• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertimbangan Pengadilan Tinggi Bandung

Dalam dokumen BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-61)

LEBIH SUBSIDAIR

6. Pertimbangan Pengadilan Tinggi Bandung

Setelah pengadilan Negeri Bandung meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara, Berita Acara dan salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 22 Oktober 2013 Nomor perkara 65/ Akta.Pid.Sus/ 2013/ PN.Bdg, yang dimintakan banding tersebut, pengadilan tinggi memberikan pertimbangan dan pendapat sebagai berikut:

a. Menimbang bahwa Penuntut Umum dan Terdakwa oleh Panitera Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung telah diberitahukan dengan cara seksama dan patut untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding di Kepaniteraan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung selama 7 (tujuh) hari kerja terhitung mulai tanggal 6 November 2013 sampai dengan tanggal 14 November 2013 sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tingkat Banding pada Pengadilan Tinggi Bandung

b. Menimbang, bahwa permintaan banding dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut diajukan masih dalam tenggang waktu dan dengan cara serta syaratsyarat yang ditentukan oleh undang-undang, oleh karena itu permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima

d. Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara yang bersangkutan, Berita Acara Pesidangan dan Salinan Resmi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung tanggal 22 Oktober 2013 Nomor 65?Pid.sus/TPK/2013/PN.Bdg yang dimintakan banding tersebut, Pengadilan Tinggi spendapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama sebagaimana telah terurai dalam putusannya, sudah tepat dan benar karena telah mengurai alasan-alasan hukum berdasarkan fakta-fakta hukum yang didapat dalam persidangan oleh karenanya pertimbangan hukum mana diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi sendiri dalam mengadili dan memutuskan perkara ini pada tingkat banding, kecuali sepanjang yang menyangkut amar putusan terhadap lamanya pidana penjara yang telah dijatuhkan maupun jumlah uang pengganti yang telah dijatuhkan kepada Pembanding/Terdakwa pada prinsipnya Pengadilan Tinggi tidak sependapat, untuk itu perlu diperbaiki dan penambahan pertimbangan hukum yang belum lengkap dipertimbangkan yang berkaitan dengan dakwaan pasal 18 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001, dengan alasan-alasan hukum sebagaimana dalam pertimbangan dibawah ini.

e. Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa dengan dakwaan sebagai berikut :

- Dakwaan Primair melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP

- Dakwaan Subsidair melanggar pasal 3 jo pasal 18 Undang-undang

ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP

- Dakwaan Lebih Subsidair melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP

f. Menimbang, bahwa berkaitan dengan pertimbangan hukum diatas, Pengadilan Tinggi pada dasarnya setelah mempelajari dengan seksama pertimbangan hukum dalam putusan Pengadilan Tingkat Pertama tersebut, dimana walaupun sebelum menjatuhkan pidana kepada pembanding/Terdakwa telah mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan dengan tujuan untuk memenuhi rasa keadilan dan manfaat dari penjatuhan pidana itu sendiri bagi Pembanding/Terdakwa. Namun dalam perkara ini setelah Pengadilan Tinggi menelaah putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut dengan segala pertimbangan hukum, telah diperoleh fakta-fakta hukum yang dapat dijadikan sebagai hal-hal yang memberatkan dalam menjatuhkan pidana kepada Pembanding/Terdakwa, yang menurut Pengadilan Tinggi belum selengkapnya dipertimbangan dalam putusan tersebut

g. Menimbang, bahwa dari dakwaan Penuntut Umum tersebut dalam pertimbangan diatas oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya bahwa Pembanding/Terdakwa telah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan terbukti melakukan tindak pidana dalam Dakwaan Subsidair melanggar pasal pasal 3 jo pasal 18 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan

Undang-Undangundang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP, ternyata dalam dakwaan subsidair tersebut telah disertakan melanggar Pasal 64 ayat (1) KUHP, pasal mana menurut pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan “tindak pidana secara berlanjut”. Dalam arti melakukan perbuatan serupa berulang-ulang atas adanya beberapa perbuatan yang ada hubungan sedemikian rupa yang dipandang sebagai perbuatan berlanjut, yang menurut pendapat Pengadilan Tinggi bahwa Pembanding/Terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut sudah berkali-kali atau lebih dari satu kali, berarti telah ada “alat-alat untuk melakukannya dan selanjutnya niat yang sama dilakukan kembali sehingga berulang-ulang, padahal Pembanding/Terdakwa mengetahui/paling tidak mengetahui dalam keadaan sadar bahwa perbuatan yang ia lakukan tidak sesuai prosedur yang ada, tentunya yang secara tidak langsung melekat pada jabatannya sebagai Kepala Dinas. Sedangkan menurut ajaran teori hukum pidana dikatakan bahwa ketentuan pasal 64 KUHP yang masuk dalam Ajaran Gabungan Tindak Pidana pada hakekatnya merupakan pemberatan dalam pemberian hukuman kepada Pelaku

h. Menimbang, bahwa disamping fakta-fakta hukum dalam pertimbangan diatas dihubungkan dari fakta hukum yang ditemui dalam persidangan, baik keterangan Terdakwa, keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti surat, bahwa dana yang disalahgunakan oleh Pembanding/Terdakwa merupakan program atau kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), bertujuan untuk meningkatakan pengetahuan dan keterampilan usaha fakir miskin, menciptakan lapangan dan kesempatan usaha, membentuk kegiatan usaha bersama, meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupan fakir miskin dan mewujudkan kondisi sosial fakir miskin yang dilandasi nilai-nilai kebersamaan, partisipasi, kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial. Yang menurut pendapat Pengadilan Tinggi bahwa dana yang disalah gunakan

oleh Pembanding/Terdakwa sangat menyentuh kehidupan masyarakat paling bawah yang sangat membutuhkan dana tersebut dan kenyataannya bahwa penduduk di Negara kita kemiskinan masih dalam tingkat memprihatinkan, yang merupakan tanggung jawab kita semua termasuk tanggung jawab Pembanding/Terdakwa sebagai Kepala Dinas dan Pribadi. Ternyata tanggung jawab yang diamanahkan kepada Pembanding/Terdakwa telah disalah gunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompok

i. Menimbang, bahwa berdasarkan segala fakta-fakta hukum dalam pertimbangan diatas, menurut pendapat Pengadilan Tinggi dan fakta-fakta hukum tersebut dapat dijadikan sebagai fakta-fakta hukum yang memberatkan dalam penjatuhkan pidana kepada Pembanding/Terdakwa, dari pidana yang telah dijatuhkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama. Dengan harapan terhadap pidana yang dijatuhkan tersebut telah dirasa patut dan adil serta dalam waktu sebagaimana dalam masa pidana dijatuhkan telah cukup dalam masa pembinaan prilaku dan moral Pembanding/Terdakwa, agar kelak menjadi warga yang baik dan taat hukum. Dengan demikian tujuan penjatuhan pidana dapat tercapai bagi Pembanding/Terdakwa maupun dalam usaha prefentif bagi pelaku lain dalam melakukan tindak pidana

j. Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/Terdakwa tetap dihatuhkan bersalah melakukan tindak pidana dalam Dakwaan Subsidair, maka terhadap Pembanding/Terdakwa selain dijatuhkan pidana penjara juga dijatuhi pula pidana denda, disamping itu juga dipidana untuk membayar uang pengganti, maka terhadap uang pengganti yang telah dijatuhkan kepada Pembanding/Terdakwa dalam amar putusannya Pengadilan Tinggi pada dasarnya tidak sependapat dengan alasan kalau dalam pertimbangan berikut : k. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang didapatkan dalam

persidangan setelah Pengadilan Tinggi mempelajari putusan Pengadilan Tingkat Pertama berdasarkan keterangan saksi ahli Drs. Mokhamad Sonhadi,

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Propinsi Jawa Barat Nomor S-4966/PW.10/5/2011, tanggal 1 Juli 2011 untuk melakukan Audit dalam Rangka Pehitungan Kerugian Keuangan Negara atas kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2010, telah ditemui Kerugian Keuangan Negara sebesar Rp. 186.431.817,28 dari APBD dalam Kegigatan Pemberdayaan Fakir Miskin melalui KOBE Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 975.000.000,- (Sembilan ratus tujuh puluh lima juta rupiah)

l. Menimbang, bahwa dalam persidangan tingkat pertama dalam perkara Drs. Rukmana Bidiyanto bin Cucu Darsono (dalam perkara terpisah) oleh Penyidik Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, telah dibayar kepada Negara sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) ditambah uang tunai sebesar Rp. 1.020.000,-(satu juta dua puluh ribu rupiah) yang disita dari AHMAD HENDRAWAN, SIP sebagai pengurangan dari kerugian Negara dalam pertimbangan diatas, sehingga kerugian Negara setelah pengurangan tersebut berjumlah Rp. 182.411.817,28 (Seratus delapan puluh dua juta empat ratus sebelas ribu delapan ratus tujuh belas rupiah dua puluh delapan sen) yang wajib dibebankan kepada Pembanding/Terdakwa sebagai pidana uang pengganti dengan ketentuan yang apabila tidak dibayar paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta benda Terpidana dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti dan apabila Terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara ;

m. Menimbang, bahwa berdasarkan segala pertimbangan hukum dalam pertimbangan diatas, Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung tanggal 22 Oktober 2013 Nomor 65/Pid.Sus/TPK/2013/PN.Bdg yang dimintakan Banding tersebut harus untuk DIPERBAIKI sekedar mengenai lamanya pidana penjara, uang pengganti dan mengenai status barang bukti dari nomor

1 sampai dengan 84 tetap terlampir dalam berkas perkara dan nomor 85 sampai dengan 86 disita untuk Negara, sehingga amar putusan selengkapnya berbunyi sebagaimana dalam amar putusan dibawah ini

n. Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/Terdakwa tetap telah dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana, dimana dalam perkara ini telah dilakukan penahanan, maka sesuai ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHP lamanya Terdakwa/pembanding berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan sesuai dengan ketentuan Pasal 193 ayat (2) jo pasal 242 KUHAP diperintahkan agar Pembanding/Terdakwa tetap berada dalam tahanan

o. Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 222 ayat (1) KUHAP kepada Pembanding/Terdakwa dibebani pula membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat banding akan ditentukan dalam amar putusan

p. Mengingat akan Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP dan Undangundang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta ketentuan-ketentuan dari Perundang-undangan lain yang berkaitan.

Dalam dokumen BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-61)

Dokumen terkait