• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan keempat (Selasa, 4 Mei 2021)

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : LISMAWATI NIM (Halaman 69-81)

H. Indikator Keberhasilan

4) Pertemuan keempat (Selasa, 4 Mei 2021)

Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengecek kesiapan murid dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat tulis menulisnya dan mengumpulkan alat tulisnya dimeja guru.

Setelah murid siap, guru membagikan tes siklus II yang harus dikerjakan oleh setiap murid, murid tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.

Kegiatan evaluasi siklus II ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua murid mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi dan Evaluasi

Berikut ini data dari hasil observasi siklus II yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penerapan pendekatan Realistik Matematic Education (RME) pada murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa selama penerapan Pendekatan Realistik Matematic Education (RME) pada Siklus II Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III

No Aspek yang Diamati Jumlah Murid

Pertemuan Persentas e

1 2 3

1

Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

3 Murid yang bertanya

7 5 6 6 81

4

Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran. / komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7 6 6 7 90,5

7 Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok

7 6 7 7 95,2

Sumber: Data Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh gambaran mengenai aktivitas belajar murid pada siklus I, dimana dari 7 murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang di observasi terkait aspek-aspek aktivitas belajar, hasilnya dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai berikut;

Murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 100%; Murid yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 95,2%; Murid yang bertanya sebesar 81%; Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran 19%; Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya sebesar 66,7%; murid yang mengajukan tanggapan / komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka sebesar 90,5%; dan Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok sebesar 95,2%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui instrumen tes siklus II, dan hasil tes Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9: Nilai Statistik Matematika Murid Kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa setelah penerapan Pendekatan Realistik Matematic Education (RME) pada siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek 7

Nilai ideal 100

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 50

Rentang nilai 50

Nilai rata-rata 85,7

Sumber : Data Tes Siklus II

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata matematika murid sebanyak 85,7. Nilai yang terendah yang diperoleh murid adalah 50 sampai nilai tertinggi yang diperoleh murid 100 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan rentang nilai 50, ini menunjukkan bahwa kemampuan murid cukup bervariasi.

Jika nilai pemahaman dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagaimana berikut ini:

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Matematika Murid Kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Setelah penerapan Pendekatan Realistik Matematic Education (RME) pada siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 80 ≤ X ≤ 100 Sangat Baik 4 57,1%

2 70 ≤ X < 80 Baik 1 14,3%

3 60 ≤ X < 70 Cukup 1 14,3%

4 50 ≤ X < 60 Kurang - 0%

5 0 ≤ X ≤ 50 Sangat Kurang 1 14,3%

Jumlah 7 100

Sumber : Data Tes Siklus II

Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa persentase nilai matematika murid setelah diterapkan siklus II adalah 1 orang murid atau 14,3% berada pada kategori sangat kurang, tidak ada murid atau 0% berada pada kategori kurang, 1 orang murid atau 14,3% berada pada kategori cukup, 1 orang murid atau 14,3% berada pada kategori baik dan 4 orang murid atau

57,1% berada pada kategori sangat baik.

Gambar 4.4: Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus II

Adapun presentase Ketuntasan Matematika yang diperoleh dari hasil belajar murid Kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa setelah penerapan siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8: Persentase Ketuntasan Matematika Murid Kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa pada siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 ≤ X < 70 Tidak tuntas 1 14,3%

2 70 ≤ X ≤ 100 Tuntas 6 85,7%

Jumlah 7 100

Sumber: Data Tes Siklus II 0

10 20 30 40 50 60

1 2 3 4 5

4 1 1 0 1

57.1

14.3 14.3

0

14.3

Frekuensi Persentase

Berdasarkan tabel di atas hasil belajar matematika yang diperoleh murid nilai rata-rata dan pada ketuntasan hasil belajar matematika diperoleh 14,3% dikategorikan tidak tuntas dan 85,7% tuntas. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar karena Murid yang mencapai ketuntasan 6 murid dari 7 murid. Berarti tinggal 1 murid yang perlu dibimbing dan diadakan perbaikan karena mereka belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Dari hasil yang diperoleh, ini dapat dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Karena itulah, peneliti beranggapan pemahaman belajar matematika itu telah tercapai, maka peneliti menghentikan siklusnya.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama pada siklus I, akan tetapi penekanan yang diberikan adalah bagaimana murid mampu menyelesaikan soal-soal matematika dengan penerapan pendekatan Realistik Matematic Education (RME). Pada pertemuan pertama hingga terakhir pada siklus II perhatian dan minat belajar murid semakin memperlihatkan adanya peningkatan. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya murid yang berani mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan serta banyaknya murid yang mengungkapkan pendapatnya.

Pada siklus ini pun nampak hasil belajar murid meningkat baik dalam menyelesaikan soal-soal latihan maupun aktif dalam proses pembelajaran, selain itu kemampuan murid memahami materi semakin meningkat, jika sebelumnya materi kurang dimengerti murid sehingga harus dijelaskan berulang-ulang bahkan tiga sampai empat kali, maka pada siklus II ini sebagian besar murid sudah langsung

mencerna dan memahami materi dengan cepat dengan sekali atau dua kali penjelasan.

Peningkatan yang terjadi pada siklus II dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar murid.

Meskipun demikian, dari keseluruhan murid hingga siklus II, ada beberapa murid yang memiliki nilai kurang dan cukup. Beberapa murid ini bukanlah murid-murid yang malas dan kurang memperhatikan penjelasan guru, namun kemampuan daya tangkap mereka memang tergolong lambat. Setelah diamati secara seksama, Terdapat dua murid yang memiliki nilai yang berada dalam kategori rendah.

Disamping terjadinya peningkatan hasil belajar matematika murid, selama penelitian siklus I sampai siklus II terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada aktivitas murid terhadap pelajaran matematika. Adapun perubahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya frekuensi kehadiran murid pada siklus I ke siklus II. Ini menunjukkan bahwa murid memilki kemauan, minat, dan perhatian dalam mengikuti pelajaran.

2) Keaktifan murid dalam menyelesaikan soal terutama tugas yang diberikan oleh guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini ditandai dengan banyaknya murid yang mengumpulkan tugas baik tugas rumah maupun yang dikerjakan di sekolah.

Perubahan ini yang merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi yang dicatat pada siklus I dan siklus II. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Minat dan perhatian belajar murid semakin baik dapat dilihat dari persentase

kehadiran murid pada setiap pertemuan, yaitu pada siklus I rata-rata kehadiran murid sebanyak 5 orang murid setiap pertemuan dan pada siklus II rata-rata 7 murid yang hadir dalam setiap pertemuan.

2) Perhatian murid terhadap proses pembelajaran mengalami peningkatan atau kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya murid yang menjawab pertanyaan apabila diberikan pertanyaan oleh guru dan semakin banyak Murid yang mau berkomentar. Pada siklus I minat murid untuk menjawab pertanyaan sangat kurang bahkan ada beberapa murid yang tidak berminat sama sekali untuk menjawab. Tetapi setelah beberapa kali pertemuan, mengeluarkan pendapatnya.

3) Munculnya keberanian murid dalam menjawab setiap pertanyaan lisan dari guru dan temannnya juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari sejumlah Murid yang mengacunkan tangan berulang-ulang untuk memberikan jawaban, yang semula hanya sedikit yang berkomentar pada pertemuan siklus I, akan tetapi meningkat pada pertemuan siklus II.

4) Rasa percaya diri murid juga meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya Murid yang berani memberikan jawaban.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Realistik Matematic Education (RME) pada murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada setiap siklus. Siklus I nilai rata-rata murid adalah 60 dan menjadi 85,7 pada siklus II.

Ketuntasan belajar matematika murid kelas II SD Inpres Lembang Panai Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari 3 (42,8%) murid mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II sebanyak 6 (85,7%) murid mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai. Penerapan pendekatan Realistik Matematic Education (RME) juga dapat melibatkan murid secara lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengalaman peneliti dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran matematika, maka diharapkan kepada guru untuk mempertimbangkan menggunakan pendekatan Realistik Matematic Education (RME) sebagai alternatif dalam pembelajaran.

72

2. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran, diharapkan guru lebih kreatif dalam menyajikan permasalahan agar murid dapat lebih termotivasi, dan lebih terlatih dalam berfikir untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah.

3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan agar dapat meneliti lebih lanjut tentang metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan murid dalam pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Amri & Abadi. 2013. Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Metode Belajar Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Ditinjau Dari Motivasi, Sikap, dan Kemampuan Pemecahan Masalah-Masalah Geometri Pada Kelas IIII SMP Budi Mulia Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UNJ.

Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bambang Subali dan Paidi, 2012.Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Dimyati. 2015. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathani, Abdul Halim, 2016. Matematika: Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Fatmawati. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika

Realistik Pada Murid Kelas II SD Inpres Sapiria Kabupaten Gowa. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hasan, Alwi, dkk., 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kurniawan. 2012. Realistic Mathematics Education. Jakarta: Airlangga.

Kriswandani. 2017. Metode dan Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: Airlangga.

Marsigit. 2021. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2016. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurdin Ibrahim, 2013. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan , No. 044 Tahun Ke-9, September 2017.

Nurhidaya. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (Kelompok Penyelidik) Terhadap Hasil Belajar Matematika Murid Kelas II SD Negeri 36 Sepong Kabupaten Luwu. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

Rahmaniah. 2019. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya

Robertus Angkowo dan A. Kosasih, 2017.Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:

Grasindo .

Romadloni. 2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik yang Memperoleh Model Pembelajaran RME Dengan Pendekatan Problem Posing VB SD IT Insan Mulia Kota Gajah Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sabri, Ahmad. 2011. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat: PT Ciputat Press.

Sanjaya, W. 2012. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suherman. 2013. Mathematical Intelligence. Yogjakarta: Ar-ruzz media.

Sutarto, Hadi. 2015. Alasan Belajar Matematika. Jakarta: Rosda.

Supardi. 2013. Pengaruh Pembelajaran Matematik Realistik (RME) Dipandang Dari Tingkat Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada murid kelas II SD N 4 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UNJ.

Supinah. 2021. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Uno, Hamzah B., 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara Yusuf Hartono. 2017. Pengembangan Pembelajaran Matematika. Jakarta:

Dirjendikti Depdiknas.

Yusrianti, 2016. Pengaruh Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik terhadap Pemahaman Konsep pada Murid SDN Mangkura V Kota Makassar. Tesis.

Makassar: Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

Zainal, Abidin. 2011. Penerapan Pendekatan matematika realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Bulat Murid Kelas II SDN Tamansari 02 Pati.

Skripsi: Kudus: Universitas Muria Kudus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : LISMAWATI NIM (Halaman 69-81)

Dokumen terkait