• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Pertanian dan Perkebunan

Untuk mengairi sawah, ladang umumnya dipergunakan air sungai . sisa air yang tidak terambil oleh tanaman akan menguap dan sebagaian besar masuk ke dalam tanah dan kelebihannya akan mengalir ke sungai. 2.3.Penambangan Emas Tradisional

Ushaa pertambangan emas rakyat adalah suatu usaha pertambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencaharian sendiri. (anonim, 2008)

Pertambangan emas tanpa izin (PETI) adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang , perusahaan atau yayasan berbdan

hukum yang didalam operasi tidak memiliki izin dari instansi pemerintahan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Pertambangan emas tanpa izin (PETI) di awali oleh keberadaan para penambang tradisional, yang kemudian berkembang karena adanya faktor kemiskinan, keterbatasan lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha, keterlibatan pihak lain yang bertindak sebagai cukon atau backong, ketidak harmonisan antara perusahaan dengan masyarakat setempat, serta krisis ekonomi berkepanjangan yang diikuti oleh penafsiran keliru tentang perundang-undangan yang menegakkan tirai pertambangan oleh rakyat, juga ikut mendorong pertambangan emas tanpa izin. (Anonim, 2000)

Apabila dilihat dari karakter PETI , maka dapat dikelompokkan menjadi a. Ditinjau dari pelaku usaha, terdiri atas :

a) Masyarakat setempat b) Masyarakat pendatang

c) Cukong dan oknum aparat sebagai backing b. Ditinjau dari teknelogi pengolahan backing :

a) Peralatan sederhana atau tradisional

b) Peralatan semio mekanis atau kombinasi antara peralatan sederhana dengan peraltan mekanis

c) Peralatan mekanis

c. Ditinjau dari status lahan , terdiri dari : a) Lahan milik sendiri

c) Wilayah konsesi perusahaan : kuasa pertambangan dan kontrak kaya.

d. Ditinjau dari komodisi bahan galian terdiri atas a) Batu bara (golongan A)

b) Emas dan intan (golongan B)

c) Golongan A dan B lainnya hampir seluruh bagian golongan C (Anonim, 2000)

Kegiatan penambangan emas tanpa di Indonesia dicirikan oleh penggunaan teknik eksplorasi dan eksploitasi yang sederhana dan murah. Untuk pekerjaan penambangan dipakai peralatan cangkul, linggis, palu, dan beberapa alat sederhana lainnya. Batuan dan urat kuarsa mengandung emas atau bijih ditumbuk sampai berukuran 1-2 cm, selanjutnya digiling dengan alat gelundung (trammel, berukuran panjang 55-60 cm dan diameter 30 cm dengan alat penggiling 3-5 batang besi).

Proses pengolahan emasnya biasanya menggunakan teknik amalgamasi, yaitu dengan mencampur bijih dengan merkuri untuk membentuk amalgam dengan media air. Selanjutnya emas dipisahkan dengan proses penggarangan sampai didapatkan logam paduan emas dan perak (bullion). Produk akhir dijual dalam bentuk bullion dengan memperkirakan kandungan emas pada bullion tersebut (Setiabudi, 2005).

Dalam hal ini umumnya penambang mencoba terlebih dahulu menyedot endapan pasir dan lumpur di dasar sungai selama 1-2 jam. Apabila dalam kurun waktu tersebut ditemukan bahan endapan (sendimen) yang diperkirakan mengandung bijih/butiran emas, maka kegiatan pada lokasi tersebut akan

diteruskan. Sebaliknya jika selama kegiatan coba-coba tersebut tidak ditemukan endapan yang mengandung bijih/butiran emas, maka kegiatan penambangan harus berhenti dan penambang harus pindah gna mencari lokasi baru ke tempat lain. Lahan yang digunakan sebagai tempat kegiatan penambangan emas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dari tebing sungai dan tengah sungai.

Perlengkapan yang di perlukan untuk mengolah bijih emas adalah : 1. Tabung gelundung, sebagai tempat menggerus batuan.

2. Kincir air atau genset yang berfungsi sebagai penggerak tabung gelundung. 3. Batang besi baja/media giling sebagai alat pengguras batuan.

4. Merkuri yang berfungsi untuk mengikat emas.

5. Air untuk mendapatkan persentasi padatan yang berkisar antara 30-60%. 6. Dulang atau sejenisnya, sebagai tempat untuk memisahkan Merkuri yang

telah mengikat emas perak (amalgam) dengan sisa hasil pengolahan (tailing).

7. Emposan yaitu alat untuk membakar amalgam untuk mendapatkan paduan (alloy) emas perak (bullion) (Widodo, 2008).

Penggalian

batuan Penghancuran batuan

Penggilingan dengan tromel(galundung)+Besi

Proses amalgamasi (dengan merkuri)

Pemisah

padat Limbah Cair Amalgam,

Limbah Padat

cair

Penyaringaningan

LimbahCair Amalga Merkuri uri

PembakaranPembakaranAmalgam

Amalgam Pencemaran Merkuri UapUap Merkuri Merkuri Bulli

Gambar 2.1. Proses Pengolahan Batuan Emas (Ruslan,2011) 2.4.Ekstraksi Emas

Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan

dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching.

Ekstraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan, yaitu: 1. Pencairan

2. Amalgamasi

2.4.1. Pencairan

Pemisahan pencairan (liquation separation), adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan mineral di atas titik leleh logam, sehingga cairan logam akan terpisahkan dari pengotor. Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu berat jenis dan titik cair. Contohnya dalam memisahkan emas dan perak. Titik cair emas pada suhu 1064.18 oC, sedangkan

titik cair perak pada suhu 961.78 oC. Ini artinya perak akan mencair lebih dulu

dari pada emas. Namun untuk benar-benar terpisah, maka perak harus menunggu emas mencair 100%. Kemudian bila dilihat dari berat jenisnya, maka berat jenis emas cair sebesar 17.31 gram per cm3 sedangkan berat jenis perak sebesar 9.32

gram per cm3

Dari hukum alam fisika, maka bila ada dua jenis zat cair yang berbeda dan memiliki berat jenis yang berbeda pula, maka zat cair yang memiliki berat jenis lebih kecil dari zat satunya, ia akan mengapung. Dengan demikian, cairan perak akan terapung diatas lapisan cairan emas, seperti halnya cairan minyak mengambang diatas lapisan air. Dari sana, perak dipisahkan dari emas, sampai tidak ada lagi perak yang terapung.

. Hal ini berarti berat jenis emas lebih besar dari pada berat jenis perak.

2.4.2. Amalgamasi

Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah juga untuk membentuk emas murni yang bebas.Amalgamasi adalah proses pengikatan atau penyelaputan logam emas dengan cara mencampur bijih emas dengan sebagai tempat proses amalgamasi dan berperan mereduksi ukuran butiran bijih darri yang berbutir kasar (1 cm) hingga berbutir halus (80-200 mesh) menggunakan media gerus berupa lempeng/batang besi bekas rel. Amalgamator diputar menggunakan tenaga penggerak air sungai melalui kincir atau tenaga listrik (dinamo). Selanjutnya dilakukan pencucian dan pendulangan terhadap hasil amalgamasi untuk memisahkan amalgam dengan merkuri dari tailing.

Amalgam yang diperoleh kemudian diproses melalaui pemanggangan untuk mempereoleh perpaduan logam emas – perak. Apabila amalgamnya dipanaskan, akan terurai dengan elemen-elemen air raksa dan emas mentah. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan didalam sebuah tabung yang disebut retort, ari raksanya akan menguap dan dapa diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara itu, Au-Ag tetap tetinggal didalam retort sebagai logam. Selanjutnya, dilakukan pemisahan logam emas (Au) dari logam perak (Ag) menggunakan merkuri.

Berikut merupakan tahapan amalgamasi secara sederhana:

1. Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan konsentrasi gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.

2. Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri dilakukan selama kira-kira 1 jam

3. Hasil dari proses ini berupa amalgam basah dan tailing. Amalgam basah kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan merkuri dengan amalgam

4. Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan kegiatan pemerasan dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari amalgam. Merkuri yang diperoleh dapat dipakai untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung pada seberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan mengandung 60-70% emas, dan amalgam yang disaring dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80%.

5. Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang tertinggal berupa alloy emas.

Prasetyo (2010 ) mengemukakan Ekstraksi Amalgamasi yang baik adalah 1. Lokasi ekstraksi bijih harus terpisah dari lokasi kegiatan penambangan. 2. Dilakukan pada lokasi khusus baik untuk amalgamasi untuk meminimalkan

penyebab pencemar bahan berbahaya akibat peresapan kedalam tanah, terbawa aliran air permukaan maupun gas yang terbawa oleh angin.

3. Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi baik untuk mengolah seluruh tailing hasil pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas. 4. Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada

pada daerah banjir.

5. Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.

Pertamabangan Gunung Berapi , pelapukan batuan emas tradisional Darat Sungai Laut Limah merkuri Udara

Pertanian Air minum Plankton

bentos

Hewan

Ikan

Manusia

Gambar 2.2. Perjalanan Merkuri dari Alam Sampai ke Tubuh Manusia(Widowati,2008)

2.5. Kerangka Konsep

Air Sawah Uji Merkuri

(Laboratorium)

Tidak Ada ada

Masyarakat Pengguna

Keluhan Kesehatan

ada Tidak Ada

Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

PENDAHULUAN

Dokumen terkait