• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis

2. Dampak Sosial

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi

memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara. Dengan kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan suatu negara seperti masalah kesejahteraan masyarakatnya. Suatu negara dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya ketika mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam jangka waktu yang panjang.

Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi dan jasanya meningkat. Jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam sehingga sulit untuk dicatat dalam periode waktu tertentu. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu triwulanan dan tahunan. Karena itu angka yang digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto adalah skala negara dan untuk wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan. Sebab, dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.

Robert Solow, berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dampak berdampak negatif. Oleh karenanya, Solow

menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

Model pertumbuhan ekonomi Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara. Peningkatan jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan perkapita. Namun, tanpa adanya teknologi modern yang berkembang, peningkatan tersebut tidak akan dapat memberikan hasil positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Teori Neoklasik adalah teori yang dicetuskan oleh Robert Solow. Dalam teorinya, menurut Solow dalam Fauzan (2018), perubahan produktivitas Solow mempunyai dua prinsip penting yaitu:

Pertama, adanya beberapa para ahli teori pertumbuhan baru telah memfokuskan pada bagian dari kapital manusia, seperti yang dinamakan ahli ekonomi untuk pengetahuan, keterampilan, dan melatih individu. Hubungan antara manusia dan pertumbuhan mengalir dalam dua jalan, pada satu sisi, ketika perekonomian menjadi lebih condong untuk “invest kepada masyarakat” melalui nutrisi yang berkembang, sekolah dan on the job training. Disisi lain tenaga kerja terampil yang lebih sehat dan lebih produktif yang mengarah pada standard kehidupan yang berkembang.

Kedua, berdasarkan teori pertumbuhan menekankan kepentingan dari inovasi teknologi oleh perusahaan-perusahaan pribadi sebagai sebuah sumber antara lain:

1) Tanah dan Kekayaan lain 2) Jumlah, Mutu Tenaga Kerja

3) Barang Modal dan Teknologi 4) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

2.1.2.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan tingkat pengangguran.

Hubungan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran bersifat positif dan negatif di beberapa penelitian terdahulu. Dikatakan demikian maksudnya bahwa ketika pertumbuhan ekonomi daerah meningkat maka secara otomatis tingkat pengangguran didaerah tersebut akan berkurang dikarenakan akan banyaknya produksi dan menyerap tenaga kerja.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran dapat dilihat dari Hukum Okun (Okun’s Law) yang dicetuskan oleh Arthur Okun.

Hukum Okun mengatakan bahwa untuk setiap 2 persen penurunan GNP secara relatif terhadap GNP potensial, tingkat pengangguran akan naik 1 persen. Kaidah Okun menjadi satu hal pokok dalam kaitan antara pasar output dengan pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan hubungan hubungan antara pergerakan jangka pendek dalam GNP riil dan perubahan dalam pengangguran.

Hukum Okun dapat menjadi solusi bagi daerah yang mengalami masalah pengangguran karena beranggapan bahwa ketika pertumbuhan ekonomi naik maka akan meningkatkan aktivitas perusahaan dan meningkatnya lapangan kerja sehingga banyak menyerap tenaga kerja.

2.1.3 Upah

Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja sebagai imbalan dari pengusaha keoada pekerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan sesuai persetujuan atau undang-undang yang berlaku dan dibayar atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja senidiri maupun keluarga (BPS).

Sukirno (2014:351) menyatakan bahwa upah diartikan sebagai pembiayaan jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan antara pembayaran atas jasa-jasa tetap dan profesional dengan pembayaran atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap.

Upah adalah balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia. Upah biasanya dibedakan atas dua yaitu upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu).

Upah dipakai untuk tenaga kerja yang bekerja pada orang lain dalam hubungan kerja menurut Gilarso (2003) dalam Farid (2010). Di Indonesia banyak orang

berusaha sendiri dan tidak memperhitungkan upah untuk dirinya sendiri. Tetapi dalam ilmu ekonomi, besar kecilnya upah yang diterima harus diperhitungkan.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun 2013 Pasal 1, Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Upah Minimum terdiri atas Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota. Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. UMP ditetapkan oleh gubernur dan diumumkan oleh gubernur tiap provinsi secara bersamaan setiap tanggal 1 November. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) adalah upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota. UMK juga ditetapkan oleh gubernur atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi Bupati/Walikota. UMK juga diumumkan selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah penetapan UMP. Besaran UMK lebih besar dari UMP. Upah Minimum terhitung berlaku mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya dan ditinjau kembali tiap tahun.

2.1.3.1 Pengaruh Upah terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Upah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran.

Dikatakan demikian, karena adanya kekakuan upah, gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya (Mankiw: 2006). Menurut penelitian Rochim (2016), upah berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap pengangguran. Semakin naik

tingkat upah maka akan menurunkan tingkat pengangguran karena penganggur lebih termotivasi untuk mendapatkan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

2.1.4 Investasi

Investasi merupakan salah satu aspek pendapatan nasional. Investasi dilakukan untuk memperoleh keuntungan ataupun menambah nilai barang atau uang. Menurut Sukirno (2004) dalam Mahanatha dan Made (2015), Investasi merupakan pengeluaran belanja penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menmbah kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.

Dalam teori ekonomi makro (Agung dkk, 2019:84), investasi adalah investasi barang modal, bangunan/konstruksi dan persediaan barang jadi yang masih baru. Penambahan atau pengurangan investasi dapat merubah jumlah barang modal yang tersedia pada periode waktu tertentu. Apabila ada seorang investor yang membeli bangunan lama atau yang pernah digunakan oleh orang lain, maka kegiatan tersebut tidak termasuk dalam kegiatan investasi, karena tidak menambah stok barang modal baru.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi (Agung dkk, 2019) adalah:

a. Keuntungan atau tingkat pengembalian yang diharapkan yang terdiri dari kondisi internal perusahaan dan kondisi eksternal perusahaan.

b. Biaya investasi dan biaya operasional

c. Marginal Efficiency of Capital (MEC), tingkat bunga dan marginal Efficiency of investment

Dan dalam praktiknya, pencatatan nilai investasi di Indonesia dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang dapat diakses di Badan Pusat Statistik.

2.1.3.1 Pengaruh Investasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Investasi merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Menurut Sukirno (2008) dalam Putu dan Nyoman (2015), investasi meningkatkan kegiatan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan menekan jumlah pengangguran. Hal ini sejalan dengan Mahanatha dan Made (2015), investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran. Dimana semakin naik investasi maka tingkat pengangguran juga akan turun dikarenakan investasi mampu menyerap tenaga kerja.

Namun berbeda dengan penelitian Putu dan Nyoman (2015), dikatakan bahwa Investasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Dimana semakin naik investasi maka tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat.

Dokumen terkait