• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pertemuan Pertama

Ketua kelompok/peneliti pada tanggal 22 juli di ruang bk ketua kelompok/peneliti menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan layanan konseling kelompok dan menjelaskan langkah-langkah dalam layanan konseling kelompok sebagai berikut:

a. menjelaskan bahwasannya layanan konseling kelompok ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan sekali pertemuan selama 45 menit.

b. mengadakan perkenalan diri dihadapan seluruh anggota, yang setiap individu memperkenalkan diri nya seperti nama, hoby, dan penyebab yang mem buat tidak percaya diri.

c. memberikan pengertian tentang asas-asas kegiatan layanan konseling kelompok seperti asas-asas dalam layanan konseling dengan menjelaskan asas-asas ini agar mereka paham dan tidak

90

takut untuk mengungkapkan perasaan anggota kelompok yang mengenai percaya diri

Dengan memberikan penjelasan tentang pengertian teknik assertive training adalah program yang dibuat untuk mengembangkan potensi individu dalam hubungannya dengan orang lain.

Tujuan assertive training merupakan program untuk membantu individu agar dapat mengekspresikan perasaan, pikiran secara jujur dan tidak membuat orang lain merasa rugi terhadap tindakkan yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan dari layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training yaitu untuk membantu peserta didik agar dapat berprilaku assertive dapat memahami dirinya sesuai dengan yang diharapkan.

Pemimpin kelompok/peneliti menjelaskan peran anggota kelompok agar aktif berpendapat, berani dalam mengungkapkan segala permasalahan yang sedang dihadapi dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menanyakan hal yang belum mereka pahami dari pemaparan peneliti dan mensepakati kontrak layanan konseling kelompok untuk pertemuan selanjutnya ketua kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas setiap pertemuan yaitu meningkatkan

percaya diri, mengatasi rasa minder, cara mengatasi takut gagal, cara bersosialisai yang baik.

2. Tahap ke dua

Kelompok/peneliti pada tanggal 25 juli di ruang bk sebelum pemberian materi peneliti mengajak semua anggota untuk bermain agar anggota kelompok semangat dan fokus untuk mengikuti kegiatan ini. Peneliti menjelaskan materi tentang meningkatkan percaya diri peneliti menjelaskan pengertian percaya diri, karakteristik percaya diri, cara membangun percaya diri.

Setelah peneliti menjeleskan materi tersebut peneliti memberikan waktu untuk anggota kelompok bertanya disinilah mulai terlihat banyak anggota kelompok diam soleh karena hal itu peneliti memberikan stimulus agar anggota kelompok merespon dan peneliti menekankan kepada anggota kelompok untuk bisa menjalin hubungan langsung, terbuka dalam mengemukakan apa yang dirasa maupun yang dialaminya, anggota kelompok satu persatu mulai mengungkapkan bahwa yang membuat mereka tidak percaya diri karena minder akan kekurangan, selalu dianggap rendah oleh teman-teman, tidak percaya diri akan kemampuan yang di miliki dan akhirnya mengakibatkan tidak berani berpendapat didepan orang banyak, tdak berani untuk menunjukkan potensi yang dimiliki .

92

Selanjutnya sebelum mengakhiri layanan konseling kelompok pada hari ini peneliti memberikan tugas rumah kepada anggota kelompok untuk berlatih mengungkapkan apa yang ada dipikiran secara terbuka, menanyakan kepada anggota kelompok kesan pesan pada pertemuan ketiga. Ketua kelompok menginformasikan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri dan akan dilanjutkan di hari esok.

3. Tahap ke tiga

Ketua kelompok/peneliti pada tanggal 29 juli di ruang bk sebelum kegiatan dilaksanakan peneliti memberikan semangat dan menanyakan kabar setiap anggota kelompok. Selanjutnya ketua kelompok menanyakan tugas rumah yang diberikan pada hari sebelumnya, setelah anggota kelompok menyelesaikan semua tugas rumah. Ketua kelompok mulai membahas materi tentang mengatasi rasa minder, dari pengertian rasa minder, ciri-ciri seseorang yang minder, faktor penyebab rasa minder, dampak adanya rasa minder, cara mengatasi rasa minder.

Anggota kelompok semakin tertarik dengan kegiatan layanan konseling kelompok setiap individu mulai antusias untuk berdiskusi dan mereka mengungkapkan hal yang mebuat minder yaitu, akan kekurangan diri sendiri, merasa diri nya bodoh, merasa diri nya tidak pantas berteman dengan orang yang ekonomi nya lebih memadahi, setelah diskusi ini berjalan dengan baik ketua

kelompok mennyakan kesan pesan pada pertemuan keempat, memberikan tugas rumah. Ketua kelompok menginformasikan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhri dan dilanjutkan hari esok.

4. Pertemuan ke empat

Kelompok/peneliti pada tanggal 1 agustus di ruang bk sebelum kegiatan dilaksanakan peneliti memberikan semangat dan menanyakan kabar setiap anggota kelompok. Selanjutnya ketua kelompok menanyakan tugas rumah yang diberikan pada hari sebelumnya, setelah anggota kelompok menyelesaikan semua tugas rumah. Ketua kelompok mulai membahas materi tentang cara mengatasi takut gagal, defini takut gagal, faktor-faktor kegagal, cara mengatasi kegagalan

5. Pertemuan ke lima

Kelompok/peneliti pada tanggal 5 agustus di ruang bk sebelum kegiatan dilaksanakan peneliti memberikan semangat dan menanyakan kabar setiap anggota kelompok. Selanjutnya ketua kelompok menanyakan tugas rumah yang diberikan pada hari sebelumnya, setelah anggota kelompok menyelesaikan semua tugas rumah. Ketua kelompok mulai membahas materi tentang cara bersosialisai yang baik.

94

Pengertian bersosialisai, cara bersosialisasi dan bergaul, tujuan bersosialisai, faktor yang mempengaruhi bersosialisai. Faktor yang membuat mereka sulit untuk bersosialisasi, tidak menyukai tempat, tidak menyukai individu yang ada dilingkungan tersebut dan dibatasi oleh orang tua untuk keluar rumah oleh karena itu membuat mereka sulit untuk bersosialisasi. Setelah ketua kelompok mengambil kesimpulan, ketua kelompok menanyakan kesan pesan setelah mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok hari ini, ketua kelompok mengakhiri kegiatan hari ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menunjukkan percaya diri, dari 12 peserta didik di bagi menjadi 2 kelompok yaitu 6 peserta didik kelompok eksperimen menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training dan 6 peserta didik kelompok kontrol menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik diskusi.

Dari hasil analisis data yang membandingkan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menghasilkan nilai skor rata-rata 177 dan 26 sehingga dapat dinyatakan ada perbedaan secara signifikan antara hasil skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu mengalami hasil peningkatan yang lebih efektif terdapat pada kelas eksperimen percaya diri

peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiya Sukarame Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training untuk meningkatkan percaya diri peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiya Sukarame Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020 diterima.

Berdasarkan hasil kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training ada beberapa kesan yang diungkapkan oleh anggota kelompok yaitu kegiatan dalam konseling kelompok teknik assertive training dapat bermanfaat karena dapat menambah pengetahua, pengakraban teman, dapat lebih bisa percaya diri dalam menunjukkan potensi atau kelebihan dirinya di lingkungan sosial, tidak gugup saat mengungkapkan pendapat didepan orang banyak, tidak minder akan kekurangan terhadap dirinya, tidak takut gagal sehingga berani untuk memasang target dalam hal yang ingin dicapai, tidak takut dan khawatir terhadap penolakkan dari lingkungan sosialnya.

Tujuan dalam penelitian ini adalah agar peserta didik mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi pada peserta didik itu sendiri. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu peserta didik menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan agar berdampak positif bagi peserta didik kedepannya. Dalam

96

penelitian ini anggota kelompok antusias mengikuti kegiatan saat mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok karena hal ini berhubungan dengan diri mereka adanya interaksi yang baik antara anggota dengan anggota yang lain serta anggota dengan pemimpin kelompok, para anggota saling memberikan pendapat dan saran ketika kegiatan berlangsung, tujuan secara umum dari kegiatan ini sudah tercapai.

Teknik assertive training merupakan suatu latihan perilaku yang dirancang untuk membimbing manusia untuk menyatakan, merasa dan bertindak pada asumsi bahwa mereka memiliki hal untuk menjadi dirinya sendiri tanpa merugikan orang lain. Sedangkan peserta didik rendah percaya diri merupakan peserta didik yang tidak mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok, tidak dapat menyerap dan menerima norma-norma didalam kepribadiannya, tidak dapat untuk berprilaku yang pantas atas penyesuain diri menurut tuntutan lingkungan yang ada. Selain itu dalam dinamika kelompok sudah dapat tercipta dengan baik ikatan batin yang terjalin antar anggota kelompok akan lebih mempererat hubungan diantara mereka sehingga masing-masing individu akan merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain serta timbul penerimaan terhadap dirinya.

Dalam kegiatan ini peneliti memakai layanan konseling kelompok dengan menggunakan topik tugas sehingga terarah apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, dari topik-topik yang dibahas merupakan

pengembangan dari aspek-aspek yang terdapat dalam angket skala dari tiap pertemuan pertama sampai pertemuan akhir yang merupakan rangkaian satu kesatuan yang saling berkaitan dengan dari setiap topik yang dibahas sehingga ketika mengikuti kegiatan ini dengan baik maka akan terjadi proses perubahan yang akan mereka alami terutama dalam proses menangani peserta didik rendah percaya diri.

Layanan konseling kelompok mempunyai peranan penting dalam upaya menangani peserta didik rendah percaya diri, perannya adalah sebagai berikut:

1) Membantu peserta didik agar dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain agar percaya diri dalam menunjukkan potensi atau kelebihan dirinya dilingkungan sosial, tidak gugup dalam mengungkapkan pendapat didepan orang banyk, tidak minder akan kekurangan terhadap dirinya, tidak takut gagal sehingga berani untuk memasang target dalam hal yang ingin dicapai, tidak takut dan khawatir terhadap penolakkan dari lingkungan sosialnya.

2) Menerima dirinya sebagaimana adanya baik kelebihan maupun kelemahannya sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan orang lain dan dapat meningkatkan percaya dirinya serta membuatnya mampu mengembangkan kelebihan yang dimilikinya.

98

Dokumen terkait