• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan PDRB

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA MAKASSAR (Halaman 34-38)

PDRB merupakan nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi pada suatu wilayah dalam suatu jangka waktu tertentu. PDRB dapat dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu dari sisi produksi, pengeluaran dan pendapatan. Namun demikian yang secara rutin dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah penghitungan dari sisi produksi dan pengeluaran/penggunaan.

Tabel 2.4

Perkembangan PDRB-ADHB dan PDRB-ADHK Kota Makassar, Tahun 2015-2020 Tahun PDRB-ADHB (Rp Juta) Perkembangan (%) PDRB-ADHK (Rp Juta) Pertumbuhan (%) 2016 128.045.368,7 11,92% 95.957.638,0 8,03% 2017 142.448.701,4 11,25% 103.826.155,9 8,20% 2018 160.207.659,3 12,47% 112.568.414,9 8,42% 2019 178.430.062,2 11,37% 122.465.829,1 8,79% 2020* 178.332.992,8 -0,05% 120.905.752,0 -1,27%

Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021 *)Data Sementara

Selama rentang waktu 2016-2020, rata-rata pertumbuhan PDRB-ADHB mengalami peningkatan sebesar 6,03% dimana peningkatan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih didominasi di tahun 2016-2019. Berbeda dengan hasil proyeksi atau perhitungan sementara di tahun 2020 terhadap pertumbuhan atau perkembangan yang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan nilai target di tahun sebelumnya tidak tercapai dilihat dari terjadinya koreksian target triwulan ataupun provinsi baik skala Nasional atau Provinsi. Kondsi tersebut mencatat angka PDRB di tahun 2020 mengalami penurunan hingga 0,05 dari realisasi di tahun sebelumnya.

Secara detail tergambar pada tabel lapangan usaha yang kemungkinan tidak signifikan terpengaruh dengan guncangan pandemi Covid-19 adalah kategori lapangan usaha informasi dan komunikasi mencakup produksi dan distribusi informasi serta produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau

kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya

Tabel 2.5: PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

NO Kategori/Subkategori 2016 2017 2018 2019 2020* 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 745.145,3 793.150,1 808.429,0 854.968,00 840.918,05 2 Pertambangan dan Penggalian 1.417,7 1.242,5 1.102,1 990,9 0,0 3 Industri Pengolahan 26.407.775,9 28.422.310,1 29.380.566,4 32.666.060,9 31.925.716,5 4 Pengadaan Listrik dan Gas 36.489,6 43.855,7 50.468,6 54.824,5 51.902,2 5 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 263.059,5 284.373,5 307.684,7 306.466,0 323.615,7 6 Konstruksi 21.920.495,7 24.591.796,1 28.760.382,8 32.513.283,6 33.290.646,8 7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

23.899.356,1 27.216.389,0 31.753.861,1 36.513.390,6 34.983.124,1

8 Transportasi dan Pergudangan 3.273.811,5 3.684.140,2 4.151.019,8 4.588.974,7 3.928.658,1 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.878.592,7 3.224.066,5 3.698.770,6 3.980.368,9 3.292.663,0 10 Informasi dan komunikasi 11.447.604,4 12.848.060,8 14.801.742,9 16.204.129,2 17.944.237,3 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 7.949.618,4 8.823.367,7 9.706.799,5 10.375.078,6 10.592.318,7 12 Real Estate 5.308.899,9 5.569.654,1 5.957.040,9 6.378.524,8 6.425.249,7 13 Jasa Perusahaan 1.490.583,6 1.660.864,0 1.897.195,1 2.163.559,4 1.957.202,0 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

4.309.671,2 4.683.232,4 5.494.161,1 6.090.926,6 6.193.187,0

15 Jasa Pendidikan 11.208.087,2 12.825.501,5 14.484.266,4 15.650.175,1 16.337.464,1 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 3.502.580,5 3.967.270,0 4.483.768,9 5.020.835,8 5.813.675,5 17 Jasa lainnya 3.402.179,4 3.809.427,3 4.470.399,4 5.067.504,5 4.432.414,2 PDRB 128.045.368, 7 142.448.701 160.207.659,3 178.430.062, 2 178.332.992, 8 Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021

*) Data Sementara

Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk telekomunikasi, terutama layanan internet menjadi penyebab bertambahnya nilai PDRB sektor informasi dan komunikasi selama lima tahun terakhir. Secara berturut-turut nilai tambah sektor informasi dan komunikasi naik mulai dari angka Rp 11,45 triliun pada tahun 2016, dan kemudian mencapai Rp 12,85 triliun di tahun 2017, Rp 14,80 triliun di tahun 2018, Rp 16,20 triliun di tahun 2019 dan Rp 17,94 triliun di tahun 2020. Tahun 2020, meski dihantam pandemik, informasi dan komunikasi diprediksi menjadi salah satu sektor yang mendapat dampak positif karena sebagian besar aktivitas masyarakat dan pemerintah daerah beralih secara virtual sehingga penggunaan internet mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh sebab itu,

informasi dan komunikasi menjadi tumpuan ekonomi Kota Makassar di tahun 2020 ketika sektor lain diperkirakan terkoreksi negatif.

Adapun jasa pendidikan karena aktivitas belajar-mengajar beralih secara virtual seperti yang dipraktekkan saat ini oleh para guru dan dosen di Kota Makassar. Sepanjang tahun 2016 hingga 2020, kinerja positif ditunjukkan sektor jasa pendidikan dalam menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian Kota Makassar. Tahun 2017, sektor ini tercatat menciptakan angka PDRB sektoral Rp 12,826 triliun, bertambah dari Rp 11,21 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan nilai PDRB sektoral terus berlanjut di tiga tahun terakhir, dari Rp 14,484 triliun tahun 2018 menjadi Rp 15,65 triliun tahun 2018, dan akhirnya sampai pada angka Rp 16,33 triliun di tahun 2020 sekaligus menjadi nilai tertinggi selama periode ini.

Tabel 2.6

PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

NO Kategori/Subkategori 2016 2017 2018 2019 2020*

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 497.706,1 505.587,8 504.691,8 525.999,9 508.925,2 2 Pertambangan dan Penggalian 841,7 766,2 659,1 576,3 0,0

3 Industri Pengolahan 19.558.171,

4 20.806.595,5 20.856.675,2 22.728.078,2 21.767.900,1 4 Pengadaan Listrik dan Gas 42.286,8 45.001,5 49.359,1 53.873,3 51.516,0

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

201.330,9 215.192,4 228.605,8 224.810,9 236.015,7

6 Konstruksi 15.585.749,

0 16.897.850,7 18.397.670,5 20.034.234,2 20.232.795,6

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

18.271.241,

3 20.112.433,3 22.484.333,7 25.142.389,6 23.777.629,4

8 Transportasi dan Pergudangan 2.312.601,5 2.516.610,1 2.737.517,9 2.995.636,7 2.476.090,8

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.184.961,7 2.375.280,6 2.682.317,2 2.849.880,0 2.284.794,4

10 Informasi dan komunikasi 11.081.117,

2 12.168.289,2 13.735.373,8 14.916.416,9 16.487.162,8 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.520.289,3 5.841.805,5 6.152.597,0 6.366.608,0 6.482.785,2 12 Real Estate 3.418.456,4 3.497.115,1 3.648.893,6 3.835.372,8 3.838.843,7 13 Jasa Perusahaan 1.009.674,0 1.094.116,0 1.205.393,0 1.354.928,9 1.200.576,1

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

2.840.632,2 3.003.995,5 3.500.853,4 3.770.957,2 3.754.745,8

15 Jasa Pendidikan 8.596.482,6 9.442.548,4 10.434.496,3 11.120.165,7 11.302.838,0

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 2.464.252,8 2.707.721,0 3.001.174,5 3.285.553,5 3.680.339,3 17 Jasa lainnya 2.371.843,0 2.595.246,9 2.947.802,7 3.260.346,9 2.822.793,9 PDRB 95.957.638, 0 103.826.155, 9 112.568.414,9 122.465.829,1 120.905.752, 0 Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021 Data Sementara

Dua lapangan usaha yang nilai PDRB ADHK-nya relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain adalah informasi dan komunikasi dan jasa pendidikan. Selama tahun 2016 hingga 2020, rata-rata lapangan usaha informasi dan komunikasi menghasilkan Rp 13,67 triliun sedangkan jasa pendidikan Rp 10,17 triliun. Keduanya secara persisten memiliki angka PDRB ADHK yang meningkat, awalnya informasi dan komunikasi senilai Rp 11,08 triliun tahun 2016, naik ke angka Rp 12,17 triliun tahun 2017, naik menjadi 13,74 triliun tahun 2018 dan Rp 14,92 triliun 2019 dan meningkat menjadi Rp 16,48 Trilyun pada tahun 2020. Sedangkan jasa pendidikan di tahun 2016, 2017 masih tercatat PDRB ADHK di bawah Rp 10 triliun yaitu Rp 8,60 triliun bertambah jadi Rp 9,44 triliun, pada tahun 2018 naik menjadi Rp 10,43 triliun. Ketika memasuki tahun 2019 sektor ini bisa mencetak nilai tambah riil yaitu Rp 11,12 triliun dan pada tahun 2020 bertambah menjadi Rp 11,30 triliun.

Terdapat tiga sektor yang mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB yaitu pertama sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi dan yang terakhir sektor Jasa Pendidikan. Karena ketiga sektor tersebut menghasilkan nilai tambah paling besar dibandingkan 14 lapangan usaha lain, maka prioritas kebijakan tahun 2022 harus diarahkan untuk menjaga agar sektor-sektor tersebut dapat bertahan ditengah guncangan pandemi Covid-19. Jika nilai tambah ketiga sektor tersebut turun signifikan, maka pertumbuhan ekonomi Kota Makassar akan melambat dan akibatnya juga akan dirasakan oleh Provinsi Sulawesi Selatan karena sebagian dari kegiatan ekonominya bertumpu di Kota Makassar.

Tiga sektor yang nilai tambahnya paling tinggi perlu mendapat penanganan tepat karena struktur ekonomi Kota Makassar tergantung dari sentimen terhadap sektor-sektor ini, yaitu pada sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi dan yang terakhir sektor Jasa Pendidikan. Artinya, ditengah situasi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, sektor lain boleh saja melemah tapi ketiga sektor ini harus dipertahankan.

Fenomena semacam ini umum terjadi di daerah-daerah yang berciri perkotaan di Indonesia, dimana pergeseran struktur ekonomi bergerak dari sektor pertanian (primer) ke sektor jasa (tertier) dan perekonomiannya di

dominasi oleh sektor jasa. Fenomena semacam ini lazim disebut “dutch disease”, yaitu suatu kondisi dimana booming komoditas (akibat eksploitasi sumber daya alam) akan menyebabkan aliran modal dari pendapatan komoditas meningkat, dan pada gilirannya akan mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk barang yang tidak diperdagangkan seperti jasa (restoran, hotel, dll.) dan konstruksi. Akibatnya, sektor industri kurang berkembang dan pada gilirannya akan menekan pertumbuhan sektor industri. Fakta mengenai rendahnya kontribusi sektor industri jika dibandingkan sector jasa terhadap perekonomian Kota Makassar dan lambatnya pertumbuhan sektor industri menegaskan gejala ini.

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA MAKASSAR (Halaman 34-38)

Dokumen terkait