• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

ELLYS DANY WATY SITORUS 170501142

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara”

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 8 Juli 2021 Penulis,

Ellys Dany Waty Sitorus NIM. 170501142

(5)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

Variabel yang digunakan adalah tingkat pengangguran terbuka, pertumbuhan ekonomi, upah dan investasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data panel yaitu gabungan data time series selama 4 tahun dari 2017-2020 dan cross section sebanyak 33. Data diolah dengan program Eviews9 dimana dalam memilih model terbaik menggunakan Uji Chow dan Uji Haussman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah berpengaruh positif signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Investasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka.

Kata Kunci: Tingkat Pengangguran Terbuka, Pertumbuhan Ekonomi, Upah, Investasi, Data Panel.

(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DISTRICT/CITY OPEN UNEMPLOYMENT RATE IN NORTH SUMATRA PROVINCE

This research aims to determine the factors that influence the open unemployment rate in districts/cities in North Sumatra Province. The variables used are the open unemployment rate, economic growth, wages, and investment.

The type of research used is quantitative research. The type of data used in this study in the form of secondary data obtained from Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. This study uses panel data, which is a combination of time series data for 4 years from 2017-2020 and 33 cross sections. The data is processed with the Eviews9 program where in choosing the best model using the Chow Test and Haussman Test.

The results showed that Economic Growth had a significant negative effect on the Open Unemployment Rate, Wages had a significant positive effect on the Open Unemployment Rate, and Investment had a positive but not significant effect on the Open Unemployment Rate.

Keywords : Open Unemployment Rate, Economic Growth, Wages, Investment, Panel Data.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) dari Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Seiring dengan rasa syukur yang tiada henti kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Fadli SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syawier, MP selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sejak awal sampai pada penyelesaian skripsi ini. Dan juga Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, MSi selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan.

3. Ibu Weni Hawariyuni SE., M.Ec., P.hd selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Wahyu Sugeng Imam.S SE., M.Si selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran serta kritik kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

4. Bapak Haroni Doli Hamoraon SE., M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

(8)

5. Seluruh dosen serta staff di lingkungan Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Keluarga penulis yang terkasih, Ayahanda Bonar Sitorus dan Ibunda Ratna Sihombing yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada saudara penulis Ombun Sitorus, Elfera Hutabarat, Nelly Sitorus, Jeplin Sitorus dan Yeni Sitorus.

7. Sahabat tercinta Lavenia Panjaitan, Yesi Tampubolon, Utami Handayani, Hafni Pohan, Refni Hutagalung dan Refina yang selalu menemani dalam suka maupun duka dan selalu mengisi hari-hari penulis di perkuliahan.

8. Tim Regenerasi Campus Concern 2020-2021 yaitu Yesi, Jesica, Firma, Agus, Clara dan Andreas yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa selama ini. Dan seluruh teman-teman Campus Concern FEB USU terima kasih buat kesempatan bersama-sama dibina dan diisi.

9. Teman Kelompok Tumbuh Bersama yaitu Marta, Alan, David dan kakak PKK Novika Sinambela yang bersama-sama telah menguatkan dan bertumbuh bersama didalam Tuhan mulai dari awal menjadi mahasiswa.

10. Bias saya yaitu Kim Nam Joon, Kim Seok Jin, Min Yoongi, Jung Ho Seok, Park Ji Min, Kim Tae Hyung, terkhusus Jeon Jung Kook dan ARMY yang selalu dapat memberikan motivasi, hiburan, canda dan tawa kepada penulis.

11. Teman Seperdopingan yang telah menemani penulis dan saling menyemangati dari awal mula penulisan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi serta menjalani pendidikan pekuliahan dari awal hingga akhir

(9)

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran begitu juga waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 8 Juli 2021

Penulis,

Ellys Dany Waty Sitorus

NIM. 170501142

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR .….………... iii

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL .………... viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ... 12

2.4.1 Pengangguran ... 12

2.4.2 Pertumbuhan Ekonomi ... 18

2.4.3 Upah ... 22

2.4.3 Investasi ... 24

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 29

2.4 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 33

3.3 Jenis Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Analisis Data ... 35

3.5.1 Regresi Data Panel ... 36

3.5.3 Pengujian Statistik ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 41

4.1.1 Kondisi Geografis ... 41

4.1.2 Kondisi Iklim ... 43

4.1.3 Administratif Pemerintahan ... 43

4.1.4 Demografi ... 46

(11)

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 46

4.2.1 Estimasi Model Data Panel ... 46

4.2.2 Hasil Estimasi ... 49

4.2.3 Pengujian Statistik ... 50

4.2.4 Interpretasi ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ……….. 57 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ………... 26

4.1 Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara ………. 42

4.2 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara ……….. 44

4.3 Hasil Uji Chow ……… 47

4.4 Hasil Uji Haussman ………. 48

4.5 Random Effect Model ………. 49

4.6 R-Squared ……… 50

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia

(persen) ………... 3

1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Utara

(persen) ……….. 4

1.3 Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara

(persen) ……….. 6

1.4 Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara

(rupiah) ……….. 8

1.5 Investasi Provinsi Sumatera Utara

(rupiah) ……….. 9

2.1 Kerangka Konseptual ……… 31

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara Tahun 2017 s/d 2020

2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2017 s/d 2020 3 Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

di Sumatera Utara Tahun 2017 s/d 2020 4 Investasi (PMBT) Kabupaten/Kota

Di Sumatera Utara Tahun 2017 s/d 2020 5 Hasil Uji Chow

6 Hasil Uji Haussman 7 Random Effect Model

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik, penduduk adalah semua orang yang mendiami wilayah Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih atau kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja dilihat dari usianya. Seseorang dikatakan angkatan kerja ketika berusia 15 tahun sampai 64 tahun yang dapat memproduksi barang dan jasa dan diluar itu termasuk bukan angkatan kerja.

Saat ini, Indonesia masih dalam proses pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan menyetarakan kesejahteraan penduduknya.

Tolak ukur untuk menilai keberhasilan Pembangunan Ekonomi suatu negara atau bangsa yang sekarang ini kurang mendapat perhatian yaitu “Kesempatan Kerja yang diciptakan oleh Pembangunan Ekonomi”. Berarti meningkatkan dan menyetarakan kesejahteraan penduduk dilihat dari kesempatan kerja yang tersedia. Kesempatan kerja di Indonesia tidaklah besar, dilihat dari jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah angkatan kerja mengalami kesenjangan dimana peningkatan angkatan kerja yang relatif lebih cepat daripada peningkatan lapangan kerja. Setiap tahun angkatan kerja bertambah tetapi lain

(16)

halnya dengan lapangan kerja yang tersedia tidak bertambah bahkan berkurang dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, angkatan kerja yang begitu besar tidak terserap secara optimal dan menjadi pengangguran.

Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Penggangguran juga merupakan masalah ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dengan menurunnya daya beli masyarakat, menurunnya produktivitas masyarakat dan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi di negara berkembang.

Selain itu, pengangguran juga memicu tindak kriminalitas, dimana saat jumlah pengangguran meningkat maka tindak kriminalitas juga meningkat secara bersamaan dengan meningkatnya angka kemiskinan. Sebaiknya diperhatikan dan diatasi oleh pemerintah pusat dan daerah. Pengangguran terbagi atas beberapa jenis dilihat dari cirinya pengangguran terbagi atas 4 yaitu Pengangguran Terbuka, Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran Musiman dan Setengah Pengangguran. Di Indonesia, data pengangguran yang tersedia adalah data tingkat pengangguran terbuka.

(17)

Kita bisa lihat data tingkat pengangguran dibawah ini,

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Gambar 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia (persen)

Berdasarkan gambar tersebut, Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia mengalami kondisi yang tidak konstan pada tahun 2011-2020, terkadang menurun dan secara tiba-tiba akan meningkat dan di tahun berikutnya menurun kembali.

Daerah-daerah di Indonesia memiliki masalah yang sama terkait angka pengangguran yang tinggi terlebih di Sumatera Utara. Di Provinsi Sumatera Utara data pengangguran yang dipublikasikan adalah Pengangguran Terbuka.

(18)

Berikut data pengangguran terbuka di Sumatera Utara

0 2 4 6 8

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Tingkat Pengangguran Terbuka di Sumatera Utara

Tingkat Pengangguran Terbuka di Sumatera Utara

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Gambar 1.2

Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Utara (persen)

Berdasarkan gambar 1.2, tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Utara mengalami penurunan dari tahun 2015 – tahun 2020 dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 6.91%.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk 14.562.549 jiwa (BPS, 2020). Jumlah penduduk yang besar tidak menjamin bahwa pembangunan ekonomi di Sumatera Utara berjalan dengan baik dikarenakan banyak penduduk yang masih belum memiliki pekerjaan.

Dalam upaya meningkatkan kesempatan kerja, perlu diketahui faktor yang menyebabkan jumlah lapangan kerja itu tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja sehingga banyak penduduk yang pengangguran. Masalah pengangguran

(19)

terjadi disebabkan oleh jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat tetapi tidak diimbangi dengan laju kesempatan kerja. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi karena laju pertumbuhan ekonomi menunjukan keadaan perekonomian suatu daerah dimana jika perekonomian suatu daerah semakin tinggi maka mendorong kondisi perusahaan didaerah tersebut beroperasi dan kesempatan kerja juga semakin terbuka dan meningkat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terlebih dalam melakukan analisis tentang hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh suatu daerah (Farid, 2010). Menurut Sukirno (2014: 423), pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara. Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana naik turunnya laju pertumbuhan ekonomi merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi didalam faktor produksi tersebut. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ekonomi dikatakan bertumbuh jika produksi barang dan jasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh dalam penyerapan tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang positif dengan kesempatan kerja.

Jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka kesempatan kerja juga akan meningkat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi memiliki peran yang penting dalam mengatasi pengangguran di suatu daerah.

(20)

Untuk data pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Utara sebagai berikut:

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Gambar 1.3

Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara (persen)

Gambar 1.3 menunjukkan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2015 sampai tahun 2019 mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, bisa dikatakan suatu daerah memiliki pembangunan ekonomi yang baik karena melibatkan percepatan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi bisa dikatakan mencapai tujuan ketika masyarakat sejahtera. Kesejahteraan masyarakat dapat dicapai dengan berkurangnya angka pengangguran dengan upaya pemerintah berkordinasi dengan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam yang ada di daerah tersebut sehingga terciptanya produktivitas di daerah dan dapat menyerap tenaga kerja.

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang mampu mempengaruhi pengangguran tetapi upah juga merupakan salah satu faktor yang dapat

(21)

mempengaruhinya. Menurut Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian pekerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan (Badan Pusat Statistik).

Upah merupakan hal yang penting bagi seseorang karena dapat berpengaruh dengan kehidupannya karena upah merupakan pendapatan yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya bahkan keluarganya berupa sandang, pangan, dan papan. Secara sederhana, upah adalah hak yang diterima dalam bentuk uang sebagai imbalan atas kegiatan yang udah dikerjakan seseorang berdasarkan kesepakatan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang.

Seorang pekerja yang bekerja dengan sangat giat akan memperoleh upah yang sesuai dari perusahaan ataupun tempatnya bekerja jika sesuai dengan kesepakatan.

Tetapi lain hal nya dengan upah yang didapat tidak sesuai dengan yang dia kerjakan atau bahkan lebih rendah. Hal itu membuat seseorang menolak untuk bekerja dan tidak akan mendapatkan upah. Sehingga menimbulkan pengangguran di daerah tersebut.

Daerah-daerah yang ada di Indonesia memiliki ketetapan upah yang ditentukan oleh pemerintah daerah tersebut yang dikenal dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang sekarang diganti menjadi UMP (Upah Minimum Provinsi). Upah Minimum Provinsi adalah standard yang ditetapkan oleh

(22)

gubernur sebagai jaring pengaman dengan cakupan seluruh wilayah dalam satu provinsi baik kota maupun kabupaten. Upah minimum diterapkan agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan baik itu pekerja maupun pemberi kerja. Bagi pekerja, upah minimum merupakan alat proteksi untuk mempertahankan upah yang diterima tidak menurun. Bagi si pemberi kerja ataupun perusahaan, upah minimum merupakan alat proteksi untuk mempertahankan produktivitas pekerja.

Dari pengertian tersebut, disimpulkan bahwa upah merupakan faktor pendorong agar si penganggur segera mendapat pekerjaan. Karena dengan upah yang baik maka dapat memenuhi kebutuhan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Gambar 1.4

Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara (rupiah)

Gambar 1.4 menunjukkan Upah Minimum di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun 2015-2020. Hal ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat dan harga setiap barang pokok yang setiap tahun mengalami perubahan.

(23)

Dan dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa investasi memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka. Menurut kurniawan (2014) dalam Mahanatha dan Made (2015), semakin tinggi investasi maka tingkat pengangguran akan menurun. Investasi adalah kegiatan menanam modal berupa uang dan asset lainnya dengan harapan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Di Indonesia kegiatan investasi dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Badan Pusat Statistik.

Perkembangan investasi di Sumatera Utara selama periode 2015-2020 terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dapat dilihat sebagai berikut

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Gambar 1.5

Investasi Provinsi Sumatera Utara (rupiah)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

(24)

Berbekal dengan pengetahuan yang dimiliki, penulis mencoba membahasnya sebagai skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana pengaruh Upah terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara?

3. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara?

4. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah, dan Investasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara secara simultan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis pengaruh upah terhadap pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

(25)

3. Untuk menganalisis pengaruh investasi terhadap pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

4. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah dan Investasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja.

2. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan bacaan, sumber informasi, dan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

3. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan teori yang telah diperoleh sebelumnya.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pengangguran

2.1.1.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja. (Mankiw, 2006: 154)

Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi standar kehidupan dan tekanan psikologis masyarakat. Sedemikian pentingnya masalah pengangguran sehingga seringkali dijadikan topik hangat dari perdebatan politik. Banyak politisi mendebatkan hal ini dengan tujuan pribadi maupun tujuan umum.

Dikatakan bahwa seseorang itu menganggur apabila dia ingin bekerja dan berusaha mencari pekerjaan bukan seseorang yang tidak mau bekerja bahkan tidak berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

(27)

2.1.1.2 Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut Veritia, dkk (2019) dalam membedakan penganguran terdapat dua cara untuk mengolongkannya yaitu berdasarkan penyebab dan cirinya.

Jenis pengangguran yang dilihat dari penyebabnya sebagai berikut:

1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)

Pengangguran Friksional terjadi karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dan dari satu jenis pekerjaan ke pekerjaan lain atau melalui berbagai tingkat siklus kehidupan yang berbeda. Pengangguran ini bersifat sementara karena adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja.

Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan. Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran sementara, umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik.

2. Pengangguran Struktural

Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.

Pengangguran struktural menunjukkan terjadinya ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, dimana perusahaan menuntut persyaratan kerja yang tinggi. Dikarenakan persyaratan tersebut banyak pencari kerja yang tidak mampu memenuhi persyaratan tersebut. Pengangguran struktural lebih sulit diatasi dibanding pengangguran friksional. Pengangguran ini membutuhkan

(28)

pendanaan yang besar dan waktu yang lama. Penggangguran struktural akan menjadi masalah ekonomi yang semakin besar di suatu daerah jika kualitas sumber daya manusia nya tidak diperbaikin.

3. Pengangguran Siklis

Pengangguran siklis terjadi apabila jumlah kesempatan kerja menurun sebagai akibat dari terjadinya ketidakseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat. Apabila total pembelanjaan dan output menurun atau dalam artian produksi barang dan jasa menurun jumlah pekerja juga akan diturunkan sesuai kebutuhan sehingga jumlah pengangguran akan meningkat dengan segera di segala bidang.

4. Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh teknologi dimana dengan berlakunya penggantian tenaga manusia dengan mesin- mesin yang lebih modern. Mesin yang modern sudah mengurangi kebutuhan tenaga kerja seperti halnya dengan mengorek tanah memotong rumput dan sebagainya.

Jenis pengangguran yang dilihat dari cirinya sebagai berikut:

1. Pengangguran Terbuka

Penganguran terbuka adalah hasil dari peningkatan lowongan yang lebih rendah dari peningkatan tenaga kerja dan mengakibatkan semakin banyak pekerja tidak menemukan pekerjaan dalam perekonomian. Pengangguran juga dapat

(29)

disebabkan oleh menurunnya kegiatan ekonomi, kemajuaran dalam pengembangan suatu industri.

2. Pengangguran Tersembunyi

Dikatakan pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang memanifestasikan dirinya terutama di bidang pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan kerja dan jumlah kerjaan tergantung faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis kegiatan bisnis, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai harus diperhiungkan.

3. Pengangguran Musiman

Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek. Pengangguran ini terjadi pada masa-masa tertentu dalam suatu tahun.

Pengangguran ini terjadi di dalam sektor pertanian. Misalnya, diluar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.

4. Setengah Menganggur

Setengah menganggur adalah seseorang yang bekerja tidak penuh waktu dan jam kerjanya jauh lebih rendah dari biasanya. Jenis pengangguran ini dikenal dengan underemployment.

(30)

2.1.1.3 Pengaruh Pengangguran

Suatu negara yang mengalami masalah pengangguran berusaha untuk mengatasi atau bahkan mengurangi dampak yang terjadi. Dampak yang terjadi berupa:

1. Dampak Ekonomi

Masyarakat mengharapkan banyak lapangan kerja yang tersedia karena dengan kondisi yang seperti ini dapat dihasilkan output yang tinggi dan diperoleh pendapatan yang tinggi juga. Disamping itu, banyak kelompok masyarakat menganggap bekerja itu memiliki nilai tersendiri. Tetapi akan lain halnya, apabila angka pengangguran meningkat, maka akan banyak output yang hilang dan pendapatan akan menurun.

Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya. Apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan nasional yang sebenarnya (riil) adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional yang seharusnya (potensial). Artinya, tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) yang diterima pemerintah juga berkurang sehingga mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan. Hal ini terjadi karena tingkat pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun

(31)

sehingga sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan begitu, pajak yang dibayar oleh masyarakat juga akan menurun. Jika pajak yang diterima menurun maka dana untuk kegiatan yang digunakan pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

Apabila jumlah pengangguran meningkat maka aktivitas ekonomi akan menurun yang mengakibatkan PDB suatu daerah akan negatif. Produk Domestik Bruto mencakup konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor.

Pengangguran membuat konsumsi masyarakat berkurang dikarenakan tidak ada nya pendapatan yang dapat digunakan masyarakat untuk berbelanja. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat berkurang dan barang hasil produksi akan berkurang dan barang hasil produksi akan berkurang.

Tidak hanya berdampak pada pemerintah, tetapi pengangguran juga berdampak pada swasta. Akibat yang ditimbulkan pengangguran pada swasta ada dua yakni, pertama pengangguran biasanya akan diikuti dengan kelebihan kapasitas mesin-mesin modern perusahaan. Dimana kondisi tersebut, mendorong perusahaan untuk tidak melakukan investasi di masa yang akan datang. Kedua, pengangguran yang timbul sebagai akibat dari kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan perusahaan untuk melakukan investasi.

Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari pengangguran adalah meningkatkan jumlah kemiskinan. Karena banyaknya penduduk yang menganggur berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan ekonomi mereka,

(32)

sementara biaya hidup tetap berjalan. Hal ini membuat penduduk yang menganggur menjadi miskin dikarenakan biaya hidup yang tetap berjalan tetapi pendapatan tidak ada.

2. Dampak Sosial

Pengaruh pengangguran bukan hanya terhadap perekonomian melainkan berpengaruh juga terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dengan banyaknya pengangguran maka akan meningkatkan jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis, gelandangan serta pengamen. Karena sulitnya mencari pekerjaan, tingkat kriminal pun meningkat sehingga banyak orang melakukan tindak kejahatan seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, menipu dan lain hal yang dianggap dapat menghasilkan uang. Pengangguran juga berpengaruh dalam kehidupan psikis maupun mental si penganggur seperti menjadi lebih rendah diri (tidak punya rasa kepercayaan akan diri sendiri), keputusasaan, dan berakhir dengan depresi (Riska, 2016).

Dari segi ekonomi pengangguran jelas memiliki pengaruh yang besar, tetapi dalam hal sosial dan mental tidak ada jumlah dolar yang dapat mengungkapkannya. Banyak orang tidak pernah menyangka akan berhenti kerja.

Itu adalah guncangan yang berat dan sulit diterima bagi mereka.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi

(33)

memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara. Dengan kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan suatu negara seperti masalah kesejahteraan masyarakatnya. Suatu negara dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya ketika mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam jangka waktu yang panjang.

Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi dan jasanya meningkat. Jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam sehingga sulit untuk dicatat dalam periode waktu tertentu. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu triwulanan dan tahunan. Karena itu angka yang digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto adalah skala negara dan untuk wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan. Sebab, dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.

Robert Solow, berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dampak berdampak negatif. Oleh karenanya, Solow

(34)

menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

Model pertumbuhan ekonomi Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara. Peningkatan jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan perkapita. Namun, tanpa adanya teknologi modern yang berkembang, peningkatan tersebut tidak akan dapat memberikan hasil positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Teori Neoklasik adalah teori yang dicetuskan oleh Robert Solow. Dalam teorinya, menurut Solow dalam Fauzan (2018), perubahan produktivitas Solow mempunyai dua prinsip penting yaitu:

Pertama, adanya beberapa para ahli teori pertumbuhan baru telah memfokuskan pada bagian dari kapital manusia, seperti yang dinamakan ahli ekonomi untuk pengetahuan, keterampilan, dan melatih individu. Hubungan antara manusia dan pertumbuhan mengalir dalam dua jalan, pada satu sisi, ketika perekonomian menjadi lebih condong untuk “invest kepada masyarakat” melalui nutrisi yang berkembang, sekolah dan on the job training. Disisi lain tenaga kerja terampil yang lebih sehat dan lebih produktif yang mengarah pada standard kehidupan yang berkembang.

(35)

Kedua, berdasarkan teori pertumbuhan menekankan kepentingan dari inovasi teknologi oleh perusahaan-perusahaan pribadi sebagai sebuah sumber antara lain:

1) Tanah dan Kekayaan lain 2) Jumlah, Mutu Tenaga Kerja

3) Barang Modal dan Teknologi 4) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

2.1.2.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan tingkat pengangguran.

Hubungan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran bersifat positif dan negatif di beberapa penelitian terdahulu. Dikatakan demikian maksudnya bahwa ketika pertumbuhan ekonomi daerah meningkat maka secara otomatis tingkat pengangguran didaerah tersebut akan berkurang dikarenakan akan banyaknya produksi dan menyerap tenaga kerja.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran dapat dilihat dari Hukum Okun (Okun’s Law) yang dicetuskan oleh Arthur Okun.

Hukum Okun mengatakan bahwa untuk setiap 2 persen penurunan GNP secara relatif terhadap GNP potensial, tingkat pengangguran akan naik 1 persen. Kaidah Okun menjadi satu hal pokok dalam kaitan antara pasar output dengan pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan hubungan hubungan antara pergerakan jangka pendek dalam GNP riil dan perubahan dalam pengangguran.

(36)

Hukum Okun dapat menjadi solusi bagi daerah yang mengalami masalah pengangguran karena beranggapan bahwa ketika pertumbuhan ekonomi naik maka akan meningkatkan aktivitas perusahaan dan meningkatnya lapangan kerja sehingga banyak menyerap tenaga kerja.

2.1.3 Upah

Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja sebagai imbalan dari pengusaha keoada pekerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan sesuai persetujuan atau undang-undang yang berlaku dan dibayar atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja senidiri maupun keluarga (BPS).

Sukirno (2014:351) menyatakan bahwa upah diartikan sebagai pembiayaan jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan antara pembayaran atas jasa-jasa tetap dan profesional dengan pembayaran atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap.

Upah adalah balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia. Upah biasanya dibedakan atas dua yaitu upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu).

Upah dipakai untuk tenaga kerja yang bekerja pada orang lain dalam hubungan kerja menurut Gilarso (2003) dalam Farid (2010). Di Indonesia banyak orang

(37)

berusaha sendiri dan tidak memperhitungkan upah untuk dirinya sendiri. Tetapi dalam ilmu ekonomi, besar kecilnya upah yang diterima harus diperhitungkan.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun 2013 Pasal 1, Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Upah Minimum terdiri atas Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota. Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. UMP ditetapkan oleh gubernur dan diumumkan oleh gubernur tiap provinsi secara bersamaan setiap tanggal 1 November. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) adalah upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota. UMK juga ditetapkan oleh gubernur atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi Bupati/Walikota. UMK juga diumumkan selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah penetapan UMP. Besaran UMK lebih besar dari UMP. Upah Minimum terhitung berlaku mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya dan ditinjau kembali tiap tahun.

2.1.3.1 Pengaruh Upah terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Upah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran.

Dikatakan demikian, karena adanya kekakuan upah, gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya (Mankiw: 2006). Menurut penelitian Rochim (2016), upah berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap pengangguran. Semakin naik

(38)

tingkat upah maka akan menurunkan tingkat pengangguran karena penganggur lebih termotivasi untuk mendapatkan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

2.1.4 Investasi

Investasi merupakan salah satu aspek pendapatan nasional. Investasi dilakukan untuk memperoleh keuntungan ataupun menambah nilai barang atau uang. Menurut Sukirno (2004) dalam Mahanatha dan Made (2015), Investasi merupakan pengeluaran belanja penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menmbah kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.

Dalam teori ekonomi makro (Agung dkk, 2019:84), investasi adalah investasi barang modal, bangunan/konstruksi dan persediaan barang jadi yang masih baru. Penambahan atau pengurangan investasi dapat merubah jumlah barang modal yang tersedia pada periode waktu tertentu. Apabila ada seorang investor yang membeli bangunan lama atau yang pernah digunakan oleh orang lain, maka kegiatan tersebut tidak termasuk dalam kegiatan investasi, karena tidak menambah stok barang modal baru.

(39)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi (Agung dkk, 2019) adalah:

a. Keuntungan atau tingkat pengembalian yang diharapkan yang terdiri dari kondisi internal perusahaan dan kondisi eksternal perusahaan.

b. Biaya investasi dan biaya operasional

c. Marginal Efficiency of Capital (MEC), tingkat bunga dan marginal Efficiency of investment

Dan dalam praktiknya, pencatatan nilai investasi di Indonesia dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang dapat diakses di Badan Pusat Statistik.

2.1.3.1 Pengaruh Investasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Investasi merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Menurut Sukirno (2008) dalam Putu dan Nyoman (2015), investasi meningkatkan kegiatan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan menekan jumlah pengangguran. Hal ini sejalan dengan Mahanatha dan Made (2015), investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran. Dimana semakin naik investasi maka tingkat pengangguran juga akan turun dikarenakan investasi mampu menyerap tenaga kerja.

Namun berbeda dengan penelitian Putu dan Nyoman (2015), dikatakan bahwa Investasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran.

(40)

Dimana semakin naik investasi maka tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil dari penelitian oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan tingkat pengangguran. Beberapa penelitian terdahulu yang diambil sebagai referensi dalam penelitian ini adalah:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Penulis, Tahun

Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian 1 Mochamad

Rochim (2016)

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Upah Minimum dan Jumlah

Penduduk terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten/Kota Jawa Barat Tahun 2008- 2014

Analisis Regresi Data Panel

1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif namun tidak signifikan 2. Inflasi berpengaruh positif namun tidak signifikan

3. Upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan

4. Jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan

2 Muhammad Nurcholis

(2014)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Indeks

Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Pengangguran

Analisis Regresi Data Panel

Pertumbuhan ekonomi, Upah Minimum dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran

(41)

di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008- 2014

3 Rizka Febiana Putri (2015)

Analisis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Upah terhadap Pengangguran Terdidik di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013

Analisis Regresi Data Panel

1. Inflasi mempunyai hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Tengah 2. Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Tengah 3. Upah mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Tengah 4. Inflasi, pertumbuhan ekonomi dan upah secara Bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Tengah 4 M. Amirul

Mu’minin dan Wahyu

Hidayat R (2017)

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah

Penduduk terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015

Analisis Regresi Data Panel

1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

2. Jumlah penduduk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

(42)

5 Ni Wayan Mentari dan

Nyoman Mahaendra

Yasa (2016)

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Upah terhadap

Tingkat Pengangguran Melalui Jumlah Investasi di Provinsi Bali

Analisis Jalur

1. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali

2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan secara langsung, sedangkan tingkat upah dan jumlah investasi berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali.

3. Jumlah investasi merupakan variabel yang memediasi pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali 6 Putu Eka

Suwandika dan Nyoman Mahaendra

Yasa (2015)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Investasi

terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat

Pengangguran di Provinsi Bali

Analisis Jalur

1. PAD dan Investasi berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali

2. PAD berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran

kabupaten/kota di Provinsi Bali

3. Investasi berpengaruh positif terhadap Tingkat Pengangguran

kabupaten/kota di Provinsi Bali 4. Pertumbuhan Ekonomi tidak

berpengaruh signifikan

(43)

terhadap Tingkat Pengangguran di kabupaten/kota di Provinsi Bali 7 Mahanatha

Giri Prayuda dan Made

Henny Urmila Dewi (2015)

Pengaruh Inflasi dan Investasi

terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1994- 2013

Analisis Regresi Sederhana

1. Inflasi dan investasi berpengaruh secara serempak terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013

2. Inflasi secara parsial berpengaruh terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013

3. Investasi secara parsial berpengaruh negatif terhadap Pengangguran di Provinsi

Bali tahun 1994-2013 4. Pengangguran pada tahun sebelumnnya tidak berpengaruh terhadap pengangguran yang terjadi saat ini

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka penelitian ini adalah Tingkat Pengangguran di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara yang dipengaruhi oleh tiga faktor yakni Pertumbuhan Ekonomi, Upah dam Investasi. Tingkat Pengangguran merupakan variabel dependen (variabel terikat). Dan beberapa faktor yang mempengaruhinya termasuk variabel independen (variabel bebas).

Dalam penelitian ini, data dari tiap-tiap variabel dilihat dari data 25 kabupaten dan 8 kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

(44)

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang perlu diselesaikan oleh pemerintah dengan menyediakan lowongan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia nya. Dalam penelitian ini, data tingkat pengangguran nya menggunakan data tingkat pengangguran terbuka. Sedangkan variabel yang mempengaruhi tingkat pengangguran tersebut ditetapkan ada 3 variabel yaitu Pertumbuhan Ekonomi, Upah dan Investasi. Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dan dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan Ekonomi ditunjukkan dalam bentuk persen dan dapat dilihat dari situs web Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Upah menunjukkan tingkat pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dalam Undang-Undang. Pada penelitian ini, upah dilihat dari Upah Minimum Kota dan Kabupaten (UMK) dalam bentuk rupiah (juta) dan dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, dan Investasi dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMBT) dalam bentuk rupiah (miliyar) dan dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

(45)

Dengan demikian, kerangka konseptual penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Pertumbuhan

Ekonomi

Pengangguran Upah

Investasi

(46)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara.

2. Upah berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara.

3. Investasi berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/ota di Provinsi Sumatera Utara.

4. Pertumbuhan Ekonomi, Upah dan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berupa angka yang diperoleh dari pihak lain yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan data pendukung lainnya yang diperoleh seperti jurnal, buku, serta penelitian sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan jenis data panel, yaitu gabungan antara time series dan cross section. Series data yang digunakan adalah data tahun 2017 hingga 2020 yang terdiri dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk menganalisis masing-masing pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah dan investasi terhadap tingkat pengangangguran terbuka Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

(48)

3.3 Jenis Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu sebagai berikut:

A. Variabel Independen, yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen atau sering disebut juga dengan variabel X.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu:

1. Pertumbuhan Ekonomi (X1) adalah persentase kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2017-2020. Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

2. Upah (X2) adalah upah minimum (rupiah) yang berlaku di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2017-2020. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

3. Investasi (X3) adalah data investasi yang dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (rupiah) dalam Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

(49)

B. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent atau sering disebut dengan variabel Y.

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (Y) adalah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja, bekerja secara tidak optimal, dan sedang mencari pekerjaan di Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dalam kurun waktu 2017-2020 yang dinyatakan dalam satuan persen. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang berkaitan dengan objek penelitian berupa data pertumbuhan ekonomi dan upah dan tingkat pengangguran yang diperoleh dari kantor statistik maupun literatur-literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini.

3.5 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif. Metode analisis data kuantitatif adalah metode analisis data yang menggunakan perhitungan angka-angka yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil suatu keputusan didalam memecahkan masalah. Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel.

(50)

3.5.1 Regresi Data Panel

Regresi data panel adalah gabungan antara data cross section dan data time series, dimana dalam penelitian ini yang merupakan data time series

adalah jangka waktu yang digunakan yaitu dari tahun 2017 hingga tahun 2020 sedangkan data cross section adalah masing-masing variabel pada setiap kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Model regresi data panel secara umum adalah sebagai berikut.

Y = α + b1X1 it + b2X2 it + b3X3 it + e

Keterangan:

Y = Tingkat Pengangguran (persen)

Α = konstanta

b1, b2,b3 = koefisien regresi

X1 = Pertumbuhan Ekonomi

X2 = Upah

X3 = Investasi

e = Error term

i = Observasi

t = Waktu

(51)

Dalam metode estimasi model regresi (Basuki, 2016) dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:

 Common Effect Model :

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

 Fixed Effect Model

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasikan dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasinya digunakan variabel dummy. Model estimasi ini sering juga disebut sebagai teknik Least Squares Dummy Variable (LSDV).

 Random Effect Model

Model ini akan mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model ini, perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model Random Effect yakni menghilangkan heteroskedestisitas. Model ini juga disebut dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

(52)

Untuk mengetahui model pendekatan yang digunakan, dilakukanlah uji berikut:

1. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan model Fixed Effect atau Common Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji ini Ho : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Artinya, uji ini menerima hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Common Effect Model, sebaliknya jika menolak hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Fixed Effect Model.

2. Uji Haussman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Berikut adalah hipotesis

yang digunakan dalam uji ini H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Artinya, uji ini menerima hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Random Effect Model, sebaliknya jika menolak

(53)

hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Fixed Effect Model.

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier (Uji LM) digunakan untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan.

Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji ini H0 : Random Effect Model

H1 : Common Effect Model

Artinya, uji ini menerima hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Random Effect Model, sebaliknya jika menolak hipotesis nol maka model yang akan digunakan adalah Common Effect Model.

3.5.2 Pengujian Statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Parsial (t-Statistik), dan Uji F-Statitik 1. Koefisien Determinasi R2 (R square) digunakan dalam mengukur

persentase besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya semakin besar koefisien determinasi atau nilai R2 maka akan menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskankan variabel terikat.

(54)

2. Uji Parsial (t-Statistik) digunakan untuk mengukur signifikansi masing-masing hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dengan membandingkan t-hitung dan t-tabel.

 Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya salah satu variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

 Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya salah satu variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

3. Uji F Statistik digunakan untuk menguji koefisien regresi variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam pengujian ini, yang dibandingkan adalah f-hitung dengan f-tabel. Jika f- hitung > f-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat dan sebaliknya.

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian Barat Indonesia dan terletak di bagian Utara Pulau Sumatera dengan letak geografis 1 – 4 Lintang Utara dan 98 – 100 Bujur Timur. Sumatera Utara berada pada jalur yang strategis karena berbatasan dengan:

a) Sebelah Utara : Provinsi Aceh

b) Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Sumatera Barat c) Sebelah Timur : Selat Malaka

d) Sebelah Barat :Samudra Hindia

Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota.

Berdasarkan luas daerah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km2 atau sekitar 8.58%

dari luas wilayah Sumatera Utara, Dan daerah yang paling kecil di Sumatera Utara adalah Kota Tebing Tinggi dengan luas 31,00 atau sekitar 0.04% dari luas wilayah Sumatera Utara. Total luas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2 (BPS, 2020) yang terdiri dari lautan dan daratan.

(56)

Tabel 4.1

Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten/Kota Luas Persentase Terhadap

Luas Wilayah

N i a s 1 842,51 2,50

Mandailing Natal 6 134,00 8,40

Tapanuli Selatan 6 030,47 8,26

Tapanuli Tengah 2 188,00 3,00

Tapanuli Utara 3 791,64 5,20

Toba 2 328,89 3,19

Labuhanbatu 2 156,02 2,95

Asahan 3 702,21 5,07

Simalungun 4 369,00 5,99

Dairi 1 927,80 2,64

Karo 2 127,00 2,91

Deli Serdang 2 241,68 3,07

Langkat 6 262,00 8,58

Nias Selatan 1 825,20 2,50

Humbang Hasundutan 2 335,33 3,20

Pakpak Bharat 1 218,30 1,67

Samosir 2 069,05 2,84

Serdang Bedagai 1 900,22 2,60

Batu Bara 922,20 1,26

Padang Lawas Utara 3 918,05 5,37

Padang Lawas 3 892,74 5,33

Labuhanbatu Selatan 3 596,00 4,93

Labuhanbatu Utara 3 570,98 4,89

Nias Utara 1 202,78 1,65

Nias Barat 473,73 0,65

(57)

Sibolga 41,31 0,06

Tanjungbalai 107,83 0,15

Pematangsiantar 55,66 0,08

Tebing Tinggi 31,00 0,04

M e d a n 265,00 0,36

B i n j a i 59,19 0,08

Padangsidimpuan 114,66 0,16

Gunungsitoli 280,78 0,38

Sumatera Utara 72 981,23 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2020

4.1.2 Kondisi Iklim

Iklim di Provinsi Sumatera Utara tergolong dalam daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angina Passat dan angina Muson. Kelembaban udara rata- rata 78% - 91, curah hujan (800-4000) mm/tahun dan penyinaran matahari 43%

(BPS,2020). Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan November sampai bulan Maret, diantara kedua musim tersebut terdapat musim pancaroba.

4.1.3 Administratif Pemerintahan

Pemekaran wilayah kabupaten/kota di Sumatera Utara berkembang dengan pesat. Pada tahun 2008, jumlah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara ada 28 dimana terdiri dari 21 Kabupaten dan 7 Kota, 383 Kecamatan, 5736 desa kelurahan dengan ibukota provinsinya di Kota Medan. Pada tahun 2009, pemekaran wilayah

(58)

di Sumatera Utara terus berlanjut yang ditandai dengan bertambahnya beberapa Kabupaten/Kota yaitu:

1) Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan dimekarkan dari Kabupaten Labuhan Batu

2) Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kota Gunungsitoli dimekarkan dari Kabupaten Nias.

Sehingga sampai saat ini jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara menjadi 33 Kabupaten/Kota yang terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 kota, 450 Kecamatan, 6132 desa kelurahan.

Tabel 4.2

Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan 2020

Jumlah Desa/Kelurahan 2020

N i a s 10 170

Mandailing Natal 23 407

Tapanuli Selatan 15 248

Tapanuli Tengah 20 215

Tapanuli Utara 15 252

Toba Samosir 16 244

Labuhanbatu 9 98

Asahan 25 204

Simalungun 32 413

Dairi 15 169

Karo 17 269

Deli Serdang 22 394

(59)

Langkat 23 277

Nias Selatan 35 461

Humbang Hasundutan 10 154

Pakpak Bharat 8 52

Samosir 9 134

Serdang Bedagai 17 243

Batu Bara 12 151

Padang Lawas Utara 12 388

Padang Lawas 12 304

Labuhanbatu Selatan 5 73

Labuhanbatu Utara 8 90

Nias Utara 11 113

Nias Barat 8 105

Sibolga 4 17

Tanjungbalai 6 31

Pematangsiantar 8 53

Tebing Tinggi 5 35

Medan 21 151

Binjai 5 37

Padangsidimpuan 6 79

Gunungsitoli 6 101

Sumatera Utara 450 6 132

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2020

(60)

4.1.4 Demografi

Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Pada tahun 2020 penduduk Sumatera Utara berjumlah 14.562.549 jiwa yang terdiri dari 7.266.207 jiwa penduduk laki-laki dan 7.296.342 jiwa perempuan atau dengan ratio jenis kelamin sebesar 99,6.

Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan sebanyak 2.279.894 jiwa, Kabupaten Deli Serdang sebanyak 2.195.709 jiwa dan Kabupaten Langkat sebanyak 1.041.775 jiwa.

Sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah paling sedikit adalah Kabupaten Pakpak Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 48.935 jiwa.

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Estimasi Model Data Panel

Metode estimasi model regresi data panel dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Dari ketiga model tersebut, model yang terbaiklah yang akan digunakan dalam menganalisis. Dan dalam menentukan model terbaik, dilakukan uji Chow dan uji Haussman.

(61)

4.2.1.1 Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan model Common Effect atau model Fixed Effect yang paling tepat dalam mengestimasi data panel. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:

H0 : Probabilitas > 0,05 , maka Common Effect Model valid digunakan H1 : Probabilitas < 0,05 , maka Fixed Effect Model valid digunakan

Hasil Uji Chow yang dilakukan untuk mengestimasi pengaruh variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Upah terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kab/Kota di Provinsi Sumatera Utara adalah

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 39.054392 (32,96) 0.0000

Cross-section Chi-square 348.526402 32 0.0000

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews9

Berdasarkan hasil Uji Chow diatas, nilai probabilitas 0,0000 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima dimana Model Fixed Effect (FEM) adalah model yang terpilih.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

Pemahaman wirausahawan/wati akan arti dan makna kerja, tujuan kerja, nilai rohani kerja, dan penerapan nilai rohani kerja sudah cukup baik. Pada dasarnya para

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) meyakini pembangunan jalan tol ruas tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan target yakni pada 2018 kendati pembebasan lahan baru mencapai 40%

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji atau membuktikan pengaruh penerapan media poster comment dengan metode think pair share dalam pembelajaran Bahasa

Data dalam penelitian ini adalah skor hasil observasi kompetensi PCK mahasiswa yang meliputi kemampuan dalam merancang pembelajaran, kemampuan dalam mengelola pembelajaran,

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 21 Desember 1968 Alamat Tempat Tinggal : Kota Kembang Depok Raya sektor. Anggrek -3 Blok F1/14, Depok, Jabar Jenis Kelamin

Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau