• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PN JAKARTA SELATAN NOMOR

B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Dalam suatu proses perkara perdata hakim (Majelis) yang memeriksa perkara memerlukan bukti-bukti yang diajukan oleh pihak Penggugat yang menuntut hak dan kepentingan hukumnya maupun dari pihak yang menyangkal/membantah dari Tergugat yang juga berusaha mempertahankan dan membuktikan hak dan kepentingannya.8

Bahwa untuk membuktikan dan menguatkan gugatannya Penggugat mengajukan bukti-bukti surat yang telah dimaterai yang ditandai dengan bukti P-1 s/d P-5 yaitu:

1. Formulir Surat Pengajuan Asuransi Jiwa no.63933854 atas nama Calon Tertanggung Utama EVA PASARIBU, Bukti P-1.

2. Laporan transaksi tahunan a/n. Tertanggung Eva Pasaribu, Bukti P-2. 3. Berkas Kelengkapan dokumen pengajuan klaim manfaat asuransi,

Bukti P-3.

4. Surat Penolakan atas pengajuan klaim manfaat meninggal a/n tertanggung Eva Pasaribu, bukti P-4.

8

R. Soeparmono,Sh. Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi (Bandung: Mandar Maju, 2005), h. 111.

5. Surat No. 091/LEGAL/V/2011 perihal tanggapan Tergugat atas somasi Kuasa Hukum Penggugat No.011/SOM/RMA/V/2011, Bukti P-5.

Bahwa demikian pula Tergugat mengajukan bukti-bukti surat yang bermaterai cukup yang ditandai dengan bukti T-1 s/d T-5, yaitu:

1. Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPA) tertanggal 25 Agustus 2008, Bukti T-1.

2. Polis Asuransi Jiwa No.31494813 atas nama EVA PASARIBU, Bukti T-2.

3. Formulir klaim yang ditandatangani oleh Penggugat, Bukti T-3. 4. Surat Keterangan dokter yang ditandatangani dr. ALI GHANIE

beralamat di Jln. Veteran No.362 Palembang, Bukti T-4.

5. Surat dari Tergugat tertanggal 9 Maret 2010 kepada Penggugat yang pada pokoknya menyatakan bahwa pengajuan klaim yang diajukan Penggugat tidak dapat dibayarkan oleh Tergugat, Bukti T-5.

Pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam mengambil putusan No. 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. adalah;

1. Menimbang bahwa setiap perjanjian pada umumnya terlebih-lebih dalam perjanjian asuransi, asas dan prinsip yang harus mendasari adalah prinsip itikad baik (Prinsiple of Utmost good faith) dari Tertanggung maupun

Penanggung. Tertanggung wajib menerangkan yang benar dan harus memberitahukan hal-hal yang diketahui selengkap-lengkapnya mengenai hal yang dipertanggungkan kepada Penanggung, agar Penanggung mengetahui secara tepat dan jelas mengenai resiko yang akan ditanggungnya. Sebab jika Tertanggung memberikan keterangan yang tidak benar yang menyesatkan Penanggung mengenai besarnya resiko yang sebenarnya, maka mana kala Penanggung mengetahuinya akan resiko yang sebenarnya Penanggung tidak akan menutup perjanjian atau menutup perjanjian tetapi dengan persyaratan yang berbeda. Bahkan sesuai ketentuan pasal 251 KUHD perjanjian asuransi yang terjadi akibat dari keterangan dan data-data yang tidak benar dari Tertanggung berakibat batalnya perjanjian pertanggungan tersebut. Demikian sebaliknya Perusahaan Asuransi / Penanggung yang diwakili oleh bagian pemasaran / Agennya sewaktu berhadapan dengan calon Tertanggung berkewajiban memberikan penjelasan yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya mengenai syarat-syarat dan segala hal yang berkaitan dengan perjanjian pertanggungan yang akan ditutup antara Penanggung dengan Tertanggung. Jika kewajiban itu tidak dilakukan sehingga sebenarnya Tertanggung tidak memahami akan pokok-pokok perjanjian pertanggungannya dan bahkan jika ketidak pahamannya sampai menyebabkan Tertanggung tidak jujur dalam memberikan keterangan beserta resiko ketidak jujuran tersebut, yang berkaitan dengan resiko yang

dialihkan untuk ditanggung oleh Penanggung, berakibat batalnya perjanjian juga dengan segala resikonya;

2. Menimbang, bahwa telah ternyata sewaktu Tertanggung mengisi Surat Pengajuan Asuransi Jiwa tertanggal 25 Agustus 2008 (Bukti P-1=bukti T-1) tentang data kesehatan, atas pertanyaan apakah Calon Tertanggung pernah mengalami gejala-gejala diperiksa menderita, didiagnosis, mendapat pengobatan, disarankan untuk menjalani rawat inap, menjalani operasi dianjurkan untuk mendapat nasihat medis atau dirujuk ke dokter specialis untuk kelainan yang disebut mulai dari a. darah tinggi s/d o.kelainan psikologis, dalam kolom jawaban dijawab/diisi TIDAK. Terlepas dari si Tertanggung mengisi sendiri ataukah diisikan oleh agennya Penanggung, tetapi Tertannggung menandatanganinya, sehingga dipandang memahami isinya dengan segala hak dan kewajiban yang menyertainya. Padahal berdasarkan bukti T-4 Surat Keterangan dokter ahli Penyakit Dalam, sejak bulan Mei 2007 atau setidak-tidaknya pada tahun 2007 Si Tertanggung didiagnosa mengidap penyakit Endocarditis AR, MS/MR Radang katup jantung katup yang bocor. Sedangkan penyakit yang diderita oleh Tertanggung aquo sedemikian besar dan tinggi resikonya dan sekiranya diinformasikan secara benar sehingga Tertanggung mengetahuinya dapat saja Tertanggung tidak akan menutup perjanjian pertanggungan dengan mengeluarkan polis Asuransi Jiwa No.31494813 a/n. Eva Pasaribu incasu bukti T-2, atau sekiranya menutup

perjanjian pertanggungan ditentukan dengan syarat-syarat yang berbeda dengan yang ada pada polis aquo. Dengan demikian calon Tertanggung pada waktu mengisi SPAJ tentang kesehatan dan riwayat sakitnya telah tidak jujur, atau tidak lengkap dan jelas, sehingga dapat dinilai sebagai telah beritikad buruk yang dapat merugikan Penanggung;

3. Menimbang, bahwa tidak bisa ditampikkan lagi dan bukan lagi sebagai rahasia umum bahwa dalam praktek tata cara kerja bagian pemasaran/Agen Perusahaan Asuransi selalu berusaha sedemikian rupa dengan semangat tinggi tanpa mengenal lelah dan putus asa dalam menjaring client agar menjadi calon Tertanggung untuk perusahaan dimana dirinya sebagai agennya. Segala cara dan usaha dicoba untuk mempengaruhi agar seseorang menjadi calon Tertanggung dan bahkan tidak jarang terjadi yang diutamakan adalah mendapat nasabah dengan mengabaikan kewajibannya memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya;

4. Menimbang, bahwa telah ternyata Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) Nomor SPAI/Proposal 63933854 tertanggal 25 Agustus 2008 diisi oleh Agen Berto Sinaga dan bila fakta ini dihubungkan dengan fakta bahwa pola kerja Agen Asuransi umumnya tanpa kecuali agen Tergugat incasu seperti dipertimbangkan diatas, maka Majelis menilai Agenpun telah tidak melaksanakan kewajibannya sepenuhnya yaitu tidak memberikan penerangan dan penjelasan secara sempurna terutama perihal akibat dari

sekiranya pengisian SPAJ tidak diisi lengkap dan ada hal-hal yang disembunyikan yang bersangkutan dengan resiko yang dialihkan untuk ditanggung oleh Tergugat selaku Penanggung;

5. Bahwa oleh karena itu Tergugat selaku Penanggung yang diwakili Agennya juga telah mengabaikan kewajibannya sehingga dirinya harus dinilai sebagai telah beritikad buruk mementingkan dapat nasabah tetapi dapat merugikan nasabah dimaksud Tertanggung;

6. Menimbang, bahwa sekiranya yang beritikad buruk adalah Tertanggung saja maka perjanjian antara Tertanggung (yang mengisi SPAJ) dengan Penanggung yang mengeluarkan Polis a/n Tertanggung menjadi batal sebagaimana Pasal 251 KUHD Jo. Ketentuan umum Polis (Bukti T-2) pasal 2.2 huruf I dengan akibat Tertanggung tidak berhak menuntut uang pertanggungan / santunan, akan tetapi hanya berhak atas pengembalian uang premi yang telah dibayarkan, akan tetapi pihak Penanggung / Tergugat juga beritikad buruk, maka adilnya adalah perjanjian benefit mana tetap sah berlaku dengan resiko kerugian dipikul oleh kedua pihak; 7. Menimbang, bahwa oleh karena perjanjian pertanggungan asuransi jiwa

mana dipandang sah berlaku, maka dengan meningggalnya Tertanggung seharusnya Tertanggung membayar uang santunan/uang pertanggungan sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), akan tetapi karena Penanggung juga dalam posisi beritikad buruk sehingga kedua belah pihak harus menanggung resiko kerugian, maka Majelis menilai

adalah adil jika baik Penanggung maupun Tertanggung menanggung kerugian masing-masing separo dari jumlah uang pertanggungan. Artinya penggugat yang memperoleh manfaat dari Tertanggung tidak memperoleh benefit penuh Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) akan tetapi hanya separohnya, yaitu Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah), sebaliknya Penanggung tidak berkewajiban membayar uang pertanggungan penuh sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), akan tetapi hanya separohnya yaitu Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah). Dengan demikian kedua belah pihak dibebani menanggung resiko kerugian masing-masing separohnya uang pertanggungan;

8. Menimbang, bahwa atas dasar uraian pertimbangan tersebut maka sikap Tergugat selaku Penanggung yang menolak sama sekali untuk membayar uang pertanggungan kepada Penggugat yang memperoleh manfaat dari perjanjian asuransi jiwa aquo adalah suatu perbuatan wanprestasi dan dirinya haruslah memenuhi membayar prestasi dimaksud yang besarnya seperti ditentukan Majelis diatas;

9. Menimbang, bahwa karena kewajiban yang dibebankan kepada Tergugat adalah membayar sejumlah uang, sedangkan tidak diperjanjikan mengenai bunga atas uang tersebut jika tidak segera dibayarkan, maka tuntutan bunga sebesar 10% tiap bulan tidak diluluskan akan tetapi hanya akan diberikan bunga yang ditentukan menurut undang-undang sebesar

6% setahun terhitung gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;

10. Menimbang, bahwa tentang gugatan immaterial karena tidak disertai alasan-alasan serta tidak didukung perincian akan kerugian dimaksud, maka tuntutan kerugian immaterial tidak dikabulkan;

11. Menimbang, bahwa oleh karena kewajiban yang dibebankan kepada Tergugat adalah membayar sejumlah uang, maka tuntutan uang

dwangsom atau uang paksa tidak dapat diberikan sehingga tuntutan mana ditolak;

12. Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata Tergugat akan mengalihkan dan mengasingkan asset-asetnya, maka tidak ada alasan untuk menyita harta kekayaan Tergugat, sehingga tuntutan penyitaan ditolak oleh Majelis;

13. Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata terdapat alasan yang sangat eksepsional dan mendesak uit voerbaar bij vooraad, maka tuntutan agar putusan ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada verzet atau banding ditolak;

14. Menimbang, bahwa oleh karena pada dasarnya tuntutan pokok dari Penggugat dikabulkan, maka Tergugat adalah dikalahkan dan karenanya harus dihukum untuk membayar biaya perkara;

15. Menimbang, bahwa atas dasar tuntutan-tuntutan yang dikabulkan maka gugatan Penggugat dikabulkan untuk sebagian;

Dokumen terkait