• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengumpulan Sumber

Dalam penelitian ini sumber primer yang berbentuk dokumern tidak ditemukan, oleh karena itu menggunakan sumber primer lisan berupa wawancara dan sumber primer non lisan yang dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. 1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati musik keroncong di Borobudur Magelang secara langsung untuk mendapatkan data yang penting tentang perkembangan musik keroncong sesuai dengan topik penelitian. Observasi juga dilakukan untuk memperoleh dokumen menganai musik keroncong, untuk itu digunakan alat foto dan dan tape recorder. Menurut Hadi (1994: 136) pengertian observasi adalah proses pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan Sistema fenomena- fenomena yang diselidiki.

Peneliti telah melakukan observasi pada tanggal 19 November di Hotel Pondok Tingal Borobudur. Peneliti telah terjun langsung dalam objek penelitin dan secara langsung telah memperhatikan, mengamati objek penelitian untuk mendapatkan data yang terpercaya.

38 2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan Tanya jawab lansung terdiri dari dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, tetapi dalam kedudukan yang berbeda, yaitu antara peneliti sebagai pewawancara dengan subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu narasumber, yang meliputi praktisi dan pemerhati musik keroncong. Menurut Moleong (2009: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Pokok permasalahan yang ditanyakan meliputi motivasi anggota untuk ikut dalam kelompok dan sejarah terbentuknya Puri Rama, usaha yang dilakukan dalam rangka melestarikan musik keroncong dan perkembangan musik tersebut.

Wawancara dalam penelitian ini dilandasi kerja sama yang baik antara peneliti dan subjek penelitian, agar proses pelaksanaanya dapat berlangsung lancar dan dapat memberikan keterbukaan antara peneliti dan informan. Informan dalam wawancara ini diambil dari anggota musik keroncong Puri Rama dan pemerhati keroncong setempat.

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, untuk membuat kerangka dan susunan mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara, agar pokok-pokok yang akan direncanakan dapat tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara, urutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam pelaksanaan wawancara sesungguhnya.

39

Wawancara ini disusun untuk mengetahui perkembangan musik keroncong yang ada di wilayah Borobudur dari beberapa segi. Wawancara dilakukan kepada anggota Puri Rama dan pemerhati keroncong di Borobudur Magelang dimulai pada tanggal 7 Maret. Adapun aspek-aspek yang terkait dengan rumusan masalah penelitian. Adapun aspek tersebut sebagai berikut :

Tabel 2. Pedoman wawancara

Aspek yang diamati Inti pertanyaan 1. 1. Sejarah

2.

2.Perkembangan

a. Latar belakang sejarah terbentuknya music keroncong

a. Perkembangan musik keroncong di desa Brojonalan Borobudur

b. Perkembangan musik keroncong dari segi aransemen.

Adapun pokok-pokok pertanyaan yang dinyatakan dalam penelitian ini sesuai dengan aspek tersebut adalah:

a. Seperti apakah perkembangan musik keroncong yang ada di desa Brojonalan Boroudur?

b. Seperti apakah perkembangan musik keroncong dilihat dari segi aransemen musik?

Dalam penelitian ini wawancara dimulai pada bulan Maret sampai April, disaat melakukan wawancara dilakukan pengumpulan dokumentasi-dokumntasi tertulis berupa buku-buku sebagai sumber sekunder yang membantu proses intrepretasi.

40

Pada tanggal 7 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Adi Panuwun, beliau merupakan seniman dan pemimpin orkes keroncong Puri Rama yang masih aktif hingga sekarang. Peneliti sudah menyiapkan instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan untuk wawancara dan hasil wawancara tersebut mengenai perkembangan musik keroncong di desa BrojonalanBorobudur dan perkembangan dari segi aransemen.

Pada tanggal 14 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Rudi Supranansis, beliau merupakan seniman dan pemerhati keroncong. Setelah wawancara didapatkan hasil yaitu funsi keberadaan kesenian musik keroncong bagi masyarakat di desa Brojonalan Borobudur.

Pada tanggal 25 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Trisno Wibowo. Dari wawancara tersebut didapatkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan musiik keroncong di desa Brojonalan Borobudur.

Pada tanggal yang sama yaitu 25 Maret dialnjutkan wawancara dengan Bapak Rochyan, beliau merupakan seniman dan pecinta musik keroncong. Hasil yang didapat dari wawancara tersebut adalah uasaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan musik keroncong di desa Brojonalan Borobudur supaya lenih dikenal oleh masyarakat khususnya generasi muda.

Pada tanggal, 26 Maret diadakan wawancara dengan Bapak fajar, beliau merupakan ketua dari komunitas Kogma atau Komunitas Keroncong Magelang. Hasil dari wawancara tersebut adalah usaha yang dilakukan pemerintah dan komunitas keroncong untuk mengembangkan musik keroncong di Kabupaten Magelang.

41

Pada tanggal yang sama, 26 Maret diadakan wawancara dengan Bapak anang, beliau merupakan arramger dan pencipta lagu-lagu keroncog dari grup keroncong Puri Rama. Hasil wawancara tersebut ialah aranncongsir-aransir yang dilakukan dalam usaha mengembangkan dan meberikan inovasi baru pada musik keroncong.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah penyelidikan yang ditunjukan pada penguraian dan penjelasan penyimpanan apa yang telah lalu melaui dokumentasi (Winarno, 1982: 93). Dokumentasi adalah simpanan kumpulan bukti-bukti keterangan di bidang ilmu pengetahuan, seperti gambar, kutipan, guntingan koran, naskah, surat-surat dan referensi lainya. Dengan demikian metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen yang berupa surat-surat naskah, dan bahan referensi lainya sebagai bukti kebenaran data.

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data melaui observasi, wawancara atau interview, yang mempunyai peran yang sangat penting sebagai bahan dalam penyusunan data penelitian. Namun data tersebut akan lebih kuat lagi dan sempurna serta valid apabila disertai foto, gambar, dan buku-buku kajian pustaka dalam mendukung penelitian ini. Oleh karena itu, data pelengkap dengan teknik dokumentasi ini juga diperlukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan dengan memngumpulkan berbagai data berntuk tulisan dari berbagai buku sejarah tentang perkembangan musik keroncong di indonesia dan foto dan vidio mengenai musik

42

keroncong yang berada di desa Brojonalan Borobudur. Dokumentasi telah dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

a. Pada saat grup musik keroncong Puri Rama tampil

b. Pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukakan di kecamatan Borobudur

c. Pada saat acara Gemilang Keroncong Menggema berlangsung

Dokumen terkait