• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PERMAINAN JUDI DADU GULING (SAMKWAN)

A. Permainan Judi Dadu Guling (Samkwan) Ditinjau dari Hukum Pidana di Indonesia

Pada masa sekarang, banyak bentuk permainan yang sulit dan menuntut ketekunan serta keterampilan yang dijadikan alat judi. Contohnya pertandingan-pertandingan olahraga seperti atletik, badminton, tinju, gulat, dan sepak bola. Juga pacu-pacuan misalnya balap mobil atau motor, pacuan kuda dan karapan sapi. Permainan dan pacu-pacuan tersebut semula bersifat kreatif dalam bentuk asumsi yang menyenangkan untuk menghibur diri sebagai pelepas ketegangan seusai bekerja. Di kemudian hari ditambahkan elemen pertaruhan guna memberikan insentif kepada para pemain untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, dimaksudkan pula untuk mendapatkan keuntungan komersial bagi orang-orang atau kelompok tertentu.

Dalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan ada beberapa macam perjudian yaitu:

1. Perjudian di Kasino, antara lain terdiri dari Roulette, Blackjack, Bacarat, Creps, Keno, Tombala, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuck a Cluck, Lempar paser/bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar, Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa-Hwe, dan Kiu-kiu.

2. Perjudian di tempat-tempat keramaian, antara lain terdiri dari perjudian lempar paser/bulu ayam pada papan atau sasaran yang tidak bergerak, lempar gelang, lempar uang/koin, pancingan, menebak sasaran yang tidak berputar, lempar bola, adu ayam, adu kerbau, adu kambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing, Hailai, Mahyong, dan erek-erek.

3. Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain antara lain perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan yaitu adu ayam, adu sapi, pacu kuda, karapan sapi, adu kambing/domba, adu burung merpati.

Dari jenis perjudian di atas, khusus terdapat dalam jenis yang ke-3 seperti adu ayam, karapan sapi dan sebagainya tersebut tidak termasuk dalam perjudian bila kebiasaan-kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan dan sepanjang kebiasaan tersebut tidak terdapat unsur perjudian. Ketentuan dalam pasal ini mencakup pula bentuk dan jenis perjudian yang mungkin timbul di masa yang akan datang sepanjang termasuk kategori perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303 ayat (3) KUHP.

Salah satu jenis permainan yang akhir-akhir ini digemari oleh beberapa kalangan adalah dadu guling atau samkwan. Di daerah lain ada juga yang menamainya bola guling. Tidak jelas dari mana awalnya permainan dadu guling ini berkembang, tetapi permainan ini diperkirakan sudah ada sejak milenium kedua. Bentuk permainan yang tidak terlalu rumit dan dapat dipahami dari anak-anak hingga dewasa ini menjadikan permainan ini dapat dimainkan oleh semua golongan. Awalnya permainan ini hanyalah sekedar hiburan di pasar malam. Yakni kita membeli kupon yang kemudian kita letakkan di atas sebuah kertas dimana kertas tersebut berisikan beberapa gambar barang. Barang yang diletakkan

juga bervariasi. Mulai dari rokok hingga kebutuhan dapur. Setelah meletakkan kupon, “bandar” akan mengocok bola/dadu hingga akan keluar angka. Jika angka yang keluar sama dengan angka dimana kita meletakkan kupon maka kita bisa mengklaim hadiah sesuai dengan gambar yang tertera. Namun, dalam perkembangannya permainan ini kemudian berubah menjadi sebuah taruhan yang menggunakan uang.

Sama seperti bola guling yang pada umumnya menggunakan 3 (tiga) buah dadu, begitupun juga permainan dadu guling. “Bandar” yang ditunjuk akan mengguncang dadu-dadu tersebut di dalam sebuah mangkok sementara para pemain lainnya meletakkan taruhannya di atas kertas/lapak yang tertera angka. Adapun pilihan yang bisa kita pilih antara lain angka yaitu angka dadu yang keluar sesuai dengan angka di lapak yang kita taruhkan kadang disebut juga pasang mata. Selain itu ada pilihan BESAR yaitu jika jumlah ketiga angka dadu yang keluar sebesar 11-18 dan piliah KECIL yaitu jika jumlah ketiga angka dadu yang keluar sebesar 3-10. “Bandar” menang jika ada taruhan yang kalah atau angka yang ditaruhkan tidak ada yang cocok. Aturan ini tidak berlaku mutlak sebab di daerah-daerah lain sarana serta aturan permainan ini berbeda-beda tergantung kebiasaan dari para pemain.63

Pada Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian disebutkan jenis dan bentuk perjudian yang dilarang di Indonesia. Sayangnya, jenis permainan dadu guling (samkwan) ini tidak disebutkan di dalam jenis dan bentuk perjudian yang dilarang di dalam PP tersebut. Akan tetapi jika kita melihat dalam Penjelasan Pasal 1 ayat (2) PP No. 9

63

tahun 1981 maka telah disebutkan bahwa setiap jenis dan bentuk perjudian yang muncul di kemudian hari juga dilarang. Oleh karena itu baiklah kita meninjau unsur-unsur permainan dadu guling sebelum mengkategorikannya sebagai perjudian atau tidak.

Pasal 303 ayat (3) KUHP berbunyi sebagai berikut64

1. Setiap permainan.

:

“Yang dimaksud dengan permainan judi adalah setiap permainan yang pada umumnya menggantungkan kemungkinan yang diperolehnya keuntungan itu pada faktor kebetulan, juga apabila kesempatan itu menjadi lebih besar dengan keterlatihan yang lebih tingi atau dengan ketangkasan yang lebih tinggi dari pemainnya. Termasuk ke dalam pengertian permainan judi adalah juga pertaruhan atau hasil pertandingan atau permainan-permainan yang lain, yang tidak diadakan antar mereka yang turut serta sendiri di dalam permainan itu, demikian pula setiap pertaruhan yang lain.”

Menurut ketentuan Pasal 303 ayat (3) KUHP di atas maka dapat kita simpulkan unsur-unsur dari suatu permainan yang dikategorikan judi yaitu:

2. Menggantungkan kemungkinan memperoleh keuntungan pada faktor kebetulan dan juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir.

3. Adanya yang dipertaruhkan.

Unsur pertama adalah setiap permainan. Dadu guling merupakan salah satu permainan yang dimainkan 2 hingga 4 orang. Di antara pemain-pemain tersebut ada 1 orang yang terpilih sebagai “bandar” atau orang yang akan mengocok dadu.

Unsur kedua adalah menggantungkan kemungkinan memperoleh keuntungan pada faktor kebetulan dan juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Jika kita melihat permainan dadu guling, dijelaskan di atas bahwa

kemungkinan kita mendapat keuntungan itu hanya berharap pada faktor lucky atau keberuntungan. Kita hanya bisa berharap bahwa angka yang keluar sesuai dengan angka yang terdapat pada kartu yang kita pegang. Akan tetapi, kita akan bisa lebih besar kemungkinan menangnya dengan semakin seringnya kita bermain dan semakin paham angka berapa yang lebih sering keluar.

Unsur yang ketiga adalah adanya yang dipertaruhkan. Dalam hal ini, sesuatu yang dipertaruhkan dalam permainan dadu guling adalah uang.

Dari ketiga unsur permainan yang dikategorikan judi menurut Pasal 303 ayat (3) KUHP tersebut, dapat kita lihat bahwa sebenarnya permainan dadu guling ini telah memenuhi unsur perjudian sehingga sudah sepatutnya dilarang dan dalam pelaksanaannya haruslah diberantas.

Untuk kasus di Sumatera Utara sendiri, Polri telah beberapa kali melakukan penahanan beberapa orang yang melakukan praktik permainan dadu guling (samkwan) ini hingga pengadilan pun menjatuhkan hukuman. Seperti pada putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ.

Terpenuhinya unsur-unsur sebagaimana disebutkan di dalam ketentuan Pasal 303 ayat (3) KUHP dalam permainan dadu guling (samkwan) tersebut menegaskan bahwa dadu guling (samkwan) bukanlah hanya sebuah permainan biasa tetapi merupakan suatu praktek perjudian. Walaupun tidak disebutkan di dalam jenis dan bentuk perjudian yang dilarang, akan tetapi sesuai dengan tujuan dibentuknya Undang-undang No. 4 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, maka setiap permainan yang memenuhi unsur judi haruslah diberantas sehingga setiap wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia terbebas dari praktek perjudian.

B. Pertanggungjawaban Pidana terhadap Pelaku Permainan Dadu Guling (Samkwan) berdasarkan Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ.

1. Posisi Kasus

Putusan yang penulis angkat untuk melengkapi pembahasan penulis mengenai pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku permainan judi dadu guling (samkwan) adalah Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ. Kasus ini terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kabanjahe. Adapun nama-nama terdakwa adalah sebagai berikut:

a. Tjaisang alias Aseng b. Erwin alias Angwang

c. Sutiam alias Tiam alias Husen d. Fang Lai

e. Suwani f. Mui Hong

Para terdakwa pada pokoknya didakwa telah dengan sengaja tanpa mendapat izin menawarkan kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan tersebut ada suatu syarat atau terpenuhinya suatu tata cara. Selain itu terdakwa juga didakwa ikut serta bermain judi di jalan umum atau dipinggir jalan umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, tanpa adanya izin dari penguasa yang berwenang untuk mengadakan perjudian tersebut. Adapun perbuatan para terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Bermula dari Petugas Kepolisian dari Dit Reskrimum Polda Sumut yakni saksi Ramli Sembiring, saksi Jujur Sinulingga, S.H., saksi Malan Harahap, dan saksi Ndahiken Sembiring mendapat informasi dari masyarakat bahwa rumah/villa Bukit Indah 1/3 Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo telah diadakan perjudian dadu guling (samkwan) yang mana perjudian tersebut telah meresahkan warga sekitar dan dari informasi tersebut selanjutnya saksi-saksi melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut. Berdasarkan penyelidikan para saksi ternyata benar bahwa di sebuah rumah/villa Bukit Indah 1/3 Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo telah diadakan perjudian dadu guling (samkwan).

Selanjutnya pada hari Senin tanggal 11 Februari 2013 sekitar pukul 20.30 WIB, saksi Jujur Sinulingga dan Malan Harahap menyamar sebagai pemain dalam permainan tersebut sembari mengawasi siapa saja yang ikut bermain di dalam perjudian tersebut. Sekitar pukul 21.00 WIB, para saksi bergabung dan masuk ke dalam lokasi perjudian dadu guling (samkwan) dan melakukan penangkapan terhadap para terdakwa di atas bersama dengan Tjin Hoat alias Ahwa, Kai Guan alias Aguan, Jansen, Toni Haristan alias Aguan, Tek Huat alias Jimmy, Suwandi alias Apin, Girwin Gotama alias Winwin, Ahiok, Haryanto alias Anto, L. Sinarto alias Kok Asing, Kai I, Masna Suidi, Jen Lek alias Toni alias Alek, dan Giok Cin alias Acin yang dilakukan penuntutan terpisah dengan para terdakwa dan menyita barang bukti dari Tjin Hoat alias Ahwat berupa: 25 (dua puluh lima) buah mata dadu, 2 (dua) buah mata dadu, 1 (satu) buah mangkok, 2 (dua) set kartu joker yang sudah dipakai, 15 (lima belas) lembar kartu domino yang sudah dipakai dan uang tunai sebesar Rp. 3.023.000,- (tiga juta dua puluh tiga ribu rupiah).

Adapun peran para terdakwa di dalam perjudian jenis samkwan tersebut adalah sebagai pemain yang dilakukan para terdakwa dengan cara pertama-tama buah dadu sebanyak 3 (tiga) buah dimasukkan ke dalam mangkok, lalu diguncang atau digoyang oleh pengguncang dadu yaitu Kuk Yung alias Kaye sebagai bandar merangkap sebagai pengguncang. Setelah buah mata dadu diguncang maka para terdakwa meletakkan uang taruhannya di atas lapak yang sudah tersedia dengan besar taruhan minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dengan pilihan tebakan BESAR yaitu jumlah ketiga mata dadu berjumlah 11 s/d18 dengan hadiah sebesar uang taruhan (1:1), KECIL yaitu jumlah ketiga mata dadu berjumlah 3 s/d 10 dengan hadiah sebesar uang taruhan (1:1), PASANG MATA yaitu pemain menang jika mata dadu yang keluar di salah satu dadu yang diguncang sama dengan angka mata dadu yang dipasang pemain di lapak dengan hadiah sebesar uang taruhan (1:1), namun jika mata dadu yang keluar itu sama/kembar maka uang kemenangan akan dibayar dua kali lipat dari uang taruhan (1:2). Setelah para terdakwa meletakkan uang taruhannya di atas lapak, tutup mangkok pengguncang dadu diangkat/dibuka dan memperlihatkan kepada para terdakwa buah mata dadu yang terbuka. Apabila pilihan para terdakwa/pemain tidak sesuai dengan mata dadu yang keluar maka uang taruhannya ditarik/diambil oleh Tjin Hoat alias Ahwa dan Kai Guan alias Aguan sebagai ceker dan uang taruhan tersebut menjadi milik bandar. Sedangkan apabila pilihan para terdakwa/pemain sesuai dengan mata dadu yang keluar maka uang hadiahnya diserahkan bandar kepada Tjin Hoat alias Ahwa dan Kai Guan alias Aguan sebagai ceker untuk diserahkan kepada pemenang. Permainan judi dadu guling (samkwan) tersebut hanya bersifat

untung-untungan saja dan permainan judi dadu guling (samkwan) tersebut tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang.65

Adapun bunyi dakwaan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada para terdakwa pada perkara dengan nomor 141/Pid.B/2013/PN.KBJ adalah sebagai berikut

2. Dakwaan

66

Dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun secara kumulatif subsideritas yang berarti Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan primair Jaksa Penuntut Umum terlebih dahulu, jika dakwaan primair telah terbukti maka majelis hakim tidak akan membuktikan dakwaan subsidair Jaksa Penuntut Umum lagi dan begitu juga sebaliknya jika dakwaan primair tidak terbukti maka Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan subsidair Jaksa Penuntut Umum.

: Primair:

Bahwa perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Subsidair:

Bahwa perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

67

Tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini antara lain sebagai berikut

3. Tuntutan

68

65

Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Opcit, Hal. 5

66 Ibid, Hal. 6 67 Ibid 68 Ibid, Hal. 3 :

1. Menyatakan Terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa 6. MUI HONG, bersalah telah melakukan tindak pidana perjudian sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHPidana dan Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHPidana.

2. Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa berupa pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) bulan dikurangi selama berada di dalam tahanan.

3. Menyatakan barang bukti berupa:

• Uang tunai sebesar Rp. 3.023.000,- (tiga juta dua puluh tiga ribu rupiah);

• 25 (dua puluh lima) buah mata dadu, 2 (dua) buah mata dadu;

• 1 (satu) buah mangkok;

• 2 (dua) set kartu joker yang sudah dipakai;

• 15 (lima belas) lembar kartu domino yang sudah dipakai;

Dipergunakan dalam berkas perkara an. Tjin Hoat alias Ahwat, dkk. 4. Menetapkan agar para terdakwa dibebani membayar biaya perkara

masing-masing sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah). 4. Fakta-fakta Hukum

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe di persidangan telah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan adanya bukti-bukti berupa alat yang dipakai untuk bermain serta uang taruhan yang diajukan di dalam persidangan

serta keterangan-keterangan dari terdakwa, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut69

1. Bahwa Terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa 6. MUI HONG, ditangkap oleh Petugas Kepolisian pada hari Senin tanggal 11 Februari 2013 sekitar pukul 21.00 WIB bertempat di sebuah rumah/villa Bukit Indah 1/3 Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo sehubungan dengan para terdakwa bermain judi jenis samkwan.

:

2. Bahwa selain para terdakwa, ada juga orang yang turut ditangkap oleh Petugas Kepolisan yaitu TJIN HOAT alias AHWA, KAI GUAN alias AGUAN, JANSEN, TONI HARISTAN alias AGUAN, TEK HUAT alias JIMMY, SUWANDI alias APIN, GIRWIN GOTAMA aias WINWIN, AHIOK, HERYANTO alias ANTO, L. SINARTO alias KOK ASING, KAI I, MASNA SUIDI, JEN LEK alias TONI alias ALEK, dan GIOK CIN yang dilakukan penuntutan terpisah.

3. Bahwa dari tempat kejadian Petugas Kepolisian menyita barang bukti berupa 25 (dua puluh lima) buah mata dadu, 2 (dua) buah mata dadu, 1 (satu) buah mangkok, 2 (dua) set kartu joker yang sudah dipakai, 15 (lima belas) lembar kartu domino yang sudah dipakai dan uang tunai sebesar Rp. 3.023.000,- (tiga juta dua puluh tiga ribu rupiah).

4. Bahwa peran para terdakwa dalam perjudian jenis samkwan tersebut adalah sebagai pemain dan sifat dari permainan judi jenis samkwan adalah

69

untung-untungan sedangkan untuk itu para terdakwa tidak memiliki izin dari pejabat yang berwenang untuk menyelenggarakan perjudian jenis samkwan tersebut.

5. Bahwa para terdakwa di persidangan mengakui perbuatannya dan selama di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pembenar atau pemaaf sebagai alasan penghapus pidana, oleh karena itu sudah sepatutnya apabila para terdakwa dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya sebagaimana diatur pada Pasal 193 KUHAP, sesuai dengan rasa kemanusiaan, rasa keadilan dan kepastian hukum.

5. Putusan Hakim

Perkara pidana dengan nomor 141/Pid.B/2013/PN.KBJ di Pengadilan Negeri Kabanjahe setelah melalui proses persidangan dengan pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi maka Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2013 memutuskan sebagai berikut70

1. Menyatakan Terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa 6. MUI HONG tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Primair Jaksa Penuntut Umum.

:

2. Membebaskan para terdakwa dari dakwaan tersebut.

3. Menyatakan Terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa

6. MUI HONG terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Turut serta dalam permainan judi sedangkan untuk itu tidak ada izin dari penguasa yang berwenang”.

4. Menjatuhkan pidana tehadap Terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa 6. MUI HONG pidana penjara masing-masing selama: 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) hari.

5. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh para terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan tersebut.

6. Menetapkan barang bukti berupa:

• Uang tunai sebesar Rp. 3.023.000,- (tiga juta dua puluh tiga ribu rupiah).

(Dirampas untuk Negara)

• 25 (dua puluh lima) buah mata dadu, 2 (dua) buah mata dadu.

• 1 (satu) buah mangkok.

• 2 (dua) buah set kartu joker yang sudah dipakai.

• 15 (lima belas) lembar kartu domino yang sudah dipakai.

(Dipergunakan dalam berkas perkara an. Tjin Hoat alias Ahwat, dkk) 7. Membebani para terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing

sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).

6. Analisis Kasus dalam Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ

Permainan judi dengan jenis dadu guling (samkwan) yang penulis angkat mungkin hanya salah satu dari banyaknya kasus permainan judi dengan metode

yang beragam bahkan mungkin banyak di luar sana jenis permainan yang baru yang kasusnya belum terangkat ke permukaan. Namun pada kenyataannya, perkembangan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamisnya perkembangan masyarakat persoalan mengenai tindak pidana khususnya perjudian akan selalu muncul.

Sebagaimana yang telah penulis bahas pada Bab I, permasalahan yang akan penulis teliti adalah Pertanggungjawaban Pidana terhadap Pelaku Permainan Judi Dadu Guling (Samkwan) sesuai dengan putusan yang telah diputus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe dengan Register No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ.

Pada kasus ini, berdasarkan Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ, putusan dari Majelis Hakim adalah menyatakan para terdakwa 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG, Terdakwa 3. SUTIAM alias ATIAM alias HUSEN, Terdakwa 4. FANG LAI, Terdakwa 5. SUWANI dan Terdakwa 6. MUI HONG secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut serta dalam permainan judi sedangkan untuk itu tidak ada izin dari penguasa yang berwenang” sebagaimana dalam Dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum dan menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa pidana penjara masing-masing selama 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) hari.

Adapun analisis penulis berdasarkan Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ adalah sebagai berikut:

1. Bahwa telah terpenuhinya syarat-syarat formil dari putusan pidana tersebut sesuai dengan Pasal 143 ayat 2 (a) KUHAP yang berbunyi:

Nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

2. Uraian secara jelas, cermat dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana tersebut dilakukan:

a. Adanya keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sebanyak 4 (empat) orang yaitu Ramli Sembiring, Jujur Sinulingga, Malan Harahap, dan Ndahiken Sembiring.

b. Adanya keterangan dari para terdakwa yakni membenarkan semua keterangan para saksi.

c. Bahwa para terdakwa dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta dalam permainan judi sedangkan untuk itu tidak ada izin dari penguasa yang berwenang sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum. Para terdakwa dinyatakan bersalah seperti Dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum dikarenakan para terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam Dakwaan Primair Jaksa Penuntut Umum. Oleh karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun secara kumulatif subsideritas, maka ketika para terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah berdasarkan Dakwaan Primair Jaksa Penuntut Umum, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dan membuktikan Dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum.

d. Bahwa para terdakwa dikenakan Dakwaan Primair Jaksa Penuntut Umum karena menurut pertimbangan Majelis Hakim telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 303 bis ayat (2) ke-2 KUHPidana yang mana unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: 1. Barangsiapa.

Pengertian dari barangsiapa menurut doktrin Hukum Pidana adalah setiap orang yaitu siapa saja yang ditujukan kepada manusia sebagai subjek atau siapa saja sebagai pelaku tindak pidana dan perbuatan itu dapat dipertanggungjawaban kepadanya serta tidak terdapat ha-hal yang dapat menghapus kesalahannya. Dalam perkara ini menurut Putusan No. 141/Pid.B/2013/PN.KBJ, para terdakwa atas nama 1. TJAISANG alias ASENG, Terdakwa 2. ERWIN alias ANGWANG,

Dokumen terkait