• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam penelitian ini, kesempatan kerja didekati dengan sejumlah penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha, sehingga dari data jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha tersebut dapat diketahui kesempatan kerja dari tiap sektor perekonomian/ lapangan usaha yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap. Tiap sektor perekonomian memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mempekerjakan lebih banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak juga. Keadaan kesempatan kerja yang didekati dengan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja di suatu sektor di Kabupaten Cilacap.

Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut analisis Shift Share

adalah hasil penjumlahan persentase perubahan kesempatan kerja berdasarkan nilai komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sehingga akan diperoleh nilai pergeseran bersih yang menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian.

Setiap sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap memiliki pertumbuhan kesempatan kerja yang berbeda-beda. Sektor perekonomian yang memiliki pertumbuhan kesempatan kerja progresif (maju) ditunjukkan dengan nilai PB ≥ 0, sedangkan sektor perekonomian yang memiliki nilai PB < 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor termasuk ke dalam kelompok lamban. Nilai PB (pergeseran bersih) dalam analisis diperoleh dari penjumlahan PP (pertumbuhan proporsional) dan PPW (pertumbuhan pangsa

commit to user

wilayah). Pertumbuhan kesempatan kerja sektor perekonomian (lapangan usaha) di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di Kabupaten Cilacap

No. Lapangan Usaha ∆Yij % ∆Yij

1. Pertanian 38.696 16,05

2. Pertambangan & Galian; Listrik, Gas & Air

Bersih -2.157 -24,90 3. Industri 3.731 3,39 4. Konstruksi -6.481 -9,99 5. Perdagangan -15.354 -10,65 6. Komunikasi -8.228 -24,75 7. Keuangan 2.086 135,72 8. Jasa 7.000 10,53 9. Lainnya -1.018 -100,00

Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian sebesar 16,05% atau sebesar 38.696 jiwa yang berarti bahwa kesempatan kerja sektor pertanian meningkat dari tahun 2005-2009. Nilai pertumbuhan kesempatan kerja positif berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap meningkat. Sektor pertanian sebagai sektor yang bergerak dalam usaha pengolahan sumberdaya- sumberdaya alam menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Kabupaten Cilacap. Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap yang memiliki pertumbuhan kesempatan kerja positif anata lain adalah sektor industri, sektor keuangan dan sektor jasa, yang berarti bahwa perumbuhan kesempatan kerja masing- masing sektor tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2005-2009.

Budiharsono (2005), mengemukakan bahwa analisis Shift Share

digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-

commit to user

sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen

pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional (national growth

component) disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional

(proporsional or industrial mix growth component) disingkat PP dan

komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional growth component)

disingkat PPW. Berdasarkan hasil analisis, nilai PN, PP dan PPW sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap

Komponen Pertumbuhan Nilai %

Pertumbuhan Nasional (PN) Pertumbuhan Proporsional (PP) Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Pergeseran Bersih (PB) 2.772,53 -3.201,85 39.125,32 35.923,47 1,15 -1,33 16,23 14,90 Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa nilai pertumbuhan nasional (PN) yang merupakan nilai pertumbuhan sektor pertanian secara umum menunjukkan bahwa PN sektor pertanian bernilai positif yaitu sebesar 2.772,53 atau 1,15%. Budiharsono (2005), menyatakan konsep pertumbuhan nasional (PN) terdapat asumsi bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik antarsektor maupun antarwilayah, sehingga apabila terjadi perubahan pada suatu sektor/ wilayah maka akibatnya kurang lebih akan sama pada berbagai sektor/ wilayah tersebut dan pertumbuhan suatu sektor/ wilayah akan berkembang dengan laju yang hampir sama dengan pertumbuhan nasionalnya. Padahal pada kenyataan di lapangan, setiap sektor/ wilayah memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda, ada sektor/ wilayah yang memiliki laju yang lebih cepat maupun lebih lambat jika dibandingkan dengan sektor/ wilayah lain. Maka dari itu, untuk mengetahui penyebab dan mengukur perbedaan yang timbul dihitung dengan cara memisahkan

commit to user

komponen pertumbuhan nasional menjadi pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah.

Pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri dan perbedaan dalam keragaman pasar (Budiharsono, 2005). Nilai pertumbuhan proporsional (PP) sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebesar -3.201,85 atau -1,33% yang berarti bahwa sektor pertanian termasuk ke dalam sektor yang perkembangannya lambat (PP<0). Pertumbuhan kesempatan kerja dilihat dari nilai pertumbuhan proporsional tergolong ke dalam kelompok lambat yang disebabkan oleh masih kurangnya pengoptimalan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi teknis seluas 36.717 Ha belum seluruhnya diusahakan untuk 3 kali musim tanam, padahal untuk irigasi teknis sendiri dapat diusahakan untuk 3 kali musim tanam, sehingga produktivitas hasil pertanian belum maksimal (Dispertanak, 2011). Selain itu, kebijakan pemerintah mengenai subsidi faktor-faktor produksi pertanian seperti pupuk dan benih belum terlaksana dengan baik terutama dalam hal pendistribusian, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor pertanian. Berkembanganya sektor keuangan yang cukup pesat, sehingga banyak tenaga kerja yang beralih ke sektor keuangan yang ditunjukkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor keuangan sebesar 135,72% (Tabel 17), menjadi salah satu penyebab pertumbuhan sektor pertanian dilihat dari komponen pertumbuhan proporsional tergolong lambat.

Cepat lambatnya pertumbuhan wilayah dilihat dari pertumbuhan pangsa wilayah ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut (Lucas dan Primms dalam Budiharsono, 2005). Nilai pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebesar 39.125,32 atau 16,23% yang berarti bahwa sektor pertanian tergolong ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lainnya. Peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memiliki daya saing yang baik jika

commit to user

dibandingkan dengan kesempatan kerja sektor pertanian wilayah lainnya. Dukungan dari lembaga penunjang perkembangan sektor pertanian yang baik, sehingga kesempatan kerja sektor pertanian mampu berdaya saing dengan wilayah lain di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan pangan (BP2KP) Kabupaten Cilacap, lembaga penunjang tersebut terdiri dari kelompok tani (Poktan) sebanyak 1914, gabungan kelompok tani (gapoktan) sebanyak 279, kelompok tani hutan rakyat (KTHR) sebanyak 202, koperasi pertanian (Koptan) sebanyak 14 dan terdapat kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan yang bergerak dalam usaha budidaya air tawar, nelayan, budidaya tambak, pengolahan ikan dan tangkap. Adanya dukungan tersebut mempermudah petani dalam mengembangkan usahataninya, seperti kemudahan dalam memperoleh pinjaman, benih, pupuk, alsintan dan saprodi lain. Petani di Kabupaten Cilacap dengan kepemilikan lahan yang tergolong sempit, dengan adanya dukungan tersebut mereka dapat tetap mengembangkan usahataninya, sehingga pendapatan petani meningkat.

Pergeseran bersih (PB) merupakan penjumlahan dari dua komponen pertumbuhan wilayah yaitu pertumbuhan proporsional dengan pertumbuhan pangsa wilayah yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) sebesar 35.923,47 atau 14,90% yang berarti pertumbuhan sekor pertanian di Kabupaten Cilacap tergolong ke dalam sektor progresif (maju). Majunya sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah mengenai pengembangan lembaga penunjang sektor pertanian yang dapat mempermudah petani dalam memperoleh faktor-faktor produksi seperti pupuk dan benih, memperoleh pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usahatani dan menjual hasil pertanian. Jenis usaha yang diusahakan oleh lembaga penunjang tersebut meliputi usaha di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pengolahan hasil, simpan pinjam dan lain- lain. Kebijakan pemerintah mengenai pengembangan sektor industri yang

commit to user

berbahan baku hasil pertanian, sehingga meningkatnya industri pengolahan hasil pertanian akan mendorong sektor pertanian untuk meningkatkan hasil produksinya guna memenuhi permintaan bahan baku. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja sektor pertanian, berkembangnya sektor industri dalam menyerap tenaga kerja seiring dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Apabila yang dikembangkan hanya sektor industri, maka tidak akan mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, mengingat bekerja di sektor industri tidak semudah bekerja di sektor pertanian, sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk mengembangkan kedua sektor tersebut. Kebijakan mengenai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan seperti konservasi lahan kritis serta rehabilitasi sumber daya perikanan dan kelautan. Kebijakan-kebijakan pemerintah diatas menyebabkan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan maju (progresif).

Dokumen terkait