• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.2 Sektor Ekonomi

4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Aspek utama menjadi pertimbangan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu pada tingkatan mana klasifikasi pertumbuhan antarsektor tersebut. Artinya makna pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yang masih berada pada tingkatan primer akan berbeda dengan daerah yang telah naik peringkatnya pada sektor sekunder, demikian pula daerah yang telah lebih meningkat lagi yaitu pada

74

tingkatan tersier. Kabupaten Bone Bolango masih berada pada tingkatan pertama yaitu primer sehingga hal ini akan memengaruhi pemaknaan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango.

Indikator pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan kebutuhan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan atau penurunan pertumbuhan ekonomi wilayah secara agregat, sehingga para pihak dapat mengetahui kinerja ekonomi tersebut untuk menjadi rujukan arah kebijakan pengembangan ekonomi ke depan dengan mengamati sektor-sektor manakah yang dapat menjadi penghela perekonomian wilayah. Oleh karena itu kemungkinan-kemungkinan yang menjadi rujukan lain di luar sektor yang menjadi penghela ekonomi bisa saja terjadi karena adanya keterkaitan antar wilayah di suatu daerah.

Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi wilayah yang lebih luas. Analisis ekonomi diarahkan untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar kawasan di dalam wilayah kabupaten dan keterkaitan ekonomi antar wilayah kabupaten. Dari analisis ini, diharapkan diperoleh pengetahuan mengenai karakteristik perekonomian wilayah dan ciri-ciri ekonomi kawasan dengan mengidentifikasi basis ekonomi kabupaten, sektor-sektor unggulan, besaran kesempatan kerja, pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan ekonomi di wilayah kabupaten. Selain itu penilaian terhadap tingkat pertumbuhan perekonomian juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk di wilayah rencana dengan melihat dominasi kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh mayoritas penduduk.

Kemampuan sektor basis selalu dipandang sebagai sektor penghela ekonomi akan tetapi sektor basis akan nampak peningkatannya bila terjadi hubungan antarsektor. Dengan mengetahui tingkat pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Bone Bolango maka hal ini akan membantu dalam upaya mengenali kekayaan dan potensi yang dimiliki untuk menunjang kemajuan pembangunan secara umum maupun secara sektoral. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu, tanpa memperhatikan kepemilikan faktor produksi. Dalam penyajian PDRB dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu PDRB atas harga

berlaku dan PDRB atas harga konstan. PDRB Kabupaten Bone Bolango berdasarkan harga berlaku dan harga konstan mulai tahun 2005-2009 .

Indikator ekonomi melalui analisis PDRB di Kabupaten Bone Bolango bila dilihat seperti pada (Tabel 17), nampak bahwa sektor yang memainkan peran cukup besar yaitu sektor pertanian. Sektor ini sejak tahun 2005-2010 terus mengalami peningkatan yaitu sekitar 4 persen. Peningkatan sektor pertanian disusul sektor industri pengolahan sejak tahun 2005-2010 terus mengalami peningkatan yaitu 3 persen dari rata-rata kenaikan per tahunnya. Sektor perdagangan hotel dan restoran merupakan urutan berikutnya pada periode tahun yang sama terus mengalami peningkatan yaitu sekitar 6 persen. Meskipun dari prosentase sektor perdagangan restoran dan yang lebih tinggi namun dari total masing-masing setiap tahun sektor pertanian yang lebih unggul.

Bila dilihat dari urutannya maka sektor yang menempati urutan kedua yang mengalami peningkatan setelah sektor pertanian yaitu sektor jasa-jasa yaitu Rp 146,583. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango telah berada pada stadia sekunder. Peningkatan pertumbuhan sektor jasa-jasa belum dapat menempatkan posisi perekonomian daerah ini seperti yang didefinisikan dalam stadia sekunder tersebut. Karena indikator ekonomi dalam perhitungan ini bersifat makro dimana hal-hal yang berkaitan dengan perilaku ekonomi ditingkat rumahtanga perekonomian suatu wilayah belum dapat dikategorikan dalam perhitungan PDRB. Adapun perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada (Tabel 17).

76

Tabel 17. Perkembangan PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005 –2009 (Juta Rupiah) No Sektor Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 183.529 221.732 253.122 290.984 349.473 371 620 2 Pertambangan dan Penggalian 2.901 3.045 3.300 3.983 6.746 5 941 3 Industri Pengolahan 68.668 77.794 86.176 95.055 103.262 113 618 4 Listrik, Gas dan

Air Bersih 1.853 2.154 2.751 2.773 2.873 2 922 5 Bangunan 25.602 28.594 30.283 34.404 45.958 43 767 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 60.667 69.026 72.982 96.460 111.291 114 236 7 Pengangkutan dan Komunikasi 18.731 20.956 26.847 29.427 43.722 36 221 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 43.361 48.632 63.285 76.485 82.218 102 779 9 Jasa-Jasa 54.275 63.891 72.523 87.817 103.719 146 583 PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) 459.585 535.822 611.269 717.387 849.263 937.685 Sumber : BPS Bone Bolango,Tahun 2011

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB Kabupaten Bone Bolango (atas dasar harga berlaku) tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari total jumlah PDRB 459,585 juta rupiah di tahun 2005 menjadi 849,263 juta rupiah pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 16,6 persen per tahun. PDRB Bone Bolango (atas dasar harga berlaku) masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor lain yang turut berperan besar dalam pembentukan PDRB adalah sektor perdagangan, sektor industri pengolahan dan sektor jasa. Sedangkan hasil perhitungan u n t u k nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango ( atas dasar harga konstan) pada rentang waktu yang sama, rata-rata per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 6,09 persen,

dimana jumlah PDRB pada tahun 2005 sebesar 208,386 juta rupiah dan pada tahun 2009 PDRB sebesar 264,028. Selanjutnya perkembangan PDRB Kabupaten Bone Bolango atas dasar harga kontan dapat dilihat pada (Tabel 18).

Tabel 18. Perkembangan PDRB (Atas Dasar Harga Konstan) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005 – Tahun 2011 (Juta Rupiah) N o Sektor Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 63.373 68.342 70.801 75.286 85.607 87 262 2 Pertambangan & Penggalian 2.656 2.736 2.932 3.203 3.364 3 659 3 Industri Pengolahan 31.396 32.205 33.436 34.399 35.589 37 200 4 Listrik, Gas & Air

Bersih

870 942 1.016 1.023 1.054 1 045

5 Bangunan 17.621 18.393 19.366 20.093 21.020 22 037

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

23.429 24.029 24.341 25.495 26.022 27 859 7 Pengangkutan &

Komunikasi

20.116 21.762 22.103 22.747 23.342 24 345 8 Keuangan,

Persewaan & Jasa Perusahaan 22.047 23.144 29.608 34.998 37.726 44 017 9 Jasa-Jasa 26.879 27.843 28.686 29.787 30.305 33 144 PDRB (Atas Dasar Harga Konstan) 208.386 219.396 232.300 247.031 264.028 280.568

Sumber : BPS Bone Bolango,Tahun 2011

Tabel 19 mendeskripsikan distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha. Dari sembilan sektor ini terdapat enam sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor industri pengolahan 12,82 persen pada tahun 2009 turun menjadi 12,12 persen pada tahun 2010, demikian pula sektor listrik gas dan air bersih pada tahun 2009 0,35 persen turun menjadi 0,31 persen tahun pada 2010. Sektor konstruksi pada tahun 2009 sebesar 4,79 persen turun menjadi 4,67persen pada tahun 2010, demikian pula sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 12,54 persen tahun pada 2009

78

turun menjadi 12,18 persen pada tahun 2010 juga diikuti oleh sektor pengangkutan dan sektor jasa-jasa.

Salah satu alasan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu karena adanya kenaikan harga-harga barang dan jasa-jasa. Karakteristik masyarakat Gorontalo termasuk di Kabupaten Bone Bolango suka mengkonsumsi banyak cabai (rica). Kondisi tersebut terkadang dapat mempengaruhi suplai komoditi cabai karena permintaan terus meningkat sementara produksi cabai (rica) belum memenuhi permintaan, apalagi bila terjadi musim kemarau produksinya cukup menurun dan dapat mempengaruhi inflasi. Distribusi presentasi Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha dapat dilihat pada (Tabel 19).

Tabel 19. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Di Kabupaten Bone Bolango, 2008-2010 No Lapangan Usaha Industrial Origin Tahun Year 2008 2009* 2010** 1 Pertanian 40,44 39,31 39,63

2 Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,59 0,63

3 Industri Pengolahan 13,52 12,82 12,12

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,39 0,35 0,31

5 Konstruksi 4,78 4,79 4,67

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,40 12,54 12,18

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 3,91 3,86

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,63 10,73 10,96

9 Jasa-jasa 12,20 14,96 15,63

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Bone Bolango tahun 2011

Distribusi persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha terdapat empat sektor yang mengalami peningkatan yaitu sektor pertanian 39,31 persen pada tahun 2009 naik menjadi 39,63 persen tahun pada 2010. Sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,59 persen tahun 2009 naik menjadi 0,63 persen tahun pada 2010, demikian pula sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan 10,73 persen tahun pada 2009 naik menjadi 10,96

persen tahun pada 2010. Namun terdapat lima sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan hotel, dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi juga sektor jasa-jasa. Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga kontan 2000 menurut lapangan usaha dapat dilihat pada (Tabel 20).

Tabel 20. Distribusi Prosentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) Di Kabupaten Bone Bolango, 2008-2010

No

Lapangan Usaha Tahun

2008 2009* 2010**

1 Pertanian 40,43 39,31 39,63

2 Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,59 0,63

3 Industri Pengolahan 13,52 12,82 12,12

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,39 0,35 0,31

5 Konstruksi 4,78 4,79 4,67

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,40 12,55 12,18

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 3,91 3,86

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,63 10,73 10,96

9 Jasa-jasa 12,20 14,96 15,63

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Bone Bolango tahun 2011

Dokumen terkait