• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori-teori kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di sekolah dasar negeri se-Kecamatan, Kabupaten Sleman sudah diterapkan ?

2. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman ?

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dengan tujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta (Narbuko & Achmadi, 2003: 44). Pengertian lain penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2012: 29).

Menurut Sukmadinata (2011: 54) penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik ilmiah maupun rekayasa manusia.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penelitian kuantitatif deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang mendeskripsikan suatu kejadian berdasarkan data maupun fakta-fakta yang ada. Metode penelitian kuantitatif ini berlandaskan pada filsafat positivisme. Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena yang nantinya dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkret, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.

Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak.

Pengumpulan data pada teknik ini menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015: 14).

Dalam metode survei, informasi dikumpulkan dari responden melalui kuesioner. Umumnya, metode survei dibatasi dengan data yang dikumpulkan dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian, metode survei adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi, 2012: 3). Sukmadinata (2008: 82) menjelaskan bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel kecil. Survei digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi. Penelitian ini mengumpulkan data dari responden melalui non tes. Pengambilan data dalam penelitian ini, dibatasi oleh data yang didapatkan dari hasil kuesioner masing-masing guru kelas yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan yang berjumlah 180 guru.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Peneliti meneliti sebanyak 25 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2018 sampai dengan Oktober 2018.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 61). Populasi merupakan kumpulan dari seluruh unsur atau elemen atau unit pengamatan (observation unit) yang akan diteliti (Asra, Irawan,

& Purwoto, 2014: 70). Populasi dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Sleman yang berjumlah 180 guru.

Persebaran populasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Persebaran Populasi populasi yang sedang dipelajari. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Artinya, tingkat

kesalahan dalam pengambilan sampel yang dapat ditolerir oleh peneliti adalah sebesar 5% (Fenandaz (dalam Sumanto, 2014: 210)).

Berikut adalah aturan pengaplikasian tabel sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.

Tabel 3.2 Penentuan Sampel Minimal

Keterangan :N = Populasi S= Sampel

Berdasarkan populasi guru kelas, yaitu 180 guru, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 123 guru.

Diambilnya sampel penelitian sebesar 123 guru kelas karena populasi guru kelas satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, sebanyak 180 guru yang sudah ditetapkan pada rumus sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap sekolah seimbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek di tiap sekolah. Persentase pembagian sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Gambar 3.1 Persentase Pembagian Sampel

Setelah diketahui jumlah populasi dan sampel yang disesuaikan dengan tabel sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan, dihitunglah masing-masing sampel yang diambil dari setiap sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan. Berikut ini adalah tabel perhitungan untuk setiap sekolah.

Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian

No. Nama SD Kelas Jumlah Sampel= Jumlah guru kelas

Populasi × Sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan

No. Nama SD Kelas 24 SDN Tunjungsari

1 1 6 6

180× 123 = 4,099 4 25 SDN Tunjungsari

2 1 6 6

180× 123 = 4,099 4

Jumlah 180 122,98 120

Berdasarkan tabel tersebut, besar sampel yang didapat setelah dilakukan perhitungan dan pembulatan pada setiap sekolah adalah sebanyak 120 sampel. Selain itu, total dari perhitungan masing-masing sekolah adalah 122,98 dan dibulatkan menjadi 123.

Perhitungan yang didapat disesuaikan dengan data dari tabel sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Jika populasi 180 maka sampel yang diambil 123. Namun, karena adanya pembulatan pada

setiap sekolah maka hanya mendapatkan 120. Selanjutnya untuk kekurangan 3 responden dipenuhi dengan mengambil secara acak dari sekolah yang ada untuk memenuhi sampel menjadi 123.

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dari 25 sekolah negeri se-Kecamatan Kalasan. Sampel yang diambil secara acak tersebuat akan digunakan untuk melengkapi kekurangan jumlah responden yang ada.

Banyaknya jumlah sampel didasarkan pada tingkat kepercayaan 95% terhadap populasi atau tingkat kesalahan hanya 5%. Setelah menentukan besar sampel dari masing-masing sekolah, peneliti menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling di mana sampel akan diambil menggunakan undian.

Peneliti meminta tolong kepada kepala sekolah untuk memberikan instrumen kepada guru yang dipilih secara acak sesuai jumlah masing-masing sekolah.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik atau atribut seseorang individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel biasanya bervariasi dalam dua atau lebih kategori (Creswell, 2010: 76). Adapun penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mungkin menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell, 2010:

77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kuesioner berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel (akibat) bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas (Creswell, 2010:

77). Variabel terikat dari penelitian ini adalah guru kelas sebagai responden penelitian.

Dalam penelitian ini, kedua variabel di atas memiliki relasi yang dapat dihubungkan, sehingga salah satu variabel dapat mengontrol variabel lainnya untuk menjawab rumusan masalah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan mengenai informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66). Di dalam kuesioner terdapat dua macam pertanyaan, yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan dan disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan. Pertanyaan

terbuka adalah pertanyaan yang variasi jawabannya belum ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab dari pertanyaan yang diajukan.

Kuesioner yang harus dijawab oleh responden dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Pengambilan data melalui kuesioner dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang disetujui oleh peneliti dan pihak sekolah.

Pengambilan data dilakukan dalam jangka waktu 5 bulan karena disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 102).

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner.

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013: 203). Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data memiliki keunggulan.

Darmadi (2014: 275) menyatakan beberapa keunggulan dari metode survei dengan menggunakan kuesioner. Yang pertama, penelitian dengan metode survei merupakan penelitian dengan biaya murah, jika dibandingkan menggunakan alat pengumpul data lainnya, misalnya: wawancara dan

observasi. Kedua, metode survei dapat menjangkau responden dengan jumlah besar dan tempat tinggal yang jauh, dapat direncanakan dengan penampilan angket bagus, sederhana, serta menarik, dapat diadministrasi dengan lebih mudah, dan karena alasan tertentu, pengisian angket dapat dilakukan dengan model anonim atau merahasiakan nama responden.

Dalam penelitian ini, kuesioner dibuat untuk mengetahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala Guttman untuk mendapatkan jawaban yang tegas (konsisten) terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi (Sudaryono, 2016: 104). Skala Guttman atau disebut juga analisis skalogram, menggunakan serangkaian pernyataan yang terkait dengan suatu topik atau isu tertentu dan kemudian disusun menurut derajat intensitasnya (Morrisan, 2012: 92). Adapun analisis penggunaan skala Guttman adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Skor Jawaban Instrumen Penelitian

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

Berikut adalah kisi-kisi pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup dan terbuka mengacu pada buku

pedoman supervisi klinis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter tahun 2017 (Tim PPK, 2017: 15).

Supervisi ini merupakan proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan PPK oleh sumber daya manusia (SDM) yang terlatih (fasilitator) kepada guru atau satuan pendidikan sasaran secara terus menerus (berkelanjutan) dan sistematis. Supervisi klinis PPK berbasis budaya sekolah merupakan pendampingan bagi guru dan satuan pendidikan dalam membangun budaya sekolah (Tim PPK, 2017: 5).

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Instrumen Pertanyaan Tertutup

No. Aspek Butir soal No

Pertanyaan 1 Branding Sekolah Sekolah mengintegrasikan nilai

PPK dalam menyusun branding sekolah

1 Branding sekolah tercermin dari

tampilan sekolah, suasana, dan prestasi sekolah baik di bidang akademik maupun non akademik

2

2 Pembiasaan Sekolah melaksanakan pembiasaan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK secara konsisten, mulai dari awal masuk sampai dengan akhir kegiatan sekolah

3

Sekolah memiliki program yang

mendukung gerakan literasi 4 Sekolah melaksanakan program

yang mendukung gerakan literasi 5 3 Kegiatan

ekstrakurikuler

Sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib yang

terintegrasi dengan nilai-nilai PPK

6 Sekolah melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler pilihan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK

7 4 Peraturan Sekolah Nilai-nilai PPK terintegrasi dalam

dokumen peraturan sekolah 8 Warga sekolah mematuhi peraturan

sekolah 9

Sekolah melakukan evaluasi

keterlaksanaan peraturan sekolah 10

Penelitian survei ini menggunakan dua jenis pertanyaan sebagai berikut (Effendi, 2012: 184).

a. Pertanyaan Tertutup

Karakteristik pertanyaan tertutup yaitu semua pilihan jawaban dari pertanyaan ini telah ditentukan oleh peneliti. Responden tidak diperkenankan memberikan jawaban selain pilihan jawaban yang telah ditentukan. Dalam hal ini, peneliti harus teliti dalam menyiapkan variasi jawaban dari setiap pertanyaan tersebut agar responden tidak ragu-ragu memiliki jawaban yang ada. Berikut adalah kuesioner pertanyaan tertutup yang diberikan kepada responden.

Tabel 3.6 Kuesioner Pertanyaan Tertutup

No. Pertanyaan Ya Tidak

BRANDING SEKOLAH

1 Apakah sekolah mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam menyusun branding sekolah ?

Jika jawaban nomor 1 tidak, langsung ke nomor 3 2

Apakah branding sekolah tercermin dari tampilan sekolah, suasana, dan prestasi sekolah baik di bidang akademik maupun non akademik ? PEMBIASAAN

3

Apakah sekolah melaksanakan pembiasaan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK secara konsisten, mulai awal masuk sampai akhir kegiatan sekolah ?

4 Apakah sekolah memiliki program yang mendukung gerakan literasi ?

5 Apakah sekolah melaksanakan program yang mendukung gerakan literasi ?

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 6

Apakah sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib yang terintegrasi dengan nilai PPK ?

7

Apakah sekolah melaksanakan kegiatan ektrakurikuler pilihan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK ?

No. Pertanyaan Ya Tidak PERATURAN SEKOLAH

8 Apakah nilai-nilai PPK terintegrasi dalam dokumen peraturan sekolah ?

9 Apakah warga sekolah mematuhi peraturan sekolah ?

10 Apakah sekolah melakukan evaluasi keterlaksanaan peraturan sekolah ?

b. Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang variasi kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dulu oleh peneliti. Responden diberikan kebebasan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Berikut adalah kuesioner pertanyaan terbuka yang diberikan kepada responden.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka Butir Soal Pertanyan Terbuka No

pertanyaan

Branding sekolah 1

Visi sekolah 2

Prestasi sekolah di bidang akademik 3

Prestasi sekolah di bidang non akademik 4 Program sekolah yang mendukung gerakan literasi 5

Ekstrakurikuler wajib 6

Ekstrakurikuler pilihan 7

Peraturan yang ada di sekolah 8

Praktik baik yang dilakukan 9

Kendala-kendala yang dihadapi 10

G. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas. Berikut adalah penjelasan mengenai uji validitas yang digunakan dalam penelitian.

1. Validitas

Validitas menunjukkan pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Mamang, 2010: 160). Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah soal yang diujikan mencakup materi yang dituju (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 162). Validitas isi mengacu pada berapa banyak suatu ukuran menjangkau berbagai makna yang tercakup dalam suatu konsep (Morrisan, 2012: 108). Validitas ini berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Validitas isi ini diberikan olah para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi berupa 10 butir pertanyaan terbuka. Ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi yaitu 10 guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih berada di dalam wilayah Yogyakarta.

Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang diberikan.

Skala skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Pada skala Likert, peneliti harus merumuskan sejumlah pernyataan mengenai topik tertentu, serta responden diminta untuk memilih apakah ia sangat setuju, setuju, ragu-ragu/tidak tahu/netral, tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan berbagai pernyataan tersebut (Morissan, 2012: 88). Skor yang biasa digunakan dalam skala Likert meliputi skor 1 = tidak sesuai, skor 2 = kurang sesuai, skor 3 = ragu-ragu, skor 4 =

sesuai, dan skor 5 = sangat sesuai. Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan skala ragu-ragu agar validator tidak cenderung memilih skala tersebut. Peneliti mengatasi hal tersebut dengan menghapus kategori skor ragu-ragu, sehingga skor yang didapatkan akan lebih jelas. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skor 1 = sangat kurang baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = baik, skor 4 = sangat baik. Skor yang telah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala empat dengan acuan menurut Sukarjo (2008: 101) sebagai berikut.

Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X>𝑋 ̅ i + 1,80 Sbi Sangat baik

𝑋̅i + 0,60 SBi< x ≤ 𝑥̅i+ 1,80Sbi Baik 𝑋̅i -0,60 SBi < x ≤𝑥̅i+0,60Sbi Cukup 𝑋̅i-0,60 SBi < x ≤𝑥̅i- 0,60Sbi Kurang

X ≤ 𝑋̅i-1,80 Sbi Sangat kurang

Keterangan:

Rerata ideal ( i) : 2

1 (Skor maksimal ideal + skor

minimal ideal) Simpangan baku ideal (Sbi) :

6

1(skor maksimal ideal - skor minimal

ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan menggunakan kategori pada nilai skala lima sebagai berikut.

X

Tabel 3.9 Konversi Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan

1 (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal : 6

1(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X :Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

= X > 57,8

Kategori layak untuk digunakan dengan sedikit revisi

= i +0,60 Sbi < X ≤ i + 1,80 Sbi

= 42,5+(0,60. 8,5) < X ≤ 42,5 + (1,80. 8,5)

= 42,5+5,1< X ≤ 42,5 + 15,3

= 47,6< X ≤ 57,8

Kategori kurang layak dengan banyak revisi = i - 0,60 Sbi < X ≤ i +0,60Sbi

= 42,5 - (0,60 .8,5) < X ≤ 42,5+(0,60.8,5)

= 42,5 - 5,1 < X ≤ 42,5 + 5,1

= 37,4 < X ≤ 47,6

Kategori tidak layak revisi total = i - 1,80 Sbi < X ≤ i - 0,60 Sbi

= 42,5 - (1,80.8,5) < X ≤ 42,5 - (0,60.8,5)

= 42,5 - 15,3 < X ≤ 42,5 - 5,1

=27,2 < X ≤ 37,4

Kategori sangat tidak layak revisi total = X ≤ i - 1,80 Sbi

= X ≤42,5 - (1,80.8,5)

= X ≤42,5 - 15,3

= X ≤27,2

X X

X X

X X

X

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh kategori data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.10 Konversi Skala Lima

Interval Skor Kategori

57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan

47,7 - 57,8 Layak digunakan dengan sedikit revisi 37,5- 47,6 Kurang layak dengan banyak revisi 27,3 - 37,4 Tidak layak revisi total

≤ 27,2 Sangat Tidak layak revisi total

Setelah didapatkan kriteria kelayakan instrumen, maka didapatkan juga hasil kelayakan instrumen yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang merupakan rekapitulasi hasil validitas isi.

Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi

No. Validator Instansi Skor Keterangan

1 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan

2 DP SD Negeri

Bayangkara 65 Sangat layak untuk digunakan 3 NWM SD Negeri Keputran

1 64 Sangat layak untuk digunakan

4 L SD Negeri Ungaran

1 61 Sangat layak untuk digunakan

5 S SD Muhamaddiyah

Jogodayoh 64 Sangat layak untuk digunakan 6 S SD Negeri 4 Wates 65 Sangat layak untuk digunakan

7 BM SD Muhammadiyah

Karangkajen I 54 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi

8 BAP SD Joanes Bosco 56 Sangat layak untuk digunakan 9 TKR SMP 1 Bantul 65 Sangat layak untuk digunakan 10 DK SD Negeri Bantul 1 67 Sangat layak untuk digunakan

Hasil akhir yang diperoleh dari para ahli akan diakumulasi dan kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Validitas isi ini diperoleh dari 10 guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta. Kesepuluh validator tersebut antara lain: H dari SMP Negeri 1 Bantul, DP dari SD Negeri Bhayangkara, NWM dari

SD Negeri Keputran 1, L dari SD Negeri Ungaran 1, S dari SD Muhammadiyah Jogodayoh, S dari SD Negeri 4 Wates, BM dari SD Muhammadiyah Karangkajen 1, BAP dari SD Joanes Bosco, TKR dari SMP Negeri 1 Bantul, dan DK dari SD Negeri Bantul 1.

Kesepuluh guru yang terpilih sebagai validator merupakan guru yang mengajar di sekolah yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sekolah pilot project penerapan PPK. Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari kesepuluh validator, instrumen penelitian ini layak diujikan dengan sedikit revisi.

b. Validitas Muka

Pada pengukuran validitas muka, peneliti mengemukakan argumentasi bahwa pengukuran yang akan dilakukan tampak baik dengan cara melihat pada indikator pengukuran yang digunakan (Morrisan, 2012: 104). Dengan kata lain, validitas muka menunjukkan apakah kualitas suatu indikator tampak beralasan (logis) untuk mengukur suatu variabel. Validitas muka dilakukan dengan cara menyebar 10 butir instrumen pertanyaan tertutup dan 10 butir instrumen pertanyaan terbuka. Pada penelitian ini, validitas muka dilakukan oleh 10 guru dari 9 sekolah yang berada di luar Kabupaten Sleman tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta. Kemudian para validator memberikan penilaian dan masukan pada lembar instrumen. Instrumen penelitian yang diujikan dianggap layak untuk digunakan dan hanya memerlukan sedikit revisi. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.12 Hasil Validitas Muka Validator No

Butir

Masukan dari Guru

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

L 7 Sebaiknya Ya atau tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang berupa tes dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori dan menjabarkan sintesis, memilah mana yang penting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 244). Peneliti merekap jawaban responden dan menghitungnya dalam setiap butir. Jawaban yang diperoleh dari setiap butir disediakan dalam diagram penerapan program penguatan pendidikan karakter. Setiap butir jawaban diberikan deskripsi sesuai dengan pengaruh penguatan pendidikan karakter yang terjadi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut (Sugiono, 2010: 334).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh segera dianalisis dengan melalui reduksi data.

Reduksi data berisikan informasi yang telah diperoleh peneliti untuk disederhanakan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan

polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, data kemudian dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, chart, pictogram dan sejenisnya.

Data yang disajikan berupa penerapan penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Melalui penyajian tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab rumusan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti mengenai penerapan program penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan,

Langkah terakhir dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab rumusan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti mengenai penerapan program penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan,

Dokumen terkait