• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4. Metodologi Penelitian

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan izin dari kepala sekolah SMA Swasta Islam Azizi Medan. Kemudian peneliti memilih calon responden yang memenuhi kriteria, meminta kesediaan calon responden penelitian, apabila calon responden bersedia, maka akan dijelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian, kemudian responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent). Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

(Kuesioner), tapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar

tersebut. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu kuesioner data demografi, Kuesioner tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia, dan kuesioner gejala anemia pada remaja putri.

5.1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner Data Demografi digunakan untuk mengkaji data demografi siswi yang meliputi usia, asal daerah, suku, bangsa, dan pernah atau tidak pernah mendapat informasi tentang anemia.

5.2. Kuesioner Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia

Kuesioner pengetahuan remaja putri tentang anemia berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang anemia. Bagian ini terdiri dari 15 pertanyaan dimana 10 pertanyaan positif yang terdapat pada nomor 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14 dengan bobot nilai 2 = ya, 1 = tidak, 5 pertanyaan negatif yang terdapat pada nomor 2, 7, 10, 13, 15 dengan bobot nilai 1 = ya, 2 = tidak, dengan skor total 15-30. Dimana skor nilai 15-22 dikatakan kurang dan skor 23-30 dikatakan baik.

5.3. Kuesioner Gejala Anemia Pada Remaja Putri

Kuesioner gejala anemia pada siswi berisi pertanyaan tentang tanda dan gejala anemia dimana terdapat 15 pertanyaan dengan bobot nilai 1=ya, 2= tidak, dengan skor total 15-30. Bila skor nilai 15-22 dikatakan tinggi dan skor 23-30 dikatakan rendah.

6. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mewujudkan tingkat- tingkat kualitas suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006). Penelitian ini dilakukan uji validitas isi kepada seorang ahli dalam bidang keperawatan komunitas.

7. Uji Realibitas

Peneliti terlebih dahulu melakukan uji realibitas dengan menggunakan KR-20 pada kuesioner pengetahuan remaja tentang anemia dan kuesioner gejala anemia dalam proses SPSS versi 17.0, oleh karena pada instrumen yang baru akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,6 (Arikunto, 2006). Tujuan dilakukan uji coba ini adalah untuk mengetahui tingkat reliabilitas setiap butir pernyataan kuesioner serta untuk mengetahui konsistensi instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya (Arikunto, 2000).

Uji realibitas ini dilakukan pada sampel lain yang sesuai dengan kriteria yaitu siswa putri SMA Swasta Annizam Medan. Dengan jumlah sampel 10 orang siswi putri. Hasil uji reliabilitas ini dengan menggunakan formula KR-20 untuk kuesioner pengetahuan remaja tentang anemia adalah 0,79. Dan hasil uji reliabilitas kuesioner gejala anemia adalah 0,78. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner tingkat pengetahuan remaja tentang anemia dan kuesioner gejala anemia pada remaja adalah reliable.

8. Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan ijin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian (SMA Swasta Islam Azizi Medan). Setelah mendapat ijin, peneliti melaksanakan pengumpulan data

penelitian. Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah yang dibuat sebelumnya. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada calon responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner, kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

9. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti akan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Kemudian dilakukan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti melakukan tabulasi dan analisa data. Data demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase, dan mean.

Untuk tingkat pengetahuan remaja tentang anemia disajikan dengan kategori baik dan kurang, dengan rumus statistik Sudjana (1992).

Rentang P = —————

Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah) sebesar 15 dan banyak kelas dibagi atas

2 kelas untuk pengetahuan remaja putri (baik dan kurang), maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 7,5.

Dengan P = 7,5 dan nilai terendah 15 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka pengetahuan remaja putri dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut:

15- 22= Pengetahuan remaja putri akan anemia kurang 23 - 30 = Pengetahuan remaja putri akan anemia baik

Untuk perhitungan terjadinya gejala anemia pada remaja putri disajikan dengan kategori tinggi dan rendah, dengan rumus statistik Sudjana (1992).

Rentang P = —————

Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) sebesar 15 dan banyak kelas dibagi atas 2 kelas untuk strategi gejala pada remaja (tinggi dan rendah) , maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 7,5.

Dengan P = 7,5 dan nilai terendah 15 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka strategi gejala pada remaja putri dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut:

15-22 = gejala anemia pada remaja putri tinggi 23-30 = gejala anemia pada remaja putri rendah

Hubungan tingkat pengetahuan dengan gejala anemia pada remaja putri akan dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman rho yang ditampilkan dalam tabel hasil uji interprestasi yang

terdiri dari nilai r, nilai p, dan arah korelasi. Uji spearman digunakan karena variabel independent (tingkat pengetahuan) berskala kategorik (ordinal) dan variabel dependent (gejala) berskala kategorik (ordinal). Uji spearman dapat digunakan untuk uji korelasi variabel ordinal dengan ordinal dan sebagai alternatif untuk uji numerik-numerik jika uji pearson tidak memenuhi syarat (Dahlan, 2004).

Tabel 3. Panduan interprestasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi (Dahlan, 2004).

No Parameter Nilai Interprestasi

1 Kekuatan 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p P<0,05 P>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variable yang di uji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variable yang di uji. 3 Arah korelasi + (positif)

-(negative)

Searah. Semakin besar nilai satu variable, semakin besar pula nilai variable lainnya.

Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variable, semakin kecil nilai variable lainnya.

Dokumen terkait