• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Indikator Pertanyaan

1.

Jenis Dhapur Keris Jawa

Dilihat dari aspek apakah untuk menentukan jenis Dhapur sebuah Keris?

Ricikan apakah yang paling sering muncul pada sebuah bilah Keris?

Apakah ada jenis Dhapur yang paling sering ditemukan pada Keris Jawa?

Selama ini, apakah ada kesulitan dalam penentuan Jenis Dhapur Keris?

2.

Manfaat Keris untuk Bangsa Indonesia

Bagaimana bangsa Indonesia menjaga kelestarian budayanya terutama Keris? Seberapa sering masyarakat mengunjungi Museum Pusaka dan menanyakan perihal Dhapur Keris?

Wawancara ini dilakukan pada : Hari : Sabtu

61 | P a g e Tempat : Museum Pusaka TMII

User : M. Andi Azis Jabatan : Pakar Keris

Hasil : Mengetahui Jenis Dhapur Keris dan seberapa besar kecintaan masyarakat terhadap Keris Jawa.

Selain wawancara diatas, penulis juga melakukan wawancara ke dua narasumber lainnya. Hasil wawancara ada pada lembar lampiran wawancara.

b. Quisioner

Peneliti akan menyebarkan quisioner untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang sekiranya akan dibutuhkan oleh user aplikasi yang akan dikembangkan. Responden dari quisioner ini akan difokuskan kepada para pemuda agar dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan mereka terhadap kebudayaan keris Jawa. Serta kepada para pecinta keris untuk dapat mengetahui gambaran mereka tentang yang seharusnya ada pada aplikasi yang akan peneliti kembangkan. Hasil dari quisioner yang disebar telah penulis paparkan pada lembar hasil quisioner yang ada dalam lampiran.

62 | P a g e 3.1.2 Data Sekunder

a. Studi Pustaka

Pengumpulan data-data dan informasi yang digunakan berupa buku referensi yaitu 2 buku pengolahan citra digital, 3 buku mengenai jaringan syaraf tiruan, 1 buku mengenai rekayasa perangkat lunak, 2 buku tentang Keris Jawa, 1 buku mengenai Android, 1 buku mengenai OpenCV, yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini. Secara lengkap dapat dilihat di Daftar Pustaka.

Berdasarkan literatur, penulis menggunakan 1 skripsi yang membahas mengenai aplikasi sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF (Certainty Factor). Skripsi ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan aplikasi yang penulis akan rancang.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan oleh peneliti yaitu Model engembangan RAD (Rapid Application Development) dan pemodelan objek dengan menggunakan tools UML. Pemilihan RAD ini dikarenakan waktu pengerjaan yang cepat. Kebutuhan perangkat lunak yang sudah dipahami dengan baik serta banyaknya perubahan yang terjadi saat penulis merancang aplikasi ini juga menjadi salah satu alasan penulis menggunakan model RAD sebagai pengembangan sistem.

63 | P a g e 3.2.1 Fase Perencanaan Syarat-Syarat

Pada fase ini, terdapat 3 langkah yang penulis perlu lakukan dalam mengembangkan aplikasi pengenalan jenis Ricikan Keris Jawa berbasis Smartphone, yaitu :

a. Analisis Masalah, yaitu mengidentifikasi masalah yang menjadi alasan utama pengembangan aplikasi ini. Adapun masalah tersebut adalah kurangnya pengetahuan ahli keris dalam penentuan jenis ricikan keris Jawa. Secara lengkap dapat dibaca pada subbab 4.2.1.1.

b. Solusi Permasalahan, yaitu menentukan solusi yang tepat dari masalah yang telah dianalisis. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah yang ada, maka solusi yang ditawarkan adalah mengembangkan aplikasi pengenalan jenis Ricikan Keris Jawa berbasis Smartphone. Secara lengkap dapat dibaca pada subbab 4.2.1.2.

c. Identifikasi Kebutuhan Sistem, yaitu menjelaskan fitur-fitur apa saja yang dibutuhkan dalam aplikasi yang akan dikembangkan. Secara lengkap dapat dibaca pada subbab 4.2.1.3.

64 | P a g e 3.2.2 Fase Perancangan

Pada fase ini, akan dibuat desain aplikasi dari sistem yang akan dikembangkan, meliputi :

a. Perancangan Alur Proses ada 3 alur proses yang akan penulis rancang, yaitualur proses aplikasi, alur proses pengolahan citra dan alur proses pelatihan LVQ. Alur proses aplikasi akan menampilkan 1 menu pada aplikasi admin dan 2 menu pada aplikasi user. Dimana setiap menunya akan mempunyai fungsi yang berbeda satu sama lainnya. Alur proses pengolahan citra akan menampilkan, pengolahan input yang berupa gambar agar dapat diambil informasinya. Sedangkan alur proses pelatihan LVQ akan menampilkan proses-proses pelatihan LVQ yang akan diimplementasikan pada aplikasi. Adapun alur proses aplikasi, alur proses pengolahan citra dan proses pelatihan LVQ pada aplikasi pengenalan jenis Ricikan Keris Jawa berbasis Smartphone ini akan dibahas secara lengkap pada subbab 4.2.2.1

b. Perancangan Pemodelan Object, penulis akan menjelaskan mengenai aplikasi yang akan dikembangan dengan menggunakan pemodelan object menggunakan UML seperti Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram serta Class Diagram. Adapun perancangan pemodelan object pada aplikasi secara lengkap dapat dilihat pada subbab 4.2.2.2.

65 | P a g e c. Perancangan Database, database akan dirancang menggunakan

MySQL yang berisi data bobot gambar yang akan dijadikan acuan baik untuk menu pelatihan pada aplikasi admin ataupun menu cek ricikan pada aplikasi user. Secara lengkap dpat dilihat pada subbab 4.2.2.3.

d. Perancangan User Interface, berbentuk menu application. Adapun perancangan user interface tersebut adalah menu training ricikan keris pada aplikasi admin serta menu informasi Keris Jawa dan menu cek Ricikan Keris pada aplikasi user. Secara lengkap dapat dilihat pada subbab 4.2.2.4.

3.2.3 Fase Kontruksi

Pada fase ini, penulis akan mengimplementasikan apa yang penulis telah rancang pada tahap sebelumnya. Tahapan pada fase ini adalah sebagai berikut:

a. Kontruksi Image Processing, menjelaskan bagaimana image processing bekerja didalam aplikasi yang akan dirancang. Dari proses pengambangan hingga ekstraksi ciri dalam aplikasi akan dijelaskan. Secara lengkap dapat dilihat pada subbab 4.2.3.1. b. Kontruksi Pelatihan LVQ, pelatihan LVQ yang telah dirancang

sebelumnya akan diimplementasikan pada tahap ini. Dengan menggunakan nilai bobot hasil pelatihan yang telah tersimpan, ricikan keris yang ada akan dapat diketahui. Secara lengkap dapat dilihat pada subbab 4.2.3.2.

66 | P a g e c. Kontruksi User Interface, User Interface yang sebelumnya telah

dirancang akan diimplementasikan pada layout program pada aplikasi. Secara lengkap dapat dilihat pada subbab 4.2.3.3.

3.2.4 Fase Pelaksanaan

Peneliti akan melakukan instalasi program dan pengujian aplikasi menggunakan pendekatan Black Box Testing yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Suatu hal yang tidak kalah penting adalah aplikasi harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan user. User merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi. Pengujian Black Box ini terdiri dari 2 jenis, yaitu :

a. Pengujian Mandiri, yaitu pengujian aplikasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan komputer peneliti. Peneliti melakukan uji data ricikan keris dengan 8 data sampel dan 4 data input untuk menentukan seberapa akurat analisis yang dilakukan dengan manual dan aplikasi. Secara lengkap dapat dibaca pada subbab 4.2.4.1.

b. Pengujian Lapangan, yaitu pengujian yang dilakukan secara objektif dengan melakukan pengujian langsung ke lapangan. Pelaku pengujian lapangan terdiri dari 100 responden sesuai pada penyebaran kuesioner sebelum penelitian. Selain itu peneliti menspesifikasikan perangkat yang disarankan dalam menggunakan aplikasi ini. Secara lengkap dapat dibaca pada subbab 4.2.4.2.

67 | P a g e 3.3 Kerangka Pemikiran

68 | P a g e BAB IV

Dokumen terkait