Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP
KUNJUNGAN WISATAWAN KE ISTANA MAIMOON
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L E
H
NAMA
: VERA DEBORA F.H.
NIM : 062204068
JURUSAN : USAHA WISATA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
limpahan kasih sayangNya, sehingga penulisan Kertas Karya yang Berjudul :
“Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke
Istana Maimoon.”
Pariwisata sekarang ini penuh dengan persaingan. Daerah Tujuan wisata
(DTW) yang satu selalu berusaha menarik wisatawan lebih banyak dari DTW
yang lain, untuk dapat memenangkan persaingan itu bukan dengan memberikan
potongan harga yang besar atau hadiah-hadiah yang menarik, tetapi yang penting
adalah memberikan pelayanan yang baik, yaitu pelayanan yang dapat memuaskan
wisatawan yang berkunjung ke DTW tersebut.
Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa dalam
penyusunan Kertas Karya ini masih banyak kekurangan maupun
ketidaksempurnaan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Penulis tidak menutup diri atas kritik dan saran yang dapat menjadi
perbaikan bagi penulis pada masa yang akan datang.
Selama tahap penyelesaian Kertas Karya ini, penulis meyadari tidak akan
dapat menyelesaikan Kertas Karya ini tanpa bantuan, dorongan, bimbingan, serta
fasilitas-fasilitas dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenalkanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas dengan segenap penghormatan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwa Azhar M.Hum selaku Ketua Program Studi Pariwisata
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Solahuddin Nasution M.SP selaku Dosen Pembimbing. Terima ksih
yang sedalam-dalamnya untuk waktu, fikiran, ilmu, arahan dan juga
kepercayaan yang telah diberikan dalam bimbingan penyusunan Kertas Karya
ini.
4. Seluruh Staff Pengajar dan Administrasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara yang telah dengan hati tulus dan ikhlas memberikan pendidikan dan
bimbingan kepada penulis selama mengikuti studi.
5. Terima kasih yang teristimewa buat orangtuaku yang tercinta dan tersayang R.
Harianja dan P. Simanjuntak, yang telah memberikan kasih sayangnya, doa
dan dukungannya kepada penulis tanpa henti dan juga yang telah membiayai
penulis selama hidup, dan penulis tahu bahwa kasih mama tidak akan pernah
bisa penulis balas dengan apapun.
6. Terima kasih buat adinda Sudung dan Rena yang telah memberi dukungan
kepada kakak selama menyelesaikan Kertas Karya ini.
7. Terima kasih semuanya buat Abang, K Jojo, K Noel, K Theresia, K Enriana
yang telah memberikan dukungan dan doanya selama ini, dan semua keluarga
Harianja Cs yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang pasti penulis
sayang kepada semuanya.
8. Teman-teman satu geng Erda, Triselamat, Rando, Aprina, Era, Lenni, Lulu,
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
walaupun hanya sebentar tetapi sangat berarti sampai selamanya. Semoga kita
dapat betemu walaupun kita telah menyelesaikan perkuliahan di Pariwisata.
Kalian teman-teman sejatiku yang selalu membantu aku dalam duka dan suka
selalu kita lalui bersama.
9. Buat abang tersayang Indra Yansen Loeb atas bantuan dan dukungannya
kepada ade.
10.Akademi Pariwisata USU Stambuk 2006 khususnya, terima kasih atas
kerjasama dan canda tawanya selama kuliah.
Akhirnya dengan segala Kerendahan hati, penulis memohon kepada Tuhan
Yang Maha Esa, untuk memberikan RahmatNya yang berlimpah kepada semua
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan dan membantu
penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini. Semoga Kertas Karya ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Medan, Maret 2009
Penulis
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
1.2Pembatasan Masalah ………. 2
1.3Tujuan Penulisan ………... 3
1.4Metode Penulisan ……….. 4
1.5Sistematika Penulisan ………... 5
BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ……… 6
2.2 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ………. 8
2.2.1 Bentuk Objek dan Daya Tarik Wisata ………. 9
2.2.2 Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata ……… 9
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata ……… 11
2.3.1 Sarana Kepariwisataan ……… 11
2.3.2 Prasarana Kepariwisataan ………... 12
2.4 Pengertian Produk Industri Pariwisata ………. 14
2.5 Motivasi Perjalanan ………. 14
BAB III : GAMBARAN UMUM PRAMUWISATA DAN ISTANA MAIMOON 3.1 Pengertian Pramuwisata ……….. 16
3.2 Peranan Pramuwisata ……….. 17
3.3 Persyaratan dan Penggolongan Pramuwisata 3.3.1 Persyaratan Pramuwisata ………... 19
3.3.2 Penggolongan Pramuwisata ………... 21
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
3.4 Tugas dan Kewajiban Pramuwisata ……… 24
3.5 Sejarah Singkat Istana Maimoon dan Lingkungannya ………… 25
BAB IV : PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP
PEMBANGUNAN OBJEK WISATA ISTANA MAIMOON
4.1 Pelayanan yang Diberikan Pramuwisata Kepada Wisatawan ……. 28
4.2 Sikap Pramuwisata dalam Melayani Tamu ………. 32
4.3 Pelayanan yang Diberikan Pramuwisata di Objek Wisata Istana
Maimoon Dalam Menghadapi Tamu yang Complaint ………. 37
4.4 Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Pembangunan Objek
Wisata ……….. 41
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……… 43
5.2 Saran ……….. 43
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, ABSTRAK
Sumatera Utara sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di
Indonesia memiliki potensi dan peluang dalam pembangunan kepariwisataannya,
dengan keindahan alam yang sangat mempesona, kehidupan seni budaya yang
sangat unik. Di daerah ini banyak memiliki pilihan wisata yang dapat diandalkan
untuk arus kunjungan wisatawan, salah satunya objek wisata di Istana Maimoon.
Usaha pemerintah untuk menggalakkan pariwisata sebagai salah satu
sumber devisa Negara perlu didukung secara nyata oleh semua pihak yang
berkecimpung dalam bidang ini. Baik itu pengusaha industri pariwisata, para duta
kita di luar negeri, maupun tenaga-tenaga professional di bidang kepariwisataan.
Untuk mengoptimalkan kunjungan ke Istana Maimoon, dibutuhkan sebuah
pengemasan komponen-komponen wisata dalam sebuah paket wisata.
Pengemasan lebih mengarah pada pelayanan yang diberikan pramuwisata yang
mampu membangun kepuasan kepada wisatawan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya membentuk tenaga
pramuwisata yang handal agar dapat mengembalikan citra dan membangun
pariwisata yang terpuruk, dengan harapan majunya sektor pariwisata yang akan
berpengaruh besar terhadap kemajuan objek wisata dan perekonomian Indonesia.
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Negara Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat banyak dan
beranekaragam yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dengan ciri dan
kelebihan masing-masing. Potensi tersebut dapat berupa keramahtamahan
penduduk, iklim yang baik, pemandangan indah, hutan yang luas beserta beragam
flora dan fauna di dalamnya, laut yang terbentang luas, sejarah, budaya, dan lain
sebagainya.
Pariwisata sekarang ini penuh dengan persaingan. Daerah Tujuan wisata
(DTW) yang satu selalu berusaha menarik wisatawan lebih banyak dari DTW
yang lain, untuk dapat memenangkan persaingan itu bukan dengan memberikan
potongan harga yang besar atau hadiah-hadiah yang menarik, tetapi yang penting
adalah memberikan pelayanan yang baik, yaitu pelayanan yang dapat memuaskan
wisatawan yang berkunjung ke DTW tersebut.
Pelayanan yang prima hanya dapat diberikan oleh pramuwisata yang
profesional, yaitu mereka yang selalu berorientasi kepada kepuasan wisatawan.
Untuk dapat menjadi seorang pramuwisata yang profesional, selain harus
memiliki pengalaman, juga harus selalu memiliki kemampuan, baik secara teoritis
maupun teknis dalam pelayanan kepada wisatawan pada umumnya. Selain itu,
seorang pramuwisata juga harus memiliki “pengetahuan” yang didukung oleh
“kemampuan” dan “keyakinan” diri untuk menghadapi tugas-tugas yang rutin dan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Seorang pramuwisata harus dapat memberi kesenangan atau kepuasan
kepada setiap yang dibawanya. Oleh karena itu, untuk mengetahui keinginan dan
selera wisatawan, hendaknya seorang pramuwisata menyatukan pengetahuan,
keterampilan, dan perasaannya demi terciptanya kesenangan yang diinginkan oleh
wisatawan yang dibawanya tersebut.
Di dalam kepariwisataan, seorang pramuwisata dituntut sedemikian rupa
untuk bekerja semaksimal mungkin, sebab citra pariwisata Indonesia, citra Negara
dan bangsa Indonesia berada dipundaknya. Karena itu, peranan seorang
pramuwisata sangat penting. Ibarat dalam pertempuran, pramuwisata merupakan
pasukan tempur yang berada di garis terdepan yang memenangkan perang.
Untuk menjadi seorang pramuwisata, kita harus memiliki ilmu dan
pengetahuan yang menyeluruh tentang berbagai hal yang menyangkut dunia
pariwisata Indonesia khususnya objek wisata Istana Maimoon di Sumatera Utara.
Seorang pramuwisata harus memberikan image yang baik kepada wisatawan yang
dibawanya. Dengan demikian citra pramuwisata dan pariwisata di Indonesia akan
terkesan baik pula di mata wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka penulis tertarik untuk
menguraikan secara mendetail mengenai segala hal yang diperlukan untuk dapat
menjadi seorang pramuwisata. Oleh karena itu, penulis memilih judul kertas karya
“Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan ke
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 1.2 Pembatasan Masalah
Mengingat keanekaragaman permasalahan mengenai kepariwisataan
Indonesia yang dapat dijadikan sebagai bahan penulisan kertas karya tulis, maka
penulis membatasi permasalahan mengenai “Pengaruh Pelayanan Pramuwisata
Terhadap Kunjungan Wisatawan ke Istana Maimoon”. Di dalam kertas karya
ini ruang lingkup pembatasan masalah dikhususkan pada ruang lingkup mengenai
hal-hal pelayanan yang harus diberikan pramuwisata kepada wisatawan. Penulis
akan memaparkan cara pelayanan informasi yang diberikan pramuwisata
mengenai suatu objek daerah tujuan wisata kepada wisatawan, sikap pramuwisata
dalam melayani tamu juga akan diperjelas dan pelayanan yang diberikan
pramuwisata dalam menghadapi wisatawan yang complaint di Istana Maimoon.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat kelengkapan akademis untuk meraih gelar Ahli
Madya Program Pendidikan Diploma III Jurusan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2. Memberikan gambaran mengenai pelayanan pramuwisata di objek wisata
Istana Maimoon.
3. Menambah pengetahuan penulis di bidang kepramuwisataan.
4. Melatih mahasiswa untuk dapat berpikir kritis terhadap aspek yang diteliti
sesuai masalah yang diambil.
5. Penerapan pengetahuan penulis selama mengikuti masa perkuliahan di
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 1.4 Metode Penulisan
Metode yang telah dilakukan untuk mendapatkan informasi maupun
data-data dalam menyusun kertas karya, penulis menggunakan dua metode dalam
usaha mendapatkan data dan informasi yang diperlukan tersebut, yaitu:
1. Studi Keperpustakaan (Library Research)
Suatu cara atau metode mengumpulkan data-data terlebih dahulu dari
buku-buku kepariwisataan yang direkomendasikan oleh dosen selama
mengikuti perkuliahan baik dari perpustakaan maupun dari luar yang
berhubungan dengan judul yang penulis pilih.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Suatu cara atau metode yang dilakukan dengan cara mewawancarai
langsung pihak-pihak yang penulis nilai pengalaman di bidangnya, serta
studi wilayah. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dan membagikan
kuestioner terhadap beberapa informan yakni masyarakat, wisatawan serta
pihak lain yang mendukung perkembangan objek wisata tersebut.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini secara ringkas, susunan pembahasan
terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bahasan yang
saling berkaitan, penjabarannya adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
Membahas uraian teoritis tentang pengertian pariwisata, pengertian
objek wisata dan daya tarik wisata, pengertian sarana dan prasarana
pariwisata, industri pariwisata, dan motif perjalanan wisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM PRAMUWISATA DAN ISTANA
MAIMOON
Mencakup pembahasan mengenai gambaran umum pariwisata
diantaranya pengertian pramuwisata, peranan pramuwisata, tugas
dan kewajiban pramuwisata, dan sejarah Istana Maimoon.
BAB IV : PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP
KUNJUNGAN WISATAWAN KE ISTANA MAMOON
Menguraikan tentang pelayan informasi yang diberikan
pramuwisata kepada wisatawan, sikap pramuwisata dalam
melayani tamu, dan pelayanan pramuwisata dalam menghadapi
wisatawan yang complaint di Istana Maimoon dan pengaruh dari
pelayanan pramuwisata tersebut.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup kertas karya ini, yang terdiri
dari bagian kesimpulan dan saran, baik bagi masyarakat maupun
bagi pemerintah daerah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Ditinjau secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta. Kata
pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari dan Wisata”. Pari berarti
berkali-kali atau berulang-ulang, sedangkan wisata berarti perjalanan. Maka pariwisata
adalah sebagai perjalanan yang dilakukan berulang-ulang dari satu tempat ke
tempat lain. Banyak istilah-istilah atau batasan pariwisata seperti berikut ini :
Batasan pariwisata secara umum berdasarkan Undang-undang No.9 Tahun
1990 tentang pariwisata adalah :
- Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata.
- Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengelolah atau penyelenggara objek serta daya tarik sehingga
dengan usaha itu orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya.
- Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
- Usaha wisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, dengan menyediakan, mengusahakan objek wisata, dan daya
tarik wisata, mengusahakan sarana dan prasarana yang terkait dengan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
- Kawasan wisata adalah kawasan tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses perjalanan sementara
seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan
perjalanan ini dikarenakan berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi,
sosial, kebudayaan, poitik, agama, kesehatan maupun kepentingan yang lainnya
seperti rasa ingin tahu mengenai sebuah objek, menambah pengalaman maupun
untuk belajar.
Kata pariwisata mulai popular di Indonesia setelah diadakan musyawarah
nasional tourisme ke-2 di Tretes-Jawa Timur, tanggal 12-14 Juni 1958. Ketika itu,
pariwisata dikenal dengan isilah Tourisme, yang kemudian berganti menjadi
Pariwisata oleh Prof. Prijono dan orang yang berjasa mempopulerkan kata
pariwisata adalah Jendral GPH. Jatikusumo yang pada waktu itu menjabat Menteri
Perhubungan Darat, Pos, Telekomunkasi dan Pariwisata.
Pengertian Pariwisata secara etimologi dapat disimpulkan secara garis
besarnya bahwa Pariwisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan
berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain. Istilah pariwisata mulai dipakai
setelah tahun 1960 untuk mengganti istilah bertamasya, melancong atau pikni
yang lazim dipakai pada waktu itu. Istilah tamasya, melancong atau piknik hanya
memberikan pengertian yang sempit dan sederhana. Oleh karena itu, perlu untuk
menggantinya dengan istilah yang lebih sesuai dan cocok. Bertamasya, melancong
atau piknik yang diartikan sebagai berpergian ke suatu tempat untuk sekedar
menikmati keindahan alam, pergi untuk makan dan minum di alam terbuka,
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Beberapa ahli mendefenisikan pariwisata sebagai berikut:
1. Mr. Herman V. Schulard dari Austria pada tahun 1910 membuat batasan
yang menekankan pada sudut ekonomi bahwa “Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian, secara langsung berhubungan dengan masukya orang asing lalu lintas di suatu negara tertentu, kota ataupun daerah” (Yoeti, 1981 : hal.114)
2. Prof. Dr. Hunzieker dan Prof. Kraft pada tahun 1942, mengatakan bahwa
“Pariwisata merupakan keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara” (Yoeti, 1981: hal.115).
Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan maksud bukan untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, akan tetapi adalah untuk menikmati perjalanan
tersebut guna untuk rekreasi atau memenuhi keinginannya yang beranekaragam.
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Salah satu faktor utama wisatawan datang dan mengunjungi suatu daerah
atau negara adalah objek dan daya tarik wisata. Bila membicarakan objek wisata
dan daya tarik wisata ada baiknya dikaitkan dengan produk dari industri
pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampai saat ini masih
dijumpai perbedaan pendapat antara beberapa ahli mengenai produk usaha
pariwisata di satu pihak dan objek dan daya tarik wisata di lain pihak. Menurut
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
sasaran wisata. Pengertian secara umum objek wisata ialah segala sesuatu yang
dapat dilihat, didengar, dan dirasakan manusia yang diciptakan oleh alam,
sedangkan daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang membuat wisatawan
tertarik untuk mengunjungi daerah tempat manusia harus mempersiapkan sesuatu
terlebih dahulu.
Pengertian produk usaha pariwisata dengan objek dan daya tarik wisata
memiliki perbedaan yang prinsipil. Produk usaha pariwisata meliputi keseluruhan
pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan, mulai
meninggalkan rumah sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dikunjungi dan
kemudian kembali ke rumah. Jadi, objek dan daya tarik wisata itu sendiri sudah
masuk ke dalam produk industri pariwisata karena pada suatu daerah tujuan
wisata pasti ada objek dan daya tarik wisata.
2.2.1 Bentuk Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Bentuk objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari:
a. Objek wisata dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.
b. Objek wisata dan daya tarik wisata hasil karya manusia, yang
berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni
budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan
alam, wisata rekreasi dan tempat hiburan.
2.2.2 Jenis Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Jenis objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari :
a. Objek dan daya tarik wisata alam
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
c. Objek dan daya tarik wisata minat khusus
Ada beberapa hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu
tempat dan daerah tujuan wisata, diantaranya ialah:
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah:
a. Iklim, misalnya cuaca daerah, banyaknya sinar matahari dan
sebagainya.
b. Bentuk tanah dan pemandangan alam, misalnya lembah
pegunungan, danau, sungai, air terjun, gunung merapi, dan
lain-lain.
c. Hutan Belukar, misalnya hutan yang luas, banyak pohon-pohon
dan lain sebagainya.
d. Flora dan fauna, seperti tanaman yang aneh, burung-burung
cagar alam, daerah perkebunan, dan sebagainya.
e. Pusat-pusat kesehatan (Health Center) dan yang termasuk dalam
kelompok ini, misalnya sumber air mineral, mandi air sulfur,
sumber air panas. Semuanya diharapkan menyembuhkan
macam-macam penyakit.
2. Hasil ciptaan manusia (Man-made Supply) berupa benda-benda yang
bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural dan religius),
misalnya :
a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau manusia.
b. Museum, Art Gallery, perpustakaan, kesenian rakyat,
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
c. Upacara trdisional, pameran festival, upacara perkawinan, dan
lain-lain.
d. Rumah-rumah ibadah seperti mesjid, gereja, kuil, candi dan
pura.
3. Tata cara hidup masyarakat (The way of life)
Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat adalah salah satu
sumber yang sangat penting untuk ditawarkan pada wisatawan, bagaimana
keadaan hidupnya, adat istiadat, semuanya merupakan daya tarik bagi
wisatawan di daerah itu.
Ditinjau dari sudut pemasaran pariwisata terutama dalam pengembangan
suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata agar dapat menarik wisatawan untuk
dikunjungi oleh wisatawan harus memiliki 3 syarat yaitu:
a. Daerah tersebut harus mempunyai “something to see”, artinya di
tempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata yang berbeda,
harus memiliki daya tarik khusus, di samping itu harus memiliki
atraksi yang dapat disajikan sebagai intertainment untuk wisatawan
yang berkunjung ke sana.
b. Daerah tersebut harus tersedia “something to do”, artinya di tempat
tersebut selain banyak yang dilihat dan disaksikan, harus disediakan
juga fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal di
daerah tersebut.
c. Daerah tersebut harus memiliki “something to buy”, artinya di tempat
tersebut harus tersedia fasilitas-fasilitas untuk berbelanja (shopping)
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
Fasilitas berbelanja ini lebih baik menyediakan sarana-sarana untuk
memperlancar kegiatan berwisata seperti : money changer, kantor pos,
telekomunikasi, dan lain-lain.
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata
Untuk mempermudah wisatawan melakukan perjalanan di luar tempat
tinggalnya, diperlukan sarana dan prasarana. Sarana dapat berupa transportasi,
akomodasi, restoran. Sedangkan prasarana berupa prasarana jalan, rumah sakit,
dan lain-lain.
2.3.1 Sarana Kepariwisataan (Tourism Suprastructure)
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang
memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun
tidak langsung dan hidup serta kehidupannya sangat tergantung kepada
wisatawan. Sarana kepariwisataan dapat dibagi atas 3 kelompok besar
yaitu:
a. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure) adalah
perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya
sangat tergantung kepada wisatawan. Contohnya hotel, restoran, biro
perjalanan umum, agen perjalanan, objek dan atraksi wisata.
b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism
Suprastructure) adalah seluruh perusahaan yang menyediakan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi juga untuk
membuat wisatawan tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata. Sarana
pelengkap ini berupa sarana olahraga seperti kolam renang, lapangan
golf, dan lapangan tennis.
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism
Suprastructure) adalah semua perusahaan yang menunjang sarana
pokok dan sarana pelengkap yang fungsinya bukan saja membuat
wisatawan lebih lama berdiam di daerah tujuan wisata, akan tetapi
adalah mengusahakan agar wisatawan lebih banyak membelanjakan
uangnya di daerah yang dikunjunginya. Contohnya : Night club,
diskotik, kasino, dan lain-lain.
2.3.2 Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructure)
Prasarana berarti semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses
perekonomian dapat berjalan lancar, sehingga memudahkan manusia
untuk dapat memenuhi keutuhannya. Adapun pendapat beberapa ahli
mengenai prasarana adalah sebagai berikut:
1. Menurut Lothar A. Krecht (Yoeti,1981 : hal.186-192) membagi
prasarana dalam dua bagian yaitu:
a. Prasarana Perekonomian (Economic Infrastructure) terdiri dari
pengangkutan, prasarana komunikasi, prasarana utilities seperti air
bersih, listrik, dan prasarana sistem perbankan.
b. Prasarana Sosial (Social Infrastructure) terdiri dari sistem pendidikan,
pelayanan kesehatan, faktor keamanan, petugas yang langsung terlibat
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
2. Menurut Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1981 : hal.192-194) membagi
prasarana dalam tiga bagian yaitu:
a. Prasarana Umum (General Infrastructure) adalah prasarana yang
menyangkut orang banyak, yang pengadaanya untuk kelancaran roda
perekonomian. Contohnya : air bersih, sistem irigasi, perhubungan, dan
lain-lain.
b. Prasarana Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civil Life),
seperti kantor pos, bank, rumah sakit.
c. Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructure) adalah prasarana
yang menyangkut kepariwisataan, prasarana ini dibagi ke dalam
kelompok yaitu :
1. Receptive Tourist Plan adalah segala bentuk badan usaha yang
mengurus kedatangan wisatawan, seperti : agen perjalanan, BPU.
2. Residential Tourist Plan adalah semua fasilitas yang disediakan
untuk menampung wisatawan, seperti : restoran dan hotel.
3. Recreative dan Sportive Tourist Plan adalah semua fasilitas
yang dapat digunakan untuk kegiatan olahraga, seperti kolam
renang dan lapangan golf.
Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prasarana
kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, serta dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2.4 Pengertian Produk Industri Pariwisata
Produk wisata adalah semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan
semenjak meninggalkan tempat kediamannya, sampai kembali ke rumah tempat
tinggalnya. Pada dasarnya ada dua golongan produk industri pariwisata yaitu:
a. Tourist objects atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah
tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang
berkunjung ke daerah tersebut.
b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut seperti akomodasi
perhotelan, bar dan restoran, intertainment dan rekreasi.
2.5 Motivasi Perjalanan Wisata
Ada banyak alasan yang mendorong wisatawan untuk melakukan
perjalanan wisata. Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
yang mendorong wisatawan untuk mengadakan perjalanan wisata adalah sebagai
berikut :
1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berkreasi,
2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan peneitian,
3. Dorongan kebutuhan keagamaan,
4. Dorongan kebutuhan kesehatan,
5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian,
6. Dorongan kepentingan keamanan,
7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga,
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB III
GAMBARAN UMUM PRAMUWISATA DAN ISTANA MAIMOON
3.1 Pengertian Pramuwisata
Pramuwisata merupakan orang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan dan petunjuk tentang suatu objek wisata. Sesuai dengan pengertian
pramuwisata yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi No:KM/82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, yang
dimaksud pariwisata adalah: “Seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan dan petunjuk tentang objek wisata, serta membantu segala sesuatu
yang diperlukan wisatawan”. (Yoeti 2000:11)
Dari sudut pandang wisatawan, pramuwisata adalah seseorang yang
bekerja pada suatu Biro Perjalanan atau suatu Kantor Pariwisata (Tourist Office)
yang bertugas memberikan informasi, petunjuk secara langsung kepada wisatawan
sebelum dan selama dalam perjalanan wisata berlangsung.
Secara umum pramuwisata dapat diartikan sebagai “Seseorang yang
dibayar untuk menemani wisatawan yang mengunjungi, melihat, dan
menyaksikan objek dan atraksi wisata”. (Yoeti 1991:17)
Pramuwisata dituntut harus dapat menguasai lebih banyak tentang objek
dan daya tarik wisata yang menjadi daya tarik wisatawan. Informasi yang sangat
lengkap dibutuhkan oleh wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke objek
tersebut. Menurut Yoeti (1991:99): “Informasi adalah yang menyangkut segala
sesuatu yang ingin dilihat dan disaksikan oleh para wisatawan, khususnya untuk
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Kebanyakan pramuwisata menganggap tantangan yang paling besar dalam
melakukan komunikasi pribadi adalah berdiri dan memberikan informasi di depan
suatu rombongan wisatawan yang sama sekali belum dikenal, sebagai seseorang
yang berfungsi sebagai pramuwisata. Ia harus mempersiapkan diri dengan baik
untuk memberikan informasi. Menurut Yoeti (2000:79) syarat memberikan
informasi yang dianggap baik adalah “memiliki komitmen, mempunyai keyakinan
diri, persiapan yang baik dan tidak dalam keadaan terburu-buru”.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pramuwisata adalah
seseorang yang mengarahkan sebuah tour. Pramuwisata merupakan kunci utama
yang akan membawa wisatawan mendapatkan pengalaman-pengalaman selama
tour. Pramuwisata juga merupakan seseorang yang memimpin wisatawan dan
memberikan informasi tentang segala sesuatu yang memiliki daya tarik bagi
wisatawan dengan komitmen, keyakinan diri, persiapan yang baik dan tidak
terburu-buru.
3.2 Peranan Pramuwisata
Di dalam kepariwisataan, seorang pramuwisata dituntut agar citra
pariwisata Indonesia, citra Negara dan bangsa Indonesia berada dipuncaknya.
Karena itu peranan seorang pramuwisata sangat penting dalam perkembangan
suatu objek wisata.
Pramuwisata memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya. Bagi wisatawan yang akan diberikan pelayanan, pramuwisata
adalah teman dalam perjalanan yang mengetahui dan dianggap sebagai tempat
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
juga dianggap sebagai “guru besar” yang memiliki keahlian dalam memberikan
penjelasan tentang objek wisata.
Dari sudut pandang pariwisata Indonesia pramuwisata merupakan “guru
besar” yang dianggap serba mengetahui tentang objek dan atraksi yang dimiliki
daerahnya. Bagaimana cerita dan sejarahnya serta dapat memberikan informasi
tentang data dan fakta dari objek dan atraksi wisata yang telah dimasukkan dalam
tour itinerary yang telah disusun sebelumnya.
Kenyamanan wisatawan selama perjalanan merupakan tujuan utama
seorang pramuwisata. Apabila pelayanan yang diberikan oleh seorang
pramuwisata selama penyelengaraan wisata kurang memuaskan wisatawan, maka
sudah sewajarnya jika wisatawan mengeluh (complaint) kepada perusahaan
perjalanan yang dipakai wisatawan tersebut. Wisatawan akan meminta
pertanggungjawaban perusahaan atas perjanjian yang telah disepakati bersama.
Inilah yang harus diingat oleh pramuwisata, bahwa ia tidak dapat melakukan
kegiatannya secara bebas, namun terikat oleh aturan dan tanggungjawab yang
diberikan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pramuwisata harus
bertanggungjawab terhadap semua kegiatan perjalanan kepada perusahaan yang
memperkerjakannya. Majunya suatu perusahaan perjalanan juga tergantung
kepada pelayanan yang diberikan oleh pramuwisata. Pelayanan yang diberikan
baik, maka image yang muncul juga baik. Sebaliknya pelayanan yang diberikan
buruk, maka akan memberikan image yang buruk pula terhadap suatu perusahaan
perjalanan.
Dalam industri pariwisata, seorang pramuwisata harus memberikan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
dapat dan ingin bekerja sama dengan segala jenis bangsa yang datang ke
Indonesia. Dalam memberikan pelayanan, seorang pramuwisata dipantangkan
membedakan pemberian pelayanan kepada wisatawan yang dilayaninya. Bagi
seorang pramuwisata semua manusia adalah sama tanpa membedakan ras, bangsa,
dan agama, karena dalam kepariwisataan orang hanya dikenal secara universal.
Secara lebih luas, pramuwisata adalah duta bangsa atau duta daerah tempat
bertugas. Pengekspresian pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan
karakter masyarakat setempat. Demikian pula dengan segala sesuatu yang
disampaikan oleh pramuwisata. Mengingat hal tersebut, maka seorang
pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan benar dan baik
menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya, dan lain-lain.
3.3 Persyaratan dan Penggolongan Pramuwisata 3.3.1 Persyaratan Pramuwisata
Secara formal untuk menjadi seorang pramuwisata (Tour Guide) sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
No.KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, khususnya dalam
Pasal 8 Bab III, syarat-syarat untuk menjadi pramuwisata ditentukan sebagai
berikut:
1. Untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata diisyaratkan
memiliki sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge)
pramuwisata dan pengatur wisata ditetapkan oleh Direktur Jendral
Pariwisata.
3. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) pramuwisata oleh Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Umur serendah-rendahnya 25 (duapuluh lima) tahun;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan
lancar;
d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan
mengatur perjalanan wisata;
e. Memiliki sertifikat Pramuwisata Madya atau telah berpengalaman di
bidang Pramuwisata selama 5 (lima) tahun;
f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan
kebudayaan serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia;
g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Muda disyaratkan :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Umur serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik;
d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
kebudayaan Daerah Tingkat II tempat Pramuwisata Muda dan Daerah
Tingkat I secara umum;
e. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingat Atas.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Madya disyaratkan
sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Umur serendah-rendahnya 22 (duapuluh dua) tahun;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan
lancar;
d. Memiliki keterampilan membawa rombongan wisatawan;
e. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan
kebudayaan Daerah Tingkat I tempat Pramuwisata Madya dan
Indonesia secara umum;
f. Memiliki sertifikat Pramuwisata muda atau telah berpengalaman di
bidang Pramuwisata selama 3 (tiga) tahun;
g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingat Atas.
Itulah persyaratan yang harus dipenuhi seseorang yang ingin menjadi
pramuwisata.
Oleh karena itu, setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi
pramuwisata harus melalui prosedur tersebut di atas. Hal ini dianggap perlu
karena pemerintah saat ini sedang melakukan penertiban terhadap pramuwisata
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
pramuwisata yang tidak bertanggungjawab serta sering merusak citra pariwisata
Indonesia.
3.3.2 Penggolongan Pramuwisata
Pada Pasal 2 Bab II Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi tersebut di atas atau sesuai dengan penggolongan yang diberikan
oleh Direktorat Jendral Pariwisata, pramuwisata dapat digolongkan sebagai
berikut:
Pertama : Pramuwisata Muda, yakni pramuwisata yang bertugas di wilayah
Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat keahliannya
diberikan.
Kedua : Pramuwisata Madya, yakni pramuwisata yang bertugas dan beroperasi
dalam Wilayah Daerah Tingkat I, tempat sertifikat keahliannya dikeluarkan.
Kita mengenal ada macam-macam pramuwisata, yang dibedakan dari
keahlian dan tempat objek pramuwisata bekerja. Oleh karena itu, pramuwisata
dapat dikelompokkan sesuai dengan sudut pandang berikut ini :
1. Berdasarkan status
a. Payroll Guide
Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pegawai tetap
perusahaan perjalanan (travel agency) dengan mendapat gaji tetap di
samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan.
b. Part timer/Free lance Guide
Part timer/Free lance Guide adalah pramuwisata yang bekerja pada suatu
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
pekerjaan yang dilakukan serta terikat oleh suatu perusahaan perjalanan
tertentu.
c. Member of guide Association
Member of guide Association adalah pramuwisata yang berstatus sebagai
peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut.
d. Government Officials
Government Officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk
memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek atau
suatu wilayah tertentu.
e. Company Guide
Company Guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek
perusahaan.
2. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu
a. Individual Tourist Guide
Individual Tourist Guide adalah pramuwisata yang khusus memandu
wisatawan individu.
b. Group Tour Guide
Group Tour Guide adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan
rombongan.
c. Domestic Tourist Guide
Domestic Tourist Guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
d. Foreign Tourist Guide
Foreign Tourist Guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
mancanegara.
3. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya.
a. Transfer Guide
Transfer Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput
wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke
hotel atau sebaliknya mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel
lainnya.
c. Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide
Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide adalah pramuwisata yang
kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour.
c. Local/expert Guide
Local/expert Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus
memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu,
misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah dan
lain-lain.
d. Common Guide
Common Guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik
tranfer maupun tur.
e. Driver Guide
Driver Guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai
pramuwisata. Pramuwisata bertugas mengantar wisatawan ke objek atau
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
diperlukan. Pramuwisata pengemudi ini ikut ke objek untuk memberikan
penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Jadi, pada
dasaarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi
dan pramuwisata.
3.4 Tugas dan Kewajiban Pramuwisata
Tugas dab kewajiban pramuwisata telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM.82/PW.102/MPPT-88
tanggal 17 September 1998, sesuai ayat 1 pasal 3 surat keputusan tersebut tugas
seorang pramuwisata adalah:
a. Mengantar wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia.
b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberikan penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi dan fasilitas wisatawan yang lainnya.
c. Memberikan petunjuk tentang objek wisata. d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan.
e. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapatkan kecelakaan atau musibah lainnya.
Dalam melakukan tugas-tugasnya itu seorang pramuwisata harus mentaati
kode etik profesi, memakai tanda pengenal (badge) dan memenuhi acara
perjalanan yang telah ditetapkan. Mengenai kewajiban pramuwisata dan pengatur
wisata di dalam pasal 11 dikatakan sebagai berikut:
1. Pramuwisata berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 dan tembusannya kepada biro perjalanan umum yang menugaskannya.
2. Pengaturan wisata berkewajiban membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya sebagai bahan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) biro perjalanan umum yang bersangkutan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 3.5 Sejarah Singkat Istana Maimoon dan Lingkungannya
Pada abad ke-16 berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Aru
terletak di daaerah sungai Lalang (Deli Tua sekarang). Kerajaan Aru ini
ditaklukkan oleh pasukan Kerajaan Aceh pada tahun 1612. Panglima Hisyamudin
seorang turunan dari Zulkarnaeni Bahasio Syekh Balraluddin Hidustan dari
Negeri Shidi Hindustan merupakan pemimpin kerajaan ini.
Dan akhirnya dia diangkat oleh Sulthan Iskandar Muda dari Kerajaan
Aceh sebagai wakil kerajaan untuk daerah Sumatera Timur yang berkedudukan di
sungai Lalang dan diberi gelar Panglima Gocah Pahlawan. Akibatnya perubahan
waktu dan situasi lingkungan pada tahun 1632 Kerajaan Aceh menetapkan
berdirinya Kerajaan Deli dan Panglima Gocah Pahlawan diangkat menjadi Raja
Deli dengan gelar “TUANKU PANGLIMA GOCAH PAHLAWAN” dan
diangkat pada tahun 1669.
Istana Maioon adalah salah satu diantara warisan budaya nenek moyang
kita yan masih hidup (Lie Monument) yang berlokasi di Kelurahan Aur,
Kecamatan Medan Baru Kota Madya Medan, kira-kira 3 km dari Bandara Polonia
dan 28 km dari pelabuhan Belawan. Bangunan ini berukuran 217 x 200 m, di
kelilingi pagar besi setinggi kira-kira 1 m dan menghadap ke timur. Di sebelah
baratnya mengalir sungai Deli, sedangkan di sebelah selatan terdapat bangunan
pertokoan dan pemukiman. Di sebelah utara dibatasi oleh jalan tanjung Meriam,
sedangkan di depan adalah Jalan Brigjen Katamso yang merupakan salah satu
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Ada juga sebuah Mesjid yang bernama Mesjid Al-Mashun yang terletak
kira-kira 100m di depan Istana Maimoon. Pada zaman dahulu berfungsi sebagai
mesjid kerajaan yang lazim dibangun. Mesjid ini dibangun dikarenakan bangunan
kerajaan islam pada zaman dahulu selalu berkaitan dengan mesjid.
Istana Maimoon didesain oleh seorang arsitek Italia dan didirikan pada
tanggal 26 Agustus tahun 1888 oleh Sultan Mahmun Al Rasid Perkasa Alamsyah.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bangunan yang memiliki luas 2772 m2 ini
terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi bangunan induk, bagian sayap kiri, dan
bagian sayap kanan. Pada bangunan induk terdapat ruang tamu (balairung) yang
berisikan singgasana yang didominasi warna kuning. Bagian ruang ini dilengkapi
dengan meja, kursi dan lemari, serta lampu gantung kristal. Ruang untuk
penobatan raja dan acara adat lainnya ini digunakan pula oleh raja menerima
sujud sanak saudaranya pada hari raya besar Islam.
Keseluruhan bangunan istana itu memiliki 40 kamar yang masing-masing
20 kamar di lantai atas tempat singgasana Sultan dan 20 kamar di lantai bawah. Di
lantai bawah dilengkapi dengan kamar mandi, gudang, dapur, dan tidak
ketinggalan ruang penjara. Keseluruhan bangunan memperlihatkan adanya
perpaduan arsitektur lokal, islam, barat. Komponen pelengkap berupa ubin,
marmer, dan terasa didatangkan dari eropa. Pintu dan jendela berukuran besar
menunjukkan ciri keeropannya. Bahkan prasasti yang dipahatkan di atas marmer
yang diletakkan di bagian depan balairung juga menggunakan huruf latin dan
bahasa Belanda. Bentuk rumah panggung melayu digunakan dalam pembangunan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
bagian atas bangunan mengingatkan kita pada lengkungan Persia yang banyak
dimanfaatkan pada bangunan-bangunan di Turki, Timur tengah dan India.
Di bagian tenggara bangunan induk, terdapat sebuah bangunan yang
bergaya rumah tradisional karo berbahan kayu baratap ijuk. Di dalamnya
tersimpan peninggalan berupa potongan meriam yang oleh masyarakat dipercaya
sebagai potongan meriam yang terpelanting ke Pelabuhan Deli ketika sedang
gencar-gencarnya peperangan dengan pihak Aceh. Menurut cerita , benda tersebut
dibawa pindah ke halaman Istana Maimoon dari lingkungan istana kampung
bahari labuhan Deli sekitar bulan Mei 1891 bersamaan dengan ditempatinya
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB IV
PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN KE ISTANA MAIMOON
4.1 Pelayanan yang diberikan pramuwisata kepada wisatawan
Orang Inggris mengatakan “A thing of beauty is a joy forever”. Sesuatu
yang indah itu memberikan kesenangan untuk selamanya. Untuk dapat
memberikan kesenangan atau kepuasan kepada seseorang mungkin agak sukar,
tetapi sangat luar biasa bila seorang pramuwisata dapat melakukannya dengan
baik. Seorang pramuwisata harus mengetahui keinginan dan selera wisatawan
hendaknya menyatukan pengetahuan, keterampilan, dan perasaannya untuk
menciptakan kesenangan yang diinginkan wisatawan yang dibawanya.
Di dalam kepariwisataan pramuwisata dituntut agar dapat menciptakan
citra pariwisata Indonesia, citra negara dan bangsa Indonesia yang baik. Karena
itu, peranan seorang pramuwisata sangat penting. Ibarat dalam pertempuran,
pramuwisata merupakan pasukan tempur yang harus memenangkan perang.
Dilihat dari pihak wisatawan yang akan diberi pelayanan, pramuwisata
adalah teman dalam perjalanan yang dianggap serba tahu untuk memeberikan
informasi tentang sebuah objek wisata.
Pramuwisata diharapkan dapat memberikan pelayanan informasi yang
dibutuhkan dan dicari oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
dibutuhkan oleh wisatawan. Bila hal ini dapat dipenuhi maka akan tercipta
kepuasan dari pihak wisatawan dan besar kemungkinan wisatawan akan kembali
menggunakan jasa dari pramuwisata tersebut. Kunjungan wisatawan yang
menggunakan kembali jasa dari pramuwisata akan memberi keuntungan bagi
pramuwisata, biro perjalanan yang menyediakan paket wista dan tentunya akan
menguntungkan Negara dengan bertambahnya devisa Negara yang berfungsi
untuk membantu pembangunan fasilitas di suatu objek wisata.
TABEL 4.1 Tanggapan Wisatawan Terhadap Kepuasan Pelayanan Informasi yang Diberikan oleh Pramuwisata
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
4
6
40%
60%
Total 10 100%
Dari tabel diatas, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40%
responden menyatakan bahwa mereka puas atas informasi yang diberikan oleh
pramuwisata dan 6 orang atau 60% menyatakan tidak puas atas informasi yang
diberikan oleh pramuwisata. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
wisatawan tidak merasa puas dengan pelayanan informasi yang diberikan
pramuwisata, sehingga mereka mengeluh karena tidak mendapatkan informasi
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.2 Tanggapan Wisatawan Terhadap Informasi yang Diberikan oleh
Pramuwisata Sudah Dapat dipahami n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
2
8
20%
80%
Total 10 100%
Dari tabel 4.2, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20%
responden menyatakan bahwa merekqa memahami informasi yang diberikan oleh
pramuwisata dan 8 orang atau 80% menyatakan tidak memahami informasi yang
diberikan oleh pramuwisata. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan wisatawan masih belum memahami informasi yang diberikan
pramuwisata, sehingga mereka mengeluh karena tidak mendapatkan informasi
yang akurat dan jelas.
4.3 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Informasi Dengan Lengkap
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
Dari tabel 4.3, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi yang yang
lengkap dan 8 orang atau 80% menyatakan pramuwisata tidak menyajikan
informasi yang lengkap. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
pramuwisata tidak memberikan informasi yang lengkap, sehingga wisatawan tidak
mendapatkan informasi mengenai Istana Maimoon secara lengkap.
4.4 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Informasi Terlalu Cepat
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
Dari tabel 4.4, dapat diperoleh jawaban 6 orang wisatawan atau 60%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi terlalu cepat
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
nada bicara yang pas (tidak kecepatan). Berdasarkan tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung berbicara dengan cepat dalam
menyampaikan informasi, sehingga kebanyakan wisatawan tidak menangkap
semua informasi yang dibutuhkan.
4.4 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan
Informasi Dengan Menggunakan Tutur Kata yang Baik dan Sopan n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
3
6
30%
60%
Total 10 100%
Dari tabel 4.5, dapat diperoleh jawaban 3 orang wisatawan atau 30%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan informasi menggunakan
tutur kata yang sopan dan baik dan 7 orang atau 70% menyatakan pramuwisata
memberikan informasi dengan menggunakan tutur kata yang tidak sopan dan baik
. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung
berbicara tidak menggunakan tutur kata yang sopan dan baik dalam
menyampaikan informasi, sehingga kebanyakan wisatawan merasa kurang
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.2 Sikap Pramuwisata dalam Melayani Tamu
Kita semua mengetahui, pengembangan pariwisata menjadi target
pemerintah Indonesia untuk dijadikan sebagai suatu industri di tanah air kita. Hal
ini merupakan suatu pertanda bahwa pariwisata semakin besar peranannya sebagai
penghasil devisa Negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan Indonesia.
Dalam usaha menarik lebih banyak wiatawan asing yang berkunjung, Indonesia
dihadapkan pada persaingan yang cukup tajam karena hampir semua Negara di
dunia mengharapkan kedatangan wisatawan ke negaranya.
Berdasarkan kenyataan itu, untuk mengatasi persaingan agar wisatawan
lebih cenderung memilih Indonesia, maka kita perlu meningkatkan mutu
pelayanan industri pariwisata kita. Dengan demikian diharapkan lebih banyak
wisatawan mencanegara datang berkunjung ke Indonesia. Pelayanan yang
professional dari semua insan pariwisata, termasuk pelayanan yang diberikan oleh
pramuwisata yang merupakan ujung tombak dalam operasional pariwisata
Indonesia. Sebagai seorang pramuwisata yang akan bertemu dengan wisatawan
mancanegara yang terdiri dari macam-macam bangsa, adat istiadat, kebiasaan dan
tingkah lakunya. Dalam hubungan profesi sebagai pramuwisata, wisatawan selalu
akan melihat dan memperhatikan karakter yang sebenarnya.
Dengan kata lain, mereka ingin tahu bagaimana kualitas seorang
pramuwisata yang dapat diberikan kepada wisatawan. Kualitas sangat relative
tetapi dalam memberi pelayanan kepada wisatawan atau berhubungan dengan
sikap, kemampuan, dan tingkah laku seorang pramuwisata dalam memberikan
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Pramuwisata yang memiliki kualitas seperti yang diuraikan di atas dapat
memenuhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh wisatawan. Sikap yang
menghormati, menghargai, menyambut wisatawan dengan senyuman dan rasa
bersahabat akan membuat wisatawan merasa diperlakukan seperti keluarga
sendiri. Perasaan seperti di rumah sendiri akan muncul dengan suasana nyaman.
Wisatawan akan lebih menghargai perlakuan tersebut, sehingga mereka akan
memberikan penghargaan yang cukup berharga untuk semua pelayanan itu.
4.6 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Bersikap Ramah pada saat Memberikan Pelayanan
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
4
6
40%
60%
Total 10 100%
Dari tabel 4.6, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40%
responden menyatakan bahwa pramuwisata bersikap ramah dalam memberikan
pelayanan dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata bersikap tidak ramah
dalam memberikan pelayanan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
pramuwisata cenderung kurang bersikap ramah dalam melayani wisatawan,
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.7 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Sering Memotong
Pembicaraan
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
Dari tabel 4.7, dapat diperoleh jawaban 8 orang wisatawan atau 80%
responden menyatakan bahwa pramuwisata sering memotong pembicaraan dan 2
orang atau 20% menyatakan pramuwisata tidak memotong pembicaraan.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung sering
memotong pembicaraan pada saat wisatawan berbicara, sehingga kebanyakan
wisatawan merasa kesal karena merasa tidak dihormati.
4.8 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan Senyuman pada saat Memberikan Pelayanan
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Dari tabel 4.8, dapat diperoleh jawaban 3 orang wisatawan atau 30%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan senyuman saat
memberikan pelayanan dan 7 orang atau 70% menyatakan pramuwisata tidak
memberikan senyuman saat melakukan pelayanan. Berdasarkan tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung bersikap cemberut dan tidak
memberikan senyuman saat melayani wisatawan, sehingga banyak wisatawan
merasa tidak disambut dengan baik.
4.9 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Sabar Dalam
Memberikan Informasi n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
4
6
40%
60%
Total 10 100%
Dari tabel 4.9, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40%
responden menyatakan bahwa pramuwisata bersikap sabar dalam memberikan
informasi dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata bersikap tidak sabar
dalam memberikan inforamasi. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa pramuwisata cenderung kurang sabar dalam memberikan informasi
melayani wisatawan, sehingga kebanyakan wisatawan mengeluh karena merasa
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.10 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Menunjukkan
Sikap Selalu Siap Membantu n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
2
8
20%
80%
Total 10 100%
Dari tabel 4.10, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20%
responden menyatakan bahwa pramuwisata menunjukkan sikap selalu siap
membantu dan 8 orang atau 80% menyatakan pramuwisata tidak menunjukkan
sikap yang selalu siap membantu. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa pramuwisata cenderung tidak memiliki sikap yang selalu ingin membantu
wisatawan, sehingga kebanyakan wisatawan tidak mengetahui kemana mereka
harus meminta suatu pelayanan.
4.3 Pelayanan yang Diberikan Pramuwisata di Objek Wisata Istana Maimoon Dalam Menghadapi Tamu yang Complaint
Memberikan pelayanan kepada seorang pramuwisata sudah menjadi
profesinya, terutama melayani grup wisatawan yang merupakan kegiatannya
sehari-hari. Namun demikian, cara dan teknik pelayanan yang diberikan oleh
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Cara dan teknik yang dimaksud adalah memberikan pelayanan pada
rombongan wisatawan harus ada keseragaman yang dapat dijadikan pegangan
bagi seorang pramuwisata yang bertugas. Sedikitnya ada yang dapat dipakai
sebagai pedoman. Dengan cara itu diharapkan pramuwisata yang bersangkutan
akan berhasil dalam menunaikan tugasnya.
4.11 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Menanggapi
Keluhan n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
2
8
20%
80%
Total 10 100%
Dari tabel 4.11, dapat diperoleh jawaban 2 orang wisatawan atau 20%
responden menyatakan bahwa pramuwisata menunjukkan sikap mau menanggapi
keuhan dan 8 orang atau 80% menyatakan pramuwisata tidak menunjukkan sikap
mau menanggapi keluhan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
pramuwisata cenderung tidak suka menanggapi keluhan wisatawan, sehingga
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.12 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan
Pernyataan Maaf Atas Kekurangan Pelayanan
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
Dari tabel 4.12, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan pernyataan maaf atas
kekurangan pelayanan dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata
memberikan pernyataan maaf atas kekurangan pelayanan. Berdasarkan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung tidak memberikan
pernyataan maaf atas kekurangan pelayanan, sehingga wisatawan merasa kecewa
atas kekurangan pelayanan yang diberikan.
4.13 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Menerima
Keluhan Dengan Baik n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
Dari tabel 4.13, dapat diperoleh jawaban 4 orang wisatawan atau 40%
responden menyatakan bahwa pramuwisata menerima semua keluhan wisatawan
dan 6 orang atau 60% menyatakan pramuwisata tidak menerima keluhan
wisatawan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata
cenderung tidak menerima semua keluhan yang dilontarkan wisatawan, sehingga
kebanyakan wisatawan menganggap pramuwisata tidak memiliki tanggung jawab
dan tidak serius untuk menanggapi keluhan-keluhan yang ada.
4.14 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Beradu Argumentasi
n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
6
4
60%
40%
Total 10 100%
Dari tabel 4.14, dapat diperoleh jawaban 6 orang wisatawan atau 60%
responden menyatakan bahwa pramuwisata beradu argumentasi dan 4 orang atau
40% menyatakan pramuwisata tidak beradu argumentasi. Berdasarkan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa pramuwisata cenderung suka beradu
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 4.15 Tanggapan Wisatawan Terhadap Pramuwisata yang Memberikan
Solusi Atas Keluhan n=10
No. Jawaban Reponden Jumlah Persentase
1. a. Ya
b. Tidak
3
7
30%
70%
Total 10 100%
Dari tabel 4.15, dapat diperoleh jawaban 3 orang wisatawan atau 30%
responden menyatakan bahwa pramuwisata memberikan solusi atas setiap keluhan
dan 7 orang atau 70% menyatakan pramuwisata tidak memberikan solusi atas
keluhan wisatawan. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa
pramuwisata cenderung tidak memberikan solusi terhadap keluhan yang diberikan
wisatawan sehingga wisatawan tidak mengetahui apa yang akan mereka lakukan
untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
4.4 Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan ke Istana Maimoon
Pelayanan merupakan kunci utama untuk menarik minat wisatawan
berkunjung ke suatu objek wisata. Bila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh wisatawan, maka akan mempengaruhi
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon,
wisatawan akan menciptakan rasa aman dan nyaman, sehingga mereka dapat
berlama-lama menikmati jasa yang telah diberikan.
Semua pelayanan yang diberikan pramuwisata sangat mempengaruhi
pembangunan objek wisata tersebut. Istana maimoon merupakan salah satu objek
wisata yang ada di Medan. Pelayanan yang kurang baik dari pramuwisata
menjadikan Istana Maimoon kurang mengalami pembangunan yang baik.
Adapun pengaruh kurangnya pelayanan pramuwisata adalah:
1. Kurang berminatnya wisatawan yang datang mengunjungi Istana Maimoon.
2. Adanya image yang buruk di mata wisatawan terhadap objek wisata.
3. Turunnya angka kunjungan wisata.
4. Devisa Negara yang didapatkan berkurang, sehingga terhambatnya
pembangunan objek wisata Istana Maimoon.
5. Semakin terpuruknya pembangunan objek wisata tersebut.
Pengaruh ini merupakan dampak buruk bagi peningkatan dan
perkembangan kunjungan wisatawan objek wisata Istana Maimoon. Oleh karena
itu, agar terjadi peningkatan kunjungan wisatawan diperlukan pelayanan
pramuwisata yang benar-benar professional. Peranan pemerintah dalam membina
para pramuwisata yang berpotensi juga diperlukan, agar para pramuwisata dapat
Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pelayanan Informasi yang diberikan wisatawan lokal yang ada di objek
wisata Istana Maimoon terhadap wisatawan belum memenuhi kriteria.
2. Pelayanan terhadap wisatawan yang diberikan oleh pramuwisata dari segi
sikap belum menunjukkan konsep pelayanan prima yang baik.
3. Pramuwisata cenderung kurang menanggapi complaint yang datang dari