• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

KUESIONER KELUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Isilah terlebih dahulu identitas responden dengan lengkap dan jelas

2. Bacalah setiap item pertanyaan dengan teliti

3. Berilah tanda ( √ ) sesuai dengan pengetahuan anda

4. Bapak Ibu/Saudara di harapkan bersedia menjawab semua pertanyaan

B. Data Umum

1. Nama Responden :

2. Umur : Thn

3. Jenis Kelamin : a. Laki – laki b. Perempuan

4. Pendidikan terakhir

a. SD (Sekolah Dasar) b. SMP/SLTP

c. Pendidikan menengah (SLTA) d. Perguruan Tinggi

5. Pekerja : a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta

c. Petani. d. wiraswasta

e. pelajar/mahasiswa e. Lainnya, sebutkan....

5. Status : Menikah/belum menikah

6. Penghasilan :

1.< Rp 1000.000,-

2.Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000,-

3.Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000,-

(14)

1. Darimana anda memperoleh sumber

air? A.Air Sumur

B. Air irigasi

C. Air sungai

2. Apakah Anda pernah menggunakan Air irigasi untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari(Mencuci/ minum)?

( ) Ya ( ) Tidak

3. Kalau “Ya” Sudah berapa lama anda menggunakan air irigasi untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari ?

a. Di bawah 1 Tahun b. Di atas 1 Tahun

4. Apakah anda pernah menggunakan air irigasi untuk keperluan mandi ?

( ) Ya ( ) Tidak

5. Jika “Ya” adakah keluhan yang anda rasakan ?

( ) Ya ( ) Tidak

6. Jika Ya , keluhan apa saja yang anda rasakan ? (Lihat tabel)

No Keluhan yang di Sering Kadang Tidak

rasakan -kadang pernah

1. Kulit

a. Kulit menjadi merah b. Gatal-gatal

2. Saraf

a. Kesemutan b. Gemetaran pada

tangan dan kaki c. Sulit konsentrasi d. Sering gugup e. Mudah lelah 3. Ginjal

(15)

4. Saluran cerna a. Gusi bengkak b. Mual

c. Muntah 5. Mata

a.Mata Merah b.Mata terasa gatal

7. Sudah berapa lama anda mengalami keluhan penyakit tersebut ?

(Hari / minggu/ bulan/ tahun )

8. Sudah pernahkah anda berobat setelah mengelami gejala penyakit tersebut ?

() Pernah () Tidak Pernah

9. Kalau anda sudah pernah berobat, apakah gejala penyakit tersebut masih anda

rasakan selama menggunakan air irgasi tersebut ?

( ) Ya ( ) Tidak

10. Setelah sembuh apakah anda menggunakan air irigasi untuk memenuhi hajat

sehari-hari ?

( ) Ya ( ) Tidak

11. Apakah ada atau tidak ciri-ciri perubahan fisik seperti bau. Perubahan warna ,

rasa dan kekeruhan dengan air yang ada pergunakan ?

( ) Ya ( ) Tidak

12. Jika ada perubahan seperti yang di poin pertanyaan no 10 sejak kapan anda

rasakan ?

a. Setelah ada Pertambangan b. Sebelum ada Pertambangan

13. Apakah anda mengetahui dampak terhadap kesehatan apabila limbah

Pertambangan Tradisional tidak diolah dengan berwawasan lingkungan ?

(16)

Gambar 1. Kegiatan Mencuci di air Irigasi

(17)

Gambar 3. Tromol/Galundung Alat Penggiling Batu yang Mengandung Emas

(18)
(19)

MASTER TABEL

No Inisial responden Pertanyaan Total keluhan JK Pekerjaan Umur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 sahroni 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1 3 1 3 19

2 samsuddin 2 2 2 3 1 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 23

3 asler 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 4 32

4 irvan 1 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 19

5 hormat 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 1 6 61

6 syahrial 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 0 1 2 23

7 wardah 2 2 1 2 1 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 3 32

8 nirvana 2 2 1 3 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 4 2 6 46

9 riswan 2 1 1 3 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 4 1 3 51

10 parsautan 2 2 2 3 1 1 2 3 1 3 3 1 1 2 5 1 6 60

11 rozak 2 2 1 3 2 3 1 1 3 3 2 2 1 2 4 1 6 35

12 parmonangan 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 1 3 41

13 kamal 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 1 1 6 46

14 lammasar 1 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 23

15 mariana 1 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 5 2 6 35

16 ahmad fatir 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 41

17 sari dewi 3 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 5 2 6 32

18 pahrur rozi 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 2 3 2 2 5 1 2 51

19 hairani 3 2 1 1 3 2 1 3 1 3 2 3 2 1 5 2 6 61

20 sakinah 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 2 1 2 6 19

21 ahmad fauzi 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3 1 6 32

22 darman 1 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 3 1 6 23

23 nurhayani 2 1 2 3 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 23

24 leman 2 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 1 6 41

(20)

28 marzuki 1 2 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 2 3 1 6 35

29 yani 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 32

30 abdul 3 2 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 1 3 4 1 6 60

31 nurhayat 2 3 1 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 46

32 sabri 1 1 2 1 2 2 1 3 1 3 3 3 1 3 5 1 6 41

33 evi 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 46

34 irwansya 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 1 6 34

35 darwan 3 3 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 51

36 Iyan Rizal 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 4 27

37 Masidah 1 2 2 3 1 2 1 2 3 3 3 3 2 1 4 2 6 37

38 Leli Hayati 2 1 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 6 41

39 Siti Aminah 2 3 2 3 2 3 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 5 19

40 Zulkifli 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 2 1 6 22

41 Zulkarnaen 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 2 1 6 23

42 Zulhaimi 2 1 2 3 1 2 1 2 2 3 3 3 1 3 4 1 6 49

43 Zulfikar 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 3 1 2 5 1 6 43

44 Zulfahmi 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 1 2 4 1 6 50

45 Zul Asri 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 1 5 18

46 Zainob 3 2 1 1 2 2 1 2 1 3 3 3 1 1 5 2 6 24

47 Yusmaya Sari 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 37

48 Tiarma 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 44

49 Tia Minah 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 6 32

50 Tetti Erlina 1 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 2 4 2 6 46

51 Syaripuddin 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 1 1 3 51

52 Syahrial 1 1 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 1 3 44

53 Sulhan Plg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 0 1 6 35

54 Sulaiman 1 3 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3 4 1 3 41

(21)

58 Sapianur 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 1 25

59 Saparuddin 2 1 2 1 2 3 1 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 33

60 Robiah 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 3 3 2 2 4 2 3 34

61 Riski Yanda 1 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 26

62 Rina Agustina 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 31

63 Ratnawati 2 3 1 2 1 2 1 2 3 3 3 3 1 1 5 2 6 30

64 Rahma Pudun 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 1 4 1 6 43

65 Pauzi 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 1 1 3 39

66 Nurlan Nst 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 4 47

67 Nurbaidah 2 2 2 3 1 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 44

68 Nurasiyah 2 3 1 3 3 3 1 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 43

69 Nur Azizah 3 3 1 2 1 1 2 1 3 3 3 3 3 2 4 2 5 22

70 Nur Alimah 2 1 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 5 24

71 Nora Saputri 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 5 20

72 Nisar Sulmi 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 5 19

73 Mhd. Abduh 3 2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 2 4 1 3 33

74 Sangki Juanda Lb 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 42

75 Samsul Bahri 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 3 2 3 3 2 1 4 27

76 Samsuddin 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 43

77 Samsiah 1 3 1 2 2 1 1 3 1 3 3 3 3 2 4 2 6 33

78 Salmah 1 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 29

79 Salamah 2 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 2 1 3 5 2 6 61

80 Sakdiah 3 3 1 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 38

81 Sahara 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 1 2 5 19

82 Saemah 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 4 25

83 Rusmidah 1 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 35

84 Rusli 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 1 4 1 6 32

85 Paryem 2 3 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 57

86 Pardamean 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 4 1 1 44

87 Panyahatan 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 4 46

(22)

90 Paet 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 1 1 3 1 6 28

91 Aswar hamid 2 3 1 3 2 2 1 1 3 3 3 3 1 2 4 1 6 39

92 amir 1 3 1 2 1 3 1 1 3 3 3 3 1 2 5 1 3 38

93 Rajab 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 2 1 1 5 30

94 Hanipah 2 3 1 1 3 2 1 2 3 3 1 3 2 2 3 2 2 27

95 Batara doli 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 2 1 2 3 1 6 44

(23)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001

TENTANG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa air merupakan sal ah sat u sumber daya al am yang memil iki f ungsi sangat pent ing bagi kehidupan dan per ikehi dupan manusia, sert a unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan f akt or ut ama pembangunan;

b. bahwa air merupakan komponen l ingkungan hidup yang pent ing bagi

kel angsungan hidup dan kehidupan manusi a dan makhl uk hidup l ai nnya; c. bahwa unt uk mel est arikan f ungsi ai r perl u dil akukan pengel ol aan

kual it as air dan pengendal ian pencemaran air secara bij aksana dengan memperhat ikan kepent ingan generasi sekarang dan mendat ang sert a keseimbangan ekol ogis;

d. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c sert a unt uk melaksanakan ket ent uan Pasal 14 ayat

(2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengel ol aan

Lingkungan Hidup, perl u menet apkan Per at uran Pemeri nt ah t ent ang Pengel ol aan Kual it as Air dan Pengendal ian Pencemaran Air ;

Mengi ngat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana t el ah diubah dengan Perubahan Ket iga Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengair an (Lembar an

Negara Republ ik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembar an Negara Nomor 3046);

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengel ol aan Li ngkungan Hidup (Lembar an Negar a Republ i k Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembar an Negara Nomor 3699);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemeri nt ahan Daer ah

(Lembaran Negara Republ ik Indonesi a Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

MEMUTUSKAN :

Menet apkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(24)

1. Air adal ah semua ai r yang t erdapat di at as dan di bawah permukaan t anah, kecual i air l aut dan air f osil ;

2. Sumber ai r adal ah wadah air yang t erdapat di at as dan di bawah permukaan t anah, t ermasuk dal am pengert ian ini akuif er, mat a air , sungai , r awa, danau, sit u, waduk, dan muara;

3. Pengel ol aan kual it as air adal ah upaya pemel iharaan ai r sehingga t ercapai kual it as air yang diingi nkan sesuai perunt ukannya unt uk menj amin agar kual it as air t et ap dal am kondisi al amiahnya;

4. Pengendal i an pencemar an ai r adal ah upaya pencegahan dan

penanggul angan pencemaran ai r sert a pemul ihan kual it as ai r unt uk menj amin kual it as air agar sesuai dengan baku mut u air ;

5. Mut u ai r adal ah kondi si kual it as air yang diukur dan at au diuj i berdasarkan paramet er -par amet er t ert ent u dan met oda t ert ent u berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berl aku;

6. Kel as air adal ah peri ngkat kual it as air yang dinil ai masih l ayak unt uk dimanf aat kan bagi perunt ukan t ert ent u;

7. Krit eri a mut u ai r adal ah t ol ok ukur mut u air unt uk set iap kel as ai r;

8. Rencana pendayagunaan air adal ah r encana yang memuat pot ensi

pemanf aat an at au penggunaan air, pencadangan ai r berdasarkan ket ersediaannya, baik kual it as maupun kuant it as-nya, dan at au f ungsi ekol ogis;

9. Baku mut u air adal ah ukuran bat as at au kadar makhl uk hidup, zat , energi, at au komponen yang ada at au harus ada dan at au unsur pencemar yang dit enggang keberadaannya di dal am air;

10. St at us mut u air adal ah t ingkat kondisi mut u air yang menunj ukkan kondisi cemar at au kondisi baik pada suat u sumber air dal am wakt u t ert ent u dengan membandingkan dengan baku mut u air yang dit et apkan;

11. Pencemaran air adal ah masuknya at au dimasukkannya makhl uk hidup, zat , energi dan at au komponen l ain ke dal am air ol eh kegiat an manusia, sehi ngga kual it as ai r t ur un sampai ke t ingkat t ert ent u yang menyebabkan ai r t idak dapat berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya;

12. Beban pencemar an adal ah j uml ah suat u unsur pencemar yang

t erkandung dal am ai r at au air l imbah;

13. Daya t ampung beban pencemaran adal ah kemampuan air pada suat u

sumber air, unt uk mener ima masukan beban pencemaran t anpa mengakibat kan ai r t ersebut menj adi cemar;

14. Air l imbah adal ah sisa dari suat u hasil usaha dan at au kegiat an yang berwuj ud cair ;

15. Baku mut u ai r l imbah adal ah ukur an bat as at au kadar unsur pencemar dan at au j uml ah unsur pencemar yang dit enggang keber adaannya dal am air l imbah yang akan dibuang at au dil epas ke dal am sumber air dari suat u usaha dan at au kegi at an;

16. Pemerint ah adal ah Presiden besert a par a ment eri dan Ket ua/ Kepal a Lembaga Pemeri nt ah Nondepart emen;

17. Orang adal ah orang perseorangan, dan at au kel ompok orang, dan at au badan hukum;

(25)

hidup dan pengendalian dampak lingkungan.

Pasal 2

(1) Pengel ol aan kual it as ai r dan pengendal ian pencemaran ai r

disel enggarakan secara t erpadu dengan pendekat an ekosist em.

(2) Ket erpaduan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan pada

t ahap perencanaan, pel aksanaan, pengawasan, dan eval uasi.

Pasal 3

Penyel enggaraan pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemar an air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, dapat dil aksanakan ol eh pihak ket iga berdasarkan perat uran perundang-undangan.

Pasal 4

(1) Pengel ol aan kual it as ai r dil akukan unt uk menj amin kual it as ai r yang diinginkan sesuai perunt ukannya agar t et ap dal am kondisi al amiahnya.

(2) Pengendal i an pencemaran air dil akukan unt uk menj amin kual it as air agar sesuai dengan baku mut u air mel al ui upaya pencegahan dan penanggul angan pencemaran ai r sert a pemul i han kual it as air.

(3) Upaya pengel ol aan kual it as air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan pada :

a. sumber ai r yang t erdapat di dal am hut an l indung; b. mat a air yang t erdapat di l uar hut an l indung; dan c. akui f er air t anah dal am.

(4) Upaya pengendal ian pencemar an air sebagaimana dimaksud dal am

ayat (2) dil akukan di l uar ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (3).

(5) Ket ent uan mengenai pemel i har aan kual it as air sebagaimana

dimaksud dal am ayat (3) huruf c dit et apkan dengan perat uran perundang-undangan.

BAB II

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Bagian Pert ama Wewenang

Pasal 5

(1) Pemerint ah mel akukan pengel ol aan kual it as air l int as propinsi dan at au l int as bat as negar a.

(2) Pemerint ah Propinsi mengkoordinasikan pengel ol aan kual it as air l int as Kabupat en/ Kot a.

(3) Pemerint ah Kabupat en/ Kot a mel akukan pengel ol aan kual it as air di Kabupat en/ Kot a.

Pasal 6

(26)

dimaksud dal am Pasal 5 ayat (1) dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi at au Pemeri nt ah Kabupat en/ Kot a yang bersangkut an.

Bagian Kedua Pendayagunaan Air

Pasal 7

(1) Pemerint ah dan Pemer int ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a menyusun r encana pendayagunaan ai r.

(2) Dal am merencanakan pendayagunaan air sebagaimana dimaksud

dal am ayat (1) waj ib memperhat ikan f ungsi ekonomis dan f ungsi ekol ogis, nil ai-nil ai agama sert a adat ist i adat yang hidup dal am masyarakat set empat .

(3) Rencana pendayagunaan ai r sebagaimana dimaksud dal am ayat (1)

mel iput i pot ensi pemanf aat an at au penggunaan ai r, pencadangan air berdasarkan ket ersediaannya, bai k kual it as maupun kuant it as dan at au f ungsi ekol ogis.

Bagian Ket iga

Kl asif ikasi dan Krit eria Mut u Air

Pasal 8

(1) Kl asif ikasi mut u air dit et apkan menj adi 4 (empat ) kel as :

a. Kel as sat u, air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk ai r baku air minum, dan at au perunt ukan l ain yang memper-syarat kan mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut ;

b. Kel as dua, ai r yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk

prasar ana/ sar ana rekreasi ai r, pembudidayaan ikan ai r t awar, pet ernakan, ai r unt uk mengair i pert anaman, dan at au perunt ukan l ain yang mempersyarat kan mut u ai r yang sama dengan kegunaan t ersebut ;

c. Kel as t iga, ai r yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk pembudidayaan ikan air t aw ar, pet ernakan, air unt uk mengair i pert anaman, dan at au perunt ukan l ain yang mempersyarat kan mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut ;

d. Kel as empat , air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk mengairi pert anaman dan at au perunt ukan l ain yang mempersyarat kan mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut . (2) Krit eri a mut u air dari set i ap kel as ai r sebagaimana dimaksud dal am

ayat (1) t ercant um dal am Lampiran Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 9

(1) Penet apan kel as air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 pada : a. sumber air yang berada dal am dua at au l ebih wil ayah Propinsi dan

at au merupakan l int as bat as wil ayah negar a dit et apkan dengan Keput usan Presiden.

b. sumber air yang berada dal am dua at au l ebih wil ayah

(27)

c. sumber air yang ber ada dal am wil ayah Kabupat en/ Kot a dit et apkan dengan Perat uran Daerah Kabupat en/ Kot a .

(2) Penet apan kel as ai r sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diaj ukan berdasarkan pada hasil pengkaj i an yang dil akukan ol eh Pemerint ah, Pemerint ah Propinsi , dan at au Pemerint ah Kabupat en/ Kot a berdasarkan wewenangnya sesuai dengan perat uran per undang-undangan yang berl aku.

(3) Pemerint ah dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi yang

bersangkut an unt uk mel akukan pengkaj i an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) huruf a.

(4) Pedoman pengkaj ian unt uk menet apkan kel as air sebagaimana

dimaksud dal am ayat (2) dit et apkan ol eh Ment eri.

Bagian Keempat

Baku Mut u Air , Pemant auan Kual it as Ai r, Dan St at us Mut u Ai r

Pasal 10

Baku mut u air dit et apkan berdasarkan hasil pengkaj ian kel as air dan kr it eri a mut u air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 dan Pasal 9.

Pasal 11

(1) Pemerint ah dapat menet apkan baku mut u air yang l ebi h ket at dan at au penambahan par amet er pada ai r yang l int as Propinsi dan at au l int as bat as negara, sert a sumber air yang pengel ol aannya di bawah kewenangan Pemerint ah.

(2) Baku mut u ai r sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan

dengan Keput usan Ment er i dengan memperhat ikan saran masukan dari inst ansi t erkait .

Pasal 12 (1) Pemerint ah Propinsi dapat menet apkan :

a. baku mut u ai r l ebih ket at dari krit eria mut u air unt uk kel as yang dit et apkan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 9 ayat (1); dan at au

b. t ambahan paramet er dari yang ada dal am krit eria mut u ai r sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 ayat (2).

(2) Baku mut u air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan

dengan Perat uran Daerah Propinsi.

(3) Pedoman penet apan baku mut u air dan penambahan par amet er baku mut u air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.

Pasal 13 (1) Pemant auan kual it as air pada :

a. sumber air yang ber ada dal am wil ayah Kabupat en/ Kot a

dil aksanakan ol eh Pemerint ah Kabupat en/ Kot a;

(28)

Kabupat en/ Kot a dal am sat u propi nsi dikoordinasikan ol eh Pemerint ah Propinsi dan dil aksanakan ol eh masing-masing Pemerint ah Kabupat en/ Kot a;

a. sumber ai r yang berada dal am dua at au l ebi h daerah propinsi dan at au sumber ai r yang merupakan l int as bat as negar a kewenangan pemant auannya berada pada Pemeri nt ah.

(2) Pemerint ah dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi yang

bersangkut an unt uk mel akukan pemant auan kual it as air pada sumber air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) hur uf c.

(3) Pemant auan kual it as ai r sebagaimana di maksud dal am ayat (1)

dil akukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bul an sekal i .

(4) Hasil pemant auan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) huruf a dan huruf b, di sampaikan kepada Ment eri.

(5) Mekanisme dan prosedur pemant auan kual i t as air dit et apkan l ebi h l anj ut dengan Keput usan Ment eri.

Pasal 14

(1) St at us mut u ai r dit et apkan unt uk menyat akan :

a. kondisi cemar , apabil a mut u air t idak memenuhi baku mut u ai r; b. kondisi bai k, apabil a mut u ai r memenuhi baku mut u air .

(2) Ket ent uan mengenai t ingkat an cemar dan t i ngkat an baik st at us mut u air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan pedoman penent uan st at us mut u ai r dit et apkan l ebih l anj ut dengan Keput usan Ment eri .

Pasal 15

(1) Dal am hal st at us mut u air menunj ukkan kondisi cemar , maka

Pemerint ah dan Pemer int ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kewenangan masi ng-masing mel akukan upaya penanggul angan pencemaran dan pemul i han kual it as air dengan menet apkan mut u air sasaran.

(2) Dal am hal st at us mut u air menunj ukkan kondisi baik, maka

Pemerint ah dan Pemer int ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kewenangan masing-masing mempert ahan-kan dan at au meningkat kan kual it as ai r.

Pasal 16

(1) Gubernur menunj uk l aborat ori um l ingkungan yang t el ah diakredit asi unt uk mel akukan anal i sis mut u ai r dan mut u air l imbah dal am rangka pengendal ian pencemaran air.

(2) Dal am hal Gubernur bel um menunj uk l aborat orium sebagai -mana dimaksud dal am ayat (1), maka anal isis mut u air dan mut u ai r l imbah dil akukan ol eh l aborat ori um yang dit unj uk Ment eri .

Pasal 17

(1) Dal am hal t erj adi perbedaan hasil anal isis mut u air at au mut u ai r l imbah dari dua at au l ebih l aborat ori um maka dil akukan veri f ikasi il miah t erhadap anal i sis yang dil akukan.

(29)

Ment eri dengan menggunakan l aborat orium r uj ukan nasional .

BAB III

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Bagian Pert ama Wewenang

Pasal 18

(1) Pemerint ah mel akukan pengendal ian pencemaran air pada sumber

air yang l i nt as Propi nsi dan at au l i nt as bat as negar a.

(2) Pemerint ah Propinsi mel akukan pengendal i an pencemaan air pada

sumber ai r yang l int as Kabupat en/ Kot a.

(3) Pemerint ah Kabupat en/ Kot a mel akukan pengendal ian pence-maran air pada sumber ai r yang berada pada Kabupat en/ Kot a.

Pasal 19

Pemerint ah dal am mel akukan pengendal i an pencemaran air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 18 ayat (1) dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi at au Pemeri nt ah Kabupat en/ Kot a yang bersangkut an.

Pasal 20

Pemerint ah dan Pemer int ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kewenangan masing-masing dal am rangka pengendal ian pencemaran air pada sumber ai r berwenang :

a. menet apkan daya t ampung beban pencemaran;

b. mel akukan i nvent ar isasi dan ident if ikasi sumber pencemar ; c. menet apkan persyar at an air l imbah unt uk apl ikasi pada t anah;

d. menet apkan persyar at an pembuangan air l imbah ke air at au sumber air ; e. memant au kual it as air pada sumber air ; dan

f . memant au f akt or l ain yang menyebabkan per ubahan mut u air .

Pasal 21

(1) Baku mut u ai r l imbah nasional dit et apkan dengan Keput usan Ment eri dengan memperhat ikan sar an masukan dari i nst ansi t erkait .

(2) Baku mut u air l imbah daerah dit et apkan dengan Perat uran Daerah Propinsi dengan ket ent uan sama at au l ebih ket at dari baku mut u ai r l imbah nasional sebagaimana dimaksud dal am ayat (1).

(3) Hasil invent arisasi dan ident if i kasi sumber pencemar sebagai -mana dimaksud dal am Pasal 20 huruf b, yang dil akukan ol eh Pemer int ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a disampaikan kepada Ment er i secara berkal a sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun sekal i .

(4) Pedoman invent ari sasi dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.

(30)

Berdasarkan hasil invent arisasi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 21 ayat (3), Ment eri menet apkan kebij akan nasional pengendal ian pencemaran air.

Pasal 23

(1) Dal am rangka upaya pengendal ian pencemaran air dit et apkan daya

t ampung beban pencemar an air pada sumber air.

(2) Penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud

dal am ayat (1) dil akukan secara ber kal a sekurang-kurangnya 5 (l ima) t ahun sekal i.

(3) Daya t ampung beban pencemar an sebagaimana dimaksud dal am ayat

(1) dipergunakan unt uk : a. pemberian izi n l okasi ;

b. pengel ol aan air dan sumber air; c. penet apan rencana t at a ruang;

d. pemberian izi n pembuangan ai r l imbah;

e. penet apan mut u air sasaran dan program kerj a pengendal ian pencemaran air .

(4) Pedoman penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagai-mana

dimaksud dal am ayat (2) dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.

Bagian Kedua

Ret ribusi Pembuangan Ai r Limbah

Pasal 24

(1) Set iap orang yang membuang air l imbah ke prasarana dan at au

sarana pengel ol aan air l imbah yang disediakan ol eh Pemer int ah Kabupat en/ Kot a dikenakan ret ribusi.

(2) Ret ribusi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat ur an Daerah Kabupat en/ Kot a.

Bagian Ket iga Penanggul angan Darurat

Pasal 25

Set iap usaha dan at au kegiat an waj ib membuat rencana penang-gul angan pencemaran ai r pada keadaan dar urat dan at au keadaan yang t idak t erduga l ainnya.

Pasal 26

Dal am hal t erj adi keadaan darurat sebagai mana dimaksud dal am Pasal 25, maka penanggung j awab usaha dan at au kegiat an waj ib mel akukan penanggul angan dan pemul ihan.

BAB IV PELAPORAN

Pasal 27

(31)

air, waj ib mel aporkan kepada Pej abat yang berwenang.

(2) Pej abat yang berw enang yang menerima l aporan sebagaimana

dimaksud dal am ayat (1) w aj ib mencat at : a. t anggal pel aporan;

b. wakt u dan t empat ; c. perist iw a yang t erj adi ; d. sumber penyebab; e. perkir aan dampak.

(3) Pej abat yang berw enang yang menerima l aporan sebagaimana

dimaksud dal am ayat (1) dal am j angka wakt u sel ambat -l ambat nya 3 (t iga) hari t er hit ung sej ak t anggal dit er imanya l aporan, waj ib meneruskannya kepada Bupat i/ Wal ikot a/ Ment eri.

(4) Bupat i/ Wal ikot a/ Ment eri sebagaimana dimaksud dal am ayat (3)

waj ib segera mel akukan veri f ikasi unt uk menget ahui t ent ang kebenaran t erj adi nya pel anggaran t erhadap pengel ol aan kual it as air dan at au t erj adi nya pencemar an air

(5) Apabil a hasil veri f ikasi sebagaimana dimaksud dal am ayat (4)

menunj ukkan t el ah t er j adinya pel anggaran, maka Bupat i / Wal ikot a/ Ment eri waj ib memerint ahkan penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an unt uk menanggul angi pel anggar an dan at au pencemaran air sert a dampaknya.

Pasal 28

Dal am hal penanggung j awab usaha dan at au kegiat an t idak mel akukan t indakan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 26 dan Pasal 27 ayat (5) Bupat i/ Wal ikot a/ Ment eri dapat mel aksanakan at au menugaskan pihak ket iga unt uk mel aksanakannya at as beban biaya penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an yang bersangkut an.

Pasal 29

Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an at au pihak ket iga yang dit unj uk unt uk mel akukan penanggul angan pencemaran air dan pemul ihan kual it as ai r, waj ib menyampaikan l apor annya kepada Bupat i / Wal ikot a/ Ment eri.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pert ama Hak

Pasal 30

(1) Set iap orang mempunyai hak yang sama at as kual it as air yang baik.

(2) Set iap orang mempunyai hak yang sama unt uk mendapat kan

inf ormasi mengenai st at us mut u air dan pengel ol aan kual it as ai r sert a pengendal ian pencemaran air.

(3) Set iap orang mempunyai hak unt uk berperan sert a dal am r angka

(32)

perat ur an perundang-undangan yang berl aku.

Bagian Kedua Kewaj iban

Pasal 31 Set iap orang waj ib :

a. mel est arikan kual it as air pada sumber air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (3)

b. mengendal ikan pencemaran ai r pada sumber air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (4).

Pasal 32

Set iap orang yang mel akukan usaha dan at au kegi at an berkewaj iban memberikan inf ormasi yang benar dan akurat mengenai pel aksanaan kewaj iban pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemaran ai r.

Pasal 33

Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a waj ib memberikan inf ormasi kepada masyarakat mengenai pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemaran ai r.

Pasal 34

(1) Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegi at an waj ib

menyampaikan l aporan t ent ang penaat an persyarat an izin apl ikasi ai r l imbah pada t anah.

(2) Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegit an waj ib

menyampaikan l aporan t ent ang penaat an persyarat an izin pembuangan air l imbah ke ai r at au sumber ai r.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) waj i b disampaikan sekur ang-kur angnya sekal i dal am 3 (t iga) bul an kepada Bupat i/ Wal ikot a dengan t embusan disampai kan kepada Ment eri .

(4) Ket ent uan mengenai pedoman pel aporan sebagaimana dimaksud

dal am ayat (3) dit et apkan l ebih l anj ut dengan Keput usan Ment eri .

BAB VI

PERSYARATAN PEMANFAATAN DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

Bagian Pert ama Pemanf aat an Ai r Limbah

Pasal 35

(1) Set iap usaha dan at au kegiat an yang akan memanf aat kan air l imbah ke t anah unt uk apl ikasi pada t anah waj ib mendapat izin t ert ul is dar i Bupat i/ Wal ikot a.

(33)

(3) Ket ent uan mengenai syarat , t at a cara perizinan dit et apkan ol eh Bupat i/ Wal ikot a dengan memperhat ian pedoman yang dit et ap-kan ol eh Ment eri.

Pasal 36

(1) Pemrakarsa mel akukan kaj ian mengenai pemanf aat an ai r l imbah ke t anah unt uk apl ikasi pada t anah.

(2) Hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (1)

mel iput i sekurang-kurangnya :

a. pengar uh t er hadap pembudidayaan ikan, hewan, dan t anaman; b. pengar uh t er hadap kual it as t anah dan ai r t anah; dan

c. pengar uh t er hadap kesehat an masyar akat .

(3) Berdasarkan hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (2),

pemrakarsa mengaj ukan permohonan izin kepada Bupat i/ Wal ikot a. (4) Bupat i/ Wal ikot a mel akukan eval uasi t erhadap hasil kaj ian yang

diaj ukan ol eh pemrakar sa sebagaimana dimaksud dal am ayat (3). (5) Apabil a berdasar kan hasil eval uasi sebagaimana dimaksud dal am ayat

(4) menunj ukkan bahw a pemanf aat an air l imbah ke t anah unt uk apl ikasi pada t anah l ayak l ingkungan, maka Bupat i/ Wal ikot a menerbit kan izin pemanf aat an ai r l imbah.

(6) Penerbit an izin pemanf aat an air l imbah sebagaimana dimaksud

dal am ayat (5) dit erbit kan dal am j angka wakt u sel ambat -l ambat nya 90 (sembil an pul uh) har i kerj a t er hit ung sej ak t anggal dit erimanya permohonan izi n.

(7) Pedoman pengkaj ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (1)

dit et apkan l ebih l anj ut dengan Keput usan Ment eri.

Bagian Kedua Pembuangan Air Limbah

Pasal 37

Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang membuang ai r l imbah ke air at au sumber ai r waj ib mencegah dan menang-gul angi t erj adi nya pencemaran ai r.

Pasal 38

(1) Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang membuang

air l imbah ke ai r at au sumber ai r waj ib ment aat i persyarat an yang dit et apkan dal am izin.

(2) Dal am persyarat an izi n pembuangan ai r l imbah sebagaimana

dimaksud dal am ayat (1) w aj ib dicant umkan : a. kewaj iban unt uk mengol ah l imbah;

b. persyarat an mut u dan kuant it as ai r l imbah yang bol eh dibuang ke media l ingkungan;

c. persyarat an car a pembuangan ai r l imbah;

d. persyarat an unt uk mengadakan sarana dan prosedur

penanggul angan keadaan darur at ;

(34)

l imbah ;

f . persyarat an l ai n yang dit ent ukan ol eh hasil pemeriksaan anal isi s mengenai dampak l ingkungan yang erat kait annya dengan pengendal ian pencemaran air bagi usaha dan at au kegiat an yang waj ib mel aksanakan anal isis mengenai dampak l ingkungan;

g. l arangan pembuangan secara sekal igus dal am sat u saat at au pel epasan dadakan;

h. l arangan unt uk mel akukan pengencer an air l imbah dal am upaya penaat an bat as kadar yang dipersyarat kan;

i. kewaj iban mel akukan swapant au dan kewaj iban unt uk

mel aporkan hasil swapant au.

(3) Dal am penet apan per syarat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) bagi air l imbah yang mengandung radioakt if , Bupat i/ Wal ikot a w aj i b mendapat rekomendasi t ert ul i s dari l embaga pemerint ah yang bert anggung j awab di bidang t enaga at om.

Pasal 39

(1) Bupat i/ Wal ikot a dal am menent ukan baku mut u air l imbah yang diizinkan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 38 ayat (2) didasarkan pada daya t ampung beban pencemaran pada sumber ai r.

(2) Dal am hal daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud

dal am ayat (1) bel um dapat dit ent ukan, maka bat as mut u ai r l imbah yang diizinkan dit et apkan berdasar kan baku mut u air l imbah nasional sebagaimana dimaksud dal am Pasal 21 ayat (1).

Pasal 40

(1) Set iap usaha dan at au kegiat an yang akan membuang air limbah ke air at au sumber air waj ib mendapat izin t ert ulis dari Bupat i/ Walikot a.

(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) didasarkan

pada hasil kaj ian Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan at au kaj ian Upaya Pengel ol aan Lingkungan dan Upaya Pemant auan Lingkungan.

Pasal 41

(1) Pemrakarsa mel akukan kaj ian mengenai pembuangan air l imbah ke

air at au sumber air .

(2) Hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) mel iput i sekurang-kurangnya:

a. pengar uh t er hadap pembudidayaan ikan, hewan, dan t anaman; b. pengar uh t er hadap kual it as t anah dan ai r t anah; dan

c. pengar uh t er hadap kesehat an masyar akat .

(3) Berdasarkan hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (2),

pemrakarsa mengaj ukan permohonan izin kepada Bupat i/ Wal ikot a. (4) Bupat i/ Wal ikot a mel akukan eval uasi t erhadap hasil kaj ian yang

diaj ukan ol eh pemrakar sa sebagaimana dimaksud dal am ayat (3). (5) Apabil a berdasar kan hasil eval uasi sebagaimana dimaksud dal am ayat

(35)

(6) Penerbit an izi n pembuangan air l imbah sebagaimana dimaksud dal am ayat (5) dit erbit kan dal am j angka wakt u sel ambat -l ambat nya 90 (sembil an pul uh) har i kerj a t erhit ung sej ak t anggal dit er imanya permohonan izi n.

(7) Ket ent uan mengenai syarat dan t at a car a per izinan pembuangan air l imbah dit et apkan ol eh Bupat i / Wal ikot a dengan memper-hat ikan pedoman yang dit et apkan Ment eri.

(8) Pedoman kaj ian pembuangan air l imbah sebagaimana dimaksud

dal am ayat (1) dit et apkan l ebih l anj ut dengan Keput usan Ment eri .

Pasal 42

Set iap orang dil arang membuang l imbah padat dan at au gas ke dal am air dan at au sumber ai r.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Pert ama Pembinaan

Pasal 43

(1) Pemerint ah, pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a

mel akukan pembinaan unt uk meningkat kan ket aat an penanggung j awab usaha dan at au kegi at an dal am pengel ol aan kual it as ai r dan pengendal ian pencemaran air.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) mel iput i :

a. pemberian penyul uhan mengenai perat uran perundang-undangan yang berkait an dengan pengel ol aan l i ngkungan hidup;

b. penerapan kebi j akan i nsent i f dan at au di sinsent if .

(3) Pemerint ah, pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a

mel akukan upaya pengel ol aan dan at au pembinaan pengel ol aan ai r l imbah rumah t angga.

(4) Upaya pengel ol aan air l imbah rumah t angga sebagaimana dimaksud dal am ayat (3) dapat dil akukan ol eh pemer int ah Propinsi, pemerint ah Kabupat en/ Kot a dengan membangun sarana dan prasar ana pengel ol aan l imbah r umah t angga t erpadu.

(5) Pembangunan sarana dan prasasara sebagaimana dimaksud dal am

ayat (4) dapat dil akukan mel al ui kerj a sama dengan pihak ket iga sesuai dengan per at uran per undang-undangan yang berl aku.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasal 44

(1) Bupat i/ Wal ikot a waj ib mel akukan pengawasan t erhadap penaat an persyarat an yang t ercant um dal am izin sebagaimana dimaksud dal am Pasal 38 ayat (2).

(36)

dil akukan ol eh pej abat pengaw as l ingkungan daerah.

Pasal 45

Dal am hal t ert ent u pej abat pengawas l ingkungan mel akukan pengaw asan t erhadap penaat an persyarat an yang t ercant um dal am izin mel akukan usaha dan at au kegiat an.

Pasal 46

(1) Dal am mel aksanakan t ugasnya, pej abat pengawas l ingkungan

sebagaimana dimaksud dal am Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 berwenang :

a. mel akukan pemant auan yang mel iput i pengamat an, pemot ret an, perekaman audio visual , dan pengukuran;

b. memint a ket erangan kepada masyar akat yang berkepent i ng-an, karyawan yang bersangkut an, konsul t an, kont rakt or , dan perangkat pemerint ahan set empat ;

c. membuat sal inan dari dokumen dan at au membuat cat at an yang diperl ukan, ant ar an l ain dokumen perizi nan, dokumen AMDAL, UKL, UPL, dat a hasil sw apant au, dokumen surat keput usan organisasi perusahaan;

d. memasuki t empat t ert ent u;

e. mengambil cont oh dari air l imbah yang dihasi l kan, air l imbah yang dibuang, bahan baku, dan bahan penol ong;

f . memeriksa per al at an yang digunakan dal am proses produksi , ut il it as, dan inst al asi pengol ahan l imbah;

g. memeriksa i nst al asi , dan at au al at t r ansport asi;

h. sert a memint a ket erangan dari pihak yang bert anggungj awab at as usaha dan at au kegiat an;

(2) Kewenangan membuat cat at an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) huruf c mel iput i pembuat an denah, sket sa, gambar, pet a, dan at au deskripsi yang diperl ukan dal am pel aksanaan t ugas pengawasan.

Pasal 47

Pej abat pengawas dal am mel aksanakan t ugasnya waj ib memperl ihat -kan surat t ugas dan at au t anda pengenal .

BAB VIII SANKSI

Bagian Pert ama Sanksi Administ rasi

Pasal 48

(37)

Pasal 49

Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegi at an yang mel anggar ket ent uan Pasal 25, Bupat i/ Wal ikot a/ Ment eri berwenang menerap-kan paksaan pemerint ahan at au uang paksa.

Bagian Kedua Gant i Kerugian

Pasal 50

(1) Set iap perbuat an mel anggar hukum ber upa pencemaran dan at au perusakan l i ngkungan hidup yang menimbul kan kerugian pada or ang l ain at au l i ngkungan hidup, mew aj ibkan penanggung j awab usaha dan at au kegiat an unt uk membayar gant i kerugian dan at au mel akukan t indakan t ert ent u.

(2) Sel ain pembebanan unt uk mel akukan t indakan t ert ent u sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), hakim dapat menet apkan pembayaran uang paksa at as set i ap hari ket erl ambat an penyel esaian t indakan t ert ent u t ersebut .

Bagian Ket iga Sanksi Pidana

Pasal 51

Barang siapa yang mel anggar ket ent uan Pasal 26, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 41, dan Pasal 42, yang mengakibat kan t erj adinya pencemaran air , diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengel ol aan Lingkungan Hidup.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 52

Baku mut u air l imbah unt uk j enis usaha dan at au kegiat an t ert ent u yang t el ah dit et apkan ol eh daerah, t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan dengan Perat uran Pemerint ah ini .

Pasal 53

(1) Bagi usaha dan at au kegiat an yang menggunakan ai r l imbah unt uk apl ikasi pada t anah, maka dal am j angka w akt u sat u t ahun set el ah diundangkannya Per at uran Pemerint ah i ni waj ib memil iki izin pemanf aat an ai r l imbah pada t anah dari Bupat i/ Wal ikot a.

(38)

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 54

Penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud dal am Pasal 38 ayat (3) waj ib dit et apkan sel ambat -l ambat nya 3 (t iga) t ahun sej ak diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 55

Dal am hal baku mut u air pada sumber air sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 dan Pasal 12 ayat (1) bel um at au t i dak dit et apkan, berl aku krit er ia mut u air unt uk Kel as II sebagaimana t ercant um dal am Lampiran Perat ur an Pemerint ah ini sebagai baku mut u air .

Pasal 56

(1) Dal am j angka wakt u sel ambat -l ambat nya 3 (t iga) t ahun sej ak diundangkannya Per at uran Pemer int ah ini, baku mut u ai r yang t el ah dit et apkan sebel umnya w aj ib disesuaikan dengan ket ent uan dal am Perat ur an Pemer int ah ini .

(2) Dal am hal baku mut u ai r sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) l ebi h ket at dari baku mut u air dal am Perat ur an Pemerint ah ini, maka baku mut u air sebel umnya t et ap berl aku.

Pasal 57

(1) Dal am hal j eni s usaha dan at au kegiat an bel um dit ent ukan baku mut u air l imbahnya, maka baku mut u ai r l imbah yang berl aku di daerah t ersebut dapat dit et apkan set el ah mendapat rekomendasi dari Ment eri.

(2) Ket ent uan mengenai baku mut u air l imbah sebagaimana dimaksud

dal am ayat (1) dit et apkan dengan Per at ur an Daerah Propinsi .

Pasal 58

Pada saat berl akunya Perat uran Pemerint ah i ni semua perat uran perundang-undangan yang berkait an dengan pengel ol aan kual it as air dan pengendal i an pencemaran ai r yang t el ah ada, t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan dengan dan bel um digant i berdasarkan Per at uran Pemerint ah ini.

Pasal 59

Dengan berl akunya Perat uran Pemer int ah i ni, maka Perat ur an Pemeri nt ah Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendal i an Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409) dinyat akan t idak berl aku.

Pasal 60

(39)

Agar set iap orang menget ahui nya, memeri nt ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 14 Desember 2001 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 14 Desember 2001

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

BAMBANG KESOWO

(40)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001

TENTANG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

UMUM

Air mer upakan sumber daya al am yang memenuhi haj at hidup orang banyak sehingga perl u dil indungi agar dapat t et ap bermanf aat bagi hidup dan kehidupan manusia sert a makhl uk hidup l ainnya.

Unt uk menj aga at au mencapai kual it as air sehingga dapat dimanf aat kan secara berkel anj ut an sesuai dengan t ingkat mut u air yang diingi nkan, maka perl u upaya pel est ar ian dan at au pengendal ian. Pel est ar ian kual it as ai r merupakan upaya unt uk memel ihar a f ungsi air agar kual it asnya t et ap pada kondisi al amiahnya.

Pel est arian kual it as air dil akukan pada sumber ai r yang t erdapat di hut an l indung. Sedangkan pengel ol aan kual it as ai r pada sumber air di l uar hut an l indung dil akukan dengan upaya pengendal ian pencemaran air , yait u upaya memel ihara f ungsi ai r sehingga kual it as ai r memenuhi baku mut u air.

Air sebagai komponen l ingkungan hidup akan mempengar uhi dan dipengar uhi ol eh komponen l ainnya. Ai r yang kual it asnya bur uk akan mengakibat kan kondisi l ingkungan hidup menj adi buruk sehi ngga akan mempengaruhi kondisi kesehat an dan kesel amat an manusia sert a kehidupan makhl uk hidup l ai nnya. Penur unan kual it as air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produkt i vit as, daya dukung dan daya t ampung dar i sumber daya air yang pada akhir nya akan menurunkan kekayaan sumber daya al am (nat ural resources depl et ion).

(41)

Dampak negat i f pencemaran ai r mempunyai nil ai (biaya) ekonomik, di samping nil ai ekol ogik, dan sosial budaya. Upaya pemul ihan kondisi air yang cemar, bagaimanapun akan memerl ukan bi aya yang mungkin l ebi h besar bil a dibandingkan dengan nil ai kemanf aat an f inansi al dari kegiat an yang menyebabkan pencemar annya. Demikian pul a bil a kondisi ai r yang cemar dibiarkan (t anpa upaya pemul ihan) j uga mengandung ongkos, mengingat air yang cemar akan menimbul kan biaya unt uk menanggul angi akibat dan at au dampak negat i f yang dit imbul kan ol eh ai r yang cemar.

Berdasarkan def inisinya, Pencemaran air yang diindikasikan dengan t urunnya kualit as air sampai ke t ingkat t ert ent u yang menyebabkan air t idak dapat berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya. Yang dimaksud dengan t ingkat t ert ent u t ersebut di at as adalah baku mut u ai r yang dit et apkan dan berf ungsi sebagai t olok ukur unt uk menent ukan t elah t erj adinya pencemaran air, j uga merupakan arahan t ent ang t ingkat kualit as air yang akan dicapai at au dipert ahankan oleh set iap program kerj a pengendalian pencemaran air.

Penet apan baku mut u air sel ain didasarkan pada perunt ukan (designat ed benef ici al wat er uses), j uga didasarkan pada kondisi nyat a kual it as air yang mungkin ber ada ant ara sat u daer ah dengan daerah l ainnya. Ol eh kar ena it u, penet apan baku mut u air dengan pendekat an gol ongan perunt ukkan perl u disesuaikan dengan menerapkan pendekat an kl asi f ikasi kual it as air (kel as air). Penet apan baku mut u air yang didasarkan pada per unt ukan semat a akan menghadapai kesul it an sert a t idak r eal ist is dan sul it dicapai pada ai r yang kondisi nyat a kual it asnya t idak l ayak unt uk semua gol ongan perunt ukan.

Dengan dit et apkannya baku mut u ai r pada sumber air dan memperhat i kan kondisi ai rnya, akan dapat dihit ung berapa beban zat pencemar yang dapat dit enggang adanya ol eh air penerima sehingga air dapat t et ap berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya. Beban pencemaran ini mer upakan daya t ampung beban pencemar an bagi ai r penerima yang t el ah dit et apkan perunt ukannya.

Perat ur an Pemer int ah Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendal ian Pencemaran Air dianggap t idak memadai l agi, karena secara subst ansial t idak sesuai dengan pr insip ot onomi daer ah sebagaimana dikandung dal am Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j el as

Pasal 2

Ayat (1)

(42)

maka pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemaran ai r t idak hanya dapat

dil akukan sendir i-sendir i (part i al ) ol eh sat u pemerint ah daerah. Dengan demikian har us dil akukan secara t erpadu ant ar wil ayah administ r asi dan didasarkan pada karakt er ekosist emnya sehingga dapat t ercapai pengel ol aan yang ef i sien dan ef ekt if .

Ket erpaduan pengel ol aan kual it as ai r dan pengendal ian pencemaran air ini dil akukan mel al ui upaya koordinasi ant ar pemerint ah daerah yang ber ada dal am sat u kesat uan ekosi st em air dan at au sat u kesat uan pengel ol aan sumber daya air ant ara l ain daerah al iran sungai (DAS) dan daerah pengal iran sungai (DPS). Ker j a sama ant ar daerah dapat dil akukan mel al ui badan ker j a sama ant ar daerah. Dal am koordinasi dan ker j a sama t ersebut t ermasuk dengan inst ansi t erkait , bai k menyangkut rencana pemanf aat an air , pemant auan kual it as air , penet apan baku mut u air, penet apan daya t ampung, penet apan mekanisme perizinan pembuangan air l imbah, pembinaan dan pengaw asan penaat an.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 3

Cukup j el as

Pasal 4

Ayat (1)

Pengel ol aan kual it as air dimaksudkan unt uk memel ihara kual it as air unt uk t uj uan mel est arikan f ungsi ai r, dengan mel est arikan (conservat ion) at au mengendal ikan (cont rol ). Pel est arian kual it as ai r dimaksudkan unt uk memel ihara kondisi kual it as air sebagaimana kondi si al amiahnya.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Kondisi al amiah ai r pada sumber ai r dal am hut an l indung, mat a air dan akuif er air t anah dal am secara umum kual it asnya sangat baik. Air pada sumber _sumber air t ersebut j uga akan sul it dipul ihkan kual it asnya apabil a t ercemar, dan perl u w akt u bert ahun-t ahun unt uk pemul ihannya. Ol eh karena it u harus dipel ihara kual it asnya sebagaimana kondisi al amiahnya. Mat a ai r kual it as ai rnya perl u dil est arikan sebagaimana kondisi al amiahnya, baik mat a ai r di dal am maupun di l uar hut an l i ndung. Air di bawah permukaan t anah ber ada di wadah at au t empat yang disebut akuif er.

Air t anah dal am adal ah ai r pada akuif er yang berada di ant ar a dua l apisan bat uan geol ogis t ert ent u, yang mener ima resapan air dar i bagian hul unya.

(43)

int rusi ai r l aut , dan memel ihar a kesubur an t anah.

Ayat (4)

Upaya pengendal ian pencemaran ai r ant ara l ai n dil akukan dengan membat asi beban pencemaran yang dit enggang masuknya ke dal am air sebat as t idak akan menyebabkan ai r menj adi cemar (sebat as masih memenuhi baku mut u air ).

Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 5

Cukup j el as

Pasal 6

Cukup j el as

Pasal 7

Ayat (1)

Rencana pendayagunaan air mel iput i penggunaan unt uk pemanf aat an sekarang dan masa yang akan dat ang. Rencana pendayagunaan air diperl ukan dal am r angka menet apkan baku mut u air dan mut u ai r sasaran, sehingga dapat diket ahui ar ah program pengel ol aan kual it as air .

Ayat (2)

Air pada l ingkungan masyar akat set empat dapat mempunyai f ungsi dan nil ai yang t inggi dar i aspek sosi al budaya. Misal nya ai r unt uk keperl uan rit ual dan kul t ural .

Ayat (3)

Pendayagunaan ai r adal ah pemanf aat an ai r yang digunakan sekar ang i ni (exist ing uses) dan pot ensi ai r sebagai cadangan unt uk pemanf aat an di masa mendat ang (f ut ure uses).

Pasal 8

Ayat (1)

Pembagian kel as i ni didasarkan pada peringkat (gradasi) t ingkat an baiknya mut u ai r, dan kemungki nan kegunaannya. Tingkat an mut u air Kel as Sat u merupakan t ingkat an yang t erbaik. Secara rel at i f , t ingkat an mut u air Kel as Sat u l ebih baik dari Kel as Dua, dan sel anj ut nya.

Tingkat an mut u air dari set iap kel as disusun berdasar kan kemungkinan kegunaannya bagi suat u per unt ukan air (designat ed benef ici al wat er uses).

Air baku ai r minum adal ah ai r yang dapat diol ah menj adi ai r yang l ayak sebagai air minum dengan pengol ahan secara sederhana dengan cara di f il t rasi, disinf eksi , dan dididihkan.

(44)

yang dinil ai masih l ayak unt uk dimanf aat kan bagi perunt ukkan t ert ent u.

Perunt ukan l ai n yang dimaksud misal nya kegunaan ai r unt uk proses i ndust r i, kegi at an penambangan dan pembangkit t enaga l ist rik, asal kan kegunaan t ersebut dapat menggunakan ai r dengan mut u air sebagaimana kr it eri a mut u ai r dari kel as ai r dimaksud.

Ayat (2)

Cukup Jel as

Pasal 9

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Pengkaj ian yang dimaksud adal ah kegiat an unt uk menget ahui inf ormasi mengenai keadaan mut u air saat ini (exist ing qual it y), rencana pendayagunaan ai r sesuai dengan krit eria kel as yang diinginkan, dan t ingkat mut u air yang akan dicapai (obj ect i ve qual it y).

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Pedoman pengkaj i an yang dimaksud mel iput i pedoman unt uk menent ukan keadaan mut u air, penyusunan rencana penggunaan ai r , dan penent uan t ingkat mut u ai r yang i ngin dicapai. Pedoman pengkaj ian mencakup ant ara l aiket at al aksanaan pada sumber ai r yang bersi f at l int as daerah (Kabupat en/ Kot a dan Propinsi).

Pasal 10

Cukup j el as

Pasal 11

Cukup j el as

Pasal 12

Ayat (1)

Penget at an dan at au penambahan par amet er t ersebut didasarkan pada kondisi spesif ik, ant ar a l ain at as pert imbangan karena di daer ah t ersebut t erdapat biot a dan at au spesies sensit i f yang perl u dil indungi .

Yang dimaksud dengan yang l ebih ket at adal ah yang t ingkat kual it as airnya l ebih bai k.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 13

(45)

Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Ayat (5)

Mekanisme dan prosedur pemant auan kual it as ai r mel iput i , ant ara l ai n, rencana pemant auan, pengharmonisasian operasi pemant auan kual it as air, pel aporan dan pengel ol aan dat a hasil pemant auan.

Pasal 14

Ayat (1)

St at us mut u ai r mer upakan inf ormasi mengenai t ingkat an mut u air pada sumber ai r dal am wakt u t ert ent u.

Dal am rangka pengel ol aan kual it as ai r dan at au pengendal ian pencemaran ai r, perl u diket ahui st at us mut u air (t he st at e of t he wat er qual it y). Unt uk it u maka dil akukan pemant auan kual it as ai r guna menget ahui mut u air , dengan membandingkan mut u air .

Tidak memenuhi baku mut u air adal ah apabil a dari hasil pemant auan kual it as air t i ngkat kual it as ai rnya l ebih buruk dari baku mut u air.

Memenuhi baku mut u air adal ah apabil a dari hasil pemant auan kual it as air t ingkat kual it as airnya sama at au l ebih baik dari baku mut u air.

Dal am hal met oda baku penil ai an st at us mut u ai r bel um dit et apkan dal am perat uran per undang-undangan, dapat digunakan kaidah il miah.

Cont oh paramet er yang bel um t ercant um dal am krit eri a mut u air sebagaimana t ercant um dal am Lampiran Perat ur an Pemerint ah ini ant ara l ain, paramet er-par amet er bio-indikat or dan t oksisit as.

Ayat (2)

Kondisi cemar dapat dibagi menj adi beberapa t i ngkat an, sepert i t ingkat an cemar ber at , cemar sedang, dan cemar ri ngan. Demikian pul a kondi si baik dapat dibagi menj adi sangat baik dan cukup baik. Ti ngkat an t er sebut dapat dinyat akan ant ar a l ai n dengan menggunakan suat u i ndeks.

Pasal 15

Ayat (1)

Penanggulangan pencemaran air dan pemulihan kualit as air yang dilakukan oleh Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a, meliput i pula program kerj a pengendalian pencemaran air dan pemulihan kualit as air secara berkesinambungan.

(46)

direncanakan unt uk dapat diw uj udkan dal am j angka wakt u t ert ent u mel al ui penyel enggaraan program kerj a dal am rangka pengedal ian pencemaran air dan pemul ihan kual it as ai r.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 16

Ayat (1)

Akredit asi dil akukan ol eh l embaga yang berwenang mel aksanakan akredit asi l abor at orium di bidang pengel ol aan l ingkungan hidup.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 17

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Penunj ukan l aborat orium ol eh Ment eri sebagai l aborat ori um ruj ukan dimaksudkan ant ara l ain unt uk menguj i kebenaran t eknik, prosedur , met ode pengambil an dan met ode anal isi s sampel . Kesimpul an yang dit et apkan t ersebut menj adi al at bukt i t ent ang mut u air dan mut u air l imbah.

Pasal 18

Cukup j el as

Pasal 19

Cukup j el as

Pasal 20 Huruf a

Cukup j el as Hur uf b

Invent arisasi adal ah pengumpul an dat a dan inf ormasi yang diperl ukan unt uk menget ahui sebab dan f akt or yang menyebabkan penurunanan kual it as air .

Huruf c Cukup j el as Hur uf d Cukup j el as Hur uf e

Cukup j el as

Huruf f

(47)

Pasal 21

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Hasil invent ar isasi sumber pencemaran ai r di perl ukan ant ara l ain unt uk penet apan program ker j a pengendal ian pencemaran air . Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 22

Cukup j el as

Pasal 23

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Daya t ampung beban pencemaran pada suat u sumber air dapat berubah dari wakt u ke w akt u mengingat ant ara l ain karena f l ukt uasi debit at au kuant it as air dan per ubahan kual it as ai r.

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 24

Ayat (1)

Pengenaan ret ribusi t ersebut sebagai konsekuensi dar i penyediaan sar ana pengol ahan (pengel ol aan) air l imbah yang disediakan ol eh Kabupat en/ Kot a.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 25

Pencemaran air akibat keadaan darurat dapat disebabkan ant ar a l ai n kebocoran at au t umpahan bahan kimia dar i t angki penyimpanannya akibat kegagal an desai n, ket idak-t epat an operasi, kecel akaan dan at au bencana al am.

Pasal 26

Cukup j el as

Pasal 27

Ayat (1)

(48)

Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 28

Usaha yang dimaksud ant ara l ain i ndust ri, pert ambangan, dan perhot el an. Kegiat an yang dimaksud ant ara l ain l aborat or ium kegiat an penel it ian dan pendidikan, f asil it as umum rumah sakit , pemot ongan hewan dan kegi at an pemat angan t anah (l and cl eari ng), proyek prasarana j al an raya, sert a t empat pembuangan akhir sampah (TPA).

Pasal 29

Cukup j el as

Pasal 30

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Inf ormasi mengenai pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemaran ai r yang dimaksud dapat berupa dat a, ket er angan, at au inf ormasi l ain yang berkenaan dengan pengel ol aan kual it as air dan at au pengendal ian pencemaran ai r yang menurut sif at dan t uj uannya memang t erbuka unt uk diket ahui masyar akat , sepert i dokumen anal isi s mengenai dampak l ingkungan hidup, l aporan dan eval uasi hasil pemant auan air , bai k pemant auan penaat an maupun pemant auan perubahan kual it as air , dan rencana t at a ruang.

Ayat (3)

Peran sert a sebagaimana dimaksud mel iput i proses pengambil an keput usan, baik dengan cara mengaj ukan keberat an maupun dengar pendapat at au dengan cara l ai n yang dit ent ukan dal am perat uran per undang-undangan. Peran sert a t ersebut dil akukan ant ara l ain dal am proses penil ai an dan at au per umusan kebij aksanaan pengel ol aan kual it as air , pengendal ian pencemar an air, dan mel akukan pengamat an. Pel aksanaannya didasarkan pada prinsip ket erbukaan. Dengan ket erbukaan memungkinkan masyarakat ikut memikirkan dan memberikan pandangan sert a pert imbangan dal am pengambil an keput usan di bidang pengel ol aan kual it as air dan pengendal ian pencemaran air.

Pasal 31 Huruf a

(49)

Huruf b

Air pada sumber air dan air yang t erdapat di l uar hut an l i ndung dil akukan pengendal ian t er hadap sumber yang dapat menimbul kan pencemaran. Hal i ni karena t erdapat berbagai kegiat an yang akan mengakibat kan penurunan kual it as ai r. Namun, penurunan kual it as air t er sebut masih dapat dit enggang sel ama t idak mel ampaui baku mut u air.

Pasal 32

Usaha yang dimaksud ant ara l ain i ndust ri, pert ambangan, dan perhot el an. Kegiat an yang dimaksud ant ara l ain l aborat or ium kegiat an penel it ian dan pendidikan, f asil it as umum rumah sakit , pemot ongan hewan dan kegi at an pemat angan t anah (l and cl eari ng), proyek prasarana j al an raya, sert a t empat pembuangan akhir sampah (TPA).

Inf ormasi yang benar t ersebut dimaksudkan unt uk menil ai ket aat an penanggung j awab usaha dan at au kegiat an t er hadap ket ent uan perat ur an perundang-undangan.

Pasal 33

Pemberian inf ormasi dil akukan mel al ui media cet ak, medi a el ekt ronik at au papan pengumuman yang mel iput i ant ara l ai n:

a. st at us mut u ai r;

b. bahaya t er hadap kesehat an masyarakat dan ekosist em; c. sumber pencemar an dan at au penyebab l ainnya;

d. dampaknya t erhadap kehidupan masyar akat ; dan at au

e. l angkah-l angkah yang dil akukan unt uk mengurangi dampak dan upaya pengel ol aan kual it as air dan at au pengendal ian pencemaran air .

Pasal 34

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Laporan dimaksud dibuat sesuai dengan f or mat t erminal dat a (dat a base) pengel ol aan kual it as ai r dan pengendal i an pencemaran air.

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 35

Ayat (1)

(50)

Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 36

Ayat (1)

Pemrakarsa adal ah orang at au badan hukum yang bert anggung j awab at as suat u r encana usaha at au kegi at an yang akan dil aksanakannya.

Apl ikasi pada t anah perl u dil akukan penel it i an t erl ebi h dahul u secara spesi f ik berkenaan dengan kandungan dan debit ai r l imbah, sif at dan l uasan t anah ar eal pert anaman yang akan di apl ikasi , dan j enis t anamannya, unt uk menget ahui cara apl ikasi yang t epat sehingga dapat mencegah pencemaran t anah, air t anah, dan air sert a penurunan produkt i vit as pert anaman.

Ayat (2)

Persyarat an penel it ian dimaksud merupakan persyarat an minimal yang har us dipenuhi. Ol eh karena it u maka per syarat an l ai n berdasarkan penel it ian yang dianggap per l u dimungkinkan unt uk dit ambahkan.

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Ayat (5)

Cukup j el as Ayat (6)

Cukup j el as Ayat (7)

Pedoman pengkaj ian mel iput i, ant ara l ain, pet unj uk mengenai rencana penel it i an, met ode, operasi, dan pemel iharaan.

Pasal 37

Cukup j el as

Pasal 38

Ayat (1)

Pembuangan air l imbah adal ah pemasukan air l imbah secara pel epasan (discharge) bukan secara dumping dan at au pel epasan dadakan (shock discharge).

(51)

Air yang kel uar dari t urbin pembangkit l ist r ik t enaga air (PLTA) bukan merupakan sisa kegiat an PLTA, sehingga t idak t ermasuk dal am ket ent uan Pasal i ni.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 39

Ayat (1)

Masuknya ai r l imbah ke dal am air dapat menurunkan kual it as air t ergant ung beban pencemar an ai r l imbah dan kemampuan ai r menerima beban t ersebut .

Air yang kondisi kual it asnya l ebih baik dari baku mut u ai r berart i masi h memil iki kemampuan unt uk mener ima beban pencemaran. Apabil a beban pencemaran yang masuk mel ebihi kemampuan ai r menerima beban t ersebut maka akan menyebabkan pencemaran air , yait u kondisi kual it as air t idak memenuhi baku mut u air.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 40

Cukup j el as

Pasal 41

Cukup j el as

Pasal 42

Pengert i an l imbah padat t ermasuk l imbah yang berwuj ud l umpur dan at au sl ur ry.

Cont oh dari pembuangan l imbah padat misal nya pembuangan at au penempat an mat eri al sisa usaha dan at au kegiat an penambangan berupa t ail i ng, ke dal am air dan at au sumber air.

Cont oh dari pembuangan gas misal nya memasukkan pipa pembuangan gas yang mengandung unsur pencemar sepert i Ammonium dan at au uap panas ke dal am ai r dan at au pada sumber air .

Pasal 43

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Huruf a Cukup j el as Hur uf b

(52)

Cont oh kebij akan disinsent i f ant ara l ain dapat berupa pengenaan biaya pembuangan air l imbah yang l ebih mahal dari t ari f baku, menambah f r ekuensi swapant au, dan mengumumkan kepada masyarakat r iwayat ki ner j a penaat annya.

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 44

Cukup j el as

Pasal 45

Hal t ert ent u yang dimaksud ant ar a l ain daerah bel um mampu mel akukan pengawasan sendi ri, bel um ada pej abat pengawas l ingkungan daerah, bel um t ersedianya sar ana dan pr asar ana at au daerah t idak mel akukan pengawasan.

Pasal 46

Ayat (1) Huruf a

Pemot ret an/ rekaman visual sepanj ang t idak membahayakan keamanan usaha dan at au kegiat an yang bersangkut an, sepert i kil ang minyak dan pet r o kimia.

Huruf b Cukup j el as Hur uf c

Cukup j el as

Huruf d

Cukup j el as Huruf e

Cukup j el as Huruf f

Cukup j el as Huruf g

Cukup j el as Huruf h

Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 47

Cukup j el as

(53)

Sanksi admini st rasi mel iput i t eguran t ert ul is, penghent ian sement ara, dan pencabut an izin mel akukan usaha dan at au kegi at an.

Pasal 49

Paksaan pemer int ahan adal ah t indakan unt uk mengakhi ri t erj adinya pel anggar an, menanggul angi akibat yang dit imbul kan ol eh pel anggar an, mel akukan t indakan penyel amat an, penanggul angan dan at au pemul ihan at as beban bi aya penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang bersangkut an. At au t i ndakan t er sebut di at as dapat digant i dengan uang paksa (dwangsom).

Pasal 50

Ayat (1)

Pengat ur an i ni merupakan real isasi asas yang ada dal am hukum l ingkungan hidup yang disebut asas pencemar membayar. Sel ain di haruskan membayar gant i kerugi an, pencemar dan at au perusak l ingkungan hidup dapat pul a dibebani ol eh hakim unt uk mel akukan t i ndakan hukum t ert ent u, misal nya perint ah unt uk :

a. memasang at au memperbaiki unit pengol ahan l imbah

sehingga l imbah sesuai dengan baku mut u l ingkungan hidup yang dit ent ukan;

b. memul ihkan f ungsi l ingkungan hidup;

c. menghil angkan at au memusnahkan penyebab t imbul nya

pencemaran dan at au perusakan l ingkungan hidup. Ayat (2)

Tindakan t ert ent u yang dimaksud ant ara l ain mel akukan penyel amat an dan at au t i ndakan penanggul angan dan at au pemul ihan l ingkungan hidup. Tindakan pemul ihan mencakup kegiat an unt uk mencegah t imbul nya kej adian yang sama dikemudian hari .

Pasal 51

Cukup j el as

Pasal 52

Cukup j el as

Pasal 53

Cukup j el as

Pasal 54

Cukup j el as

Pasal 55

Cukup j el as

Pasal 56

(54)

Pasal 57

Cukup j el as

Pasal 58

Cukup j el as

Pasal 59

Cukup j el as

Pasal 60

Cukup j el as

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Manajemen penelitian. Jakarta .Penerit : Rineka Cipta..

Arya, W. W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta. Penerbit Andi.

. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Chandra, B. 2007. Pengantar kesehatan Lingkungan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. UI. Pres. Jakarta.

Ependi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kamisius. Yogyakarta.

Entjang. I. 2000. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.

Harvany Boky, J. M. L. Umboh. B. Ratag. Jurnal Perbedaan Kandungan Merkuri (Hg) Air Sumur Gali Berdasarkan Jarak Dari Sumber Pencemaran di Wilayah Pertambangan Rakyat Desa Tatela 1, vol 5. No.1 Januari 2015. Diakses pada tanggal 24 Februari 2015.

Inswiarsi. 2008. Paradikma Kejadian Pajanan Merkuri Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 7 No.2 .2008.775-785. Diakses Tanggal 02 Januari 2015. Kemas. A, H. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Susanto, J. P. 2005. Jurnal Analisis Deskripsi Pencemaran Air Sumur Pada Daerah Industri Pengecoran Logam. Pusat pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, Diakses pada tanggal 13 Januari 2015.

Suryana H,Rifda Tugas ahir Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal Di kecamatan Biringkanayya Kota Makassar Jurusan sipil Tahun 2013

Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Notoatmojo. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta. Rineka. Cipta.

Gambar

Gambar 1. Kegiatan Mencuci di air Irigasi
Gambar 3. Tromol/Galundung Alat Penggiling Batu yang Mengandung Emas
Gambar 4. Tepian Paridian di Air Irigasi
Tabel 3.1. titik pengambilan sampel air sawah dan air limbah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) pada air sumur gali masyarakat akibat limbah

Peneliti melakukan penelitian di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal terhadap kandungan merkuri (Hg) pada bak pembuangan air

GALI MASYARAKAT DI SEKITAR PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DESA SABA PADANG KECAMATAN HUTA BARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015.. Skripsi ini merupakan salah

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui proses pengolahan penambangan emas tradisional, untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) pada bak pembuangan air limbah dan

Untuk mengetahui Kadar merkuri (Hg) pada air sumur gali masyarakat akibat penambangan emas tradisional di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten

Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik, maka mikroorganisme dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air, akan melakukan

10 Apakah anda mengetahui dampak terhadap kesehatan apabila limbah Pertambangan Tradisional tidak diolah dengan berwawasan lingkungan.. ( ) Ya (