• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2006:57).

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi

commit to user

11 adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Di sini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Proses pertumbuhan ekonomi pada dasarnya ditentukan dan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan nonekonomi (Murti, 2009) :

1) Faktor Ekonomi

a) Sumber Daya Alam (SDA)

Yang dimaksud dengan SDA meliputi luas dan kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, sumber mineral, iklim, sumber air, sumber lautan dan sebagainya. Bagi pertumbuhan ekonomi, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah adalah sangat baik dalam menunjang pembangunan. Namun di negara-negara berkembang sering kali ketersediaan SDA tersebut kurang dimanfaatkan sebaik-baiknya, dalam arti pemanfaatannya tidak terarah secara tepat. Jika SDA yang tersedia itu tidak digunakan secara tepat, maka tidaklah mungkin negara yang bersangkutan akan mengalami kemajuan ekonomi sebagaimana yang diharapkan.

commit to user

12 b) Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumber daya manusia saja, tetapi lebih menekankan kepada efisiensi mereka. Untuk mendorong agar SDM dapat bekerrja secara efisien dan maksimal, maka diperlukan pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara/wilayah yang bersangkutan. Proses ini mencakup kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial pada umumnya, sehingga pada kondisi dimana penduduk dapat berproduktifitas secara efisien, akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

c) Akumulasi Modal

Permodalan merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat dihasilkan atau direproduksi. Jika stok modal tersebut meningkat dalam jangka waktu tertentu dikatakan terjadinya pembentukan modal. Akumulasi modal inilah yang serba kekurangan di negara-negara berkembang, sedangkan modal ini memegang peranan penting dalam menunjang perumbuhan ekonomi.

commit to user

13 d) Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi

Organisasi produksi merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Organisasi ini berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai kegiatan perekonomian. Organisasi produksi ini dilaksanakan dan diatur oleh tenaga manajerial dalam berbagai kegiatannya sehari-hari. Dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi, para wiraswasta (enterpreneur) tampil sebagai tenaga organisator dalam menggerakkan berbagai sumber produksi dalam proses produksi dengan memperkenalkan penemuan baru yang dikenal sebagai inovasi.

e) Faktor dan Pemanfaatan Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan faktor yang penting dalam proses pertumbuhan ekonomi dan perubahan atau kemajuan teknologi tersebut dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja, modal dan faktor produksi lainnya.

f) Pembagian Kerja dan Perluasan Skala Produksi

Pembagian kerja dan spesialisasi dalam proses produksi akan menimbulkan peningkatan produktifitas. Kedua hal ini akan membawa perubahan ke arah usaha produksi skala besar, yang selanjutnya akan dapat membantu perkembangan dan kemajuan produksi serta pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat.

commit to user

14 2) Faktor Non ekonomi

a) Faktor Politik dan Administrasi Pemerintahan

Struktur dan situasi politik serta administrasi pemerintahan yang lemah merupakan faktor penghambat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang. Politik yang tidak stabil serta pemerintahan yang lemah dan korup sangat menghambat kemajuan ekonomi.

b) Aspek Sosial Budaya

Aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat meliputi antara lain sikap, tingkah laku, pandangan masyarakat, motivasi kerja, kelembagaan masyarakat dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan itu. Sebagai ilustrasi, misalnya pendidikan dan kebudayaan barat membawa pemikiran dan pandangan ke arah penalaran, sikap dan skeptisme, dan semangat untuk menghasilkan penemuan baru yang kesemuanya dapat menunujang pertumbuhan ekonomi.

c) Susunan dan Tertib Hukum

Susunan dan tertib hukum serta pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang keliru sering kali menghambat kemajuan ekonomi, sehingga tidak mendukung terlaksananya pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu maka hukum harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen, yang ditujukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

commit to user

15 2. Dana Alokasi Umum

DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Pembagian dana untuk daerah melalui bagi hasil berdasarkan daerah penghasil cenderung menimbulkan ketimpangan antar daerah dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya besar namun kebutuhan fiskalnya kecil akan memperoleh alokasi DAU yang relatif kecil. Sebaliknya daerah yang memiliki potensi fiskalnya kecil namun kebutuhan fiskalnya besar akan memperoleh alokasi DAU relatif besar. Dengan maksud melihat kemampuan APBD dalam membiayai kebutuhan-kebutuhan daerah dalam rangka pembangunan daerah yang di cerminkan dari penerimaan umum APBD dikurangi dengan belanja pegawai (Halim, 2009).

Menurut Halim (2009) ketimpangan ekonomi antara satu propinsi dengan propinsi lain tidak dapat dihindari dengan adanya desentralisasi fiskal. Disebabkan oleh minimnya sumber pajak dan sumber daya alam yang kurang dapat digali oleh pemerintah daerah. Untuk menanggulangi ketimpangan tersebut, pemerintah pusat berinisiatif untuk memberikan subsidi berupa DAU kepada daerah. Bagi daerah yang tingkat kemiskinanya lebih tinggi, akan diberikan DAU lebih besar dibanding daerah yang kaya dan begitu juga sebaliknya. Selain itu untuk mengurangi

commit to user

16 ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penugasaan pajak antara pusat dan daerah telah diatasi dengan adanya kebijakan bagi hasil dan DAU minimal sebesar 26% dari Penerimaan Dalam Negeri. DAU akan memberikan kepastian bagi daerah dalam memperoleh sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing daerah.

3. Dana Alokasi Khusus

DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah.

DAK merupakan dana yang berasal dari APBN dan dialokasikan ke daerah kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN (Suparmoko, 2002). Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

commit to user

17 Berdasarkan Permenkeu No 209 / 2011 tentang kebijakan DAK secara spesifik:

a. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah.

b. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah rawan banjir/longsor, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata.

c. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan di versifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur.

d. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

e. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintahan.

4. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan merupakan semua penerimaan daerah dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sedangkan pengertian dari

commit to user

18 PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Kelompok PAD dipisahkan menjadi beberapa jenis yaitu: (Halim,Abdul 2001)

a. Pajak Daerah

Pajak daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pajak. Penerimaan dari sektor pajak ini antara lain: pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak kendaraan di atas air, pajak air bawah tanah dan pajak air permukaan.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari retribusi daerah. Penerimaan ini meliputi retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pasar grosir dan pertokoan, retribusi penjualan produksi usaha daerah, retribusi izin trayek kendaraan penumpang, retribusi air, retribusi jembatan timbang, retribusi kelebihan muatan dan retribusi perizinan pelayanan dan pengendalian.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antara

commit to user

19 lain dari BPD, perusahaan daerah, dividen BPR-BKK dan penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga.

B. Penelitian Terdahulu

Sasana (2005) telah melakukan penelitian dengan hasil penelitiannya menunjukan bahwa DBH mempunyai hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi hanya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. DAU berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh kabupaten/kota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. PAD berpengaruf positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Rinawaty et al (2010) melakukan penelitian dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa DBH, DAU, DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. DBH, DAU, DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui investasi swasta.

Penelitian yang dilakukan oleh Pujiati (2007) yang bertujuan untuk mengestimasi pengaruh PAD, DAU, DBH dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Karesidenan Semarang. Jenis data yang digunakan adalah tahun 2002-2006 dan obyeknya adalah 6 kabupaten/ kota di wilayah Karesidenan Semarang yaitu Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, dan

commit to user

20 Kabupaten Grobogan. Penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, DBH berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi serta tenaga kerja sebagai faktor utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryati dan Endrawati (2010) memperoleh hasil bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan DAK berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan Anis Setiyawati et al (2007) memperoleh hasil bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,sedangkan DAU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi DAK berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

C. Kerangka Teoritis Dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah telah diterbitkan UU 33/2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah didalam rangka perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah

commit to user

21 dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsentralisasi, dan pembantuan. Adapun sumber-sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi terdiri dari PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah.

Menurut Vidi (2007) DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya di dalam pelaksanaan desentralisasi. Berkaitan dengan dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Hasil penelitian Sasana (2005) menunjukkan bahwa DAU berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta dan penelitian Anis Setiyawati et al (2007) yang menunjukkan DAU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinawaty et al (2010) yang menyimpulkan bahwa DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penelitian yang dilakukan oleh Maryati dan Endrawati (2010) yang menyimpulkan bahwa DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap

commit to user

22 pertumbuhan ekonomi dan penelitian Pujiati (2007) yang menyimpulkan bahwa DAU berpengaruh negatif dan signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Dana Alokasi Umum Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Pertumbuhan Ekonomi DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan perioritas nasional (Irawati,2008).

Hasil penelitian Sasana (2005) menunjukkan bahwa DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh kabupaten/kota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rinawaty et al (2010) menunjukkan bahwa DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ulfah Maryati dan Endarwati (2010) yang menemukan bahwa DAK berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penelitian Anis Setiyawati et al (2007) yang menemukan bahwa DAK berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

commit to user

23 Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H2 : Dana Alokasi Umum Berpengaruh Positif dan Signifikan

Dokumen terkait