• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan secara lengkap dalam Duduk Sengketa; ---

Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini yang dimohonkan Penggugat untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah Pengumuman Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor

Sertipikat Hak Atas Tanah (vide Bukti T-13), untuk selanjutnya disebut objek sengketa in litis; --- Menimbang, bahwa terhadap Gugatan Penggugat a quo, Tergugat telah menyampaikan Jawabannya tertanggal 3 Maret 2015 yang di dalamnya selain berisi jawaban atas pokok sengketa, juga memuat eksepsi; --- Menimbang, bahwa dalam sengeta in litis Majelis Hakim telah menerima permohonan pihak ketiga, yakni Law Tjun Hok dan telah ditetapkan sebagai Tergugat II Intervensi berdasarkan Putusan Sela Nomor: 4/G/2015/PTUN-PBR tanggal 21 April 2015; ---

Menimbang, bahwa Tergugat II Intervensi a quo telah mengajukan Jawaban tertanggal 28 April 2015, yang didalamnya berisi bantahan atas pokok sengketa juga memuat eksepsi; ---

Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat a quo, telah dibantah oleh Penggugat sebagaimana diuraikan dalam Repliknya tertanggal 10 Maret 2015;--- Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok sengketa, terlebih dahulu akan mempertimbangkan tentang eksepsi atau bantahan yang diajukan oleh Tergugat dan Tergugat II Intervensi, yang pada pokoknya sebagai berikut; --- DALAM EKSEPSI; ---

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan Eksepsi terhadap Gugatan Penggugat yang pada pokoknya menyatakan bahwa Pengumuman bukan merupakan objek sengketa Tata Usaha Negara, dengan alasan bahwa Pengumuman in casu objek sengketa belum bersifat "Final" karena masih ada tindakan yang akan dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru

sehingga objek sengketa in litis berupa Pengumuman Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor: 1358/Peng.600.14.71/XI/2014 tanggal 06 November 2014 tentang Penarikan Sertipikat Hak Atas Tanah bukanlah merupakan objek sengketa Tata Usaha Negara karena belum memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

---Menimbang, bahwa Tergugat II Intervensi dalam Jawabannya telah mengajukan Eksepsi/bantahan terhadap gugatan Penggugat yang pada pokoknya menyatakan:--- 1. TENTANG TENGGANG WAKTU; ---

Bahwa Pengumuman Tentang Penarikan Sertipikat Hak Atas Tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru/Tergugat Nomor 1358/Peng.600.14.71/XI/ 2014 tanggal 06 November 2014 tersebut bukanlah merupakan Putusan Tata Usaha Negara tetapi pemberitahuan atas Putusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan pada tanggal 1 April 2004 tentang pembatalan Sertipikat Hak Milik Nomor 3100 Kel Simpang Baru tanggal 11 Maret 2000 No 94/Simp.Baru/2000 luas 3.085 atas nama Cornelia/Penggugat yang kemudian diganti dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 6077 Kel Simpang Baru Surat Ukur tanggal 01 April 2004 luas 2004 Nomor 2307/Simp. Baru/2004 luas 2.160 M² atas nama Cornelia, dengan demikian Tenggang Waktu sebagaimana dimaksud dalam Surat Gugatan Tata Usaha/ Penggugat tidak sesuai dengan fakta yang terungkap sebagaimana diuraikan di atas, dengan demikian Surat Gugatan Tata

Usaha/Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima; --- 2. TENTANG KEPENTINGAN PENGGUGAT:--- Bahwa perbuatan Tergugat melakukan Pengumuman Tentang Penarikan Sertipikat Hak Atas Tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor 1358/Peng. 600.14.71/XI/2014 tanggal 06 November 2014 adalah perbuatan Tata Usaha Negara sebagai dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, yaitu untuk kepentingan umum agar Penggugat jangan sampai menggunakan Sertipikat Hak Milik No.3100/Kelurahan Simpang Baru Sebagai Diuraikan Dalam Surat Ukur Tanggal 11 Maret 2000, No.

94/Simpang Baru/2000 yang telah dibatalkan tersebut, yang dapat merugikan kepentingan umum dan apabila tidak dilakukan pengumuman tersebut mengakibatkan terganggunya kepentingan umum; --- 3. TENTANG DASAR GUGATAN PENGGUGAT; --- Bahwa Penggugat telah mengakui bahwa lokasi tanah sebagai maksud dalam perkara a quo adalah merupakan Lokasi Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Kota Pekanbaru, tetapi ternyata Penggugat berkeberatan tanah miliknya sebagai dimaksud dalam Sertipikat Hak Milik No.3100/Kelurahan Simpang Baru sebagai diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 11 Maret 2000 No. 94/Simpang Baru/2000 tersebut sejak tanggal 1 April 2004 diganti dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 6077/Kelurahan Simpang Baru sebagai diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 01 April 2004 Nomor 2307/Simp Baru/2004 seluas 2.160 M² oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru/Tergugat dalam rangka Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Kota Pekanbaru, maka dengan demikian gugatan

Penggugat tersebut di atas harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima; --- Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi-eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dan Tergugat II Intervensi a quo, Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu Eksepsi Tergugat mengenai Pengumuman bukan merupakan objek sengketa Tata Usaha Negara sebagai berikut; ---

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan adalah apakah objek sengketa in litis yang diterbitkan oleh Tergugat adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang secara kumulatif telah memenuhi unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, sehingga dapat dijadikan objek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara, akan dipertimbangkan sebagai berikut; ---

Menimbang, bahwa Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 menyatakan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata; ---

Menimbang, bahwa objek sengketa in litis adalah Pengumuman yang diterbitkan oleh Tergugat selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara di bidang pertanahan, yang dicantumkan dalam media massa untuk diketahui masyarakat termasuk Penggugat; ---

Menimbang, bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan objek

terkait dalam rangka pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan; --- Menimbang, bahwa unsur keputusan bersifat konkret, artinya objek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan, in casu Pengumuman yang menjadi objek sengketa in litis; --- Menimbang, bahwa unsur keputusan bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju;---

Menimbang, bahwa unsur keputusan bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu hak atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan;--- Menimbang, bahwa unsur keputusan bersifat menimbulkan akibat hukum mengandung pengertian bahwa Keputusan Tata Usaha Negara tersebut dapat menimbulkan suatu keadaan hukum baru, sehingga timbul hak dan kewajiban kepada seseorang atau badan hukum perdata, hal ini juga sejalan dengan pendapat yang termuat dalam buku Hukum Administrasi Negara yang menerangkan pada pokoknya bahwa Keputusan merupakan wujud konkret dari tindakan hukum pemerintahan, secara teoritis tindakan hukum berarti tindakan-tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan akibat hukum tertentu, atau tindakan hukum adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban. Dengan demikian, tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan hukum yang dilakukan oleh

organ pemerintahan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu khususnya di bidang pemerintahan atau administrasi negara (Ridwan.HR.,Hukum Administrasi Negara, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Februari 2011, cetakan ke-6, edisi revisi, halaman 154);--- Menimbang, bahwa unsur-unsur a quo adalah bersifat Imperatif Kumulatif yang artinya untuk dapat disebut Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat disengketakan dan diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara harus memenuhi keseluruhan unsur tersebut atau dengan kata lain unsur tersebut wajib terpenuhi dan tidak boleh satupun yang tidak terpenuhi;---

Menimbang, bahwa selanjutnya mencermati isi yang termuat dalam bukti T-13 objek sengketa in litis, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut:---

Menindaklanjuti Surat Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor 812/600-14.71/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014 tentang Panggilan untuk Mengambil Sertifikat Hak Milik No. 6077 Kel. Simpang Baru atas nama CORNELIA, kami KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA PEKANBARU dengan ini mengumumkan hal-hal sebagai berikut: --- 1. Berdasarkan Surat Menteri Negara/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 80-VI-1997 tanggal 8 Agsutus 1997 Tentang Penegasan Tanah Negara Sebagai Objek Konsolidasi Tanah Perkotaan seluas ±185 Ha Desa/Kelurahan Simpang Tiga, Sidomulyo, Simpang Baru, Labuh Baru Kecamatan Bukit Raya, Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau, semua pemilikan tanah pada lokasi tersebut dihapuskan untuk diterbitkan yang baru

2. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru tanggal 29 Maret 2004 Nomor: 05.520.105-01-2004-LC diterbitkan Sertipikat Hak Milik No.6077 Kel. Simpang Baru Surat Ukur tanggal 01 April 2004 No.2307/Simp. Baru/2004 luas 2.160 M² atas nama CORNELIA sebagai pengganti dari Sertipikat Hak Milik No. 3100, Kel. Simpang Baru, Surat Ukur Tgl. 11 Maret 2000, No.

94/Simp.Baru/2000, Luas 3.085 M² atas nama CORNELIA, --- 3. Bahwa hingga tanggal Pengumuman ini Sdr. CORNELIA belum

mengambil Sertipikat Hak Milik No.6077 Kel. Simpang Baru Surat Ukur tanggal 01 April 2004 No.2307/Simp. Baru/2004 luas 2.160 M² atas nama CORNELIA dan belum menyerahkan Sertipikat Hak Milik No. 3100, Kel. Simpang Baru, Surat Ukur Tgl. 11 Maret 2000, No.

94/Simp.Baru/2000, Luas 3.085 M² atas nama CORNELIA ke Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru; --- 4. Untuk menghindari adanya 2 (dua) nomor Sertipikat Hak Milik pada 1

(satu) bidang tanah, dengan ini kami umumkan kepada masyarakat bahwa Sertipikat Hak Milik No. 3100 Kel. Simpang Baru Surat Ukur tanggal 11 Maret 2000 No. 94/Simp. Baru/2000 luas 3.085 M² atas nama CORNELIA tidak berlaku lagi dan telah dicoret dari daftar umum dan daftar-daftar isian lainnya yang ada dalam administrasi pendaftaran tanah serta telah dimatikan Buku Tanahnya; --- Menimbang, bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa in litis sebagai tindak lanjut atas Surat Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor 812/600-14.71/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014 tentang Panggilan untuk mengambil Sertipikat Hak Milik Nomor 6077 Kelurahan Simpang Baru atas

nama Cornelia yang pada pokoknya melalui kegiatan konsolidasi tanah perkotaan telah terbit Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru tanggal 29 Maret 2004 Nomor : 05.520.105-01-2004-LC sebagai dasar terbitnya Sertipikat Hak Milik No.6077 Kel. Simpang Baru Surat Ukur tanggal 01 April 2004 No.2307/Simp. Baru/2004 luas 2.160 M² atas nama CORNELIA, sebagai pengganti dari Sertipikat Hak Milik No. 3100, Kel. Simpang Baru, Surat Ukur Tgl. 11 Maret 2000, No. 94/Simp.Baru/2000, Luas 3.085 M² atas nama CORNELIA (vide Bukti T-10, T-11, T-12, T-13, P-1=T-14); --- Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dikaitkan dengan isi surat yang termuat dalam objek sengketa in litis, Majelis Hakim berpendapat bahwa objek sengketa berupa Pengumuman Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru Nomor 1358/Peng.600.14.71/XI/2014 tanggal 6 November 2014 tentang Penarikan Sertipikat Hak Atas Tanah merupakan pengumuman yang pada pokoknya berisi pemberitahuan tentang tidak berlakunya Sertipikat Hak Milik No.3100/Kelurahan Simpang Baru sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 11 Maret 2000 Nomor 94/Simpang Baru/2000 tersebut sejak tanggal 1 April 2004 dan sertipikat tersebut telah diganti dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 6077/Kelurahan Simpang Baru sebagai diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 01 April 2004 Nomor 2307/Simp Baru/2004 seluas 2.160 M² oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru (Tergugat) dalam rangka Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Kota Pekanbaru dan bukan merupakan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan akibat hukum

hubungan hukum yang telah ada, atau dengan kata lain tidak menimbulkan suatu hak atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan yakni Penggugat (Vide Bukti T-11, T-13, T-14); ---

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan dan penilaian hukum a quo, maka Majelis Hakim berkesimpulan objek sengketa in litis tidak bersifat final atau tidak definitif dan tidak menimbulkan akibat hukum baru bagi Penggugat, karena akibat hukum yang sesungguhnya yang menimbulkan kerugian bagi Penggugat telah timbul sejak diterbitkannya Sertipikat Hak Milik Nomor 6077/Kelurahan Simpang Baru sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 01 April 2004 Nomor 2307/Simp Baru/2004 seluas 2.160 M² oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, bukan pada saat objek sengketa in litis diterbitkan; ---

Menimbang, bahwa dengan demikian objek sengketa tidak memenuhi unsur-unsur suatu Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dirumuskan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka objek sengketa tersebut adalah bukan merupakan Keputusan Tata Usaha Negara dan karenanya tidak dapat dijadikan objek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara (vide Bukti 11, T-13 ); --- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan a quo, objek sengketa in litis telah terbukti secara hukum bukan suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat menjadi objek sengketa untuk dapat di uji dan diberi penilaian hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara; ---

Menimbang, bahwa oleh karena objek sengketa in litis telah terbukti tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara untuk

memeriksa, memutus dan menyelesaikannya, dengan demikian beralasan hukum eksepsi Tergugat Tentang Pengumuman bukan merupakan Objek Sengketa Tata Usaha Negara dinyatakan diterima; ---

Menimbang, bahwa oleh karena Eksepsi Tergugat tentang Pengumuman bukan merupakan Objek Sengketa Tata Usaha Negara telah dinyatakan diterima, dengan demikian terhadap eksepsi Tergugat II Intervensi selebihnya tidak perlu dipertimbangkan dan diberi penilaian hukum lagi;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan tentang pokok sengketa; --- DALAM POKOK SENGKETA: ---

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat tentang Pengumuman bukan merupakan Objek Sengketa Tata Usaha Negara telah dinyatakan diterima, maka terhadap pokok sengketanya tidak perlu dipertimbangkan atau diberi penilaian hukum lagi, dengan demikian terhadap gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima; ---

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada sistem pembuktian dalam hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara yang mengarah pada pembuktian bebas (vrije bewijs) yang terbatas sebagaimana terkandung di dalam ketentuan Pasal 100 dan Pasal 107 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang menggariskan bahwa Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan/luas lingkup pembuktian, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, maka dalam memeriksa dan mengadili sengketa ini, Majelis Hakim mempelajari dan memberikan penilaian hukum terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh Para Pihak, namun untuk mempertimbangkan dalil-dalil

relevan dalam sengketa in litis, sedangkan terhadap alat-alat bukti yang irelevan dengan sengketa in litis tidak dipertimbangkan, namun tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas perkara ini; ---

Menimbang, bahwa karena Gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima, maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Penggugat dihukum membayar biaya perkara yang timbul dalam sengketa ini yang jumlahnya akan ditetapkan dalam amar Putusan; --- Memperhatikan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, serta Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini; ---

MENGADILI:

Dokumen terkait