• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUTUSAN Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bontang yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis yang dilangsungkan secara elektronik telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Hak Asuh Anak antara:

Ismail bin Abdul Razak, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan swasta, tempat tinggal di KPR Lembah Kencana, RT.

019, Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, yang berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 September 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 36/Skks/10/2020, tanggal 5 Oktober 2020, telah memberikan kuasa kepada Rostan, S.H.,M.H., advokat beralamat Kantor di Jalan KS. Tubun, RT. 29, No. 9A, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dalam hal ini menggunakan domisili elektronik dengan alamat email:

rostanrahman36@gmail.com, sebagai Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi;

melawan

Dewi Maryati binti Adnan Manaf, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan PT. Pupuk Kaltim, tempat tinggal di Jalan Sakura Nomor 04 PC IV, Perumahan Pupuk Kaltim, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang, yang berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 Oktober 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan

(2)

Agama Bontang dengan Nomor 42/Skks/10/2020, tanggal 16 Oktober 2020, telah memberikan kuasa kepada H. Bahrodin, S.H., M.Hum. dkk, Advokat yang berkantor di Jalan Jenderal A. Yani Komplek Halal Squer Blok B-6, RT. 5, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dalam hal ini menggunakan domisili elektronik

dengan alamat email:

ariefwidagdosoetarno@yahoo.co.id sebagai Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mempelajari berkas perkara;

Telah mendengar keterangan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi masing-masing dari Kuasa Hukumnya, serta memeriksa bukti-bukti yang diajukan di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa, Penggugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan gugatan Hak Asuh Anak tertanggal 28 September 2020 yang telah didaftar secara e-Court di Pengadilan Agama Bontang dan perbaikannya dengan register Nomor 381/Pdt.G/2020/PA.Botg, tanggal 6 Oktober 2020 yang telah mengemukakan hal- hal sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang Tanggal 7 Januari 2020 M bertepatan dengan tanggal 11 Jumadil Awwal 1441 H dalam Sidang Majelis Hakim Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 442/PDT.G/2019/PA.BOTG yang di buktikan dengan Akta Cerai Nomor 11/AC/2020/PA.BOTG;

2. Bahwa selama dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu :

- Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015;

- Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018

(3)

3. Bahwa sejak bercerai, anak sebagaimana poin 2 (dua) diasuh oleh Penggugat (Bapak Kandung) tapi pada tanggal 15 Desember 2019 Tergugat (Ibu Kandung) mengambil secara lemah lembut dan berjanji tidak akan mengambil harta-harta gonogini anak tersebut dari Penggugat (Bapak Kandung);

4. Bahwa gugatan hak asuh anak ini diajukan dikarenakan Penggugat ingin mendidik serta mengasuh kedua anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat, Penggugat khawatir perkembangan fisik dan psykologi anak jika diasuh oleh Tergugat (Ibu kandungnya), karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan Penggugat (Bapak kandungnya). Selain daripada itu anak pernah masuk Rumah Sakit tanpa diberitahu kepada Penggugat (Bapak kandungnya) dan biasa anak ini dititip sama orang lain;

5. Bahwa biaya ditanggung oleh Penggugat dan Tergugat sebagai Bapak dan Ibu (kedua orang tuanya) sampai anak tersebut dewasa.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat melalui Kuasa, mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Bontang cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

PRIMAIR

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menetapkan bahwa hak asuh anak yang bernama - Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 (lima)Tahun - Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun Jatuh kepada Penggugat

3. Membebankan biaya perkara menurut hukum yang berlaku.

SUBSIDER

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon untuk menjatuhkan Putusan yang seadil-adilnya (Ex aquo Et bono).

Bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat dan Tergugat diwakili dan didampingi oleh Kuasa Hukumnya masing-masing telah datang menghadap di persidangan, baik hadir secara langsung dipersidangan maupun hadir secara elektronik;

(4)

Bahwa Majelis telah berusaha secara maksimal untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar dapat menyelesaikan permasalahan hak asuh anak secara kekeluargaan, juga telah dilakukan upaya mediasi oleh Hakim Mediator Riduansyah, S.H.I., namun mediasi juga tidak berhasil mencapai kesepakatan damai;

Bahwa, Penggugat melalui Kuasa Hukumnya telah mendaftarkan perkara ini melalui e-court dan Tergugat juga diwakili oleh Kuasa Hukumnya, maka Majelis Hakim menjelaskan tentang kewajiban kepada Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat untuk beracara secara e-litigasi atau persidangan secara elektronik dan atas penjelasan dari Majelis Hakim tersebut, Kuasa Hukum Tergugat dan Kuasa Hukum Tergugat menyatakan bersedia melakukan persidangan secara E-Litigasi atau persidangan secara elektronik;

Bahwa selanjutnya sidang dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat tanpa perubahan dan tambahan;

Bahwa pada persidangan tanggal 27 Oktober 2020 antara Penggugat dan Tergugat telah menyepakati court calendar yang disusun oleh Majelis Hakim untuk tahap jawaban, replik, duplik, bukti surat Penggugat, bukti saksi Penggugat, bukti surat Tergugat, bukti saksi Tergugat, kesmipulan dan pembacaan putusan;

Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah memberikan jawaban secara tertulis yang telah diunggah ke dalam sistem informasi pengadilan melalui saluran elektronik tanggal 3 November 2020 yang pada pokoknya sebagai berikut:

I. DALAM KONPENSI

Jawaban atas gugatan PENGGUGAT d.k. :

1. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan PENGGUGAT kecuali jelas-jelas diakui oleh TERGUGAT.

2. Bahwa BENAR, adanya perceraian antara PENGGUGAT-TERGUGAT, sebagaimana posita gugatan point -1 dan berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang Nomor 442/Pdt.G/2019/PA.Botg 7-01-2020 bertetapan dengan 11 Jumadil Awal 1441 H dan telah berkekuatan hukum tetap sebagaimana akta Cerai Nomor : 11/AC/2020/PA.Botg.

(5)

3. Bahwa BENAR, sebagaimana posita gugatan point -2, selama perkawinan PENGGUGAT-TERGGUGAT telah dikaruniai 2 orang anak yaitu ;

a. FAIRUZ AL FAHEZZI bin ISMAIL , lahir di Bontang 30-04-2015 ( umur 5 tahun ) , Jenis Kelamin Laki-Laki.

b. MUHAMMAD FIRZA bin ISMAIL , lahir di Bontang 07-04-2015 ( umur 2 tahun ) , Jenis Kelamin Laki-Laki.

4. Bahwa TERGUGAT dengan berpedoman kepada pasal 105 huruf a KHI, yang mengatur dalam hal terjadinya perceraian “ pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya.

Dengan demikian TERGUGAT sangat kuat dan berdasarkan hukum untuk tetap memelihara kedua anaknya tersebut di atas.

5. Bahwa TIDAK BENAR, sebagaimana posita point-3 gugatan PENGGUGAT yang menyatakan “ bahwa sejak bercerai anak sebagaimana point 2 tersebut di asuh oleh PENGGUGAT, tapi pada tanggal 15-12-2019 TERGUGAT mengambil secara lemah lembut dan berjanji tidak akan mengambil harta-harta gonogini anak tersebut dari PENGGUGAT.

BANTAHAN TERGUGAT

a. Bahwa tentang Pengasuhan anak sebagaimana point -2, adalah TIDAK BENAR dalam pengasuhan anak pada PENGGUGAT, seolah-olah TERGUGAT mengambil secara lemah lembut pada tanggal 15 -12-2019, yang walaupun secara yuridis antara PENGGUGAT-TERGUGAT masih berstatus layaknya suami-istri.;

b. Bahwa Faktanya adalah TERGGUGAT telah mengajukan gugat cerai kepada PENGGGUAT tertanggal 28-10-2019, dengan alasan pertengkaran yang terus menerus dalam rumah tanggal PENGGUGAT- TERGUGAT yang disebabkan PENGGUGAT tidak ada perhatian sama sekali kepada ANAK DAN ISTRI, bahwa SUAMI ( PENGGUGAT) banyak kegiatan di luar rumah tanpa mempertimbangkan urusan rumah tangga dan setiap keluar rumah PENGGUGAT tidak memberitahukan /tanpa izin dari TERGUGAT ( selaku istri ) ketika itu. Hal ini mengakibatkan kebuntuan komunikasi dalam rumah tangga

(6)

PENGGUGAT-TERGUGAT. ( vide bukti –Fakta Hukum hal. 16-17 Putusan No. 442/Pdt.G./PA.Botg.)

c. Bahwa TIDAK BENAR, tentang ada ” berjanji tidak mengambil harta-harta gonogini anak tersebut dari PENGGUGAT, “ secara fakta TERGUGAT telah mengajukan gugatan harta bersama tertanggal 6 Juni 2020 ( vide Posita dan Petitum perkara Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.Botg tersebut).

6. Bahwa TIDAK BENAR, sebagaimana posita gugatan PENGGUGAT point - 4 yang menyatakan “ bahwa gugatan hak asuh anak ini diajukan karena PENGGUGAT ingin mendidik serta mengasuh kedua anak hasil hasil perkawinan PENGGUGAT-TERGUGAT, karena ada kekhawatiran PENGGUGAT atas perkembangan fisik dan psykologi jika diasuh oleh TERGUGAT, karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan PENGGUGAT, selain daripada itu anak pernah masuk rumah sakit tanpa diberitahu kepada PENGGUGAT dan biasa anak dititipkan kepada orang lain “

BANTAHAN

Bahwa sungguh PENGGUGAT telah memutar balik fakta, sedangkan fakta yang sebenarnya adalah ;

a. Bahwa Sebagaimana keterangan saksi dalam putusan Pengadilan Agama Bontang Nomor : 442/Pdt.G/2019/PA.Botg hal 6 keterangan ; NIKITA ANDRIANI binti BAMBANG GUNAWAN, Alinea ke-6 : bahwa yang menjadi penyebab ketidak harmonisan PENGGUGAT-TERGUGAT, karena masalah komunikasi dimana TERGUGAT jarang berbicara dengan PENGGUGAT, bahwa TERGUGAT cenderung tidak berbicara kepada PENGGUGAT. Bahwa TERGUGAT tidak mau membantu PENGGUGAT dalam mengurus rumah tangga dan anak-anak, dimana PENGGUGAT melakukan sendiri dalam mengurus rumah tangganya tanpa bantuan TERGUGAT: (vide bukti Putusan Nomor 442/Pdt.G/2020/PA Botg).

b. Masalah hak asuh anak, hal ini dikarenakan TERGUGAT harus mencari nafkah untuk kedua ankanya tersebut, anak-anak bukan dititipkan ke orang lain tetapi di asuh di rumah TERGUGAT oleh pengasuh anak

(7)

profesional ( baby sitter) serta beban biaya pengasuh anak yang timbul selama ini ditanggung oleh TERGUGAT sendiri sebesar Rp.

52.000.000,00 ( lima puluh dua juta rupiah), yang seharusnya ditanggung oleh PENGGUGAT namun karena PENGGUGAT tidak mau tahu maka TERGUGAT yang menanggungnya. Oleh karena itu wajar dan logis karena terjadi perceraian maka TERGUGAT menuntut kepada PENGGUGAT untuk mengembalikan uang yang dikeluarkan oleh TERGUGAT minta ganti kepada PENGGUGAT atas pengasuhan anak tersebut, termasuk akumulasi biaya pendidikan,kesehatan, perawatan ( akan diuraikan secara lengkap dalam gugatan rekonpensi).

c. Masalah klausul “PENGGUGAT khawatir perkembangan fisik dan psikologi anak jika diasuh oleh TERGUGAT, karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan PENGGUGAT”. Justru TERGUGAT yang sangat mengkhawatirkan kepada PENGGUGAT berupa pengulangan terhadap kelakuannya yaitu melakukan tindak pidana penganiayaan, sebagaimana dalam putusan Pengadilan Negeri Bontang Nomor : 4/Pid.C/2020/PN Bon tanggal 27 -07-2020 yang amarnya ;

1). Menyatakan TERDAKWA ISMAIL bin ABDUL RAZAK ( sekarang PENGGUGAT ) telah terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana penganiayaan ringan.

2). Menjatuhkan pidana kepada TERDAKWA ( sekarang PENGGUGAT) oleh karena itu dengan pidana denda sebesar Rp. 1.500.000,00 ( satu juta lima ratus ribu rupiah) dengan ketentuan apabila DENDA tersebut tidak dibayar diganti dengan PIDANA PENJARA selama 1 (satu) bulan.

3). Membebankan TERDAKWA ( sekarang PENGGUGAT )biaya perkara sebesar Rp. 3.000,- ( tiga ribu rupiah).

d. Bahwa oleh karena kekhawatiran TERGUGAT akan pengulangan tindak kejahatan/ pidana penganiayaan oleh PENGGUGAT maka TERGUGAT memasang camera CCTV yang dapat diakses / dipantau dengan laptop, ponsel (smartphone) guna memaantau, merekam

(8)

momen-momen atau kejadian penting aktivitas dirumahnya, untuk mengantisipasi kejadian yang lebih buruk lagi termasuk didalamnya kekhawatiran terhadap PENGGUGAT tersebut.

e. bahwa TERGUGAT telah membuka pintu izin bagi PENGGUGAT untuk bertemu /berkunjung dengan anak adalah ;

1). Pada antara pukul 09.00-15.00 wita ( boleh kerkunjung) karena selain waktu tersebut anak menggunakan waktunya / harus didisiplinkan waktu main, waktu belajar dan waktu istirahat.

2). Untuk hari berkunjung hanya hari sabtu dan minggu ( karena pada waktu itu TERGUGAT sedang ada di rumah, sehingga bisa mengetahui persis kondisi anak pada saat itu.

3). Jika diajak liburan PENGGUGAT dipersilahkan namun harus tepat hari libur atau tidak mengganggu jadwal hari sekolah, yang mengajak harus PENGGUGAT, sedangkan tempat liburan / main harus tepat sebagimana dunia anak, berguna dan penting dan harus mendapat persetujuan TERGUGAT.

f. Bahwa sebelumnya PENGGUGAT selalu membawa kedua anaknya tanpa izin bahkan tanpa memberitahukan lebih dulu kepada TERGUGAT, kejadiannya adalah;

1). PENGGUGAT membawa kedua anak tersebut tanpa izin dan sepengetahuan TERGUGAT bukannya diajak main atau ketempat kesenangan anak, malah dititipkan kepada kakak kandungnya PENGGUGAT di belakang Bank Danarta.

2). PENGGUGAT yang saat itu anak atas nama FAIRUZ bersekolah di Sekolah alam Baiturrahman yaitu pada tanggal 15-12-2019 dijemput dan dibawa tanpa pemberitahuan TERGUGAT, sehingga TERGUGAT sangat mengkhawatirkan keadaan anak jika terjadi apa-apa yang menimpa kepada anak.

3). PENGGUGAT pernah juga ketika TERGUGAT sedang tidak ada di rumah, sedangkan anak-anak diasuh oleh pengasuh (baby Sitter) di PC VI perumh PKT rumah tinggal TERGUGAT anak-anak diambil

(9)

dan dibawa pergi dari rumah tanpa izin dan tanpa pemberitahuan TERGUGAT.

g. Bahwa klausul “anak pernah masuk rumah sakit tanpa diberi tahu kepada PENGGUGAT “

BANTAHAN

Anak –anak PENGGUGAT sejak kecil seharusnya dibatasi penggunaan HP, akan tetapi PENGGUGAT justru memberikan HP ( hand phone ) yang berisi aplikasi games yang notabene menghambat perkembangan fisik dan psikologis anak, yang dampaknya telah terjadi terhadap proses perkembangan anak dalam hal berbicara, terjadi keterlambatan perkembangan kemampuan literasi yang kurang lebih 1 (satu) tahun harus menjalani terapi bimbingan profesional di RSUD Taman Husada Bontang, agar terampil lancar komunikasi dan berbahasa, membaca. Hal ini akibat salah langkah PENGGUGAT terhadap anak.

7. Bahwa TIDAK BENAR, dalam posita -5 “ bahwa biaya ditanggung oleh PENGGUGAT dan TERGUGAT sebagai bapak dan ibu ( kedua orangtuanya) sampai anak tersebut dewasa”

BANTAHAN

Berdasarkan Pasal 105 KHI huruf (c) mengatur dalam hal Perceraian

“biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayahnya” juncto,

Berdasarkan pasal 41 huruf (b) UU RI No. 1/1974 tentang Perkawinan , “ akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah ... bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut”;

Bahwa selama ini PENGGUGAT telah lalai dalam melaksanakan kewajiban selaku orang tua, karena mengabaikan kewajibannya memelihara anak / perhatian kepada anak dan memberi nafkah anak dalam keluarga karena keseluruhannya biaya tersebut dipikul sendiri oleh TERGUGAT;

II. DALAM REKONPENSI

(10)

1. Bahwa TERGUGAT KONVENSI (D.k) dalam kedudukannya sekarang sebagai PENGGUGAT REKONVENSI (P.r) akan mengajukan gugatan balasan sebagaimana ketentuan Pasal 132 a Ayat (1) HIR terhadap PENGGUGAT KONPENSI dalam kedudukannya sebagai TERGUGAT REKONVENSI (T.r), meliputi :

a. Bahwa seluruh dalil-dalil yang dikemukakan dalam konvensi mohon dipandang sebagai dikemukakan ulang dan termasuk dalam dalil-dalil gugatan rekonpensi;

b. Bahwa dalam perkara ini P.r ajukan tuntutan nafkah keluarga karena adanya kelalaian tanggungjawab suami (T.r) tidak memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya karena alasan-alasan tertentu baik disengaja maupun tidak disengaja;

c. Bahwa akibat suami yang tidak mampu menafkahi istri bisa dianggap berhutang dan istri berhak menuntut pengembalian atas nafkah madliyah tersebut. Oleh karena itu terhadap suami yang tidak memenuhi kewajibannya dan tidak bisa memberikan nafkah kepada istrinya, maka selaku istri menuntut nafkah madliyah;

d. Bahwa sudah selayaknya T.r membayar nafkah madliyah yang telah menjadi hutang bagi suaminya (T.r) sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut, sebagaimana ketentuan Pasal 116 huruf (g) KHI;

2. Bahwa mempedomani ketentuan KHI Pasal 105 huruf (c) yang menyebutkan : “dalam hal terjadi perceraian : biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya”, adalah meliputi :

a. T.r harus bertanggungjawab membayar biaya-biaya yaitu :

1) Nafkah pemeliharaan terhadap kedua anak hingga dewasa dan mandiri sebesar : Rp. 5.000.000,- X 2 Anak = Rp. 10.000.000,- per-bulan, hingga anak berumur 21 tahun/dewasa dan mandiri;

2) Bila diperinci seja lahir anak-anak usia-0 bulan sampai sekarang tahun 2020, tidak diberikan nafkah sebesar :

(11)

a) Tidak dibayar, nafkah pemeliharaan anak-kesatu: tahun 2015 – 2020 = 5 tahun X 12 bulan X Rp. 3.000.000,- = Rp.

180.000.000,-

b) Tidak dibayar, nafkah pemeliharaan anak-kedua: tahun 2018 – 2020 = 2 tahun X 12 bulan X Rp. 3.000.000,- = Rp.

72.000.000,-

Grand total, sebesar : Rp. 252.000.000,-

3) Menanggung biaya pemeliharaan nafkah makan, uang sewa rumah, meliputi :

a) Terhadap anak kedua, sebesar : 19 tahun X 12 bulan X Rp.

3.000.000,- = Rp. 684.000.000,-

b) Terhadap anak pertama, sebesar : 16 tahun X 12 bulan X Rp.

3.000.000,- = Rp. 576.000.000,-

b. Menanggung biaya asuransi kesehatan (BPJS) Premi ditanggung oleh T.r, terhadap kedua anak hingga dewasa dan mandiri;

c. T.r harus membayar nafkah lampau sebagaimana ketentuan Pasal 116 huruf (g) KHI, atas biaya-biaya pendidkan, kesehatan perawatan pengasuhan kedua anak sebagai berikut :

1) Biaya pengasuhan terhadap kedua anak, sebesar Rp.

52.000.000,-

2) Beban biaya hidup kedua anak sebesar : Rp. 52.000.000,-

3) Biaya pendidikan terhadap kedua anak, sebesar : Rp.

26.000.000,-

4) Biaya kesehatan terhadap kedua anak, sebesar : Rp.

20.000.000,-

Grand total sebesar Rp. 150.000.000,-

d. Bahwa untuk biaya nafkah pemeliharaan anak hingga dewasa (21 tahun) adalah sebagai berikut :

1) Terhadap anak kesatu = Rp. 5.000.000,- X 16 tahun X 12 bulan = Rp. 960.000.000,-

2) Terhadap anak kedua = Rp. 5.000.000,- X 19 tahun X 12 bulan = Rp. 1.140.000.000,-

(12)

Berdasarkan Jawaban, Gugatan Rekonpensi tersebut di atas Tergugat dalam Konvensi/Penggugat Rekonpensi mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Agama Bontang, yang mengadili memeriksa dan memutus perkara a quo berkenan memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut :

PRIMER

DALAM KONPENSI

1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menetapkan TERGUGAT sebagai pemegang Hak Hadanah (pengasuh) terhadap kedua anaknya:

a. FAIRUZ AL FAHEZZI bin ISMAIL , lahir di Bontang 30-04-2015 ( umur 5 tahun) , Jenis Kelamin Laki-Laki.

b. MUHAMMAD FIRZA bin ISMAIL , lahir di Bontang 07-04-2015 ( umur 2 tahun) Jenis Kelamin Laki-Laki.

DALAM REKONPENSI

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT REKONPENSI untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga bukti yang diajukan PENGGUGAT REKONPENSI;

3. Menyatakan TERGUGAT REKONPENSI telah tidak memenuhi kewajibannya (lalai) memberikan nafkah lahir kepada kedua anaknya (nafkah madliyah), sebesar : Rp. 150.000.000,-, dengan rincian :

a) Biaya pengasuhan terhadap kedua anak, sebesar Rp. 52.000.000,- b) Beban biaya hidup kedua anak sebesar : Rp. 52.000.000,-

c) Biaya pendidikan terhadap kedua anak, sebesar : Rp. 26.000.000,- d) Biaya kesehatan terhadap kedua anak, sebesar : Rp. 20.000.000,-

4. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar nafkah madliyah terhadap kedua anaknya tersebut, sebesar : Rp. 150.000.000,- ( seratus lima puluh juta rupiah)

5. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar biaya-biaya nafkah pemeliharaan anak hingga dewasa (21 tahun) adalah sebagai berikut :

a) Terhadap anak kesatu = Rp. 5.000.000,- X 16 tahun X 12 bulan = Rp.

960.000.000,- ( sembilan ratus enam puluh juta rupiah)

(13)

b) Terhadap anak kedua = Rp. 5.000.000,- X 19 tahun X 12 bulan = Rp.

1.140.000.000,- ( satu milyar seratus empat puluh juta rupiah).

6. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk menanggung biaya premi BPJS kesehatan dan biaya pendidikan terhadap kedua anaknya hingga dewasa dan mandiri.

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

7. Menghukum PENGGUGAT DALAM KONPENSI /TERGUGAT DALAM REKONPESI untuk membayar biaya perkara menurut hukum.

SUBSIDER

Apabila Ketua Pengadilan Agama Bontang cq. KETUA /ANGGOTA MAJELIS HAKIM yang memeriksa, mengadili dan menutus perkara a quo berpendapat lain, mohon putusan yang adil.

Bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah memberikan replik secara tertulis yang telah diunggah ke dalam sistem informasi pengadilan melalui saluran elektronik tanggal 10 November 2020 yang pada pokoknya sebagai berikut:

Untuk dan atas nama Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi, dengan ini kami sampaikan, Reflik dalam Konvensi/ Jawaban dalam Konvensi sebagai berikut :

1. Penggugat menolak semua dalil-dalil Tergugat kecuali yang dengan tegas- tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat;

2. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi adalah suami istri yang sah dan telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang tanggal 7 Januari 2020 M, bertepatan dengan tanggal 11 Jumadil Awwal 1441 H yang dibuktikan dengan Akta Cerai Nomor 11/AC/2020/PA.BOTG, yang diakui kebenarannya oleh Tergugat Rekonvensi;

3. Bahwa Tergugat Rekonvensi ada hubungan yang tidak wajar yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi dengan Pria Idaman Lain (PIL) di Tarakan begitu

(14)

urgen yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi. Akibat dari perbuatan perjalanan Dinas Tergugat Rekonvensi dibuktikan dengan adanya telefon dari Tarakan yang mempertanyakan mengenai Keluarga Penggugat Konvensi apakah Janda atau sudah cerai.

Peng;gugat Konvensi menjawab bahwa tidak ada yang janda tidak ada juga perceraian;

4. Bahwa Tergugat Rekonvensi sesuai pembicaraan lewat telefon HP, laki-laki itu sudah punya istri dan pelaku Narkoba di Tarakan;

5. Bahwa Tergugat Rekonvensi sudah membiayai laki-laki idamannya dengan biaya yang fantatis, memberangkatkan calon mertua untuk Umroh dan membelikan sepeda kepada calon anak tiri;

6. Bahwa alangkah naifnya jika Penggugat Konvensi difitnah yang bukan-bukan yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Orang Agamais dan patuh menjalankan lima waktu yang difitnah dikatakan dijawaban Tergugat Rekonvensi, Berbanding terbalik dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, fitnah lebih besar hukumannya dari pada pembunuhan, sesuai ajaran islam yang kita anut;

7. Bahwa dengan perselingkuhan inilah malapetaka, maka Tergugat Rekonvensi mengajukan Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Bontang karena berniat untuk melangsungkan pernikahan dengan laki-laki idamannya yang ada di Tarakan.

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa Tergugat semula Penggugat dalam Konvensi menolak semua dalil-dalil Penggugat dalam Rekonvensi semula Tergugat dalam Konvensi kecuali yang dengan tegas-tegas diakui Penggugat Rekonvensi;

2. Mohon kiranya dalil-dalil termuat dalam Konvensi dianggap termasuk dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dalam Rekonvensi ini;

3. Bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan Gugatan Gono-gini di Pengadilan Agama Bontang yang sudah nyata mengajukan hak-hak anaknya,

(15)

tetapi alangkah ironisnya dimuat kembali didalam Gugatan Hak Asuh Anak dengan Perkara Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.BOTG;

4. Bahwa apa yang dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi didalam Gugatan Hak Asuh Anak dengan menggabungkan Perkara sebelumnya itu tidak sah menurut Hukum Acara Perdata karena di sisi lain sudah ada Perkara yang jalan sementara diajukan lagi perkara yang lain tetapi isi dan tujuannya sama;

5. Gugatan Penggugat Rekonvensi alasan apapun juga hanya bertolak dari ilusi belaka;

6. Tidak ada alasandari Penggugat Rekonvensi mengajukan Gugatan Rekonvensi sekarang ini.

Berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti diatas sudilah kiranya Majelis Hakim yang Terhormat memutus :

DALAM KONVENSI

- Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

DALAM REKONVENSI

- Menolak Gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya

Demikian Replik ini diajukan dan atas perkenaannya dihaturkan terima kasih.

Bahwa atas replik Penggugat tersebut, Tergugat telah memberikan duplik secara tertulis yang telah diunggah ke dalam sistem informasi pengadilan melalui saluran elektronik tanggal 17 November 2020 yang pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil yang dikemukakan Penggugat dalam dupliknya kecuali hal-hal yang dengan tegas dan terang diakui kebenarannya;

2. Bahwa TIDAK BENAR, sebagaimana poin 3 sampai dengan poin 7 Replik Penggugat yang menyatakan “bahwa Tergugat Rekonvensi ada hubungan yang tidak wajar yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi dengan Pria Idaman Lain (PIL) di Tarakan begitu ... dst”.

Bantahan Tergugat

a. Uraian dalil-dalil PENGGUGAT tersebut, haruslah dikesampingkan karena tidak mempunyai dasar hukum, hanyalah ungkapan ketidakpuasan Penggugat; Ketidakpuasan Penggugat tentu sangat bertentangan dengan

(16)

teori-kebenaran korespondensi, Ahmad Gazali, Jurnal Arti Dan Makna Kebenaran Ilmiah Dalam Telaah Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari, Banjarmasin yaitu:

“Kebenaran Korespondensi adalah berpikir tentang pembuktian sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain. Relevansi tersebut dibuktikan dengan adanya peristiwa yang sejalan atau berlawanan arah antar fakta yang diharapkan, antara fakta dengan kepercayaan yang diyakini, yang sifatnya spesifik”;

Apa yang ada dalam Reflik PENGGUGAT angka 3, bahwa suatu persyaratan dalil itu adalah salah, bila materi pengetahuan PENGGUGAT yang dikandung itu berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan PENGGUGAT tersebut tidak untuk memperjelas, menyanggah atau untuk membenarkan dalil-dalil Jawaban dan Gugatan Rekonvensi Tergugat ; b. Bahwa tidak benar tuduhan PENGGUGAT adanya Pria Idaman lain (PIL)

di Tarakan atau di tempat lain;

c. Bahwa perjalanan dinas ke Tarakan adalah perjalanan dinas dalam rangka pekerjaan;

d. Bahwa Tidak Benar adanya telefon dari Tarakan yang mempertanyakan mengenai Keluarga PENGGUGAT d.k. apakah janda atau sudah cerai;

e. Bahwa yang dinyatakan dalam poin 3 sampai dengan poin 7 Replik Penggugat adalah fitnah dan hanya mencari kesalahan Tergugat, yang sebenarnya adalah PENGGUGAT menunjuk hidungnya sendiri, ( justru PENGGUGAT telah memiliki Wanita Idaman Lain (WIL)) ;

3. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas adalah sebagai bantahan TERGUGAT, dan bukan dari pengakuan TERGUGAT mengenai dugaan pembicaraan melalui sambungan telpon yang merupakan karangan PENGGUGAT agar terlihat memenuhi syarat-formil atas obyek sengketa ; Dalil-dalil PENGGUGAT tidak ada hubungannya dengan hak asuh anak dan semua pernyataan di atas alibi semata-mata, agar tanggung jawabnya sebagai seorang Ayah tidak dipertanyakan dalam merawat memelihara anak, menafkahi anak, mendidik anak serta bertanggungjawab penuh terhadap masa depan kedua anak serta hanya membuat cerita dramatis

(17)

sepotong-sepotong agar usahanya untuk mencapai tujuan itu yakni kebenaran, dapat mempengaruhi sikap dan pendapat Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Agama Bontang percaya dalil–dalil Penggugat, oleh sebab itu dalil Penggugat tersebut haruslah ditolak;

4. Bahwa Tanggapan TERGUGAT, hal poin 6 dan 7 replik PENGGUGAT di atas merupakan FITNAH tanpa berdasarkan kebenaran yang dengan maksud menjelek-jelekkan TERGUGAT ; Bila setiap dalil PENGGUGAT merupakan proposisi menyatakan sesuatu dan apa yang dinyatakan itu adalah SALAH, maka setiap proposisi mempunyai nilai SALAH. Dengan perkataan lain, hal tersebut merupakan ingkar-janji seorang laki-laki yang selama ini disebut kepala rumahtangga, implementasi tersebut sebagaimana disebutkan :

Firman Allah ( Q.S. 4 : 34 ) “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian laiki-laki atas sebagian perempuan “dan” karena mereka (laki-laki) itu telah menafkahkan sebagian harta mereka”.

BANTAHAN TERGUGAT :

Bahwa yang SEBENARNYA ada pengalihan pokok gugatan hak asuh anak dan bisa dibuktikan TERGUGAT lebih lanjut, bahwa hingga sekarangpun TERGUGAT fokus mengurus anak, merawat, menjaga, mendidik hingga menafkahi sendiri ; Sedangkan PENGGUGAT, sibuk mencari pengganti istri dengan selalu berkomunikasi media sosial degan wanita untuk menjalin hubungan serius, kesemua hal tersebut dibuktikan dari penyataan adik kandung PENGUGAT;

Bahwa sejak awal proses gugatan cerai-pun, PENGGUGAT tidak menjalankan layaknya Imam Keluarga, tidak mengajarkan dan membimbing anak soal agama, tidak selayaknya seorang Ayah dalam mengasuh anak terlebih lagi hingga perceraian, sampai saat ini tidak ada sama sekali pembiayaan nafkah hiudp dari PENGGUGAT untuk kedua anaknya meskipun PENGGUGAT sudah bersumpah saat di Pengadilan Negeri terkait tindak pidana ringan yang menyatakan mulai saat itu akan membiayai anak ;

(18)

5. Atas dasar uraian dalil TERGUGAT tersebut di atas, oleh karena itu dalil- dalil dalam Reflik PENGGUGAT tersebut HARUSLAH DITOLAK dan TERGUGAT tetap pada dalil Jawaban terdahulu ;

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa PENGGUGAT d.r. menolak semua dalil-dalil Tergugat d.r. kecuali yang dengan tegas diakui oleh PENGGUGAT d.r. ;

2. Bahwa gugatan PENGGUGAT d.r. adalah sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 yang menyebutkan:

Dalam hal terjadi perceraian :

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz, atau belum berumur 12 tahun diserahkan pada ibunya.

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz atau sudah berumur 12 tahun diserahkan kepada anak untuk memilih antara ayah dan ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaan dirinya.

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

3. Bahwa gugatan yang diajukan PENGGUGAT d.r. ada hubungan kasualitas /sebab akibat dengan gugatan PENGGUGAT d.k.. Gugatan Rekonvensi diatur dalam pasal 132 HIR huruf (a), pasal 158 RBg angka 1 dan 3 dan pasal 245 RV, yang menegaskan gugatan rekonvensi adalah gugatan yang diajukan oleh TERGUGAT d.k. sebagai gugatan balik terhadap gugatan yang diajukan PENGGUGAT d.k.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, bermohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang mengadili, memeriksa perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

PRIMER

DALAM KONVENSI

1. Menolak gugatan PENGGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menetapkan bahwa Tergugat sebagai pemegang hak hadhanah /pengasuhan terhadap seorang anak, yaitu :

a. FAIRUZ AL FAHREZZI Bin Ismail, jenis kelamin Laki-laki lahir di Bontang tanggal 30 April 2015 (umur 5 tahun);

(19)

b. MUHAMMAD FIRZA Bin Ismail, jenis kelamin Laki-Laki lahir di Bontang tanggal 7 Januari 2018 (umur 2 tahun);

DALAM REKONVENSI

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga bukti yang diajukan Penggugat Rekonvensi;

3. Menyatakan Tergugat Rekonvensi telah tidak memenuhi kewajibannya (lalai) memberikan nafkah lahir kepada kedua anaknya (nafkah madliyah), sebesar : Rp 150.000.000,- dengan rincian :

a. Biaya pengasuhan terhadap kedua anak sebesar Rp 52.000.000,-;

b. Biaya hidup kedua anak sebesar Rp 52.000.000,- ;

c. Biaya pendidikan terhadap kedua anak sebesar Rp 26.000.000,-;

d. Biaya kesehatan terhadap kedua anak sebesar Rp 20.000.000,-;

4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah madliyah terhadap kedua anaknya sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah);

5. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya-biaya nafkah pemeliharaan anak hingga dewasa (21 tahun) adalah sebagai berikut :

a. Terhadap anak kesatu = Rp 5.000.000,- X 16 tahun X 12 bulan = Rp 960.000.000,- (Sembilan ratus enam puluh juta rupiah);

b. Terhadap anak kedua = Rp 5.000.000,- X 19 tahun X 12 bulan = Rp 1.140.000.000,- (satu milyar seratus empat puluh juta rupiah);

6. Menhukum Tergugat Rekonvensi untuk menanggung biaya premi BPJS Kesehatan dan biaya pendidikan terhadap kedua anaknya hingga dewasa dan mandiri.

DALAM KONVESI DAN REKONVENSI

7. Meghukum Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara menurut hukum.

SUBSIDER

Bahwa dikarenakan agenda sidang yang telah ditetapkan Ketua Majelis melaksanakan dinas luar menghadiri acara Pembinaan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda maka perlu ditetapkan court calendar yang baru tertanggal 01 Desember 2020 yang juga telah disepakati oleh Penggugat dan Tergugat dengan

(20)

tambahan agenda duplik rekonvensi dan dilanjutkan dengan bukti surat Penggugat, bukti saksi Penggugat, bukti surat Tergugat, bukti saksi Tergugat, kesimpulan dan pembacaan putusan;

Bahwa atas replik rekonvensi Tergugat, Penggugat telah memberikan duplik rekonvensi yang telah diunggah ke dalam sistem informasi pengadilan melalui saluran elektronik tanggal 03 Desember 2020 yang pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

1. Penggugat menolak semua dalil-dalil Tergugat kecuali yang dengan tegas- tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat;

2. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi adalah suami istri yang sah dan telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang tanggal 7 Januari 2020 M, bertepatan dengan tanggal 11 Jumadil Awwal 1441 H yang dibuktikan dengan Akta Cerai Nomor 11/AC/2020/PA.BOTG, yang diakui kebenarannya oleh Tergugat Rekonvensi;

3. Bahwa Tergugat Rekonvensi ada hubungan yang tidak wajar yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi dengan Pria Idaman Lain (PIL) di Tarakan begitu urgen yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi. Akibat dari perbuatan perjalanan Dinas Tergugat Rekonvensi dibuktikan dengan adanya telefon dari Tarakan yang mempertanyakan mengenai Keluarga Penggugat Konvensi apakah Janda atau sudah cerai. Penggugat Konvensi menjawab bahwa tidak ada yang janda tidak ada juga perceraian;

4. Bahwa Tergugat Rekonvensi sesuai pembicaraan lewat telefon HP, laki-laki itu sudah punya istri dan pelaku Narkoba di Tarakan;

5. Bahwa Tergugat Rekonvensi sudah membiayai laki-laki idamannya dengan biaya yang fantatis, memberangkatkan calon mertua untuk Umroh dan membelikan sepeda kepada calon anak tiri;

6. Bahwa Penggugat Rekonfensi tiga kali ke Tarakan untuk menemui laki-laki idamannya itu, yakni suami orang yang bertempat tinggal di Tarakan;

7. Bahwa bukan saja ke Tarakan melainkan Penggugat Rekonfensi berangkat lagi ke Palembang berbersama laki-laki pujaannnya itu dan seluruh biaya dan akomodasinya ditanggung oleh Penggugat Rekonfensi dan menginap di Hotel

(21)

layaknya suami istri kurang lebih 10 (sepuluh) hari sesuai pembicaraan antara istri laki-laki idamannya itu dengan Keluarga Tergugat;

8. Bahwa Penggugat Rekonvensi selalu meninggalkan anak-anaknya demi untuk kepentingan jalan-jalan dari pada mementingkan anaknya;

9. Apakah ini yang bisa dipercaya memelihara anak-anak demi kepentingan sesaat atau hanya mengganggu keluarga orang lain;

10. Bahwa biaya anak tidak sebesar apa yang diutarakan oleh Penggugat Rekonvensi karena di Bontang sudah bisa kita ketahui sekolah di Bontang 11. Bahwa alangkah naifnya jika Penggugat Konvensi difitnah yang bukan-bukan

yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Orang Agamais dan patuh menjalankan lima waktu yang difitnah dikatakan dijawaban Tergugat Rekonvensi, Berbanding terbalik dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, fitnah lebih besar hukumannya dari pada pembunuhan, sesuai ajaran islam yang kita anut;

12. Bahwa dengan perselingkuhan inilah malapetaka, maka Tergugat Rekonvensi mengajukan Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Bontang karena berniat untuk melangsungkan pernikahan dengan laki-laki idamannya yang ada di Tarakan.

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa Tergugat semula Penggugat dalam Konvensi menolak semua dalil-dalil Penggugat dalam Rekonvensi semula Tergugat dalam Konvensi kecuali yang dengan tegas-tegas diakui Penggugat Rekonvensi;

2. Mohon kiranya dalil-dalil termuat dalam Konvensi dianggap termasuk dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dalam Rekonvensi ini;

3. Bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan Gugatan Gono-gini di Pengadilan Agama Bontang yang sudah nyata mengajukan hak-hak anaknya, tetapi alangkah ironisnya dimuat kembali didalam Gugatan Hak Asuh Anak dengan Perkara Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.BOTG;

4. Bahwa di dalam Gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Perkaa Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.BTG semuanya sudah disampaikan mengenai biaya anak tetapi itu hanya ilusi belaka dan tidak berdasar karena hanya mau menutupi perselingkuhannya dengan pria idamannya itu;

(22)

5. Bahwa karena biaya sudah banyak dikeluarkan untuk laki-laki idamannya itu sehingga dia akan menggerogoti harta-harta mantan suaminya, padahal dia yang melakukan kesalahan kenapa mesti semua biaya yang sudah dikeluarkan dialihkan ke mantan suami;

6. Bahwa apa yang diminta oleh Penggugat Rekonvensi itu semuanya semgada- ada tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya;

7. Bahwa apa yang dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi didalam Gugatan Hak Asuh Anak dengan menggabungkan Perkara sebelumnya itu tidak sah menurut Hukum Acara Perdata karena di sisi lain sudah ada Perkara yang jalan sementara diajukan lagi perkara yang lain tetapi isi dan tujuannya sama;

8. Gugatan Penggugat Rekonvensi alasan apapun juga hanya bertolak dari ilusi belaka;

9. Tidak ada alasandari Penggugat Rekonvensi mengajukan Gugatan Rekonvensi sekarang ini.

Berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti diatas sudilah kiranya Majelis Hakim yang Terhormat memutus :

DALAM KONVENSI

- Mengabulkan Gugatan Penggugat Konvensi untuk seluruhnya DALAM REKONVENSI

- Menolak Gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya

Demikian Replik Rekonvensi ini diajukan dan atas perkenaannya dihaturkan terima kasih.

Bahwa dalam meneguhkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa:

A. BUKTI SURAT

1. Fotokopi screen shoot percakapan whatsapp, tidak ditunjukkan bukti forensiknya, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda P.1;

2. Fotokopi dari foto seorang anak, tidak ditunjukkan bukti forensiknya, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda P.2;

(23)

3. Fotokopi dari Perbaikan dan Perubahan Gugatan Harta Bersama Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.Botg, telah bermeterai cukup, dan telah dicocokkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majels diparaf dan diberi tanda P.3;

4. Fotokopi dari foto dua orang anak, tidak ditunjukkan bukti forensiknya, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda P.4;

5. Fotokopi dari foto tiga orang, tidak ditunjukkan bukti forensiknya, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda P.5;

6. Fotokopi dari foto rumah, tidak ditunjukkan bukti forensiknya, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda P.6;

B. SAKSI-SAKSI

1. Zaenal Abidin bin M. Jafar, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan PT. PAMA, pendidikan SLTA, bertempat tinggal di jalan Lombok, RT.20, No.B 11, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut;

- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah kakak ipar Penggugat;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat pada awalnya adalah suami istri, namun telah bercerai pada bulan Januari 2020 yang lalu;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki, yang pertama bernama Fairuz usia sekitar 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun dan yang kedua bernama Firza usia sekitar 2 (dua) tahun;

- Bahwa setelah bercerai anak-anak Penggugat dan Tergugat tersebut berada dalam asuhan Tergugat;

- Bahwa selama diasuh oleh Tergugat, anak Penggugat dan Tergugat pernah sakit 2 (dua) kali, sekitar tahun 2020 akan tetapi saksi lupa bulannya dan sakit yang kedua kalinya sekitar 2 (dua) bulan kemudian;

- Bahwa saksi tahu anak tersebut sakit dari cerita Penggugat dan isteri saksi;

- Bahwa selama anak tersebut sakit, Tergugat yang merawat anak tersebut;

(24)

- Bahwa kabar anak Penggugat dan Tergugat tersebut sakit, Penggugat tidak diberitahu oleh Tergugat,

- Bahwa menurut cerita Penggugat, Penggugat dipersulit untuk ketemu dengan anak-anaknya;

- Bahwa sekitar bulan April atau Mei 2020 sekitar bulan ramadhan orang tua Penggugat pernah berkunjung ke rumah Tergugat di PKT akan tetapi ditolak oleh Tergugat, saksi mengetahui dari cerita Penggugat;

- Bahwa saksi tidak pernah berkunjung ke rumah Tergugat;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat bekerja di PT.Trust dengan gaji kisaran Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah);

- Bahwa saksi pernah hadir di Pengadilan Negeri Bontang saat sidang KDRT akan tetapi saksi tidak hadir saat pembacaan putusan;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat sama-sama bekerja dan anak-anak diasuh oleh baby sister;

- Bahwa selama bercerai Penggugat tidak dapat memberikan nafkah untuk anak-anak tersebut karena tidak ada akses untuk itu;

2. Nur Jumiati, S.Pd. binti Abdul Razak, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Pengusaha, pendidikan Strata Satu (S1), bertempat tinggal di jalan Cut Nyak Dien, RT.13, No.87, Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut;

- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah adik kandung Penggugat;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat pada awalnya adalah suami istri, namun telah bercerai pada bulan Januari 2020 yang lalu;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki yang bernama Fairuz dan Firza;

- Bahwa setelah adanya perceraian antara Penggugat dan Tergugat, kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat;

(25)

- Bahwa selama diasuh anak tersebut pernah sakit, sekitar bulan Maret 2020 anak kedua dan setelah itu anak kesatu yang sakit;

- Bahwa saksi mengetahui kedua anak tersebut sakit dari cerita kakak ipar Tergugat;

- Bahwa saksi juga mengetahui dari cerita Penggugat bahwa sekitar tanggal 26 Oktober 2019 ada perempuan telepon Penggugat dan menyampaikan berita bahwa Tergugat menikah dengan orang lain, kemudian saksi telepon Nurul yaitu istri supir trevel yang menyampaikan bahwa Tergugat berselingkuh saat dinas ke Tarakan dengan seorang laki-laki yang bekerja sebagai sopir trevel;

- Bahwa saksi mengetahui dari cerita kakak Penggugat bahwa orang tua Penggugat dan kakak Penggugat pernah mengunjungi rumah Tergugat akan tetapi tidak dibukakan pintu oleh Tergugat;

- Bahwa setelah bercerai Penggugat membuat ATM untuk anak-anaknya dikarenakan Penggugat tidak diberi akses oleh Tergugat untuk bertemu dengan anak-anaknya;

- Bahwa saksi tidak mengetahui biaya pendidikan anak-anak Penggugat dan Tergugat akan tetapi saksi mengetahui selama bercerai Tergugat yang membiayai kebutuhan anak-anak Penggugat dan Tergugat;

3. Risnawati, S.Kep.NS. binti Abdul Razak, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil RSUD, pendidikan Strata Satu (S1), bertempat tinggal di jalan Lombok, RT.20, No.B11, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah kakak kandung Penggugat;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat pada awalnya adalah suami istri, namun telah bercerai pada bulan Januari 2020 yang lalu;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki yang bernama Fairuz dan Firza;

(26)

- Bahwa setelah bercerai saksi sudah tidak pernah melihat kedua anak Penggugat dan Tergugat karena anak tersebut ikut Tergugat;

- Bahwa saksi pernah tahu dari cerita saudara ipar Tergugat bahwa anak- anak Penggugat dan Tergugat pernah sakit 2 (dua) kali;

- Bahwa saksi mengetahui kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat dibantu dengan baby sister;

- Bahwa sekitar bulan April 2020 saksi dan Bapak Penggugat pernah mengunjungi rumah Tergugat untuk bertemu kedua anak tersebut akan tetapi dihalangi oleh 7 (tujuh) orang security di PKT;

- Bahwa saksi tahu anak pertama sekolah d Baiturrahman akan tetapi saksi tidak tahu biayanya;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat bekerja sebagai karyawan swasta yang berpenghasilan sekitar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah);

Bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil bantahannya dan dalil-dalil gugatan rekonvensinya, Tergugat telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut:

1. Fotokopi Kutipan Akta Cerai Nomor 11/AC/2020/PA.Botg, tanggal 07 Januari 2020 yang dikeluarkan oleh Panitera Pengadilan Agama Bontang, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.1;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Dewi Mariyati, NIK 6473027103880003 tertanggal 12 Mei 2020, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.2;

3. Fotokopi Kartu Keluarga atas nama kepala keluarga Dewi Maryati, No.

6474011205200002, teranggal 12 Mei 2020 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bontang, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.3;

4. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atas nama Fairuz Al Fahrezzi Nomor 6474-LU- 11052015-0004, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bontang, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.4;

(27)

5. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atas nama Muhammad Firza Nomor 6474-LU- 22012018-0014, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bontang, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.5;

6. Fotokopi Surat Tanda Pengaduan Nomor Laptu/88/V/2020/Kaltim/Res Btg teranggal 12 Mei 2020 yang dikeluarkan a.n. Kepala Kepolisian Resor Bontang KA SPKT Ub. Banit SPKT Shift”C”, telah bermeterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.6;

7. Screenshoot dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Bontang Nomor Perkara 4/Pid.C/2020/PN. Bontang, telah bermeterai cukup dan tidak dilampirkan audit digital forensik, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.7;

8. Fotokopi kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama Fairuz Al Fahrezzi tanggal 30 November 2020, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.8;

9. Fotokopi kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama Firza tanggal 30 November 2020, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.9;

10. Fotokopi kwitansi pembayaran dari Bidang Pendidikan Yayasan Baiturrahman atas nama Bunda Fairuz Al Fahrezzi tanggal 16 Juku 2018, tanggal 02 Januari 2019, tanggal 11 Januari 2019, tanggal 02 Januari 2020, tanggal 24 Maret 2020, tanggal 16 Januari 2018, tanggal 15 Juli 2019, telah bermeterai cukup dan dicockkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua Majelis diparaf dan diberi tanda T.10;

Bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Tergugat juga telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi, yaitu:

1. Nurhayati binti Ambo Tolla, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SLTA, bertempat tinggal di jalan Pasar Beringin, RT.13, Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut;

(28)

- Bahwa saksi kenal dengan Tergugat dan Penggugat, saksi adalah ibu kandung Tergugat;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak;

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah bercerai sejak bulan Januari 2020;

- Bahwa sebelum dan setelah bercerai kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat;

- Bahwa selama diasuh oleh Tergugat setelah bercerai, anak kedua pernah sakit asma dan diopname sekitar 1 (satu) minggu di Rmah Sakit dan Penggugat pernah datang satu kali menjenguk anak itu;

- Bahwa setelah anak tersebut sembuh, Penggugat juga pernah menjenguk anak kedua dan sempat menggendong anak tersebut sekitar 30 (tiga) puluh menit, dan saat Penggugat berkunjung di sana, Tergugat sedang bekerja;

- Bahwa Penggugat saat itu sempat ingin membawa anak kedua tersebut akan tetapi dilarang oleh saksi karena anak tersebut baru sembuh dari sakit;

- Bahwa sekitar bulan April 2020 Tergugat pernah mau mengambil mainan dan barang-barang anaknya di rumah bersama Penggugat dan Tergugat akan tetapi dihalangi oleh Penggugat sehingga terjadi pertengkaran saat itu;

- Bahwa saat kejadian tersebut saksi berada di Tarakan akan tetapi saksi mengetahui kronologinya karena saat kejadian itu Tergugat menelepon saksi dan saksi sempat berbicara kepada Penggugat dan mengatakan jangan menyakiti Tergugat;

- Bahwa setelah itu saksi juga menelepon orang tua Penggugat dan menantu saksi yang ada di Bontang untuk minta tolong melihat kondisi Tergugat;

- Bahwa saksi sering berkunjung ke Bontang dan saksi mengetahui yang merawat kedua anak tersebut adalah baby sister dan adik Tergugat;

(29)

- Bahwa saksi mengetahui Tergugat pernah meloparkan Penggugat ke Polisi atas saran dari saksi;

- Bahwa sejak kejadian pertengkaran tersebut Penggugat sudah tidak pernah menjenguk anaknya lagi;

- Bahwa saksi pernah mengetahui dari cerita menantu saksi, setelah kejadian pertengkaran tersebut orang tua Penggugat dan saudara Penggugat pernah datang ke rumah Tergugat untuk menawarkan damai;

- Bahwa selama Penggugat pernah menjenguk anaknya, Penggugat tidak pernah memberi uang kepada anaknya atau lewat saksi;

- Bahwa saksi tidak pernah menghalang-halangi Tergugat untuk bertemu dengan anaknya;

- Bahwa selama ini saksi tidak pernah mendengar atau mengetahui tergugat berselingkuh dengan siapapun;

2. Sitti Nurani binti Mustafa, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SLTA, bertempat tinggal di jalan MT. Haryono, RT.29, No.17, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut;

- Bahwa saksi kenal dengan Tergugat dan Penggugat, saksi adalah kakak ipar Tergugat;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak;

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah bercerai sejak bulan Januari 2020;

- Bahwa setelah bercerai kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat;

- Bahwa anak kedua Penggugat dan Tergugat pernah sakit sekitar bulan Maret 2020 dirawat di Rumah Sakit;

- Bahwa saksi pernah menjenguk sekali dan saat menjenguk tidak melihat Penggugat menjenguk anaknya;

- Bahwa Penggugat pernah menelepon saksi menanyakan tentang kabar anaknya apakah sudah sembuh atau belum;

(30)

- Bahwa Penggugat ditemani dengan saksi untuk menjenguk anaknya dan sempat menggendong anaknya sekitar setengah jam;

- Bahwa Penggugat mengatakan tidak bisa sering menjenguk anaknya karena bekerja;

- Bahwa saksi mengetahui selama Penggugat menjenguk anak, tidak ada halangan dari Tergugat;

- Bahwa selama Penggugat menjenguk anaknya tidak pernah membawa uang atau barang kepada anaknya;

- Bahwa Bapak Penggugat, kakak Penggugat dan Risna pernah datang sekitar maghrib di bulan ramadhan ke rumah Tergugat akan tetapi dihalangi oleh security atas perintah Tergugat;

- Bahwa niat kedatangan keluarga Penggugat untuk minta maaf kepada Tergugat karena pagi harinya ada pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat;

- Bahwa Tergugat minta tolong security karena trauma dengan kejadian pagi harinya;

- Bahwa saksi mengetahui hal tersebut karena saksi ada di rumah Tergugat saat itu dan saksi juga tahu niat kedatangan keluarga Penggugat ke rumah Tergugat karena keluarga Penggugat minta tolong kepada saksi untuk minta maaf kepada Tergugat;

- Bahwa sekitar bulan Pebruari 2020 tanpa sepengetahuan Tergugat, saksi pernah membantu Penggugat untuk bertemu dan membawa anaknya sekitar 3 (tiga) kali, diambil pagi harinya dan sore harinya anak tersebut dikembalikan;

- Bahwa Tergugat adalah orang baik dan sopan serta tidak pernah berperilaku yang tidak baik;

- Bahwa Penggugat adalah orang baik dan suka menolong;

3. Nikita Adriyani binti Bambang Gunawan, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan BUMN, pendidikan Diploma Tiga (D3), bertempat tinggal di jalan Gunung Malabor, RT.35, No.40, Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, saksi tersebut di

(31)

bawah sumpahnya telah memberikan keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut;

- Bahwa saksi kenal dengan Tergugat dan Penggugat, saksi adalah rekan kerja Tergugat sejak tahun 2011;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak;

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah bercerai sejak bulan Januari 2020 dan saksi pernah menjadi saksi dalam perkara perceraian antara Penggugat dan Tergugat;

- Bahwa saksi tahu anak Penggugat dan Tergugat pernah sakit dan dirawat di Rumah Sakit sekitar sebelum ramadhan dan saksi pernah menjenguk;

- Bahwa saat saksi menjenguk saksi tidak bertemu dengan Penggugat;

- Bahwa Tergugat sangat perhatian sekali kepada anaknya, saksi mengetahui Tergugat beberapa kali tidak ada di tempat kerja hanya untuk menjaga anaknya;

- Bahwa selama setelah bercerai Tergugat sudah tidak pernah dinas luar;

- Bahwa saksi mengetahui dari cerita Tergugat bahwa antara Penggugat dan Tergugat penah terjadi pertengkaran;

- Bahwa selama bercerai biaya hidup anak ditangguh oleh Tergugat, saksi mengetahui karena beberapa kali Tergugat bercerita kepada saksi mengenai keuangan Tergugat;

- Bahwa gaji saksi dan Tergugat kurang lebih sama sekitar Rp11.000.000,00 (sebelas juta rupiah) sampai dengan Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah);

- Bahwa yang saksi tahu dari cerita Tergugat, gaji Penggugat sekitar Rp3.500.00,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);

Bahwa pada persidangan yang telah ditentukan Penggugat tidak menyampaikan kesimpulannya sedangkan Tergugat telah menyampaikan kesimpulan yang telah diunggah dalam sistem informasi pengadilan sebagaimana terurai dalam berita acara sidang tanggal 5 Januari 2021;

(32)

PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi.

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat baik diwakili maupun didampingi oleh Kuasa Hukumnya telah hadir menghadap dipersidangan baik hadir secara elektronik maupun hadir langsung di persidangan dan telah memberikan keterangannya;

Menimbang, bahwa dalam setiap persidangan secara langsung Majelis Hakim telah mendamaikan Penggugat dan Tergugat dan juga telah dilakukan mediasi oleh Hakim Mediator Riduansyah, S.H.I., namun berdasarkan laporan mediator tertanggal 16 Oktober 2020 pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian, dengan demikian ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 154 RBG jo.

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok perkara, terlebih dahulu Majelis Hakim mempertimbangkan kewenangan Pengadilan Agama dan legal standing para pihak dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa dari posita gugatan Penggugat, Majelis Hakim menilai perkara ini menyangkut sengketa di bidang perkawinan antara orang-orang yang beragama Islam, maka berdasarkan Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 1 Angka 37 huruf (a) poin 11, perkara ini menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama;

Menimbang, Penggugat dan Tergugat menunjuk kuasa dalam perkara ini, oleh karena itu Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan legalitas kuasa hukum Penggugat dan Tergugat terlebih dahulu;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Penggugat atas nama Rostan, S.H.,M.H., Advokat/Penasehat Hukum berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 September 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 36/Skks/10/2020, tanggal 5 Oktober 2020, yang bertindak atas nama Penggugat, dimana Rostan,

(33)

S.H.,M.H.. adalah Anggota PERADI yang masih aktif sesuai dengan Kartu Tanda Pengenal Advokat, dan telah disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Advokat, hal tersebut telah sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1), tidak dalam keadaan menjalankan sanksi penindakan berupa pemberhentian sementara sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (c) dan sanksi pemberhentian secara permanen sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (d) dan pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Advokat atas nama Rostan, S.H.,M.H., dapat beracara di Pengadilan Agama Bontang untuk mewakili Penggugat;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Tergugat atas nama H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H., Advokat/Penasehat Hukum, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 Oktober 2020 yang terdaftar dalam register Surat Kuasa di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bontang dengan Nomor 42/Skks/10/2020, tanggal 16 Oktober 2020, yang bertindak atas nama Tergugat, dimana H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H., adalah Anggota KAI dan PERADI yang masih aktif sesuai dengan Kartu Tanda Pengenal Advokat, dan telah disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Advokat, hal tersebut telah sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1), tidak dalam keadaan menjalankan sanksi penindakan berupa pemberhentian sementara sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (c) dan sanksi pemberhentian secara permanen sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 huruf (d) dan pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Advokat atas nama H. Bahrodin, S.H., M.Hum., Arief Widagdo Soetarno, S.H., M.Si., dan Toni Abidin, S.H.., dapat beracara di Pengadilan Agama Bontang untuk mewakili Tergugat;

Menimbang, bahwa Penggugat diwakili Kuasa Hukumnya yang telah mendaftarkan perkaranya secara elektronik (e-filing) melalui aplikasi e-Court Mahkamah Agung RI dan untuk selanjutnya Tergugat juga diwakili Kuasa Hukumnya turut pula memberikan persetujuannya untuk beracara secara elektronik;

(34)

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat dan Tergugat masing-masing telah memberikan persetujuannya untuk beracara atau bersidang secara elektronik, maka pemeriksaan perkara ini dapat dilakukan secara elektronik berdasarkan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik serta Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 129/KMA/SK/VIII/2019 tentang Petunjuk Teknis Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik;

Menimbang, bahwa alasan yang dijadikan dasar Penggugat mengajukan gugatannya bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Bontang Tanggal 7 Januari 2020, selama dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu: Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 Tahun 6 bulan, lahir di Bontang 30 April 2015 dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun lahir di Bontang 7 Januari 2018, sejak bercerai, kedua anak tersebut diasuh oleh Penggugat (Bapak Kandung) tapi pada tanggal 15 Desember 2019 Tergugat (Ibu Kandung) mengambil secara lemah lembut dan berjanji tidak akan mengambil harta-harta gonogini anak tersebut dari Penggugat (Bapak Kandung), gugatan hak asuh anak ini diajukan dikarenakan Penggugat ingin mendidik serta mengasuh kedua anak hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat, Penggugat khawatir perkembangan fisik dan psykologi anak jika diasuh oleh Tergugat (Ibu kandungnya), karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan Penggugat (Bapak kandungnya). Selain daripada itu anak pernah masuk Rumah Sakit tanpa diberitahu kepada Penggugat (Bapak kandungnya) dan biasa anak ini dititip sama orang lain, biaya ditanggung oleh Penggugat dan Tergugat sebagai Bapak dan Ibu (kedua orang tuanya) sampai anak tersebut dewasa;

Menimbang, bahwa atas dasar-dasar tersebut Penggugat mohon agar ditetapkan sebagai pengasuh dari kedua anak yang bernama: Fairuz Al Fahrezzi Bin Ismail, umur 5 (lima) Tahun dan Muhammad Firza Bin Ismail, umur 2 Tahun;

Menimbang, bahwa Tergugat telah memberikan jawabannya secara tertulis yang pada pokoknya mengakui sebagaian dalil gugatan Penggugat baik secara

(35)

bulat/tegas dan ada sebagian yang diakui dengan berklausula dan ada pula yang di bantah sebagaimana lengkap termuat dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa pada pokoknya Tergugat mengakui dan membenarkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah bercerai berdasarkan putusan Pengadilan Agama Bontang tanggal 7 Januari 2020, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak sebagaimana posita angka 2 (dua) gugatan Penggugat dan Tergugat juga membenarkan selama bercerai kedua anak tersebut diasuh oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat yang diakui oleh Tergugat secara bulat/secara tegas maka harus dinyatakan terbukti hal ini sesuai dengan maksud Pasal 311 R.Bg., yang menyatakan bahwa pengakuan pihak Tergugat di persidangan merupakan bukti lengkap atas dalil gugatan Penggugat, sedangkan dalil posita lainnya di bantah oleh Tergugat maupun diakui secara berklausula;

Menimbang, bahwa Penggugat pada pokoknya juga telah menyampaikan replik atas jawaban Tergugat dan Tergugat juga telah menyampaikan duplik atas replik dari Penggugat sebagaimana terurai dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat bertanda P.1 sampai dengan P.6 serta 3 (tiga) orang saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah, maka terhadap bukti- bukti tersebut Majelis memberikan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa alat bukti P.1 berupa fotokopi screen shoot percakapan whatsapp, tidak ditunjukkan digital forensiknya, telah bermeterai cukup, atas alat bukti tersebut Tergugat keberatan, selanjutnya Majelis Hakim menilai bahwa oleh karena alat bukti tersebut tidak dapat ditunjukkan audit forensiknya maka berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik, alat bukti tersebut dikesampingkan;

Menimbang, bahwa alat bukti P. 2, P.4, dan P.5 merupakan fotokopi dari foto yang juga tidak dapat ditunjukkan audit foreksinya maka berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik alat bukti tersebut tidak dapat diyakini keasliannya maka Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut dikesampingkan;

(36)

Menimbang, bahwa alat bukti P. 3 merupakan fotokopi dari Perbaikan dan Perubahan Gugatan Harta Bersama Nomor 172/Pdt.G/2020/PA.Botg, telah bermeterai cukup, dan telah dicocokkan dengan aslinya, oleh karenanya Majelis menilai alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan akan dipertimbangkan sepanjang relevan dengan pokok perkara;

Menimbang, bahwa alat bukti P.3 muatan materi dari alat bukti tersebut hanya menerangkan bahwa Tergugat telah mengajukan gugatan harta bersama kepada Penggugat. Majelis Hakim menilai alat bukti P.3 tidak ada relevansinya dengan perkara a quo, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat alat bukti tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa selain bukti tertulis, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat juga telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi masing- masing bernama: Zaenal Abidin bin M. Jafar, Nur Jumiati, S.Pd. binti Abdul Razak dan Risnawati, S.Kep., N.S. binti Abdul Razak, ketiga saksi Penggugat sudah dewasa dan telah memberikan keterangan secara terpisah di bawah sumpahnya sebagaimana ketentuan Pasal 171, 172 dan Pasal 175 R.Bg., maka dengan demikian ketiga saksi tersebut telah memenuhi syarat-syarat formil bukti saksi dan keterangannya dapat dipertimbangkan dalam perkara ini;

Menimbang, ketiga saksi Pengugat pada pokoknya mengetahui bahwa setelah terjadi perceraian kedua anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Tergugat, keterangan tersebut diketahui sendiri oleh saksi dan saling bersesuaian oleh karenanya sesuai dengan Pasal 308 ayat (1) dan Pasal 309 R.Bg., keterangan tersebut dinyatakan terbukti;

Menimbang, bahwa dalam dalil posita gugatan Penggugat pada angka 4 (empat) dinyatakan Penggugat ingin mengasuh kedua anak tersebut dikarenakan Penggugat khawatir perkembangan fisik dan psikologis anak jika diasuh oleh Tergugat karena anak tersebut tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan Penggugat. Selain itu anak pernah masuk Rumah Sakit tanpa diberitahukan kepada Penggugat dan biasanya anak ini dititip sama orang lain;

Menimbang, ketiga orang saksi yang dihadirkan oleh Penggugat hanya saksi Rismawati, S.Kep., N.S. yang mengetahui sendiri bahwa keluarga Penggugat pernah mengunjungi rumah Tergugat untuk berkunjung akan tetapi

Referensi

Dokumen terkait

Pada kategori ini diperlukan usulan perbaikan yaitu memberikan contoh setoran yang sudah diisi di meja setoran sebagai acuan pengisian atau menempatkan pegawai bank untuk

Pembahasan hasil dari perancangan aplikasi dilakukan dengan uji coba. Uji coba aplikasi membutuhkan data kapal untuk menjalankan perhitungan, data-data tersebut

Aktiviti yang telah diluluskan dalam mesyuarat akaun amanah sahaja yang layak untuk mohon peruntukan...

Penelitian ini mau mencari jawab atas permasalahan yang dirumuskan seperti berikut: “Apakah terdapat perbedaan penerimaan daerah saat PBB dikelola oleh pemerintah pusat dengan

Pasal 2 Ayat (1) : Yang dimaksud dengan jasa pelayanan Kemetrologian adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh pegawai yang berhak terhadap alat-alat UTTP dalam

Majmudin (2008) mengutarakan pengertian dari kompetensi pedagogik guru ialah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, diagnosis masuk, diagnosis utama/ akhir, diagnosis komplikasi, dan diagnosis lain serta tindak lanjut tidak

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi genetik mengenai keragaman alel gen DGAT1 yang dapat dimanfaatkan dalam proses seleksi induk sapi