 ton 3,50 t.m

Type ukuran dan ketentan-ketentuan lainnya adalah sesuai dengan JIS K-6301 atau SII

2281-1988 atau yang serta sebagai berikut :

PHYSICAL PROPERTIES

PHYSCICAL TEST PROPERTIES

Before Aging : - Tensille Strength - Elongation - Hardness - Compression Set - 160 kgf/cm2 min - 350 % min - 720 max - 30 % max After aging : - Tensile Strength - Elongation - Hardness

- Not less than 80 of oroginal value

- Not less than 80 of original value

- Original value -8% max and 760 max

3. Untuk angker baut harus digunakan angker baut dan bahan tahan karat (stainless steel), yang ukurannya sesuai dengan gambar kerja atau standar yang diharuskan oleh pabrik pembuat fender karet yang bersangkutan.

4. Setiap pengadaan fender karet harus disertal sertifikat dari pabrik pembuat.

Pasal 19 : Bekisting

1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II bila menurut kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi persyaratan.

2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah ± 2 mm. Bila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal minimal 16 mm. Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.

3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh di pasaran, maka Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang disyaratkan Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis.

4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayu yang lebih baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan dipergunakan dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidak banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 cm.

5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul kepermukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton.

Dokumen terkait