• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertimbangan Hukum dan Putusan Majelis Hakim 1.Kasus Pertama

PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD DI PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG

G. Pertimbangan Hukum dan Putusan Majelis Hakim 1.Kasus Pertama

Pada kasus antara Abdul Hadis bin Abdul Wahab (Pemohon) dan Muniroh Hannum Lubis binti Samsuddin Lubis (Termohon), berdasarkan surat permohonan

Pemohon ditambah keterangannya di depan sidang, ditemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut:

a. Telah terjadi perselisihan terus-menerus antara Pemohon dengan Termohon; b. Keduanya telah berpisah tempat tinggal sejak bulan januari 2009 karena Termohon

pergi meninggalkan Pemohon sampai sekarang tidak pernah kembali lagi dan tidak diketahui alamatnya;

c. Keluarga dan tetangga Pemohon telah berusaha menasehati dan mendamaikan keduanya, namun tidak berhasil.

Menurut pasal 1 UU No.1 tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa;

Sejalan hal tersebut di atas dalam al-Qur’a surat al-Ruum ayat 21, menyatakan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan adanya kelurga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah;

Dari ketentuan al-Qur’a da UU No.1 tersebut, dapat disi pulka bahwa

unsur-unsur yang sangat fundamental dalam perkawinan sudah tidak ada lagi dan hal tersebut menunjukan bahwa sebenarnya perkawinan Pemohon dengan Termohon sudah pecah, apalagi Pemohon di depan sidang telah menyatakan tidak mau lagi mempertahankan rumah tangganya dan pemohon bersikeras menyatakan ingin mentalak termohon, hal mana telah sesuai dengan firman Allah yaitu:

           ) رق لا / 2 : 227 )

Artinya : Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Mempertahankan perkawinan (rumah tangga) yang demikian adalah suatu perbuatan yang sia-sia karena dapat mengakibatkan akses-akses yang negatif bagi semua pihak, bahkan dapat menjadi neraka duniawi bagi pihak-pihak yang bersangkutan;

Pemohon telah menunjukan tekadnya yang kuat untuk mentalak Termohon, hal tersebut menunjukan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak dapat dipertahankan lagi, karena tidak mungkin Pemohon akan mengakhiri perkawinannya dengan perceraian seandainya masih ada cara untuk mempertahankan perkawinan tersebut;

Tentang masalah apa dan siapa yang menjadi penyebab terjadinya pertengkaran, tidak patut dibebankan ke salah satu pihak dan tidak perlu dicari-cari, karena mencari-cari kesalahan satu pihak justru menimbulkan pengaruh yang tidak baik bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung No. 38/K/AG/1996 tanggal 5 oktober 1996;

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa alasan hukum yang diajukan oleh Pemohon untuk mentalak Termohon telah sesuai dengan maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 jo. Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut jo. Pasal 116

huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon dapat dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

Dan karena Termohon telah tidak datang menghadap meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, dan ketidakdatangannya tersebut tidak didasarkan atas alasan yang sah dan dibenarkan oleh undang-undang dan permohonan Pemohon tidak melawan hukum serta beralasan, oleh karenanya berdasarkan pasal 126 HIR, permohonan Pemohon harus diputus dengan verstek;

Perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai ketentuan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989, biaya perkara dibebankan kepada Pemohon.

Terhadap alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut, permohonan pemohon untuk bercerai dengan termohon cukup beralasan dan tidak melawan hukum, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis hakim berpendapat permohonan pemohon dapat diterima. Selanjutnya dibacakanlah amar putusan dari majelis hakim yang berisi sebagai berikut:

b. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek;

c. Menetapkan memberi izin kepada pemohon Abdul Hadis bin Abdul Wahab untuk menetapakan ikrar thalak terhadap termohon Muniroh Hannum Lubis binti samsuddin di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang;

d. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 341.000,- (tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah).

2. Kasus kedua

Pada kasus antara Adhi Siswaya Nugraha bin Cris Martha Mihardja (Pemohon) dan Herawati binti sulaeman (Termohon), berdasarkan permohonan Pemohon dan mendengar keterangan saksi-saksi serta membaca alat bukti tertulis, dipandang dalam hubungannya antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan, maka Majelis Hakim mendapatkan fakta sebagai berikut:

a. Bahwa berdasarkan bukti P.1 maka harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon terikat dalam perkawinan yang sah;

b. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon berumah tangga di Neglasari, Kota Tangerang;

c. Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah dikaruniai dua orang anak;

d. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak juli 2007 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon sering meminta cerai kepada Pemohon, Termohon berwatak keras dan susah diatur, Termohon terlalu

mementingkan pribadi dari pada mengurus suami sebagai layaknya seorang isteri dan Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin Pemohon; e. Bahwa akibat kejadian tersebut, antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah

dan ranjang sejak tahun 2007.

Dari kenyataan yang didapat dalam persidangan, alasan yang dimaksud oleh Pemohon dalam permohonannya sebagai dalil untuk memohon dinyatakan putusnya perkawinan dengan Termohon, telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus sehingga sulit untuk dirukunkan sebagaimana diatur dalam pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 jo. Pasal 116 huruf (f) kompilasi Hukum Islam;

Tergugat tidak hadir di persidangan ataupun mengutus orang lain sebagai wakilnya tanpa alasan yang sah menurut hukum meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut sebagaimana relaas panggilan Pengadilan Agama Tangerang Nomor 992/Pdt.G/2009/PA.Tng. tanggal 2 november 2009 dan 2 desember 2009 dan permohonan Pemohon beralasan dan tidak melawan hukum, dengan demikian permohonan Pemohon dikabulkan dengan verstek (vide pasal 125 HIR).

Terhadap alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut, permohonan pemohon untuk bercerai dengan termohon cukup beralasan dan tidak

melawan hukum, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis hakim berpendapat permohonan pemohon dapat diterima. Selanjutnya dibacakanlah amar putusan dari majelis hakim yang berisi sebagai berikut:

a. Mengabulkan permohonan Pemohon;

b. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek;

c. Menetapkan memberi izin kepada pemohon Abdul Hadis bin Abdul Wahab untuk menetapakan ikrar thalak terhadap termohon Muniroh Hannum Lubis binti samsuddin di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang;

d. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah).

Dokumen terkait