Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Para Penggugat pada pokoknya menyatakan bahwa objek sengketa yaitu Keputusan fiktif negatif berupa keputusan penolakan Tergugat untuk menerbitkan dan atau menandatangani Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) yang dimohonkan oleh Para Penggugat yang telah diajukan permohonannya secara lisan pada akhir Mei 2012, adalah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik dan sangat merugikan kepentingan hukum Para Penggugat sebagaimana dimaksud dalam
Hal 97 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr Pasal 53 ayat (2) huruf (a) dan (b) Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan dalil – dalil Para Penggugat tersebut, Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan “ Apakah obyek gugatan yang didalilkan oleh Para Penggugat dalam gugatannya merupakan Keputusan Tata Usaha Negara berupa keputusan fiktif negatif ?”, maka untuk menjawabnya Majelis Hakim berpedoman pada ketentuan pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara , yang berbunyi sebagai berikut :
ayat 1: “Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak
mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara”;
ayat 2 : “Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak
mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat, maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud ;
ayat 3 : “Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu 4 (empat) bulan sejak diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan ;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari gugatan Para Penggugat dan dikaitkan dengan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang
Hal 98 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara , Majelis Hakim berpendapat bahwa obyek gugatan yang didalilkan oleh Para Penggugat dalam gugatannya merupakan keputusan fiktif negatif berupa keputusan penolakan sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 3 ayat (1) jo ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara , dengan pertimbangan bahwa Tergugat selaku Pejabat tata usaha negara tidak menerbitkan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR) yang menjadi kewajibannya dan peraturan perundang – undangan tidak mengatur jangka waktu bagi Kepala Desa Terantang Manuk (Tergugat) untuk menerbitkan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR) yang dimohonkan oleh Para Penggugat;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, selain mengajukan Jawaban dalam pokok perkara, Tergugat telah pula mengajukan eksepsi tertanggal 2 April 2014 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
- Bahwa gugatan Penggugat tidak jelas atau kabur (obscur libels) karena sampai saat ini Tergugat belum pernah menerima permohonan penerbitan SKGR dari Penggugat secara tertulis, Penggugat hanya menyampaikan secara lisan kepada Tergugat pada bulan Mei 2012 untuk menerbitkan SKGR Penggugat;
- Bahwa SKGR merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala Desa yang merupakan pejabat Negara yang berisikan tindakan hukum tata usaha negara, oleh sebab itu pengajuan permohonan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR) harus bersifat permohonan tertulis tidak hanya secara lisan karena permohonan tersebut merupakan kelengkapan administrasi pemerintahan dan sebagai dasar untuk menerbitkan SKGR;
Hal 99 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Para Penggugat telah mengajukan Replik tertanggal 10 April 2014 yang pada pokoknya menerangkan tetap pada dalil-dalil gugatannya, dan Tergugat telah mengajukan Duplik tertanggal 23 April 2014 yang pada pokoknya menerangkan tetap pada dalil-dalil jawabannya semula;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Para Penggugat telah mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda bukti P-1 sampai dengan P-60 serta mengajukan 3 (tiga) orang saksi, sedangkan pihak Tergugat untuk mendukung dalil-dalil bantahannya, telah pula mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda bukti T-1 sampai dengan T-4 serta mengajukan 2 (dua) orang saksi ;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat yang telah dibantah oleh Para Penggugat sehingga terdapat perbedaan versi dan visi hukum antara para pihak terhadap substansi permasalahan dalam eksepsi, maka sebelum memberikan penilaian hukum terhadap pokok perkara, terlebih dahulu Majelis Hakim (selanjutnya disebut “Majelis") akan mempertimbangkan eksepsi tersebut sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa Majelis akan mempertimbangkan eksepsi Tergugat perihal objek gugatan tidak jelas atau kabur (obscuur libels) sebagai berikut:
Menimbang, bahwa syarat-syarat gugatan diatur dalam ketentuan Pasal 56 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah
Hal 100 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 (selanjutnya disebut “Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara”) yang menyebutkan bahwa gugatan harus memuat identitas Penggugat atau Kuasanya, nama jabatan serta tempat kedudukan Tergugat, dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh Pengadilan ;
Menimbang, bahwa mencermati seluruh uraian gugatan Para Penggugat yang didaftarkan pada tanggal 8 Januari 2014 dan telah diperbaiki secara formal pada tanggal 24 Februari 2014, Majelis menilai bahwa uraian gugatan Para Penggugat tersebut telah memenuhi syarat-syarat gugatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 56 ayat (1), uraian tentang kepentingan dan alasan Para Penggugat mengajukan gugatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga eksepsi Tergugat yang menyatakan bahwa gugatan Para Penggugat tidak jelas atau kabur (obscuur libels) tidak beralasan menurut hukum dan karenanya harus dinyatakan ditolak ;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan dan memberi penilaian hukum terhadap pokok perkara, Majelis terlebih dahulu akan mempertimbangkan tentang syarat-syarat formal yang harus dipenuhi dalam pengajuan gugatan pada Peradilan Tata Usaha Negara, antara lain terpenuhinya unsur tenggang waktu, unsur adanya kepentingan yang dirugikan, serta unsur keputusan tata usaha negara yang bersifat konkret, individual dan final serta telah menimbulkan akibat hukum. Selanjutnya Majelis terlebih dahulu akan mempertimbangkan unsur tenggang waktu pengajuan gugatan sebagaimana diatur pada ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang pada
Hal 101 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr pokoknya ketentuan pasal tersebut mempersyaratkan bahwa pengajuan gugatan pada Pengadilan Tata Usaha Negara tidak boleh melebihi tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari;
Menimbang, bahwa objek gugatan dalam perkara ini adalah Keputusan Tata Usaha Negara (Keputusan Fiktif Negatif) berupa Keputusan Penolakan Tergugat untuk menerbitkan dan atau menandatangani Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR) yang dimohonkan oleh Para Penggugat yang telah diajukan permohonannya secara lisan pada akhir Mei 2012 sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 3 ayat (1) jo ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa dalam uraian gugatan Para Penggugat pada halaman 18 yang mendalilkan bahwa baru mengetahui tentang objek sengketa aquo pada pertengahan tahun 2013 atau setidak-tidaknya diketahui secara pasti pada tanggal 7 Oktober 2013 bersamaan dengan telah diajukannya surat tertulis kepada Tergugat melalui surat No. : 0135/Klf/Dhl-Adv/X/13, perihal Klarifikasi dan Teguran Hukum, yang diterima oleh Tergugat melalui Sekretaris Desa bernama ABASRIANTO pada tanggal 08 Oktober 2013 (vide bukti P-45) dan kemudian disusul dengan surat tertulis tertanggal 16 Oktober 2013 No. : 0138/Klf/Dhl-Adv/X/13, perihal : Teguran Hukum Ke-2 yang diterima Tergugat melalui staf Kantor Desa bernama RATNA SARI pada tanggal 16 Oktober 2013 (vide bukti P-46);
Menimbang, bahwa dalam dalil gugatan Para Penggugat disebutkan bahwa permohonan Para Penggugat diajukan secara lisan pada akhir bulan Mei 2012 dan berdasarkan keterangan saksi bernama ALAMSAH yang memberikan keterangan dibawah sumpah
Hal 102 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr pada persidangan tanggal 22 Mei 2014 yang menerangkan bahwa Hamka S. Pane (salah satu dari Penggugat) telah mengajukan permohonan secara lisan kepada Saksi sebagai Kepala Desa untuk diterbitkan SKRKT dan SKGR atas nama beberapa orang dimana semua permohonannya diajukan secara bertahap pada tahun 2012 dan Para Penggugat tidak pernah mengajukan permohonannya secara tertulis;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan dalil Para Penggugat yang menyatakan baru mengetahui tentang objek sengketa aquo pada pertengahan tahun 2013 atau setidak-tidaknya diketahui secara pasti pada tanggal 7 Oktober 2013 dengan berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan:
Pasal 55
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan
puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara” ;
Penjelasan Pasal 55 :
Bagi pihak yang namanya tersebut dalam keputusan TUN yang digugat, maka tenggang waktu sembilan puluh hari diterimanya keputusan TUN yang digugat. Dalam hal yang hendak digugat itu merupakan keputusan menurut ketentuan:
b. Pasal 3 ayat (3), maka tenggang waktu sembilan puluh hari itu dihitung setelah lewatnya batas waktu empat bulan yang dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil gugatan Para Penggugat tersebut dihubungkan dengan keterangan saksi ALAMSAH sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, maka Majelis
Hal 103 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr berpendapat bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (3) Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara maka jangka waktu empat bulan sejak diterimanya permohonan Para Penggugat tersebut (bulan Mei 2012) adalah jatuh pada bulan Oktober 2012 dan penghitungan tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sesuai dengan Penjelasan Pasal 55 undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dihitung setelah lewatnya batas waktu empat bulan sejak tanggal diterimanya permohonan tersebut yaitu setidaknya paling lambat akhir bulan Desember 2012 atau Awal bulan Januari 2013 Para Penggugat harus sudah mengajukan gugatan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, tetapi faktanya Para Penggugat mengajuan gugatannya tanggal 8 Januari 2014 sebagaimana didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, oleh karenanya Majelis berkesimpulan bahwa gugatan Para Penggugat diajukan telah Iewat waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 ayat 3 jo. Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara berserta penjelasannya, sehingga dalil Para Penggugat yang menyatakan baru mengetahui tentang objek sengketa aquo pada pertengahan tahun 2013 atau setidak-tidaknya diketahui secara pasti pada tanggal 7 Oktober 2013 tersebut tidak beralasan hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena pokok gugatan yang mendasari gugatan Para Penggugat ternyata diajukan telah Iewat tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Pasal 3 ayat (3) jo. Pasal 55 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara berikut penjelasannya, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru harus menyatakan tidak
Hal 104 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo;
DALAM POKOK PERKARA :
Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru menyatakan tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo, maka seluruh dalil Para Penggugat dan Tergugat dalam pokok perkara yang merupakan inti persengketaan yang menjadi substansi perkara ini menurut Majelis tidak perlu dipertimbangkan lagi dan oleh karena itu gugatan Para Penggugat harus dinyatakan ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak, maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, biaya perkara yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Para Penggugat yang besarnya akan ditentukan dalam amar Putusan ini;
Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada sistem pembuktian dalam hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara yang mengarah pada pembuktian bebas dan terbatas sebagaimana terkandung di dalam ketentuan Pasal 100 dan Pasal 107 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara yang menggariskan bahwa Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan ruang Iingkup pembuktian, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, maka dalam memeriksa dan mengadili sengketa ini, Majelis mempelajari dan memberikan penilaian hukum terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh Para Pihak, namun untuk mempertimbangkan dalil-dalil Para Pihak, Majelis hanya menggunakan alat-alat bukti yang paling relevan dan paling tepat dengan sengketa ini, sedangkan
Hal 105 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr terhadap alat-alat bukti seiain dan selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas perkara;
Mengingat : ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I: DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi Tergugat ; DALAM POKOK PERKARA :
- Menolak Gugatan Para Penggugat;
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya Perkara sebesar Rp. 228.500,- (dua ratus dua puluh delapan ribu lima ratus rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada hari Kamis, tanggal 12 Juni 2014 oleh kami ANDRI NUGROHO EKO SETIAWAN, S.H. selaku Hakim Ketua Majelis, HIMAWAN KRISBIYANTORO, S.H., dan ELFIANY, S.H.,MKn. masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan ini diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 19 Juni 2014, oleh Majelis Hakim tersebut diatas, dengan dibantu oleh SYAMSUL BAHRI, SH., sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Para Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat ;
Hal 106 dari 106 Hal. Put. No. 1/G/2014/PTUN-Pbr HAKIM ANGGOTA I, HAKIM KETUA MAJELIS,
dto dto
HIMAWAN K., S.H. ANDRI NUGROHO EKO SETIAWAN, S.H. HAKIM ANGGOTA II,
dto ELFIANY, S.H.,M.Kn Panitera Pengganti, dto