• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi

Dalam dokumen PUTUSAN Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg (Halaman 32-45)

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat baik diwakili maupun didampingi oleh Kuasa Hukumnya telah hadir menghadap dipersidangan baik hadir secara elektronik maupun hadir langsung di persidangan dan telah memberikan keterangannya;

Menimbang, bahwa dalam setiap persidangan secara langsung Majelis Hakim telah mendamaikan Penggugat dan Tergugat dan juga telah dilakukan mediasi oleh Hakim Mediator Riduansyah, S.H.I., namun berdasarkan laporan mediator tertanggal 16 Oktober 2020 pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian, dengan demikian ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 154 RBG jo.

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok perkara, terlebih dahulu Majelis Hakim mempertimbangkan kewenangan Pengadilan Agama dan legal standing para pihak dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa dari posita gugatan Penggugat, Majelis Hakim menilai perkara ini menyangkut sengketa di bidang perkawinan antara orang-orang yang beragama Islam, maka berdasarkan Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 1 Angka 37 huruf (a) poin 11, perkara ini menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama;

Menimbang, Penggugat dan Tergugat menunjuk kuasa dalam perkara ini, oleh karena itu Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan legalitas kuasa hukum Penggugat dan Tergugat terlebih dahulu;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Penggugat atas nama Rostan, S.H.,M.H., Advokat/Penasehat Hukum berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 September 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 36/Skks/10/2020, tanggal 5 Oktober 2020, yang bertindak atas nama Penggugat, dimana Rostan,

S.H.,M.H.. adalah Anggota PERADI yang masih aktif sesuai dengan Kartu Tanda Pengenal Advokat, dan telah disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Advokat, hal tersebut telah sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1), tidak dalam keadaan menjalankan sanksi penindakan berupa pemberhentian sementara sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (c) dan sanksi pemberhentian secara permanen sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (d) dan pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Advokat atas nama Rostan, S.H.,M.H., dapat beracara di Pengadilan Agama Bontang untuk mewakili Penggugat;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Tergugat atas nama H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H., Advokat/Penasehat Hukum, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 Oktober 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 42/Skks/10/2020, tanggal 16 Oktober 2020, yang bertindak atas nama Tergugat, dimana H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H., adalah Anggota KAI dan PERADI yang masih aktif sesuai dengan Kartu Tanda Pengenal Advokat, dan telah disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Advokat, hal tersebut telah sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1), tidak dalam keadaan menjalankan sanksi penindakan berupa pemberhentian sementara sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (c) dan sanksi pemberhentian secara permanen sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (d) dan pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Advokat atas nama H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H.., dapat beracara di Pengadilan Agama Bontang untuk mewakili Tergugat;

Menimbang, bahwa Penggugat diwakili Kuasa Hukumnya yang telah mendaftarkan perkaranya secara elektronik (e-filing) melalui aplikasi e-Court Mahkamah Agung RI dan untuk selanjutnya Tergugat juga diwakili Kuasa Hukumnya turut pula memberikan persetujuannya untuk beracara secara elektronik;

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat dan Tergugat masing-masing telah memberikan persetujuannya untuk beracara atau bersidang secara elektronik, maka pemeriksaan perkara ini dapat dilakukan secara elektronik berdasarkan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik serta Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 129/KMA/SK/VIII/2019 tentang Petunjuk Teknis Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik;

Menimbang, bahwa alasan yang dijadikan dasar Penggugat mengajukan gugatannya bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang Tanggal 7 Januari 2020, selama dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu: Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018, sejak bercerai, kedua anak tersebut diasuh oleh Penggugat (Bapak Kandung) tapi pada tanggal 15 Desember 2019 Tergugat (Ibu Kandung) mengambil secara lemah lembut dan berjanji tidak akan mengambil harta-harta gonogini anak tersebut dari Penggugat (Bapak Kandung), gugatan hak asuh anak ini diajukan dikarenakan Penggugat ingin mendidik serta mengasuh kedua anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat, Penggugat khawatir perkembangan fisik dan psykologi anak jika diasuh oleh Tergugat (Ibu kandungnya), karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan Penggugat (Bapak kandungnya). Selain daripada itu anak pernah masuk Rumah Sakit tanpa diberitahu kepada Penggugat (Bapak kandungnya) dan biasa anak ini dititip sama orang lain, biaya ditanggung oleh Penggugat dan Tergugat sebagai Bapak dan Ibu (kedua orang tuanya) sampai anak tersebut dewasa;

Menimbang, bahwa atas dasar-dasar tersebut Penggugat mohon agar ditetapkan sebagai pengasuh dari kedua anak yang bernama: Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 (lima) Tahun dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun;

Menimbang, bahwa Tergugat telah memberikan jawabannya secara tertulis yang pada pokoknya mengakui sebagaian dalil gugatan Penggugat baik secara

bulat/tegas dan ada sebagian yang diakui dengan berklausula dan ada pula yang di bantah sebagaimana lengkap termuat dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa pada pokoknya Tergugat mengakui dan membenarkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah bercerai berdasarkan putusan Pengadilan Agama Bontang tanggal 7 Januari 2020, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak sebagaimana posita angka 2 (dua) gugatan Penggugat dan Tergugat juga membenarkan selama bercerai kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat yang diakui oleh Tergugat secara bulat/secara tegas maka harus dinyatakan terbukti hal ini sesuai dengan maksud Pasal 311 R.Bg., yang menyatakan bahwa pengakuan pihak Tergugat di persidangan merupakan bukti lengkap atas dalil gugatan Penggugat, sedangkan dalil posita lainnya di bantah oleh Tergugat maupun diakui secara berklausula;

Menimbang, bahwa Penggugat pada pokoknya juga telah menyampaikan replik atas jawaban Tergugat dan Tergugat juga telah menyampaikan duplik atas replik dari Penggugat sebagaimana terurai dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat bertanda P.1 sampai dengan P.6 serta 3 (tiga) orang saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah, maka terhadap bukti-bukti tersebut Majelis memberikan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa alat bukti P.1 berupa fotokopi screen shoot percakapan whatsapp, tidak ditunjukkan digital forensiknya, telah bermeterai cukup, atas alat bukti tersebut Tergugat keberatan, selanjutnya Majelis Hakim menilai bahwa oleh karena alat bukti tersebut tidak dapat ditunjukkan audit forensiknya maka berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik, alat bukti tersebut dikesampingkan;

Menimbang, bahwa alat bukti P. 2, P.4, dan P.5 merupakan fotokopi dari foto yang juga tidak dapat ditunjukkan audit foreksinya maka berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik alat bukti tersebut tidak dapat diyakini keasliannya maka Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut dikesampingkan;

Menimbang, bahwa alat bukti P. 3 merupakan fotokopi dari Perbaikan dan Perubahan Gugatan Harta Bersama Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.Botg, telah bermeterai cukup, dan telah dicocokkan dengan aslinya, oleh karenanya Majelis menilai alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan akan dipertimbangkan sepanjang relevan dengan pokok perkara;

Menimbang, bahwa alat bukti P.3 muatan materi dari alat bukti tersebut hanya menerangkan bahwa Tergugat telah mengajukan gugatan harta bersama kepada Penggugat. Majelis Hakim menilai alat bukti P.3 tidak ada relevansinya dengan perkara a quo, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat alat bukti tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa selain bukti tertulis, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat juga telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi masing-masing bernama: Zaenal Abidin bin M. Jafar, Nur Jumiati, S.Pd. binti Abdul Razak dan Risnawati, S.Kep., N.S. binti Abdul Razak, ketiga saksi Penggugat sudah dewasa dan telah memberikan keterangan secara terpisah di bawah sumpahnya sebagaimana ketentuan Pasal 171, 172 dan Pasal 175 R.Bg., maka dengan demikian ketiga saksi tersebut telah memenuhi syarat-syarat formil bukti saksi dan keterangannya dapat dipertimbangkan dalam perkara ini;

Menimbang, ketiga saksi Pengugat pada pokoknya mengetahui bahwa setelah terjadi perceraian kedua anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Tergugat, keterangan tersebut diketahui sendiri oleh saksi dan saling bersesuaian oleh karenanya sesuai dengan Pasal 308 ayat (1) dan Pasal 309 R.Bg., keterangan tersebut dinyatakan terbukti;

Menimbang, bahwa dalam dalil posita gugatan Penggugat pada angka 4 (empat) dinyatakan Penggugat ingin mengasuh kedua anak tersebut dikarenakan Penggugat khawatir perkembangan fisik dan psikologis anak jika diasuh oleh Tergugat karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan Penggugat. Selain itu anak pernah masuk Rumah Sakit tanpa diberitahukan kepada Penggugat dan biasanya anak ini dititip sama orang lain;

Menimbang, ketiga orang saksi yang dihadirkan oleh Penggugat hanya saksi Rismawati, S.Kep., N.S. yang mengetahui sendiri bahwa keluarga Penggugat pernah mengunjungi rumah Tergugat untuk berkunjung akan tetapi

ditolak sedangkan saksi-saksi yang lain hanya mengetahui dari cerita orang lain bukan mengetahui sendiri oleh karenanya sesuai dengan Pasal 309 R.Bg.

keterangan saksi tersebut tidak bersesuaian;

Menimbang, bahwa ketiga orang saksi tersebut juga memberikan keterangan bahwa anak Penggugat dan Tergugat pernah sakit 2 (dua) kali akan tetapi keterangan tersebut juga diperoleh saksi tersebut dari cerita bukan dari pengetahuan sendiri (testimonium de auditu) sehingga keterangan saksi tersebut tidak memenuhi syarat materiil sebagaimana ketentuan Pasal 308 ayat (1) oleh karenanya keterangan saksi yang bernama bernama Zaenal Abidin bin M. Jafar, Nur Jumiati, S.Pd. binti Abdul Razak dan Risnawati, S.Kep., N.S. binti Abdul Razak tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa saksi Nur Jumiati, S.Pd telah memberikan keterangan yang pokoknya Tergugat memiliki hubungan dengan laki-laki akan tetapi sumber pengetahuan yang saksi peroleh juga didapat dari orang lain bukan dari pengetahuan saksi sendiri (testimonium de auditu) sehingga keterangan saksi tersebut tidak memenuhi syarat materiil sebagaimana ketentuan Pasal 308 ayat (1) oleh karenanya keterangan saksi tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil bantahannya Tergugat juga telah mengajukan alat bukti tulis T.1 sampai dengan T.10 dan menghadirkan 3 (tiga) orang saksi dan selanjutnya akan dipertimbangkan sebagai berikut;

Menimbang, alat bukti T.1. berupa Akta Cerai antara Tergugat dan Penggugat yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan mengenai perceraian antara Penggugat dengan Tergugat yang terjadi pada tanggal 07 Januari 2020, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil, serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskrackht);

Menimbang, alat bukti T.2. berupa KTP atas nama Dewi Maryati dan T.3 atas nama Dewi Maryati berupa Kartu Keluarga yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan mengenai identitas Tergugat, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil

dan materiil, serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskrackht);

Menimbang, alat bukti T.4. berupa Kutipan Akta Kelahiran atas nama Fairuz Al Fahrezzi dan T.5 berupa Kutipan Akta Kelahiran atas nama Muhammad Firza, yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan mengenai identitas dan usia 2 (dua) orang anak yang bernama Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil karena berkaitan dengan perkara a quo, serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskrackht), maka harus dinyatakan terbukti bahwa anak yang bernama Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018 adalah anak yang lahir dari pasangan suami istri Ismail dan Dewi Maryati;

Menimbang, alat bukti T.6. berupa Surat Tanda Pengaduan Kepolisian Resor Bontang yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan tidak dapat dicocokkan dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan berkenaan laporon terjadinya perkara penganiayaan pada Polres bontang pada tanggal 12 Mei 2020, sebagai pelopor a.n. Dewi Maryati dan Terlapor a.n. Ismail, oleh karena alat bukti tersebut tidak dapat ditunjukkan aslinya oleh karenanya Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut hanya sebagai bukti permulaan saja;

Menimbang, alat bukti T.7. merupakan screenshot dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Bontangyang juga tidak ditunjukkan audit digital forensiknya maka berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik alat bukti tersebut tidak dapat diyakini keasliannya maka Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, alat bukti T.8 (kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama Fairuz Al Fahrezzi), T.9 (kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama Firza), dan T.10 (kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama

Bunda Fairuz Al Fahrezzi), adalah berkenaan dengan gugatan rekonvensi, oleh karenanya alat bukti tersebut akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam pertimbangan rekonvensi;

Menimbang, bahwa saksi-saksi Tergugat yang bernama: Nurhayati binti Ambo Tolla, Sitti Nurani binti Mustafa dan Nikita Andriyani binti Bambang Gunawan, ketiga saksi Penggugat sudah dewasa dan telah memberikan keterangan secara terpisah di bawah sumpahnya sebagaimana ketentuan Pasal 171, 172 dan Pasal 175 R.Bg., maka dengan demikian ketiga saksi tersebut telah memenuhi syarat-syarat formil bukti saksi dan keterangannya dapat dipertimbangkan dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa dalam keterangannya, ketiga orang saksi Tergugat menjelaskan secara berkesesuaian berkenaan dengan kebolehan Penggugat untuk menjenguk kedua orang anak Penggugat dan Tergugat serta tentang pengasuhan kedua orang anak penggugat dan Tergugat, oleh karena itu keterangan saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg, sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti;

Menimbang, bahwa keterangan ketiga orang saksi Tergugat untuk selain dan selebihnya tidak ada relevansinya secara langsung dengan pokok gugatan, oleh karenanya majelis Hakim berpendapat keterangan saksi Tergugat tersebut tidak memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg, sehingga keterangan saksi tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat, jawaban Tergugat, replik Penggugat, duplik Tergugat, kesimpulan serta dihubungkan dengan bukti-bukti yang dihadirkan di muka persidangan maka telah ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:

- Bahwa Penggugat dan Tergugat telah bercerai di Pengadilan Agama Bontang pada tanggal 7 Januari 2020;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai dua orang anak masing-masing bernama: Fairuz Al Fahrezzi bin Ismail dan Muhammad Firza bin Ismail, kedua anak tersebut masih berumur kurang dari 12 (dua belas tahun);

- Bahwa selama bercerai kedua anak tersebut di dalam asuhan Tergugat;

- Bahwa selama diasuh oleh Tergugat kedua anak tersebut dalam kondisi baik-baik saja baik-baik jasmani maupun rohani;

Menimbang, bahwa dari seluruh alat bukti baik surat maupun saki-saksi yang dihadirkan oleh Penggugat tidak ditemukan alasan yang kuat sebagaimana yang didalilkan oleh Penggugat tentang kekhawatiran Penggugat atas tumbuh kembang anak tersebut dan tidak ada alat bukti yang menguatkan dalil gugatan Penggugat tentang adanya penolakan secara nyata berkenaan dengan hubungan Penggugat dengan kedua anak Penggugat dan Tergugat, oleh karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Penggugat tidak mampu membuktikan dalil-dalil gugatannya;

Menimbang, oleh karena Penggugat tidak mampu membuktikan dalil-dalil gugatannya sebagaimana pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim sepakat untuk menolak gugatan Penggugat;

Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat menyampaikan permohonan agar ditetapkan sebagai pemegang hak asuh anak atas kedua anak Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 105 huruf (a) pada asasnya pemeliharaan anak yang belum berumur 12 tahun adalah jatuh pada Ibunya;

Menimbang, bahwa dalam menentukan hak asuh atas anak Majelis hakim telah mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak (best interest of the child), yang mana anak tetap membutuhkan pengasuhan dan pemeliharaan dari kedua orang tuanya selama tidak ada kemadhorotan dari salah satu orang tuanya;

Menimbang, bahwa dalam persidangan telah terbukti bahwa Penggugat dan Tergugat adalah orang tua yang baik serta tidak ada kemadhorotan dari salah satu, dimana Penggugat dan Tergugat sama-sama menginginkan pemeliharaan yang terbaik bagi kedua orang anaknya;

Menimbang, bahwa meskipun senyatanya kedua anak yang bernama Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail dan Muhammad Firza Bin Ismail berada tersebut berada dalam asuhan Tergugat, akan tetapi Penggugat tetap punya hak untuk dapat ikut mengasuh dan memelihara kedua orang anak Tersebut;

Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim menilai permohon Tergugat untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh kedua orang anak Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018 tidak dapat dikabulkan;

Dalam Rekonvensi.

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah seperti yang diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa gugatan rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonvensi disampaikan bersamaan dengan jawaban dalam perkara konvensi dan masih berhubungan hukum dengan pokok perkara, maka gugatan rekonvensi tersebut secara formal dapat diterima karena telah sesuai dengan Pasal 157 dan 158 RBg., serta memenuhi unsur jelas dan tegas (een deudelijke en bapalde conclussaide), karena itu Majelis berpendapat bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi dapat dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa hal-hal yang telah dipertimbangkan dalam konvensi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan dalam rekonvensi ini;

Menimbang, bahwa pada pokoknya Penggugat Rekonvensi mendalilkan dalam gugatan rekonvensinya, Penggugat rekonvensi menuntut kepada Tergugat Rekonvensi berupa:

1. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar nafkah madliyah terhadap kedua anaknya tersebut, sebesar : Rp. 150.000.000,- ( seratus lima puluh juta rupiah)

2. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar biaya-biaya nafkah pemeliharaan anak hingga dewasa (21 tahun) adalah sebagai berikut :

c) Terhadap anak kesatu = Rp. 5.000.000,- X 16 tahun X 12 bulan = Rp.

960.000.000,- ( sembilan ratus enam puluh juta rupiah)

d) Terhadap anak kedua = Rp. 5.000.000,- X 19 tahun X 12 bulan = Rp.

1.140.000.000,- ( satu milyar seratus empat puluh juta rupiah).

3. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk menanggung biaya premi BPJS kesehatan dan biaya pendidikan terhadap kedua anaknya hingga dewasa dan mandiri.

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara gugatan rekonvensi, Majelis Hakim akan mempertimbangkan formalitas dari gugatan rekonvensi Penggugat sebagai berikut;

Menimbang, bahwa Penggugat rekonvensi pada pokoknya menuntut Tergugat rekonvensi untuk membayar nafkah madliyah terhadap kedua anak tersebut sebesar Rp150.000.000.00 (seratus lima puluh juta rupiah);

Menimbang, bahwa pada gugatan Penggugat rekonvensi pada posita angka 1 huruf (c dan d) dinyatakan bahwa:

c. Bahwa akibat suami yang tidak mampu menafkahi istri bisa dianggap berhutang dan istri berhak menuntut pengembalian atas nafkah madliyah tersebut. Oleh karena itu terhadap suami yang tidak memenuhi kewajibannya dan tidak bisa memberikan nafkah kepada istrinya, maka selaku istri menuntut nafkah madliyah;

d. Bahwa sudah selayaknya Tergugat rekonvensi membayar nafkah madliyah yang telah menjadi hutang bagi suaminya (Tergugat rekonvensi) sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut, sebagaimana ketentuan Pasal 116 huruf (g) KHI;

Menimbang, bahwa jika dicermati dalil-dalil posita tersebut menerangkan dan menjelaskan tentang adanya tuntutan nafkah madliyah dari Penggugat rekonvensi kepada Tergugat rekonvensi sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sedangkan yang menjadi gugatan rekonvensi dari Penggugat sebagaimana petitum gugatan rekonvensi Penggugat adalah tuntutan nafkah madliyah untuk kedua orang anak tersebut, dan Majelis juga menilai dasar yang dijadikan pijakan oleh Penggugat rekonvensi adalah ketentuan Pasal 116 huruf (g) Kompilasi Hukum Islam yang redaksi bunyi pasal tersebut adalah: suami melanggar taklik talak;

Menimbang, bahwa dalam dalil-dalil posita angka 2 (dua) huruf (a) angka 2 huruf (a dan b) dinyatakan:

2. Bila diperinci sejak lahir anak-anak usia-0 bulan sampai sekarang tahun 2020, tidak diberikan nafkah sebesar :

a) Tidak dibayar, nafkah pemeliharaan anak-kesatu: tahun 2015 – 2020 = 5 tahun X 12 bulan X Rp. 3.000.000,- = Rp. 180.000.000,-

b) Tidak dibayar, nafkah pemeliharaan anak-kedua: tahun 2018 – 2020 = 2 tahun X 12 bulan X Rp. 3.000.000,- = Rp. 72.000.000,-

Grand total, sebesar : Rp. 252.000.000,-

Menimbang, bahwa posita yang telah didalilkan tersebut jika dihubungkan dengan petitum gugatan rekonvensi Penggugat telah nyata tidak bersesuaian, yang mana dalam posita tersebut berjumlah sebesar Rp252.000.000,00 (dua ratus lma puluh dua juta rupiah) sedangkan dalam petitum dituntut sebesar Rp150.000.000.00 (seratus lima puluh juta rupiah);

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Majelis Hakim menilai gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Majelis Hakim menilai gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah

Dalam dokumen PUTUSAN Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg (Halaman 32-45)

Dokumen terkait