• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan dan Penggolongan Pramuwisata

BAB III : GAMBARAN UMUM PRAMUWISATA DAN ISTANA

3.3 Persyaratan dan Penggolongan Pramuwisata

Secara formal untuk menjadi seorang pramuwisata (Tour Guide) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, khususnya dalam Pasal 8 Bab III, syarat-syarat untuk menjadi pramuwisata ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata diisyaratkan memiliki sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda pengenal (badge) sebagai ijin operasional.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge) pramuwisata dan pengatur wisata ditetapkan oleh Direktur Jendral Pariwisata.

3. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) pramuwisata oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.

Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan: a. Warga Negara Indonesia;

b. Umur serendah-rendahnya 25 (duapuluh lima) tahun;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;

d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata;

e. Memiliki sertifikat Pramuwisata Madya atau telah berpengalaman di bidang Pramuwisata selama 5 (lima) tahun;

f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia;

g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas. Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Muda disyaratkan : a. Warga Negara Indonesia;

b. Umur serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik; d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

kebudayaan Daerah Tingkat II tempat Pramuwisata Muda dan Daerah Tingkat I secara umum;

e. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingat Atas. Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Madya disyaratkan sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Umur serendah-rendahnya 22 (duapuluh dua) tahun;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;

d. Memiliki keterampilan membawa rombongan wisatawan;

e. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan Daerah Tingkat I tempat Pramuwisata Madya dan Indonesia secara umum;

f. Memiliki sertifikat Pramuwisata muda atau telah berpengalaman di bidang Pramuwisata selama 3 (tiga) tahun;

g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingat Atas.

Itulah persyaratan yang harus dipenuhi seseorang yang ingin menjadi pramuwisata.

Oleh karena itu, setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi pramuwisata harus melalui prosedur tersebut di atas. Hal ini dianggap perlu karena pemerintah saat ini sedang melakukan penertiban terhadap pramuwisata liar yang tidak terdaftar demi menjaga nama baik korp pramuwisata dari petualang

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

pramuwisata yang tidak bertanggungjawab serta sering merusak citra pariwisata Indonesia.

3.3.2 Penggolongan Pramuwisata

Pada Pasal 2 Bab II Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi tersebut di atas atau sesuai dengan penggolongan yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pariwisata, pramuwisata dapat digolongkan sebagai berikut:

Pertama : Pramuwisata Muda, yakni pramuwisata yang bertugas di wilayah Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat keahliannya diberikan.

Kedua : Pramuwisata Madya, yakni pramuwisata yang bertugas dan beroperasi dalam Wilayah Daerah Tingkat I, tempat sertifikat keahliannya dikeluarkan.

Kita mengenal ada macam-macam pramuwisata, yang dibedakan dari keahlian dan tempat objek pramuwisata bekerja. Oleh karena itu, pramuwisata dapat dikelompokkan sesuai dengan sudut pandang berikut ini :

1. Berdasarkan status a. Payroll Guide

Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pegawai tetap

perusahaan perjalanan (travel agency) dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan.

b. Part timer/Free lance Guide

Part timer/Free lance Guide adalah pramuwisata yang bekerja pada suatu

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

pekerjaan yang dilakukan serta terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu.

c. Member of guide Association

Member of guide Association adalah pramuwisata yang berstatus sebagai

peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut.

d. Government Officials

Government Officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk

memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek atau suatu wilayah tertentu.

e. Company Guide

Company Guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas

memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.

2. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu a. Individual Tourist Guide

Individual Tourist Guide adalah pramuwisata yang khusus memandu

wisatawan individu. b. Group Tour Guide

Group Tour Guide adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan

rombongan.

c. Domestic Tourist Guide

Domestic Tourist Guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

d. Foreign Tourist Guide

Foreign Tourist Guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan

mancanegara.

3. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya. a. Transfer Guide

Transfer Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput

wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya.

c. Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide

Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide adalah pramuwisata yang

kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour. c. Local/expert Guide

Local/expert Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus

memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah dan lain-lain.

d. Common Guide

Common Guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik

tranfer maupun tur. e. Driver Guide

Driver Guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai

pramuwisata. Pramuwisata bertugas mengantar wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

diperlukan. Pramuwisata pengemudi ini ikut ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Jadi, pada dasaarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.

3.4 Tugas dan Kewajiban Pramuwisata

Tugas dab kewajiban pramuwisata telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, sesuai ayat 1 pasal 3 surat keputusan tersebut tugas seorang pramuwisata adalah:

a. Mengantar wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia.

b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberikan penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi dan fasilitas wisatawan yang lainnya.

c. Memberikan petunjuk tentang objek wisata. d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan.

e. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapatkan kecelakaan atau musibah lainnya.

Dalam melakukan tugas-tugasnya itu seorang pramuwisata harus mentaati kode etik profesi, memakai tanda pengenal (badge) dan memenuhi acara perjalanan yang telah ditetapkan. Mengenai kewajiban pramuwisata dan pengatur wisata di dalam pasal 11 dikatakan sebagai berikut:

1. Pramuwisata berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 dan tembusannya kepada biro perjalanan umum yang menugaskannya.

2. Pengaturan wisata berkewajiban membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya sebagai bahan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) biro perjalanan umum yang bersangkutan

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 3.5 Sejarah Singkat Istana Maimoon dan Lingkungannya

Pada abad ke-16 berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Aru terletak di daaerah sungai Lalang (Deli Tua sekarang). Kerajaan Aru ini ditaklukkan oleh pasukan Kerajaan Aceh pada tahun 1612. Panglima Hisyamudin seorang turunan dari Zulkarnaeni Bahasio Syekh Balraluddin Hidustan dari Negeri Shidi Hindustan merupakan pemimpin kerajaan ini.

Dan akhirnya dia diangkat oleh Sulthan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh sebagai wakil kerajaan untuk daerah Sumatera Timur yang berkedudukan di sungai Lalang dan diberi gelar Panglima Gocah Pahlawan. Akibatnya perubahan waktu dan situasi lingkungan pada tahun 1632 Kerajaan Aceh menetapkan berdirinya Kerajaan Deli dan Panglima Gocah Pahlawan diangkat menjadi Raja Deli dengan gelar “TUANKU PANGLIMA GOCAH PAHLAWAN” dan diangkat pada tahun 1669.

Istana Maioon adalah salah satu diantara warisan budaya nenek moyang kita yan masih hidup (Lie Monument) yang berlokasi di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Baru Kota Madya Medan, kira-kira 3 km dari Bandara Polonia dan 28 km dari pelabuhan Belawan. Bangunan ini berukuran 217 x 200 m, di kelilingi pagar besi setinggi kira-kira 1 m dan menghadap ke timur. Di sebelah baratnya mengalir sungai Deli, sedangkan di sebelah selatan terdapat bangunan pertokoan dan pemukiman. Di sebelah utara dibatasi oleh jalan tanjung Meriam, sedangkan di depan adalah Jalan Brigjen Katamso yang merupakan salah satu diantara jalan protokol di Medan.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

Ada juga sebuah Mesjid yang bernama Mesjid Al-Mashun yang terletak kira-kira 100m di depan Istana Maimoon. Pada zaman dahulu berfungsi sebagai mesjid kerajaan yang lazim dibangun. Mesjid ini dibangun dikarenakan bangunan kerajaan islam pada zaman dahulu selalu berkaitan dengan mesjid.

Istana Maimoon didesain oleh seorang arsitek Italia dan didirikan pada tanggal 26 Agustus tahun 1888 oleh Sultan Mahmun Al Rasid Perkasa Alamsyah. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bangunan yang memiliki luas 2772 m2 ini terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi bangunan induk, bagian sayap kiri, dan bagian sayap kanan. Pada bangunan induk terdapat ruang tamu (balairung) yang berisikan singgasana yang didominasi warna kuning. Bagian ruang ini dilengkapi dengan meja, kursi dan lemari, serta lampu gantung kristal. Ruang untuk penobatan raja dan acara adat lainnya ini digunakan pula oleh raja menerima sujud sanak saudaranya pada hari raya besar Islam.

Keseluruhan bangunan istana itu memiliki 40 kamar yang masing-masing 20 kamar di lantai atas tempat singgasana Sultan dan 20 kamar di lantai bawah. Di lantai bawah dilengkapi dengan kamar mandi, gudang, dapur, dan tidak ketinggalan ruang penjara. Keseluruhan bangunan memperlihatkan adanya perpaduan arsitektur lokal, islam, barat. Komponen pelengkap berupa ubin, marmer, dan terasa didatangkan dari eropa. Pintu dan jendela berukuran besar menunjukkan ciri keeropannya. Bahkan prasasti yang dipahatkan di atas marmer yang diletakkan di bagian depan balairung juga menggunakan huruf latin dan bahasa Belanda. Bentuk rumah panggung melayu digunakan dalam pembangunan istana tersebut. Adapun bentuk lengkung perahu terbalik yang digunakan pada

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

bagian atas bangunan mengingatkan kita pada lengkungan Persia yang banyak dimanfaatkan pada bangunan-bangunan di Turki, Timur tengah dan India.

Di bagian tenggara bangunan induk, terdapat sebuah bangunan yang bergaya rumah tradisional karo berbahan kayu baratap ijuk. Di dalamnya tersimpan peninggalan berupa potongan meriam yang oleh masyarakat dipercaya sebagai potongan meriam yang terpelanting ke Pelabuhan Deli ketika sedang gencar-gencarnya peperangan dengan pihak Aceh. Menurut cerita , benda tersebut dibawa pindah ke halaman Istana Maimoon dari lingkungan istana kampung bahari labuhan Deli sekitar bulan Mei 1891 bersamaan dengan ditempatinya istana baru.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB IV

PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN KE ISTANA MAIMOON

4.1 Pelayanan yang diberikan pramuwisata kepada wisatawan

Orang Inggris mengatakan “A thing of beauty is a joy forever”. Sesuatu yang indah itu memberikan kesenangan untuk selamanya. Untuk dapat memberikan kesenangan atau kepuasan kepada seseorang mungkin agak sukar, tetapi sangat luar biasa bila seorang pramuwisata dapat melakukannya dengan baik. Seorang pramuwisata harus mengetahui keinginan dan selera wisatawan hendaknya menyatukan pengetahuan, keterampilan, dan perasaannya untuk menciptakan kesenangan yang diinginkan wisatawan yang dibawanya.

Di dalam kepariwisataan pramuwisata dituntut agar dapat menciptakan citra pariwisata Indonesia, citra negara dan bangsa Indonesia yang baik. Karena itu, peranan seorang pramuwisata sangat penting. Ibarat dalam pertempuran, pramuwisata merupakan pasukan tempur yang harus memenangkan perang.

Dilihat dari pihak wisatawan yang akan diberi pelayanan, pramuwisata adalah teman dalam perjalanan yang dianggap serba tahu untuk memeberikan informasi tentang sebuah objek wisata.

Pramuwisata diharapkan dapat memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan dan dicari oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pramuwisata harus mengetahui apa yang diinginkan dan

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

dibutuhkan oleh wisatawan. Bila hal ini dapat dipenuhi maka akan tercipta kepuasan dari pihak wisatawan dan besar kemungkinan wisatawan akan kembali menggunakan jasa dari pramuwisata tersebut. Kunjungan wisatawan yang menggunakan kembali jasa dari pramuwisata akan memberi keuntungan bagi pramuwisata, biro perjalanan yang menyediakan paket wista dan tentunya akan menguntungkan Negara dengan bertambahnya devisa Negara yang berfungsi untuk membantu pembangunan fasilitas di suatu objek wisata.

TABEL 4.1 Tanggapan Wisatawan Terhadap Kepuasan Pelayanan Informasi yang Diberikan oleh Pramuwisata

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 4 6 40% 60% Total 10 100%

Dari tabel diatas, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40% responden menyatakan bahwa mereka puas atas informasi yang diberikan oleh pramuwisata dan 6 orang atau 60% menyatakan tidak puas atas informasi yang diberikan oleh pramuwisata. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa wisatawan tidak merasa puas dengan pelayanan informasi yang diberikan pramuwisata, sehingga mereka mengeluh karena tidak mendapatkan informasi yang diinginkan dengan lengkap.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.2 Tanggapan Wisatawan Terhadap Informasi yang Diberikan oleh

Pramuwisata Sudah Dapat dipahami n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 2 8 20% 80% Total 10 100%

Dari tabel 4.2, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20% responden menyatakan bahwa merekqa memahami informasi yang diberikan oleh pramuwisata dan 8 orang atau 80% menyatakan tidak memahami informasi yang diberikan oleh pramuwisata. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan wisatawan masih belum memahami informasi yang diberikan pramuwisata, sehingga mereka mengeluh karena tidak mendapatkan informasi yang akurat dan jelas.

4.3 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Informasi Dengan Lengkap

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 2 8 20% 80% Total 10 100%

Dari tabel 4.3, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20% responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi yang yang lengkap dan 8 orang atau 80% menyatakan pramuwisata tidak menyajikan informasi yang lengkap. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata tidak memberikan informasi yang lengkap, sehingga wisatawan tidak mendapatkan informasi mengenai Istana Maimoon secara lengkap.

4.4 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Informasi Terlalu Cepat

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 6 4 60% 40% Total 10 100%

Dari tabel 4.4, dapat diperoleh jawaban 6 orang wisatawan atau 60% responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi terlalu cepat dan 4 orang atau 40% menyatakan pramuwisata memberikan informasi dengan

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

nada bicara yang pas (tidak kecepatan). Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung berbicara dengan cepat dalam menyampaikan informasi, sehingga kebanyakan wisatawan tidak menangkap semua informasi yang dibutuhkan.

4.4 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Informasi Dengan Menggunakan Tutur Kata yang Baik dan Sopan

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 3 6 30% 60% Total 10 100%

Dari tabel 4.5, dapat diperoleh jawaban 3 orang wisatawan atau 30% responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi menggunakan tutur kata yang sopan dan baik dan 7 orang atau 70% menyatakan pramuwisata memberikan informasi dengan menggunakan tutur kata yang tidak sopan dan baik . Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung berbicara tidak menggunakan tutur kata yang sopan dan baik dalam menyampaikan informasi, sehingga kebanyakan wisatawan merasa kurang dihargai.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.2 Sikap Pramuwisata dalam Melayani Tamu

Kita semua mengetahui, pengembangan pariwisata menjadi target pemerintah Indonesia untuk dijadikan sebagai suatu industri di tanah air kita. Hal ini merupakan suatu pertanda bahwa pariwisata semakin besar peranannya sebagai penghasil devisa Negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan Indonesia. Dalam usaha menarik lebih banyak wiatawan asing yang berkunjung, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang cukup tajam karena hampir semua Negara di dunia mengharapkan kedatangan wisatawan ke negaranya.

Berdasarkan kenyataan itu, untuk mengatasi persaingan agar wisatawan lebih cenderung memilih Indonesia, maka kita perlu meningkatkan mutu pelayanan industri pariwisata kita. Dengan demikian diharapkan lebih banyak wisatawan mencanegara datang berkunjung ke Indonesia. Pelayanan yang professional dari semua insan pariwisata, termasuk pelayanan yang diberikan oleh pramuwisata yang merupakan ujung tombak dalam operasional pariwisata Indonesia. Sebagai seorang pramuwisata yang akan bertemu dengan wisatawan mancanegara yang terdiri dari macam-macam bangsa, adat istiadat, kebiasaan dan tingkah lakunya. Dalam hubungan profesi sebagai pramuwisata, wisatawan selalu akan melihat dan memperhatikan karakter yang sebenarnya.

Dengan kata lain, mereka ingin tahu bagaimana kualitas seorang pramuwisata yang dapat diberikan kepada wisatawan. Kualitas sangat relative tetapi dalam memberi pelayanan kepada wisatawan atau berhubungan dengan sikap, kemampuan, dan tingkah laku seorang pramuwisata dalam memberikan pelayanan.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

Pramuwisata yang memiliki kualitas seperti yang diuraikan di atas dapat memenuhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh wisatawan. Sikap yang menghormati, menghargai, menyambut wisatawan dengan senyuman dan rasa bersahabat akan membuat wisatawan merasa diperlakukan seperti keluarga sendiri. Perasaan seperti di rumah sendiri akan muncul dengan suasana nyaman. Wisatawan akan lebih menghargai perlakuan tersebut, sehingga mereka akan memberikan penghargaan yang cukup berharga untuk semua pelayanan itu.

4.6 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Bersikap Ramah pada saat Memberikan Pelayanan

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 4 6 40% 60% Total 10 100%

Dari tabel 4.6, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40% responden menyatakan bahwa pramuwisata bersikap ramah dalam memberikan pelayanan dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata bersikap tidak ramah dalam memberikan pelayanan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung kurang bersikap ramah dalam melayani wisatawan, sehingga banyak wisatawan mengeluh karena tidak dilayani dengan baik.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.7 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Sering Memotong

Pembicaraan n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 8 2 80% 20% Total 10 100%

Dari tabel 4.7, dapat diperoleh jawaban 8 orang wisatawan atau 80% responden menyatakan bahwa pramuwisata sering memotong pembicaraan dan 2 orang atau 20% menyatakan pramuwisata tidak memotong pembicaraan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung sering memotong pembicaraan pada saat wisatawan berbicara, sehingga kebanyakan wisatawan merasa kesal karena merasa tidak dihormati.

4.8 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Senyuman pada saat Memberikan Pelayanan

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 3 7 30% 70% Total 10 100%

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

Dari tabel 4.8, dapat diperoleh jawaban 3 orang wisatawan atau 30% responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan senyuman saat memberikan pelayanan dan 7 orang atau 70% menyatakan pramuwisata tidak memberikan senyuman saat melakukan pelayanan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung bersikap cemberut dan tidak memberikan senyuman saat melayani wisatawan, sehingga banyak wisatawan merasa tidak disambut dengan baik.

4.9 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Sabar Dalam Memberikan Informasi

n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 4 6 40% 60% Total 10 100%

Dari tabel 4.9, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40% responden menyatakan bahwa pramuwisata bersikap sabar dalam memberikan informasi dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata bersikap tidak sabar dalam memberikan inforamasi. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung kurang sabar dalam memberikan informasi melayani wisatawan, sehingga kebanyakan wisatawan mengeluh karena merasa tidak nyaman dan tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.10 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Menunjukkan

Sikap Selalu Siap Membantu n=10

No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase

1. a. Ya b. Tidak 2 8 20% 80% Total 10 100%

Dari tabel 4.10, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20% responden menyatakan bahwa pramuwisata menunjukkan sikap selalu siap membantu dan 8 orang atau 80% menyatakan pramuwisata tidak menunjukkan sikap yang selalu siap membantu. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung tidak memiliki sikap yang selalu ingin membantu wisatawan, sehingga kebanyakan wisatawan tidak mengetahui kemana mereka harus meminta suatu pelayanan.

4.3 Pelayanan yang Diberikan Pramuwisata di Objek Wisata Istana Maimoon Dalam Menghadapi Tamu yang Complaint

Memberikan pelayanan kepada seorang pramuwisata sudah menjadi profesinya, terutama melayani grup wisatawan yang merupakan kegiatannya sehari-hari. Namun demikian, cara dan teknik pelayanan yang diberikan oleh seorang pramuwisata pasti berbeda dengan pramuwisata lain.

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,

Cara dan teknik yang dimaksud adalah memberikan pelayanan pada rombongan wisatawan harus ada keseragaman yang dapat dijadikan pegangan bagi seorang pramuwisata yang bertugas. Sedikitnya ada yang dapat dipakai sebagai pedoman. Dengan cara itu diharapkan pramuwisata yang bersangkutan akan berhasil dalam menunaikan tugasnya.

Dokumen terkait