• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian gugatan tersebut, pada pokoknya Penggugat telah memohon untuk dinyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Tergugat yaitu : Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis, tanggal 31 Maret 1990, Gambar Situasi No. 697/1990 tanggal 10 Maret 1990, Luas 173 M2 terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 82 RT.01/RW.05 Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU (obyek sengketa);--- karena telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik khususnya asas bertindak sewenang-wenang dan asas kecermatan sehingga merugikan kepentingan Penggugat;---

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, pihak Tergugat telah mengajukan Jawaban pada persidangan tanggal 3 Desember 2013 dengan mengajukan eksepsi, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut ;--- Penggugat...

1. Penggugat tidak mempunyai legal standing;--- Bahwa Sertipikat Hak Milik No. 81 Desa Rintis, Surat Ukur/Gambar Situasi tanggal 1 September 1989 No. 808/1989 seluas 1.254 M2 terdaftar atas nama MUSHALA AL JAMI’AH, adalah sertipikat wakaf bukan milik perorangan, pada hak atas tanah tersebut tidak melekat hak keperdataan seseorang, jadi bukan milik Penggugat;--- Selanjutnya Penggugat tidak mendapat kuasa secara formal dari seluruh jamaah Mushala Al Jami’ah, sedangkan Sertipikat Hak Milik No. 81 Desa Rintis Surat Ukur/Gambar Situasi tanggal 1 September 1989 No. 808/1989 seluas 1.254 M2 terdaftar atas nama Mushala Al Jami’ah, oleh karena itu Penggugat tidak mempunyai legal standing untuk mengajukan gugatan ;--- 2. Gugatan Lewat Waktu;---

Bahwa Sertipikat Hak Pakai No.1 Desa Rintis Surat Ukur/Gambar Situasi tanggal 10 Maret 1990 No. 697/1990 seluas 173 M2 terdaftar atas nama Pemerintah Daerah Tingkat II Pekanbaru diterbitkan tanggal 31 Maret 1990, selanjutnya gugatan a quo diajukan pada tanggal 21 Oktober 2013, telah melampaui tenggang waktu yang diperbolehkan mengajukan gugatan walaupun Penggugat bukan pihak yang dituju secara langsung namun Penggugat secara tidak langsung telah mengetahui penerbitan Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara tersebut, baik dari pihak pengurus Mushala Al Jami’ah terdahulu ataupun dari aparat setempat;--- Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Replik secara tertulis tertanggal 10 Desember 2013, selanjutnya terhadap Replik Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Duplik secara tertulis tertanggal 18 Desember 2013;--- DALAM EKSEPSI :--- Menimbang...

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan eksepsi angka 1 tentang Penggugat tidak mempunyai legal standing sebagai berikut;--- Menimbang, bahwa perihal ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh Keputusan Tergugat sehingga mengakibatkan kepentingan Penggugat dirugikan, Majelis Hakim mempertimbangkannya dengan berpedoman pada Ketentuan Pasal 53 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara yang berisi tuntutan agar suatu Keputusan Tata Usaha Negara dinyatakan batal atau tidak sah hanya dapat diajukan oleh seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, sehingga atas dasar ini Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dikategorikan mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk secara sah menurut Undang-Undang dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan gugatannya dapat diperiksa, diadili dan diputus oleh Pengadilan Tata Usaha Negara apabila terdapat kerugian kepentingan Penggugat sebagai akibat diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tersebut dan terdapat hubungan sebab akibat antara kerugian kepentingan Penggugat dengan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat;--- Menimbang, bahwa untuk memahami tentang apa yang dimaksud dengan Badan Hukum Perdata tentu kita harus berpaling kepada peraturan– peraturan dalam KUHPerdata;--- Menimbang, bahwa secara umum dipakai bahwa yang dimaksud dengan Badan Hukum Perdata adalah Badan atau perkumpulan atau organisasi atau koorporasi dan yang didirikan menurut ketentuan Hukum Perdata yang merupakan Badan Hukum, karena dalam pergaulan hukum ia

dipandang sebagai Subyek Hukum;--- Menimbang, bahwa menurut kenyataan dalam pergaulan sehari-hari tidak hanya terdiri dari orang - orang saja, tapi juga melibatkan berbagai macam organisasi, perkumpulan koorporasi dan sebagainya maupun kesatuan-kesatuan yang bersifat mandiri dan berkedudukan sebagai subyek hukum Perdata, keberadaan kesatuan-kesatuan yang bersifat mandiri ini juga sekaligus sebagai pendukung hak dan kewajiban dan kepentingan yang tidak hanya bersifat materiil, melainkan juga kepentingan-kepentingan yang bersifat sosial dan idiil;--- Menimbang, bahwa unsur untuk dapat mewakili siapa suatu perkumpulan atau organisasi itu dapat disebut sebagai Badan Hukum Perdata, hal ini dapat ditelusuri dari peraturan-peraturan, keputusan pendiriannya ataupun anggaran dasarnya;--- Menimbang, bahwa ada dua macam bentuk perkumpulan, ada perkumpulan dengan kewenangan hukum yang lengkap yang didirikan dengan akta Notaris yang harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu, ada pula perkumpulan tanpa kewenangan hukum yang lengkap yang lahirnya berdasarkan tindakan-tindakan hukum dari para anggota pendirinya dan tidak disyaratkan menurut bentuk-bentuk tertentu, jadi tidak perlu ada akta Notaris;--- Menimbang, bahwa dari Dokrin dan Yurisprudensi suatu perkumpulan secara umum dapat dipandang sebagai Badan Hukum Perdata apabila memenuhi tiga persyaratan:--- 1. Adanya lapisan anggota-anggotanya yang dapat dilihat pada pengadministrasian anggotanya;--- 2. Merupakan organisasi dengan suatu tujuan tertentu;--- 3. Ikut dalam pergaulan Lalu Lintas Hukum sebagai suatu kesatuan;---

Menimbang, bahwa adanya dasar tersebut, Majelis Hakim mempelajari gugatan serta Jawab Jinawab antara Penggugat dengan Tergugat serta mencermati bukti–bukti surat P-3, dimana Sertipikat Hak Milik Nomor: 81 Desa Rintis Surat Ukur/Gambar Situasi tanggal 1 September 1989 Nomor:- 808/1989 seluas 1.254 M2 terdaftar atas nama MUSHALLA Al-JAMI’AH, namun Penggugat adalah pengurus MUSHALLA AL-JAMI’AH yang telah terbentuk sejak bulan Januari Tahun 1984 dan telah dipilih oleh Jamaah MUSHALLA AL-JAMI’AH berdasarkan hasil rapat Pengurus dan Jamaah MUSHALLA AL-JAMI’AH serta Serah Terima Jabatan tertanggal 10 Mei 2006, sebagaimana tertuang dalam Surat Keterangan Ketua RT.01/RW.05, Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru pada tanggal 2 September 2013 menerangkan tentang susunan kepengurusan MUSHALLA AL-JAMI’AH yang dalam hal ini diwakili oleh H. Maksum dan Rozali yang masing-masing adalah Ketua dan Sekretaris MUSHALLA AL-JAMI’AH ( vide bukti P-4 );---

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut menunjukkan adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Keputusan Tergugat yang menjadi Obyek sengketa, karena itu Penggugat mempunyai kedudukan hukum ( legal standing ) untuk bertindak selaku Penggugat dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, eksepsi Tergugat angka 1 tentang Penggugat Tidak Mempunyai Legal Standing tidak beralasan menurut hukum dan harus dinyatakan tidak diterima ;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan eksepsi Tergugat angka 2 tentang Gugatan Lewat Waktu sebagai berikut ;---

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan : “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu...

waktu 90 hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya keputusan badan atau pejabat Tata Usaha Negara”. Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 2 Tahun 1991 yang berbunyi: “Bagi pihak yang tidak dituju dalam surat keputusan tersebut (pihak ketiga), penghitungan tenggang waktu tersebut dihitung secara kasuistis, yaitu dihitung 90 hari sejak saat pihak ketiga tersebut mengetahui secara sah menurut hukum”. Selanjutnya berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 41/K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994 mengatur kaidah hukum : “ Bahwa tenggang waktu pengajuan gugatan bagi pihak ketiga yang tidak dituju langsung dari surat Keputusan Tata Usaha Negara, tenggang waktu tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 dihitung secara kasuistis sejak pihak ketiga merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara dan sudah mengetahui adanya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut ‘;---

Menimbang, bahwa dari ketentuan tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kepentingan yang dirugikan juga menjadi syarat dalam menentukan tenggang waktu pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara;--- Menimbang, bahwa memperhatikan uraian dasar gugatan Penggugat dihubungkan dengan surat keputusan obyek sengketa (vide bukti T-1), ternyata Para Penggugat adalah pihak ketiga yang tidak dituju dalam sertipikat obyek sengketa, sehingga dengan demikian penghitungan tenggang waktu sebagaimana dimaksud Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dihitung secara kasuistis sejak saat Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan sudah mengetahui adanya sertipikat obyek sengketa secara sah menurut hukum ;--- Menimbang, bahwa dalam uraian gugatannya Penggugat mendalilkan baru mengetahui sertipikat obyek sengketa pada tanggal 25 September 2013 pada………

pada saat Penggugat mendapatkan foto copy dari pihak ketiga dimana menurut Majelis Hakim bahwa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan adalah pada saat Para Penggugat mengetahui bahwa diatas tanah hak milik Para Penggugat telah terjadi tumpang tindih ;---

Menimbang, bahwa setelah mencermati bukti P-5 berupa Surat Pernyataan dari para warga masyarakat RW 05 Kel. Rintis Kec. Lima Puluh tanggal 5 September 2013 yang menyatakan bahwa selama 12 tahun Puskesmas Pembantu tidak dapat dipergunakan oleh masyarakat (tidak berfungsi, tidak efektif) dan bukti P-6 berupa kwitansi Permohonan Pengembalian Batas yang diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru tanggal 24 September 2013 terhadap Sertipikat Hak Milik No. 81 Kelurahan Rintis, Kecamatan Lima Puluh Surat Ukur No. 808/1989 atas nama Mushala Al Jami’ah, berdasarkan bukti surat tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan adalah pada saat Penggugat merasa keberatan dengan keberadaan Puskesmas Pembantu yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Warga tanggal 5 September 2013 atau pada saat Penggugat memohon untuk dilakukan pengembalian batas yang diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru pada tanggal 24 September 2013;---

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas yang selanjutnya dikaitkan dengan waktu pengajuan gugatan Penggugat yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yaitu pada tanggal 21 Oktober 2013, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebagaimana ketentuan Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, eksepsi Tergugat angka 2 tentang Gugatan Telah Lewat Waktu tidak beralasan menurut...

menurut hukum dan harus dinyatakan tidak diterima;--- Menimbang, bahwa oleh karena seluruh eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dinyatakan ditolak, maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok perkara sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut;--- DALAM POKOK PERKARA:--- Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas;---

Menimbang, bahwa jawaban Tergugat dalam pokok perkaranya menyatakan bahwa penerbitan Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis, tanggal 31 Maret 1990, Gambar Situasi No. 697/1990 tanggal 10 Maret 1990, Luas 173 M2 terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 82 RT.01/RW.05 Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU (obyek sengketa) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah sesuai dengan Asas-asas umum pemerintahan yang baik ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan telah ditemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut:--- - Bahwa Sertipikat Hak Milik Nomor 81/Desa Rintis tanggal 16 Oktober 1989, Gambar Situasi Nomor : 808/1989, tanggal 1 September 1989 seluas 1.254 M2 atas nama MUSHALA AL JAMI’AH diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Oktober 1989 Nomor : SK.07/HM/Kw.24/Pbr/89/Prona.4 (vide bukti P-1, T-5, T-6);--- - Bahwa Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis tanggal 31 Maret

1990, Gambar Situasi Nomor : 697/1990, tanggal 10 Maret 1990 seluas 173 M2 atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU diterbitkan oleh Kepala…….

Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 30 Maret 1990 Nomor: SK.11/PBR/530/DIPDA/90-22 (vide bukti T-1, T-3, T-4); - Bahwa Bangunan Puskesmas Pembantu Rintis atas dasar Sertipikat

Hak Pakai Nomor 01 tanggal 31 Maret 1990 adalah masuk dalam Daftar Tanah Aset Milik Pemerintah Kota Pekanbaru (vide bukti T-12);--- - Bahwa pada tanggal 30 Januari 2014 telah dilakukan Pemeriksaan Setempat di lokasi tanah sertipikat obyek sengketa ;--- - Bahwa berdasarkan keterangan saksi HANAFI, RINERI, SRI FAHMILI

dan WAN ABDUL KARIM menerangkan bahwa bangunan Puskesmas Pembantu masuk kedalam lokasi tanah Mushala Al Jami’ah;--- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian Surat Gugatan dan Replik Para Penggugat dan Jawaban serta Duplik Tergugat, permasalahan pokok yang harus dipertimbangkan adalah:---

 Apakah Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis, tanggal 31 Maret 1990, Gambar Situasi No. 697/1990 tanggal 10 Maret 1990, Luas 173 M2 terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 82 RT.01/RW.05 Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU yang menjadi surat keputusan obyek sengketa telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana dimaksud dengan Pasal 53 ayat 2 huruf (a) dan (b) Undang–undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;--- Menimbang, bahwa Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis, tanggal 31 Maret 1990, Gambar Situasi No. 697/1990 tanggal 10 Maret 1990, Luas 173 M2 terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor: 82 RT. 01 / RW . 05 Kelurahan……..

Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU (obyek sengketa) diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dimana proses penerbitan sertipikat obyek sengketa a quo diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1972 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah Jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah, oleh karena itu pengujian baik dari segi kewenangan maupun segi prosedural dan substansinya diuji berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut;---

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menguji kewenangan Tergugat dalam menerbitkan sertipikat obyek sengketa;---

Menimbang, bahwa dasar kewenangan penerbitan sertipikat diatur pada ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1972 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah yang menyebutkan : “ Wewenang pemberian hak atas tanah dan pembukaan tanah, dengan peraturan ini dilimpahkan kepada para Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah dan Kepala Kecamatan dalam kedudukan dan fungsinya sebagai Wakil Pemerintah”. Selanjutnya pada Pasal 5 huruf (a) peraturan tersebut menyebutkan : “Gubernur Kepala Daerah memberi keputusan mengenai : a. permohonan pemberian, perpanjangan/pembaruan dan menerima pelepasan hak pakai atas tanah Negara kepada/oleh warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang bukan bermodal asing yang :

a.1. luas tanahnya tidak lebih dari 2.000 M2 (dua ribu meter persegi), dan ---

a.2. jangka waktunya tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun;--- b. permohonan pemberian hak pakai atas tanah Negara, yang akan dipergunakan sendiri oleh suatu Departemen / Direktorat Jenderal,

lembaga-lembaga Negara nondeparteman, atau Pemerintah Daerah;--- Menimbang, bahwa mencermati bukti T-1 berupa Buku Tanah Sertipikat Hak Pakai Nomor 01/Desa Rintis, tanggal 31 Maret 1990, Gambar Situasi No. 697/1990 tanggal 10 Maret 1990, Luas 173 M2 terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 82 RT.01/RW.05 Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru atas nama PEMDA TINGKAT II PEKANBARU, dalam halaman Pendaftaran Pertama huruf (d) disebutkan bahwa Surat Keputusan diterbitkan oleh SK Gubernur Kepala Daerah Tk.I Riau tanggal 30 Maret 1990 No.SK.11/PBR/530/DIPDA/90-22, selanjutnya pada Gambar Situasi/Surat Ukur Nomor : 697/1990 tanggal 10 Maret 1990 disebutkan Keadaan Tanah : sebidang tanah diatasnya berdiri sebuah bangunan puskesmas pembantu, Luas tanah : 173 M2 (seratus tujuh puluh tiga meter persegi) seterusnya sertipikat obyek sengketa diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 1 ayat (1), Pasal 5 huruf (a).a.1 dan huruf (b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1972 Jo. Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 10 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah, maka dapat disimpulkan bahwa secara yuridis dari segi Kewenangan Materi/Racione Material, Kewenangan Waktu/Racione Temporis dan Kewenangan Tempat/Racione Loci, Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru) berwenang menerbitkan sertipikat obyek sengketa;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menguji tentang prosedur penerbitan sertipikat obyek sengketa;---

Menimbang, bahwa ketentuan Hak Pakai pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah diatur pada Bab II huruf D tentang Hak Pakai…….

Pakai khususnya pada Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27 yang berbunyi

sebagai berikut:---

Pasal 25 : Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah Negara, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang, sebagaimana dalam Pasal 41 Undang-undang No.5 Tahun 1960;---

Pasal 26 : Hak Pakai atas tanah Negara dapat diberikan kepada:---

a. Warga Negara Indonesia;---

b. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;---

c. Badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;---

d. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;---

Pasal 27 : Ketentuan-ketentuan tersebut dalam Bab I Pasal 1, Bab II Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11 berlaku mutatis mutandis terhadap penyelesaian permohonan Hak Pakai dan pendaftarannya menurut Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961;---

Menimbang, bahwa selanjutnya prosedur penerbitan sertipikat obyek sengketa secara khusus diatur pada Pasal 3 s/d Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah dimana prosesnya diawali dengan permohonan untuk mendapatkan tanah Negara dengan Hak Milik yang diajukan oleh pemohon kepada pejabat yang berwenang yang bersangkutan yang memuat keterangan pemohon, tanahnya, statusnya, jenis, penguasaan dan penggunaannya (vide Pasal 4 ayat 1 dan 2). Selanjutnya setelah permohonan pemohon diterima, maka Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota meneruskan proses permohonan tersebut yaitu;---

- Memerintahkan Kepala Seksi Pengurusan Hak yang bersangkutan agar mencatat…….

mencatat didalam daftar Permohonan Hak Milik menurut Contoh II yang disediakan untuk itu dan memeriksa apakah keterangan yang dimaksud dalam Pasal 4 sudah lengkap (vide Pasal 5 huruf a);--- - Memanggil pemohon untuk melengkapi keterangan yang belum lengkap dan membayar persekot biaya yang diperlukan (vide Pasal 5 huruf b);-- - Memerintahkan seksi-seksi Pendaftaran Tanah, Tata Guna Tanah dan

Pengurusan Hak Tanah agar menyelesaikan bahan-bahan yang diperlukan antara lain : Surat Keterangan Pendaftaran Tanah, Gambar Situasi/surat ukur, pertimbangan pemberian tanah (vide Pasal 5 huruf c);--- - Jika bahan-bahan yang tersedia belum cukup untuk mengambil

keputusan, maka Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya bersama-sama dengan Camat, Kepala Desa dan wakil dari instansi lainnya yang ditetapkan dalam SK Mendagri No. SK.142/DJA/1973, untuk mengadakan pemeriksaan setempat (vide Pasal 5 huruf d);--- - Mengirimkan berkas permohonan kepada Gubernur Kepala Daerah c.q.

Kepala Direktorat Agraria Provinsi disertai pertimbangan yang disusun menurut Contoh V (vide Pasal 5 huruf d);--- - Apabila semua keterangan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada keberatan, maka Kepala Direktorat Agraria Propinsi atas nama Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan segera mengeluarkan surat keputusan pemberian Hak Milik atas tanah yang dimohon itu (vide Pasal 7);--- - Setelah semua syarat dipenuhi dan kewajiban yang ditentukan telah

dipenuhi, maka Kepala Seksi Pendaftaran Tanah yang bersangkutan melakukan pendaftarannya dalam buku tanah dan penerbitan sertifikat haknya menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 (vide Pasal 10);---

Menimbang, bahwa berdasarkan tahapan-tahapan prosedur permohonan penerbitan sertipikat sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah, maka selanjutnya Majelis Hakim akan menguji berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, apakah Tergugat dalam menerbitkan sertipikat obyek sengketa telah sesuai dengan tahapan/prosedur sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut diatas;---

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 100 angka (1) Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi : Alat bukti ialah:---

a. Surat atau tulisan ; b. Keterangan ahli ; c. Keterangan saksi ; d. Pengakuan para pihak ; e. Pengetahuan Hakim ;

Selanjutnya ketentuan Pasal 107 undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan : “Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti berdasarkan keyakinan Hakim”.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam rangka memperoleh kebenaran materil Majelis Hakim akan mempertimbangkan alat-alat bukti baik surat, saksi, serta keterangan para pihak yang terungkap di persidangan berdasarkan keyakinan hakim, sehingga diperoleh fakta-fakta hukum sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut:---

Menimbang, bahwa dalam dalil gugatan Penggugat halaman 3 angka (7) dan (8) disebutkan bahwa Penggugat adalah pemilik yang sah terhadap sebidang tanah yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu Nomor : 82

RT.01/RW.05, Kelurahan Rintis, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru berdasarkan Sertipikat Hak Milik No. 81/Desa Rintis tertanggal 16 Oktober 1989 dengan Gambar Situasi No. 808/1989 tertanggal 1 September 1989 seluas 1.254 M2 atas nama MUSHALA AL JAMI’AH yang didapat Penggugat dari Wasiat Alm. Mbah Kasim yang disampaikan kepada Alm. Supardi yang saat itu menjabat sebagai Ketua RK.5/RT1 Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru pada tahun1973 dengan batas-batas sebagai berikut:-

- Sebelah timur berbatas dengan tanah Mesati………± 29,5 M .Drs. Ibrahim………± 21 M - Sebelah Barat berbatas dengan Gang kasim…………..………± 48,5 M - Sebelah Utara berbatas dengan Jalan Tangkuban Perahu………...± 20 M - Sebelah Selatan berbatas dengan Komplek BBD………..± 33,5 M Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap bukti P-1 dan T-7 yaitu Sertipikat Hak Milik Nomor 81/Desa Rintis tanggal 16 Oktober 1989 seluas 1.254 M2 atas nama Mushala Al-Jami’ah dan Gambar Situasi No.

808/1989 tanggal 1 September 1989 disebutkan batas-batas yaitu:---

- Sebelah Utara berbatas dengan Jalan Tangkuban Perahu;---

- Sebelah Selatan berbatas dengan Komplek BBD;---

Dokumen terkait