• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA MAKASSAR"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

MAKASSAR RECOVER

INOVASI PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19

KOTA MAKASSAR

MOH. RAMDHAN POMANTO

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

MARET 2021

(3)

ii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Depan ……….………. i

Daftar isi ………..………. ii

Kata Pengantar ..………. iii

Daftar Tabel ………. iv Daftar Gambar ………. v Daftar Grafik ………. vi Abstrak …….………. vii BAB I. PENDAHULUAN ………. 1 1.1. Latar Belakang ……… 1 1.2. Permasalahan ………. 5 1.3. Obyektif ……… 6 1.4. Manfaat Inovasi ..……… 6 1.5. Sistematika Penulisan ……… 6

BAB II. GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR ……….……….. 7

2.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar ……… 7

2.1.1. Aspek Geografi ……… 7

2.1.2. Aspek Demografi ……….……… 23

2.2. Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar ……. 25

2.2.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ………..…. 25

2.2.2 Pemerataan Ekonomi ………. 25

2.2.3 Pertumbuhan PDRB ………..…. 26

2.2.4 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi ………. 30

2.2.5 Pendapatan Perkapita ………. 32

2.2.6 Tingkat Inflasi ………..………. 33

2.2.7 Tingkat Pengangguran Terbuka ………..………. 34

BAB III Perkembangan Covid-19 Kota Makassar ……… 37

3.1. Kondisi Pandemi Covid-19 Tahun 2020 ………. 37

3.2. Kondisi Pandemi Covid-19 Tahun 2021 ………. 42

Bab IV INOVASI PENANGANAN COVID-19 ……….. 46

4.1. Visi Misi Walikota Makassar ………. 46

4.2. Makassar Recover Ecosystem ……… 48

4.3. Imunitas Kesehatan ……….…. 49

4.4. Adaptasi Sosial ……….…. 54

4.5. Pemulihan Ekonomi ……….………. 58

BAB V GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR ……… 62

5.1. Kesimpulan ……….…….... 62

5.2. Rekomendasi ……….……. 62

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih diberi kesehatan dan kesempatan dalam melaksanakan pengabdian kepada Bangsa dan Negara demi kesejahteraan masyarakat.

Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, yang selama ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Selatan bahkan Sulawesi dan di Kawasan Timur indonesia tentu saja menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat untuk mencari nafkah. Pergerakan urbanisasi di Kota Makassar cukup signifikan, hal ini tentu saja akan berpengaruh pula terhadap penyebaran Covid-19 yang terjadi. Data terakhir Gugus Penanganan Covid-19 sampai dengan hari Selasa tanggal 23 Februari 2021 pukul 23.59 WIB di Kota Makassar, jumlah pasien yang dinyatakan suspek positif Covid-19 bertambah terus menjadi total sebanyak 7.098 orang dan terkonfirmasi sebesar 26.958 orang. Sementara itu, pasien sembuh bertambah sebanyak 24.845 orang atau 92,2%. Sedangkan yang meninggal telah mencapai 496 orang atau 1,8%. Perkembangan penyebaran Covid-19 disikapi oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Makassar, yang menyepakati pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dimulai pada tanggal 24 April hingga 7 Mei 2020 dengan beberapa kali perpanjangan waktu. Sebelum pemberlakuan PSBB itu, Pemerintah Kota Makassar telah terlebih dahulu mensosialosasikan PSBB kepada seluruh warga Kota Makassar. Sosialisasi itu bertujuan untuk menyampaikan kepada warga masyarakat apa saja yang tidak boleh dilakukan saat PSBB dimulai.

Setelah satu tahun Pandemi Corono mengalami peningkatan yang cukup significant perkembangannya, maka mulai 5 Maret 2021 telah di Launcing sebuah Inovasi yang disebut ”Makassar Recover” yang diambil dari Recover sendiri diambil dari singkatan smaRt Emergency protocol against COVid-19 and sERvice. Kegiatan Ini terdiri dari tiga tahap yaitu Imunitas, Kesehatan, Adaptasi Sosial dan Pemulihan Ekonomi da diharapkan mampu menganggulangi Pandemi Covid-19 di Kota Makassar.

Demikian dan kami sampaikan terima kasih atas kontribusi semua pihak dalam perancangan dan implementasi Inovasi ini. Semoga apa yang diharapkan dapat di bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan warga Kota Makassar.

Makassar, Desember 2021

PENYUSUN

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1: Rincian luas wilayah kecamatan di Kota Makassar ……… 9

Tabel 2.2:
 Distribusi dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2020 ……… 23

Tabel 2.3:
 Populasi Penduduk 2 Tahun Terakhir ……… 23

Tabel 2.4: Perkembangan PDRB-ADHB dan PDRB-ADHK Kota

Makassar, Tahun 2015-2020 ……….. 25

Tabel 2.5: PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) ... 26

Tabel 3.1: Data suspek dan terkonfirmasi Covid-19 per 31 Desember 2020 ………. 37 Tabel 3.2: Data harian Pandemi Covid-19 minggu terakhir Desember

2020 ………. 38 Tabel 3.6: Data suspek dan konfirmasi positif Covid-19 per 2021 23

Februari ….……….. 41 Tabel 3.7: Data sebaran harian positif Covid-19 per 23 Februari 2021 42 Tabel 3.8: Data suspek dan konfirmasi minggu ke-3 positif Covid-19

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1: Peta Administrasi Kota Makassar ……… 10 Gambar 2.2: Peta Sebaran pulau-pulau di Kota Makassar ………. 11

Gambar 2.3: Peta Pola Ruang Kota Makassar ………. 22

Gambar 3.1: Peta Sebaran Pandemi Covid-19 per 31 Desember 2020 37 Gambar 3.2: Peta Sebaran Pandemi Covid-19 per 23 Februari 2021 .. 37 Gambar 4.1: Peta Jalan MRE untuk Imunitas Kesehatan ……… 49

Gambar 4.2: Peta Jalan MRE untuk Adaptasi Sosial ………... 54

(7)

vi

DAFTAR GRAFIK

Hal Grafik 2.1: Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Tahun 2016-2020 ... 30

Grafik 2.2: Proyeksi Pendapatan Per Kapita Kota Makassar

Tahun 2021 ... 31

Grafik 2.3: Proyeksi Tingkat Inflasi di Kota Makassar Tahun 2020 dan 2021 ... 32

Grafik 2.4: Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Makassar Tahun

2016-2021 ... 34 Grafik 3.1: Kasus Covid-19 per bulan tahun 2020 ……….. 39 Grafik 3.2: Distribusi kasus positif Covid-19 berdasarkan golongan

Umur per 31 Desember 2020 ………. 39

Grafik 3.3: Distribusi kasus positif Covid-19 berdasarkan jenis kelamin

(8)

vii

ABSTRAK

Sejak mewabahnya Covid-19 di Indonesia dan di Kota Makassar khususnya telah banyak membawa dampak terhada tatanan sosial masyarakat dengan budayanya telah rusak dengan Virus ini. Kebiasaan dan aktivitas masyarakat yang selama ini dilakukan sangat dibatasi, Penghentian sementara aktifitas sosial budaya yang menimbulkan kerumunan orang dan audinesi dibatasi sampai hanya dengan 5 orang. Tempat ibadah ditutup, proses bekerja dibatasi dan diganti dengan Work From Home (WFH) dan sekolah ditutup atau siswa belajar dari rumah. Kondisinya sangat terasa di kehidupan masyarakat saat ini atau setidaknya masyarakat telah sedikitnya merasakan perubahan. Tata sosial dan budaya masyarakat kita ini terkenal dengan ramah tamahnya, dan bertemu bersalaman, senyum sapa hangat yang selalu terpancar. Saat ini, kebiasaan tersebut seakan hilang tertutup masker yang beraneka ragam bentuk dan warna, tidak lagi bisa bersalaman dan harus jaga jarak akibat wabah ini. Kebiasaan masyarakat kita berkumpul untuk menghadiri kegiatan arisan, undangan hajatan, kegiatan kegiatan kemasyarakatan, beribadah bersama dan lainnya dilakukan dan menjadi hal yang rutin. Saat ini, kondisi tersebut menjadi hal yang sangat dirindukan bahkan diimpikan, sementara kita harus lebih banyak berdiam diri di rumah dan hanya diperbolehkan keluar bila benar benar ada keperluan yang urgent. Meskipun demikian ada beberapa hal yang masyarakat merasakan hal positif yang bisa menjadi pembelajaran berharga dan dirasakan langsung, diantaranya orang jadi semakin dekat dengan keluarga untuk ngobrol, bercanda dan mengeluarkan hal hal yang terpendam dan selama ini susah dilakukan. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan Bagaimanakah meningkatkan immunitas kesehatan masyarakat Kota Makassar dalam masa pandemi Covid-19 dan bagaimanakah strategi membangkitkan kembali ekonomi masyarakat Kota Makassar yang selama ini terdampak pandemi Covid-19. Obyektif dari Inovasi ini adalah mengindentifikasi dan melakukan aksi nyata guna meningkatkan immunitas kesehatan masyarakat Kota Makassar dalam masa pandemi Covid-19. Mengidentifikasi dan mengedukasi masyarakat Kota Makassar untuk melakukan adaptasi sosial untuk merubah perilaku sebagai dampak pandemi Covid-19. Serta Menganalisis dan melakukan strategi dalam membangkitkan kembali ekonomi masyarakat Kota Makassar yang selama ini terdampak pandemi Covid-19.

Recover yang diartikan sebagai pulih, sembuh, mendapatkan kembali kondisi normal seperti sedia kala. Recover sendiri diambil dari singkatan smaRt Emergency protocol against COVid-19 and sERvice. Makassar Recover Ecosystem sebagai sebuah Program penanggulangan Covid-19 di Kota Makassar yang diimplementasikan dengan menetapkan tiga tahapan utama yaitu Immunitas Kesehatan, Adaptasi Sosial dan Pemulihan Ekonomi. Ketiga tahapan ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Kota Makassar, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari program yang dijalankan.

Kegiatann ini dilakukan untuk mendorong meningkatnya imunitas diri agar tidak mudah sakit dimasa Pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui bahwa sistem imunitas atau daya tahan tubuh memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan. Memiliki daya tahan tubuh yang kuat sangat penting untuk mencegah kita jatuh sakit, terutama di masa mewabahnya virus Covid-19. Adaptasi sosial dilakukan sebagai langkah penyesuaian diri yang dilakukan guna meningkatkan kualitas kehidupan sosial pada masing-masing individu. Kegiatan lainya adalah pemulihan ekonomi untuk mengurangi dampak COVID-19 terhadap perekonomian yang akan Ikut menyokong berbagai sektor diantaranya sektor kesehatan, UMKM, jasa pariwisata (hotel, Restoran dan lainnya), dan perlindungan sosial.

(9)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pengumuman yang disampaikan oleh otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 20 Januari 2020 yang mengatakan bahwa terdapat tiga orang yang meninggal dunia di Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan oleh virus corona, maka sejak itu pula, jumlah penderita Virus Corona semakin meningkat. Oleh karena penyebarannya sangat cepat menjadikan Virus Corona sebagai pusat perhatian dunia. Virus Corona merupakan jenis baru yang dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang menimbulkan gejala awal yang meliputi demam, batuk, pilek, gangguan pernafasan, letih, lesu, dan sakit tenggorokan. Penderita Virus ini

mengalami gejala mirip flu namun disebabkan oleh virus yang berbeda. Virus ini bisa mematikan korbannya dengan waktu yang cepat demikian kata seorang dokter di Tiongkok yang menemukan gejala di pasiennya.

Pertama kali diketahui bahwa Virus Corona muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Kemudian dilaporkan bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Selanjutnya Virus ini tidak hanya menyebar luas di Tiongkok, tetapi virus corona ini kemudian mengancam jiwa seluruh masyarakat dunia sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan bahwa virus corona menjadi darurat global. Pada masa awal pandemic Virus Corona, terdapat lima negara dengan kasus virus corona terbesar yaitu Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris. Namun hingga saat ini, terdapat jutaan orang yang positif terjangkit virus corona yang tersebar di dunia.

BAB

I

(10)

Kasus virus corona di Indonesia seperti dilansir dari laman IDN Times, pertama di Indonesia ini berawal dari adanya Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang positif virus corona tersebut mengunjungi Indonesia. Perihal tersebut disampaikan pada tanggal 2 Maret 2020 oleh Bapak Presiden Joko Widodo bersama Bapak Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, di Istana Merdeka. Sejak rilis tersebut hingga saat ini, jumlah kasus Corona semakin hari semakin bertambah jumlah penderitanya. Dari rilis

Pemerintah Pusat melalui Gugus Penanganan Covid-19 sampai dengan hari Selasa tanggal 23 Februari 2021 pukul 23.59 WIB jumlah pasien yang dinyatakan suspek positif Covid-19 bertambah terus menjadi total sebanyak 1.298.608 orang dan dinyatakan sembuh sebesar 1.104.990 orang atau 85,09%. Sedangkan yang meninggal telah mencapai 35.104 orang atau 2,7%. Dan sisanya masih dalam perawatan, dimana kondisi ini menyebar di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Di Sulawesi Selatan terdapat 24 Kabupaten/Kota yang menunjukkan bahwa perkembangan penularan Covid-19 pada hari Selasa Tanggal 23 Februari 2021 yang dirilis Tim Gugus Covid-19 bahwa jumlah penderita atau pasien virus corona di Sulawesi Selatan terkonfirmasi sebanyak 54.715, kasus baru 506, dan telah meninggal sebanyak 827, sembuh total sebanyak 50.255 dan sembuh baru 270, serta kasus aktif sebesar 3.633. Dari data tersebut tercatat terjadi penambahan terus kasus baru selama beberapa hari terakhir. Di seluruh wilayah Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan sangat mencemaskan karena selalu berada di peringkat lima besar provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak di bawah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar yang selama ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Selatan bahkan Sulawesi dan di Kawasan Timur indonesia tentu saja menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat untuk mencari nafkah. Pergerakan urbanisasi di Kota Makassar cukup signifikan, hal ini tentu saja akan berpengaruh pula terhadap penyebaran Covid-19 yang terjadi. Data terakhir Gugus Penanganan Covid-19 sampai dengan hari Selasa tanggal 23 Februari 2021 pukul 23.59 WIB di Kota Makassar, jumlah pasien yang

(11)

dinyatakan suspek positif Covid-19 bertambah terus menjadi total sebanyak 7.098 orang dan terkonfirmasi sebesar 26.958 orang. Sementara itu, pasien sembuh bertambah sebanyak 24.845 orang atau 92,2%. Sedangkan yang meninggal telah mencapai 496 orang atau 1,8%. Perkembangan penyebaran Covid-19 disikapi oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Makassar, yang menyepakati pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dimulai pada tanggal 24 April hingga 7 Mei 2020 dengan beberapa kali perpanjangan waktu. Sebelum pemberlakuan PSBB itu, Pemerintah Kota Makassar telah terlebih dahulu mensosialosasikan PSBB kepada seluruh warga Kota Makassar. Sosialisasi itu bertujuan untuk menyampaikan kepada warga masyarakat apa saja yang tidak boleh dilakukan saat PSBB dimulai. Tahap sosialisasi dimulai hari Jumat s.d. Senin atau 17 sampai 20 April 2020. Tahapan setelah sosialisasi, Pemerintah Kota Makassar akan langsung masuk dalam tahap uji coba PSBB. Uji coba ini bertujuan untuk mengukur apakah sosialisasi sukses atau tidak..

Pemberlakuan PSBB di Kota Makassar tentu berdampak kepada berbagai sektor. Ini karena aktifitas diluar rumah yang dibatasi bahkan ada yang tidak boleh, moda transportasi juga dibatasi untuk pergerakan orang dan barang serta berbagai aktifitas yang sudah tidak biasa dilakukan. Sektor-sektor yang berpengaruh diantaranya Sektor-sektor ekonomi, dimana banyak perusahaan yang menghentikan opersionalnya dan menyebabkan penghentian karyawan atau terjadinya pemutusan hubungan kerja. Sektor ketenagakerjaan menjadi persolan besar saat ini dimana di Provinsi Sulawesi Selatan tercatan 16 daerah terdampak dari jumlah perusahaan yang terdampak Covid-19 sebanyak 1.101 perusahaan. Total pekerja yang dirumahkan 13.995 orang, total pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) 467 orang dan total pekerja terdampak adalah 14.462 orang. Di Kota Makassar jumlah pekerja yang terdampak sebanyak 9.243 pekerja sementar jumlah pekerja yang di PHK sampai saat ini adalah 296 orang.

Kondisi masyarakat saat ini sejak mewabahnya Covid-19 banyak membawa dampak sosial dengan tata sosial masyarakat dengan budayanya yang luar biasa diobrak abrik dengan Virus ini. Berbagai hal yang selama ini

(12)

dilakukan dibatasi, seperti penghentian sementara aktifitas sosial budaya yang menimbulkan kerumunan orang, penghentian sementara aktifitas ditempat fasilitas umum dan audiensi diatas 5 orang. Tempat ibadah ditutup, proses bekerja dibatasi dan diganti dengan Work From Home (WFH) dan sekolah ditutup atau siswa belajar dari rumah. Kondisinya sangat terasa di kehidupan masyarakat saat ini atau setidaknya masyarakat telah sedikitnya merasakan perubahan. Tata sosial dan budaya masyarakat kita ini terkenal dengan ramah tamahnya, bertemu bersalaman, bahkan cipika cipiki senyum sapa hangat yang selalu terpancar. Saat ini, yang terjadi, senyum itu seakan hilang tertutup masker yang beraneka ragam bentuk dan warna, tidak lagi bisa bersalaman dan cipika cipiki karena saat ini harus jaga jarak akibat wabah ini. Kebiasaan masyarakat kita berkumpul untuk menghadiri kegiatan arisan, undangan hajatan, kegiatan kegiatan kemasyarakatan, beribadah bersama dan lainnya dilakukan dan menjadi hal yang rutin. Saat ini, kondisi tersebut menjadi hal yang sangat dirindukan bahkan diimpikan, sementara kita harus lebih banyak berdiam diri di rumah dan hanya diperbolehkan keluar bila benar benar ada keperluan yang urgent. Meskipun demikian ada beberapa hal yang masyarakat merasakan hal positif yang bisa menjadi pembelajaran berharga dan dirasakan langsung, diantaranya orang jadi semakin dekat dengan suami dan anak anak, ngobrol, bercanda dan mengeluarkan hal hal yang terpendam dan selama ini susah dilakukan. Orang semakin kreatif di rumah, selalu berkreasi untuk seluruh anggota keluarga supaya lebih nyaman dan betah di rumah. Lainnya adalah orang semakin sensitif dengan hal hal yang biasanya tidak kita pedulikan, misalnya kepedulian dengan kebersihan rumah, kepedulian dengan dengan kondisi rumah lainnya.

Sektor lain yang terdampak kemasyarakat tentunya adalah aspek psikis masyarakat. Dirilis dari Liputan6.com Surabaya menyatakan Pandemi Covid-19 akan mempengaruhi psikis masyarakat. Munculnya pandemi Covid-19 yang mendadak membuat orang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Lebih lanjut dinyatakan bahwa terdapat 3 tahap yang akan dilalui psikis seseorang ketika menghadapi pandemi Covid-19 yaitu pertama masa ketakutan. Seseorang mudah mendapatkan teror berita hoaks

(13)

dan langsung ikut berbagi info apapun dari media sosial. Oleh karena itu dia akan mengalami panic buying sehingga menimbulkan ketegangan, mudah marah bahkan belanja sesuatu secara berlebihan seperti obat-obatan, masker dan menimbun logistik. Kedua, masa belajar. Setelah rasa takut, cemas, khawatir terlewati maka seseorang mulai menerima kenyataan dengan berhenti membaca berita yang menimbulkan kecemasan termasuk menyeleksi berita hoaks. Pada masa ini orang mulai menyadari situasi dan diri sendiri dengan mulai mematuhi imbauan atau protokol pemerintah, mampu mengendalikan emosi, dan mulai tidak belanja berlebihan serta merencanakan tindakan yang lebih baik. Ketiga, masa tumbuh. Pada masa ini orang tidak lagi memikirkan diri sendiri melainkan mulai memikirkan orang lain. Seseorang mulai mampu menjaga emosi dan saling berempati satu dengan yang lain terkait pandemi Covid-19. Dengan kemampuanya seseorang mulai sekedar berbagi bahkan sampai pada aksi peduli.

Uraian tersebut diatas menunjukkan kondisi yang saat ini terjadi di Kota Makassar. Oleh karenanya Pemerintah Kota Makassar melalui Program Awal yang merupakan Inovasi Walikota Makassar terpilih pada Pilkada serentak 2020 Mohammad Ramdhan Pomanto menyusun sebuah strategi Inovasi penaganan Covid-19 di Kota Makassar, yang bertajuk:

“Recovery Makassar Ecosystem”

Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu Immunitas Kesehatan, Adaptasi Sosial dan Pemulihan Ekonomi.

1.2 Pernyataan Masalah

Berdasarkan Uraian tersebut diatas, permasalahan yang muncul adalah: a. Bagaimanakah meningkatkan immunitas kesehatan masyarakat Kota

Makassar dalam masa pandemi Covid-19?

b. Bagaimanakah mengubah perilaku masyarakat Kota Makassar untuk melakukan adaptasi sosial sebagai dampak pandemi Covid-19?

(14)

c. Bagaimanakah strategi membangkitkan kembali ekonomi masyarakat Kota Makassar yang selama ini terdampak pandemi Covid-19?

1.3 Obyektif

Obyektif dari Inovasi ini adalah:

a. Mengindentifikasi dan melakukan aksi nyata guna meningkatkan immunitas kesehatan masyarakat Kota Makassar dalam masa pandemi Covid-19.

b. Mengidentifikasi dan mengedukasi masyarakat Kota Makassar untuk melakukan adaptasi sosial untuk merubah perilaku sebagai dampak pandemi Covid-19.

c. Menganalisis dan melakukan strategi dalam membangkitkan kembali ekonomi masyarakat Kota Makassar yang selama ini terdampak pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat Inovasi

Hasil Inovasi ini diharapkan bermafaat bagi masyarakat Kota Makassar untuk:

a. Meningkatkan immunitas kesehatan diri masyarakat Kota Makassar dalam masa pandemi Covid-19.

b. Memahami dan melaksanakan adaptasi sosial untuk merubah perilaku baik dimasa pandemi Covid-19 maupun dimasa new normal nantinya. c. Menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam membangkitkan

kembali ekonominya yang selama ini terdampak pandemi Covid-19?

1.5 Sistematika Penulisan

Inovasi ini disusun dengan mengacu pada sistematika berikut:

Bab I: memuat Latar Belakang yang akan menguraikan fenomena dan masalah problematik yang terjadi belakangan ini di Kota

(15)

Makassar, Pernyataan Masalah yang mengungkapkan permasalahan sehingga inovasi ini dibuat, Obyektif dan Manfaat Inovasi serta menguraikan tentang Sistematika Penulisan yang digunakan.

Bab II: memuat Gambaran Umum Kota Makassar yang akan menguraikan aspek geografi dan demografi dan kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Makassar pada 5 tahun terakhir dari aspek kesejahteraan masyarakat, PDRB dan pengangguran terbuka serta tingkat inflasi.

Bab III: memuat Perkembangan Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan awal tahun 2021 dan pola penanganan dan penanggulangan yang diberlakukan.

Bab IV: memuat Metode Pelaksanaan Inovasi yang digunakan dengan menguraikan Desain atau peta konsep Inovasi, dan Strategi Pelaksanaan Inovasi.

Bab V: memuat Kesimpulan dan Rekomendasi kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah Kota Makassar dalam memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan psikology masyarakat pada masa dan pasca pandemi Covid-19.

(16)

GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR

2.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.

Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan batas-batas daerah Kotamadya Ujung Pandang dengan Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dan Pangkajene dan Kepulauan, lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Pada perkembangannya, nama Ujung Pandang dikembalikan lagi menjadi Kota Makassar sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar.

Pada tahun 2020 Kota Makassar telah berusia 413 tahun sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar tanggal 9 Nopember 1607, terus berbenah diri menjadi sebuah Kota Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara.

BAB

II

(17)

A. Aspek Geografi dan Demografi

Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi, dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara
 : Kabupaten Maros

Sebelah Selatan 
 : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar Sebelah Timur
 : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros Sebelah Barat : Selat Makassar

Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Di bagian selatan terdiri atas Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang. Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan Kecamatan Mariso. Rincian luas masing-masing kecamatan, diperbandingkan dengan persentase luas wilayah Kota Makassar sebagai berikut:

(18)

Sumber : Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034

Secara administratif Kota Makassar berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2015 - 2034 pada pasal 5 terdiri atas 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(19)

Sumber : Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034 Gambar 2.1: Peta Administrasi Kota Makassar

Selain memiliki wilayah daratan, Kota Makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Pulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau sangkarrang, atau disebut juga pulau-pulau pabbiring, atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Bonetambung, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Lae-Lae Kecil (Gusung) dan Pulau Kayangan. Wilayah Kepulauan Kota Makassar dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(20)

Sumber : Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034 Gambar 2.2: Peta Sebaran pulau-pulau di Kota Makassar

B. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Makassar

Kota Makassar adalah merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119° 18’ 30,18" sampai dengan 119°32'31,03" BT dan 5°00' 30,18" sampai dengan 5°14’ 6,49" LS. Sesuai dengan karakteristik fisik dan perkembangannya, berikut ini deskripsi wilayah tiap kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Biringkanaya

Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan terluas diantara kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kota Makassar, luasnya 48,22 km2 atau sekitar 27,43% dari luas keseluruhan Kota Makassar dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros dengan jumlah penduduk 226.621 jiwa. Topografi wilayah kecamatan ini mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian elevasi 1-19 m di atas permukaan laut. Potensi sumberdaya alam yang ada di kecamatan ini antara lain di sektor pertanian dan perikanan. Secara umum pantai di Kecamatan Biringkanaya sebagian besar merupakan pantai berlumpur dan bervegetasi mangrove serta merupakan pantai yang landai. Hanya sebagian kecil pantai ini tergolong

(21)

cadas. Dilihat dari segi stabilitas pantai, maka pantai ini dapat dikatakan relatif stabil dan tenang, namun cenderung maju ke arah laut akibat sedimentasi dari Sungai Mandai. Di samping itu juga tampak adanya gejala abrasi sepanjang sekitar 30 m di perkampungan nelayan Kelurahan Untia.

2. Kecamatan Tamalanrea

Kecamatan Tamalanrea adalah Kecamatan terluas kedua sesudah Kecamatan Biringkanaya, dengan luas 31,84 km2 atau 18,12%. Jumlah penduduk 117.012 jiwa. Topografi wilayah kecamatan dimulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian elevasi 1-22 m di atas permukaan laut. Penggunaan lahan di kecamatan ini sangat bervariasi mulai permukiman, perkantoran, pertokoan hingga gedung pendidikan. Salah satunya adalah Universitas sebagai universitas terbesar di Kawasan Indonesia Timur. Ke arah selatan kecamatan ini mengalir Sungai Tallo sehingga masyarakat yang bermukim di sekitar tepi sungai memiliki tambak.

Selain di tepi Sungai Tallo, kawasan tambak juga ditemukan di sisi utara kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut. Pantai Kecamatan Tamalanrea merupakan pantai yang berbatasan dengan laut dan bagian muara Sungai Tallo. Sebagian besar tipe pantai di lokasi ini merupakan pantai berlumpur dan bervegetasi mangrove serta merupakan pantai yang landai. Namun demikian terdapat pula pantai cadas di sebelah selatan Lantebung (Kelurahan ParangLoe).

Dilihat dari segi stabilitas pantai, maka pantai ini dapat dikatakan relatif stabil dan tenang, sekalipun juga tampak adanya gejala abrasi dalam skala kecil sepanjang sekitar 20 meter di Lantebung (Kelurahan Bira). Potensi sumberdaya alam yang masih dapat ditemukan di kecamatan ini adalah tambak.

3. Kecamatan Manggala

Kecamatan Manggala merupakan salah satu kecamatan di Kota Makassar yang tidak berbatasan langsung dengan laut. Luas wilayah sebesar 24,14 km2 atau sekitar 13,73% dari luas keseluruhan wilayah Kota Makassar. Jumlah penduduk 153.174 Jiwa. Topografi wilayah kecamatan ini

(22)

berelief dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan elevasi 2-22 m di atas permukaan laut.

4. Kecamatan Tamalate

Berdasarkan data BPS Kota Makassar menunjukkan bahwa konsentrasi penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Tamalate yang tersebar pada 10 Kelurahan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 209.214 jiwa.
Luas wilayah kecamatan ini 20,21 km2 atau 11,50%. Topografi wilayah kecamatan ini termasuk dalam kategori dataran rendah dengan elevasi ketinggian 1-6 meter di atas permukaan laut dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa. Pada umumnya pantai di kecamatan ini bertipe pantai berpasir dengan lebar pantai sekitar 10-30 meter serta kelandaiannya 3%. Secara umumpantai ini dapat dikatakan relatif stabil sekalipun cenderung maju ke arah laut akibat sedimentasi pasir halus dari Sungai Jeneberang maupun dari arah selatan. Dengan kondisi pantai tersebut, maka sebagian besar pantai ini digunakan sebagai areal pariwisata pantai.

5. Kecamatan Panakkukang

Kecamatan Panakukang merupakan kecamatan yang terletak ditengah-tengah Kota Makassar dan merupakan pusat pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah 17,05 km2 atau sekitar 9,70% dari luas keseluruhan wilayah Kota Makassar, dengan jumlah penduduk 150.189 jiwa. Topografi wilayahnya memiliki elevasi 1-13 m di atas permukaan laut. Potensi penggunaan lahan di sektor pertanian sangat kecil hanya sekitar 16 ha dan potensi perikanan darat tidak ada. Penggunaan lahan di kecamatan ini lebih diarahkan pada perkantoran dan pemukiman.

6. Kecamatan Rappocini

Penggunaan lahan di kecamatan ini hampir seluruhnya diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman. Luas wilayahnya 9,23 km2 atau sekitar 5,25% dari luas keseluruhan Kota Makassar. Topografi wilayahnya dataran rendah dengan elevasi 2-6 m di atas permukaan laut sehingga peruntukan lahan di

(23)

kecamatan ini dominan pemukiman. Jumlah penduduk di Kecamatan Rappocini sebesar 171.893 jiwa.

7. Kecamatan Ujung Tanah

Kecamatan Ujung Tanah merupakan kecamatan yang memiliki 5 pulau dengan potensi perikanan laut yang sangat besar. Luas wilayahnya 5,94 km2atau 3,38% dari luas keseluruhan Kota Makassar, dengan jumlah penduduk 35.534 jiwa. Kondisi sosial masyarakat di kecamatan ini terdiri atas dua kelompok, yakni masyarakat perkotaan dan masyarakat nelayan termasuk masyarakat yang mendiami pulau-pulau di kecamatan ini. Selain potensi perikanan yang sangat besar, potensi pariwisata bawah air menjadi andalan di Kecamatan Ujung Tanah dengan 5 pulau yang menyajikan keindahan bawah laut yang kaya akan keragaman hayatinya sebagai suatu poin menarik bagi para wisatawan. Di sisi lain guna menjaga kestabilan pantai di Kecamatan Ujung Tanah, sebagian besar sudah mengalami pengerasan dengan tembok yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Hal ini mengingat pantai tersebut mempunyai nilai penting karena perairan pantainya dimanfaatkan untuk pangkalan pendaratan ikan (TPI Paotere), pelabuhan dan docking kapal TNI AL, Pelabuhan Pertamina Instalasi Makassar dan Bogasari. Kecamatan ini berada pada wilayah pesisir bagian utara Kota Makassar.

8. Kecamatan Tallo

Kecamatan Tallo merupakan yang memiliki jumlah Kelurahan terbanyak (15 Kelurahan), dengan luas wilayahnya 5,83 km2 atau 3,32% dari luas keseluruhan wilayah Kota Makassar. Jumlah penduduk 140.621 jiwa. Topografi wilayahnya merupakan dataran rendah dengan elevasi 1-3 m di atas permukaan laut. Potensi bencana di Kecamatan Tallo berupa banjir, karena kecamatan ini merupakan Daerah Aliran Sungai Tallo yang berpotensi terjadinya luapan Sungai Tallo ke pemukiman sekitarnya. Potensi pencemaran dan pendangkalan pada muara Sungai Tallo sebagi akibat limbah buangan industri yang tidak terkontrol pada anak-anak Sungai Tallo. Pantai Kecamatan Tallo merupakan pantai yang berbatasan dengan laut dan

(24)

bagian muara Sungai Tallo. Sebagian besar tipe pantai di lokasi ini merupakan pantai berlumpur dan vegetasi mangrove-nya sangat minim serta merupakan pantai yang landai. Dilihat dari segi stabilitas pantai dapat dikatakan relatif stabil dan tenang, sekalipun cenderung maju ke arah laut memperpanjang Tanjung Tallo akibat sedimentasi di muara Sungai Tallo. Ditinjau dari pemanfaatannya maka pantai ini sebagian dimanfaatkan untuk kegiatan industri galangan kapal dan pemukiman pantai (pinggir muara Sungai Tallo) dan pantai paling barat Kelurahan Tallo.

9. Kecamatan Mamajang.

Luas wilayah Kecamatan Mamajang adalah 2,25 km2 atau 1,28% luas keseluruhan wilayah Kota Makassar, jumlah penduduk 61.557 jiwa. Topografi wilayah yang merupakan dataran rendah dengan elevasi 1–5 m di atas permukaan laut yang memungkinkan pengembangan lahan kecamatan sebagai kawasan pemukiman. Kecamatan Mamajang merupakan salah satu kecamatan yang memiliki laju infiltrasi tinggi sehingga potensi ancaman banjir sangat kecil.

10. Kecamatan Ujung Pandang

Kecamatan Ujung Pandang merupakan kecamatan yang dijadikan sebagai tempat area publik karena adanya Pantai Losari yang menjadi ikon Kota Makassar. Luas wilayahnya 2,63 km2 atau 1,50% dari luas keseluruhan wilayah Kota Makassar. Kecamatan Ujung Pandang memiliki jumlah penduduk terendah yakni 29.291 jiwa. Ancaman terhadap bahaya abrasi sangatlah besar sehingga diperlukan bangunan pemecah ombak di depan pantai. Oleh karena itu, Pantai Kecamatan Ujung Pandang umumnya juga sudah mengalami pengerasan dengan tembok pematang pantai, khususnya pada Daerah Rekreasi Pantai Losari dan sekitarnya. Hanya sebagian lokasi di sebelah utara pantai kecamatan ini merupakan komplek perhotelan (Pantai Gerbang Makassar Hotel dan Makassar Golden Hotel) serta dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa ke Pulau Lae-lae, Pulau Kayangan dan pulau-pulau lainnya di wilayah Kota Makassar. Selain itu, Kecamatan Ujung Pandang juga berpotensi terhadap pencemaran air laut dan air tanah

(25)

karena penggunaan lahan yang lebih diarahkan pada pembangunan hotel. Selain itu juga restoran merupakan usaha paling besar memberikan kontribusi terhadap pencemaran air di kecamatan ini.

11. Kecamatan Makassar

Kecamatan Makassar merupakan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan terbesar yakni 33.490 per km2, jumlah penduduk 85.709 jiwa dengan luas wilayah 2,52 km2 atau 1,43% dari keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. Penggunaan lahan di Kecamatan Makassar lebih diperuntukkan bagi kawasan pemukiman, pertokoan dan perkantoran. Kecamatan ini sangat minim dan bahkan tidak memiliki potensi sumber daya alam baik di sektor pertanian maupun perikanan (tambak).

12. Kecamatan Bontoala

Luas wilayah Kecamatan Bontoala adalah 2,10 km2 atau 1,19% dari keseluruhan luas Kota Makassar yang terdiri atas 12 kelurahan. Kecamatan Bontoala termasuk dalam kategori Kecamatan dengan jumlah penduduk 57.379 jiwa. Topografi di kecamatan ini dataran rendah dengan elevasi 1-4 m di atas permukaan laut, sebagian daerah di kecamatan ini berpotensi banjir utamanya daerah yang dialiri anak Sungai Tallo. Penggunaan lahan di kecamatan ini lebih diperuntukkan sebagai pemukiman, sehingga kecamatan ini tidak memiliki potensi sumber daya alam baik di sektor pertanian maupun perikanan.

13. Kecamatan Wajo

Salah satu kecamatan yang terletak di pesisir barat Kota Makassar dan wilayah pantainya merupakan kompleks Pelabuhan Soekarno-Hatta (Pelabuhan Umum dan Peti Kemas), dengan luas wilayah 1,99 km2 atau 1,13% dari luas keseluruhan wilayah Kota. Jumlah penduduk di Kecamatan Wajo 31.606 jiwa. Secara topografi, kecamatan ini termasuk dalam kategori dataran rendah dengan elevasi 1-4 m di atas permukaan laut sehingga berpotensi terjadi abrasi. Oleh karena itu, Pantai Kecamatan Wajo umumnya sudah mengalami pengerasan dengan tembok pematang sebagai pelindung

(26)

pantai.

14. Kecamatan Mariso

Kecamatan Mariso merupakan kecamatan yang memiliki luas wilayah yang paling kecil yakni hanya 1,04% dari luas wilayah Kota Makassar atau sekitar 1,82 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 60.866 jiwa. Penggunaan lahan di kecamatan ini sebagian besar diperuntukkan pada pemukiman, pertokoan, dan perkantoran. Untuk potensi bencana alam di kecamatan ini berupa abrasi pantai. Oleh karena itu pantai di Kecamatan Mariso pada umumnya sudah mengalami pengerasan dengan tembok pematang pantai, karena sebagian besar pantai di Kecamatan ini merupakan daerah pangkalan pendaratan ikan (TPI Rajawali) dan permukiman pantai.

15. Kecamatan Kepulauan Sangkarrang

Kecamatan Kepulauan Sangkarrang merupakan Kecamatan pemekaran Kelurahan dan Kecamatan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan pada rapat paripurna yang digelar di DPRD Kota Makassar hari Senin tanggal 10 Agustus 2015, dimana ada 10 (sepuluh) Kelurahan baru yang telah resmi dimekarkan. Masing-masing Kelurahan Minasa Upa, Kelurahan Bonto Duri, Kelurahan Biring Romang, Kelurahan Bitowa, Kelurahan Laikang, Kelurahan Berua, Kelurahan Katimbang, Kelurahan Bakung, Kelurahan Buntusu, dan Kelurahan Kapasa Raya. Sementara untuk Kecamatan hanya ada 1 (satu) yang dimekarkan yaitu Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Di mana ada 3 pulau yang tergabung di dalamnya yakni pulau yang sebelumnya masuk dalam wilayah Kecamatan Ujung Tanah namun kini dipisah dan digabung ke Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Ketiga Pulau terluar Kota Makassar tersebut masing-masing Pulau Kodingareng, Pulau Barrang Caddi, dan Pulau Barrang Lompo.Potensi yang terdapat pada Kecamatan Sangkarrang ini adalah hasil laut dan kepariwisataan berbasis kemaritiman. Jumlah penduduk sebanyak 14.602 jiwa sementara luas wilayah 1,54 km2.

(27)

C. Topografi


Topografi wilayah Kota Makassar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, berbukit dan berada pada ketinggian 0–25 m di atas permukaan laut dengan tingkat kemiringan lereng berada pada kemiringan 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, menunjukkan bahwa kemiringan 0-2%=85%; 2-3%=10%; 3-15%=5%. Hal ini memungkinkan Kota Makassar berpotensi pada pengembanganpermukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut, dan fasilitas penunjang lainnya.

D. Geologi


Wilayah Kota Makassar terbagi dalam berbagai morfologi bentuk lahan. Satuan-satuan morfologi bentuk lahan yang terdapat di Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Satuan morfologi dataran aluvial pantai; dan
 b. Satuan morfologi perbukitan bergelombang.

Kedua satuan morfologi diatas dikontrol oleh batuan, struktur, dan formasi geologi yang ada di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya. Secara geologis Kota Makassar terbentuk daribatuan hasil letusan gunung api dan endapan dari angkutan sedimen Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo. Sedangkan struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil letusan gunung api dan endapan aluvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya, dan Biringkanaya. Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti breksi dan konglomerat yang merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu apung, dan gamping.

E. Hidrologi


Kota Makassar memiliki garis pantai sepanjang 32 km dengan kondisi hidrologi Kota Makassar dipengaruhi oleh 2 (dua) sungai besar yang bermuara di pantai sebelah barat kota. Sungai Jene’berang yang bermuara di sebelah selatan dan Sungai Tallo yang bermuara di sebelah utara. Sungai Je’neberang misalnya, mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan

(28)

bermuara di bagian Selatan Kota Makassar merupakan sungai dengan kapasitas sedang (debit air 1-2 m3/detik). Sedangkan Sungai Tallo dan Pampang yang bermuara di bagian Utara Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5 m3/detik di musim kemarau. Selain itu, dipengaruhi juga oleh sistem hidrologi saluran perkotaan, yakni kanal-kanal yang hulunya di dalam kota dan bermuara di laut.

F. Klimatologi


Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim sedang hingga tropis. Suhu udara rata-rata Kota Makassar dalam 10 tahun terakhir berkisar antara 24,5°C sampai 28,9°C dengan intensitas curah hujan yang bervariasi. Intensitas curah hujan tertinggi berlangsung antara bulan November hingga Februari. Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan timbulnya genangan air di sejumlah wilayah kota ini. Selain itu, kurangnya daerah resapan dan drainase yang tidak berfungsi dengan baik memicu timbulnya bencana banjir.

Sesuai arahan dari undang-undang penataan ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 yang mengalokasikan luasan RTH sebesar 30% dengan alokasi persentase untuk RTH publik 20% dan RTH privat 10%, maka pengembangan RTH Kota Makassar didorong untuk memenuhi luasan minimal tersebut. Konsep pengembangan luas Ruang Terbuka Hijau Kota Makassar sesuai yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2015 – 2034 pada pasal 55 dibagi kedalam 3 kawasan dengan alokasi persentase RTH publik dan RTH privat pada masing-masing kawasan, yaitu :

a) Kawasan kota yang sudah terbangun, arahan pengembangan RTH publik minimal 20% dari luas kawasan dan RTH privat minimal 10% dari luas kawasan yang sudah terbangun; 


b) Kawasan kota yang belum terbangun arahan pengembangan RTH publik minimal 20% dari luas kawasan dan RTH privat minimal 10% dari luas kawasan yang belum terbangun; dan 


(29)

dari luas kawasan dan RTH privat minimal 10% dari luas kawasan reklamasi.

G. Kawasan Budidaya

Kawasan adalah wilayah yang dilihat dari fungsi utamanya. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya Kota Makassar meliputi:

a. Kawasan Perumahan

Dari rencana pengembangan kawasan permukiman dalam Tata Ruang Kota Makassar, arahan pengembangannya dikelompokkan dalam kategori pengembangan kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi, sedang, dan rendah. Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi meliputi: Kecamatan Bontoala, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, sebagian Kecamatan Mariso, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan Tamalate, Kecamatan Ujung Pandang, sebagian Kecamatan Ujung Tanah, dan Kecamatan Wajo.

Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang meliputi : sebagian Kecamatan Biringkanaya, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan Mariso, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan Tamalanrea, sebagian Kecamatan Tamalate dan sebagian Kecamatan Ujung Tanah.

Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah meliputi : sebagian Kecamatan Biringkanaya, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan Tamalanrea, sebagian Kecamatan Tamalate, sebagian Kecamatan Ujung Pandang dan aebagian Kecamatan Ujung Tanah.

b. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan perdagangan dan jasa bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan

(30)

dan jasa. Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas: pasar tradisional (pasar tradisional skala pelayanan kota dan pasar tradisional skala pelayanan lingkungan), pusat perbelanjaan dan toko modern, rencana pengembangan pusat perbelanjaan dan toko modern ditetapkan pada Kawasan Bisnis Global di Kecamatan Mariso.

c. Perkantoran

Kawasan perkantoran meliputi: kawasan perkantoran pemerintahan (tingkat provinsi tingkat kota, tingkat kecamatan dan/atau kelurahan, pemerintahan pusat) dan perkantoran swasta.


d. Kawasan Industri

Kawasan peruntukan industri meliputi: kawasan peruntukan industri besar yang terdapat di Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea, kawasan peruntukan industri sedang, kawasan peruntukan industri kecil yang terdapat di Kecamatan Ujung Pandang.

e. Kawasan Peruntukan Pergudangan

Kawasan peruntukan pergudangan terdapat di Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea. Adapun rencana pengembangan kawasan pergudangan terdiri atas: kawasan pergudangan pada kawasan pelabuhan, kawasan pergudanganpada kawasan bandar udara, kawasan pergudangan pada kawasan maritim.

f. Kawasan Pariwisata

Kawasan Pariwisata Kota Makassar meliputi : kawasan Pariwisata Budaya (benteng Fort Rotterdam, benteng Somba Opu, makam Raja-Raja Tallo, makam Pangeran Diponegoro, Monumen Korban 40.000 Jiwa, Monumen Emmy Saelan, Museum Kota, Masjid Raya, Gereja Katedral, Klenteng Ibu Agung Bahari, dan kawasan China Town), Kawasan Pariwisata Alam (pantai Losari, pantai Akkarena, pulau Kayangan, pulau Samalona, pulau Kodingareng Keke, pulau La’jukang), Kawasan Pariwisata Buatan.

Secara lengkap Pola Ruang Kota Makassar berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(31)

Sumber : Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034 Gambar 2.4: Peta Pola Ruang Kota Makassar

2.1.2 Demografi

Kota Makassar kini berkembang tidak lagi sekedar gateway namun diposisikan sebagai ruang keluarga (living room) di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai kota metropolitan, Makassar tumbuh dengan ditunjang berbagai potensi, yang salah satunya adalah jumlah penduduk.

Berdasarkan data tabel 2.2 jumlah penduduk terbesar yang dirinci menurut Kecamatan terdapat di Kecamatan Biringkanaya sejumlah 226,621 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Sangkarrang sejumlah 14.602 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk terbesar pada Kecamatan Makassar yaitu 34.011,50, sedangkan kepadatan penduduk yang terkecil di Kecamatan Tamalanrea yaitu 3.675,00. Hal ini memberi gambaran bahwa distribusi penduduk yang terjadi di Kota Makassar tidak merata, dimana luas wilayah tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk, dalam arti bahwa luas wilayah yang besar tidak mempunyai jumlah penduduk yang besar demikian pula sebaliknya luas wilayah yang

(32)

kecil tidak mempunyai jumlah penduduk yang kecil.

Tabel 2.2:
 Distribusi dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2020 Kode Wilayah Kecamatan Luas Wilayah (km2) % Penduduk % Kepadatan Penduduk/ Jiwa/Km2 10 Mariso 1,82 1,04 60.866 3,94 33.442,84 20 Mamajang 2,25 1,28 61.557 3,98 27.358,67 30 Tamalate 20,21 11,50 209.214 13,54 10.352,00 31 Rappocini 9,23 5,25 171.893 11,12 18.623,29 40 Makassar 2,52 1,43 85.709 5,65 34.011,50 50 Ujung Pandang 2,63 1,50 29,291 1,89 11.109,89 60 Wajo 1,99 1,13 31.606 2,05 15.882,41 70 Bontoala 2,10 1,19 57,379 3,71 27.323,33 80 Ujung Tanah 4,40 2,50 35.534 2,31 8,116,14 90 Tallo 5,83 3,32 140.621 9,10 24.120,24 100 Panakkukang 17,05 9,70 150.189 9,72 8.808,74 101 Manggala 24,14 13,73 153.174 9,91 6.345,24 110 Biringkanaya 48,22 27,43 226.621 14,66 4.699,77 111 Tamalanrea 31,84 18,11 117.012 7,57 3.675,00 112 Sangkarrang 1,54 0,88 14,602 0,94 9.481,82 7371 Kota Makassar 157,77 100 1.543.373 100 8.693,10 Sumber: BPS Kota Makassar 2020

Proyeksi pertumbuhan penduduk tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Tingkat kepadatan penduduk naik seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di setiap wilayah kecamatan. Sementara pertumbuhan penduduk pada tahun 2019-2020 sebesar 1,22. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3:
 Populasi Penduduk 2 Tahun Terakhir

No URAIAN 2019 2020

1 Jumlah Penduduk 1.526.677 jiwa 1.543.373 jiwa 2 Laki-laki 755.968 jiwa 765.485 jiwa 3 Perempuan 770.709 jiwa 779.888 jiwa 4 Rasio Jenis Kelamin 98.09 98.15 5 Kepadatan Penduduk 8.686 jiwa/km2 8.693 jiwa/km2 6 Pertumbuhan Penduduk 1,22

(33)

2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga, dimana Pembangunan yang dilaksanakan secara bekelanjutan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil akan mendorong peningkatan kemampuan faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa sehingga dapat memacu berkembangnya perekonomian dalam skala yang lebih besar dan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan penduduk.

2.1.4 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi diindikasikan dengan melihat indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, dan PDRB perkapitaPeningkatan perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari besarnya pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, yaitu dengan adanya kenaikan statistik pendapatan regional pada periode tertentu atau yang disebut dengan produk domestik regional bruto (PDRB). Ketersediaan data PDRB secara berkala menjadi penting karena bermanfaat sebagai alat ukur pertumbuhan ekonomi wilayah, berguna dalam rangka perencanaan, pemantauan pelaksanaan serta evaluasi pembangunan.

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi, yang digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan tersebut dihitung dari Pertumbuhan PDRB. PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang biasa diciptakan oleh masing- masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Sedang PDRB perkapita merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi. Kedua indikator tersebut biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah.

(34)

2.1.5 Pertumbuhan PDRB

PDRB merupakan nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi pada suatu wilayah dalam suatu jangka waktu tertentu. PDRB dapat dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu dari sisi produksi, pengeluaran dan pendapatan. Namun demikian yang secara rutin dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah penghitungan dari sisi produksi dan pengeluaran/penggunaan.

Tabel 2.4

Perkembangan PDRB-ADHB dan PDRB-ADHK Kota Makassar, Tahun 2015-2020 Tahun PDRB-ADHB (Rp Juta) Perkembangan (%) PDRB-ADHK (Rp Juta) Pertumbuhan (%) 2016 128.045.368,7 11,92% 95.957.638,0 8,03% 2017 142.448.701,4 11,25% 103.826.155,9 8,20% 2018 160.207.659,3 12,47% 112.568.414,9 8,42% 2019 178.430.062,2 11,37% 122.465.829,1 8,79% 2020* 178.332.992,8 -0,05% 120.905.752,0 -1,27%

Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021 *)Data Sementara

Selama rentang waktu 2016-2020, rata-rata pertumbuhan PDRB-ADHB mengalami peningkatan sebesar 6,03% dimana peningkatan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih didominasi di tahun 2016-2019. Berbeda dengan hasil proyeksi atau perhitungan sementara di tahun 2020 terhadap pertumbuhan atau perkembangan yang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan nilai target di tahun sebelumnya tidak tercapai dilihat dari terjadinya koreksian target triwulan ataupun provinsi baik skala Nasional atau Provinsi. Kondsi tersebut mencatat angka PDRB di tahun 2020 mengalami penurunan hingga 0,05 dari realisasi di tahun sebelumnya.

Secara detail tergambar pada tabel lapangan usaha yang kemungkinan tidak signifikan terpengaruh dengan guncangan pandemi Covid-19 adalah kategori lapangan usaha informasi dan komunikasi mencakup produksi dan distribusi informasi serta produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau

(35)

kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya

Tabel 2.5: PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

NO Kategori/Subkategori 2016 2017 2018 2019 2020* 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 745.145,3 793.150,1 808.429,0 854.968,00 840.918,05 2 Pertambangan dan Penggalian 1.417,7 1.242,5 1.102,1 990,9 0,0 3 Industri Pengolahan 26.407.775,9 28.422.310,1 29.380.566,4 32.666.060,9 31.925.716,5 4 Pengadaan Listrik dan Gas 36.489,6 43.855,7 50.468,6 54.824,5 51.902,2 5 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 263.059,5 284.373,5 307.684,7 306.466,0 323.615,7 6 Konstruksi 21.920.495,7 24.591.796,1 28.760.382,8 32.513.283,6 33.290.646,8 7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

23.899.356,1 27.216.389,0 31.753.861,1 36.513.390,6 34.983.124,1

8 Transportasi dan Pergudangan 3.273.811,5 3.684.140,2 4.151.019,8 4.588.974,7 3.928.658,1 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.878.592,7 3.224.066,5 3.698.770,6 3.980.368,9 3.292.663,0 10 Informasi dan komunikasi 11.447.604,4 12.848.060,8 14.801.742,9 16.204.129,2 17.944.237,3 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 7.949.618,4 8.823.367,7 9.706.799,5 10.375.078,6 10.592.318,7 12 Real Estate 5.308.899,9 5.569.654,1 5.957.040,9 6.378.524,8 6.425.249,7 13 Jasa Perusahaan 1.490.583,6 1.660.864,0 1.897.195,1 2.163.559,4 1.957.202,0 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

4.309.671,2 4.683.232,4 5.494.161,1 6.090.926,6 6.193.187,0

15 Jasa Pendidikan 11.208.087,2 12.825.501,5 14.484.266,4 15.650.175,1 16.337.464,1 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 3.502.580,5 3.967.270,0 4.483.768,9 5.020.835,8 5.813.675,5 17 Jasa lainnya 3.402.179,4 3.809.427,3 4.470.399,4 5.067.504,5 4.432.414,2 PDRB 128.045.368, 7 142.448.701 160.207.659,3 178.430.062, 2 178.332.992, 8 Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021

*) Data Sementara

Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk telekomunikasi, terutama layanan internet menjadi penyebab bertambahnya nilai PDRB sektor informasi dan komunikasi selama lima tahun terakhir. Secara berturut-turut nilai tambah sektor informasi dan komunikasi naik mulai dari angka Rp 11,45 triliun pada tahun 2016, dan kemudian mencapai Rp 12,85 triliun di tahun 2017, Rp 14,80 triliun di tahun 2018, Rp 16,20 triliun di tahun 2019 dan Rp 17,94 triliun di tahun 2020. Tahun 2020, meski dihantam pandemik, informasi dan komunikasi diprediksi menjadi salah satu sektor yang mendapat dampak positif karena sebagian besar aktivitas masyarakat dan pemerintah daerah beralih secara virtual sehingga penggunaan internet mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh sebab itu,

(36)

informasi dan komunikasi menjadi tumpuan ekonomi Kota Makassar di tahun 2020 ketika sektor lain diperkirakan terkoreksi negatif.

Adapun jasa pendidikan karena aktivitas belajar-mengajar beralih secara virtual seperti yang dipraktekkan saat ini oleh para guru dan dosen di Kota Makassar. Sepanjang tahun 2016 hingga 2020, kinerja positif ditunjukkan sektor jasa pendidikan dalam menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian Kota Makassar. Tahun 2017, sektor ini tercatat menciptakan angka PDRB sektoral Rp 12,826 triliun, bertambah dari Rp 11,21 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan nilai PDRB sektoral terus berlanjut di tiga tahun terakhir, dari Rp 14,484 triliun tahun 2018 menjadi Rp 15,65 triliun tahun 2018, dan akhirnya sampai pada angka Rp 16,33 triliun di tahun 2020 sekaligus menjadi nilai tertinggi selama periode ini.

Tabel 2.6

PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

NO Kategori/Subkategori 2016 2017 2018 2019 2020*

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 497.706,1 505.587,8 504.691,8 525.999,9 508.925,2 2 Pertambangan dan Penggalian 841,7 766,2 659,1 576,3 0,0

3 Industri Pengolahan 19.558.171,

4 20.806.595,5 20.856.675,2 22.728.078,2 21.767.900,1 4 Pengadaan Listrik dan Gas 42.286,8 45.001,5 49.359,1 53.873,3 51.516,0

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

201.330,9 215.192,4 228.605,8 224.810,9 236.015,7

6 Konstruksi 15.585.749,

0 16.897.850,7 18.397.670,5 20.034.234,2 20.232.795,6

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

18.271.241,

3 20.112.433,3 22.484.333,7 25.142.389,6 23.777.629,4

8 Transportasi dan Pergudangan 2.312.601,5 2.516.610,1 2.737.517,9 2.995.636,7 2.476.090,8

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.184.961,7 2.375.280,6 2.682.317,2 2.849.880,0 2.284.794,4

10 Informasi dan komunikasi 11.081.117,

2 12.168.289,2 13.735.373,8 14.916.416,9 16.487.162,8 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.520.289,3 5.841.805,5 6.152.597,0 6.366.608,0 6.482.785,2 12 Real Estate 3.418.456,4 3.497.115,1 3.648.893,6 3.835.372,8 3.838.843,7 13 Jasa Perusahaan 1.009.674,0 1.094.116,0 1.205.393,0 1.354.928,9 1.200.576,1

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

2.840.632,2 3.003.995,5 3.500.853,4 3.770.957,2 3.754.745,8

15 Jasa Pendidikan 8.596.482,6 9.442.548,4 10.434.496,3 11.120.165,7 11.302.838,0

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 2.464.252,8 2.707.721,0 3.001.174,5 3.285.553,5 3.680.339,3 17 Jasa lainnya 2.371.843,0 2.595.246,9 2.947.802,7 3.260.346,9 2.822.793,9 PDRB 95.957.638, 0 103.826.155, 9 112.568.414,9 122.465.829,1 120.905.752, 0 Sumber : BPS Kota Makassar Tahun 2021 Data Sementara

(37)

Dua lapangan usaha yang nilai PDRB ADHK-nya relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain adalah informasi dan komunikasi dan jasa pendidikan. Selama tahun 2016 hingga 2020, rata-rata lapangan usaha informasi dan komunikasi menghasilkan Rp 13,67 triliun sedangkan jasa pendidikan Rp 10,17 triliun. Keduanya secara persisten memiliki angka PDRB ADHK yang meningkat, awalnya informasi dan komunikasi senilai Rp 11,08 triliun tahun 2016, naik ke angka Rp 12,17 triliun tahun 2017, naik menjadi 13,74 triliun tahun 2018 dan Rp 14,92 triliun 2019 dan meningkat menjadi Rp 16,48 Trilyun pada tahun 2020. Sedangkan jasa pendidikan di tahun 2016, 2017 masih tercatat PDRB ADHK di bawah Rp 10 triliun yaitu Rp 8,60 triliun bertambah jadi Rp 9,44 triliun, pada tahun 2018 naik menjadi Rp 10,43 triliun. Ketika memasuki tahun 2019 sektor ini bisa mencetak nilai tambah riil yaitu Rp 11,12 triliun dan pada tahun 2020 bertambah menjadi Rp 11,30 triliun.

Terdapat tiga sektor yang mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB yaitu pertama sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi dan yang terakhir sektor Jasa Pendidikan. Karena ketiga sektor tersebut menghasilkan nilai tambah paling besar dibandingkan 14 lapangan usaha lain, maka prioritas kebijakan tahun 2022 harus diarahkan untuk menjaga agar sektor-sektor tersebut dapat bertahan ditengah guncangan pandemi Covid-19. Jika nilai tambah ketiga sektor tersebut turun signifikan, maka pertumbuhan ekonomi Kota Makassar akan melambat dan akibatnya juga akan dirasakan oleh Provinsi Sulawesi Selatan karena sebagian dari kegiatan ekonominya bertumpu di Kota Makassar.

Tiga sektor yang nilai tambahnya paling tinggi perlu mendapat penanganan tepat karena struktur ekonomi Kota Makassar tergantung dari sentimen terhadap sektor-sektor ini, yaitu pada sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi dan yang terakhir sektor Jasa Pendidikan. Artinya, ditengah situasi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, sektor lain boleh saja melemah tapi ketiga sektor ini harus dipertahankan.

Fenomena semacam ini umum terjadi di daerah-daerah yang berciri perkotaan di Indonesia, dimana pergeseran struktur ekonomi bergerak dari sektor pertanian (primer) ke sektor jasa (tertier) dan perekonomiannya di

(38)

dominasi oleh sektor jasa. Fenomena semacam ini lazim disebut “dutch disease”, yaitu suatu kondisi dimana booming komoditas (akibat eksploitasi sumber daya alam) akan menyebabkan aliran modal dari pendapatan komoditas meningkat, dan pada gilirannya akan mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk barang yang tidak diperdagangkan seperti jasa (restoran, hotel, dll.) dan konstruksi. Akibatnya, sektor industri kurang berkembang dan pada gilirannya akan menekan pertumbuhan sektor industri. Fakta mengenai rendahnya kontribusi sektor industri jika dibandingkan sector jasa terhadap perekonomian Kota Makassar dan lambatnya pertumbuhan sektor industri menegaskan gejala ini.

2.1.6 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Sebelum Pandemi Covid-19 Kota Makassar merupakan salah satu kota yang paling dinamis di Indonesia, baik secara regional maupun Nasional. Dalam periode 2015-2019, Kota Makassar mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup impresif, yaitu rata-rata 8,09 persen per tahun, yang menempatkannya sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi secara regional dan Nasional. Selama periode yang sama, perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional masing-masing hanya bertumbuh rata-rata 7,19 persen dan 5,05 persen per tahun pada periode yang sama. Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 8,03 dan kemudian berlanjut pada tahun 2018 menjadi 8,20 persen serta 8,42 pada tahun 2019.

Pertumbuhan ekonomi Kota Makassar pada lima tahun terakhir akhirnya mengalami kontraksi di tahun 2020 pada angka range minus 1,27. Kondisi tersebut masih terkait dengan Pandemik Covid-19 yang masih tinggi hingga akhir tahun 2020. Akibatnya (i) terjadi pelambatan perekonomian pada skala nasional dan skala global yang berdampak pada perekonomian Kota Makassar. (ii) Beberapa sektor tercatat bertumbuh positif seperti transportasi dan pergudangan namun pertumbuhannya masih lambat. (iii) sektor-sektor sebagai kontributor utama PDRB Kota Makassar belum sepenuhnya bergerak cepat seperti perdagangan besar dan eceran,

(39)

konstruksi, dan industri pengolahan. (iv) dukungan kebijakan fiskal pemerintah menggerakkan aktivitas ekonomi namun masih lambat.

Sumber : Tim Ahli Bappeda Kota Makassar Tahun 2021 *) Tahun 2021 Data Proyeksi Sementara (data diolah)

Grafik 2.1: Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar Tahun 2016 – 2020

Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan bergerak lebih cepat seiring dengan masa pemulihan ekonomi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa: (i) dukungan kebijakan pemerintah baik dalam bentuk fiskal maupun kebijakan lainnya diperkirakan mampu untuk mendorong perekonomian ketingkat yang lebih tinggi. (ii) kebijakan pemerintah Kota Makassar terutama sektor-sektor strategis yang mempercepat pergerakan aktivitas ekonomi terutama pada sektor-sektor UMKM untuk mendukung sektor perdagangan besar dan eceran, kebijakan terkait dengan upaya mendorong sektor swasta sehingga investasi bergerak yang berdampak pada sektor konstruksi dan sektor industri pengolahan. (iii) sektor perhotelan dan restoran kembali berjalan normal seiring upaya pemulihan ekonomi baik pada skala nasional yang berdampak pada Kota Makassar. Melalui kebijakan pemulihan ekonomi tersebut, maka sumber-sumber pertumbuhan ekonomi diprediksikan tetap berasal dari sumber-sumber utama pertumbuhan dan sumber-sumber pertumbuhan baru lainnya seperti informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, administrasi pemerintahan, dan jasa

8,03 8,23 8,42 8,79 1,27 5,5 -2 0 2 4 6 8 10 2016 2017 2018 2019 2020 2021*

Pertumbuhan Ekonomi (%)

(40)

pendidikan. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan sektor organisasi non profit, sektor swasta, dan pemerintah adalah merupakan sumber pertumbuhan dari sisi permintaan.

2.1.7 Pendapatan (PDRB) Per Kapita

Dalam literatur ilmu ekonomi, pendapatan per kapita dipakai untuk mengukur standar hidup masyarakat dalam suatu perekonomian. Negara dengan pendapatan per kapita rendah biasanya standar hidup mayoritas penduduknya rendah, begitupun sebaliknya. Perhitungan pendapatan per kapita merupakan rasio antara nilai PDRB dan jumlah penduduk, sehingga hasilnya menunjukkan rata-rata pendapatan setiap orang dalam perekonomian. Meski dipakai untuk mengukur rata-rata pendapatan perorang, tapi indikator ini tidak menggambarkan pendapatan riil setiap individu dalam sebuah perekonomian dan yang paling penting adalah tidak menggambarkan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat.

Sumber : Tim Ahli Bappeda Kota Makassar Tahun 2021 *) Tahun 2021 Data Proyeksi Sementara (data diolah)

Gambar 3.5

Grafik 2.2: Proyeksi Pendapatan Per Kapita Kota Makassar Tahun 2021

Pendapatan per kapita Kota Makassar tahun 2021 diproyeksikan naik pada kisaran Rp 125,42 juta dengan adanya kebijakan stimulus yang dikeluarkan pemerintah serta pemberian vaksin gratis kepada masyarakat. Kenaikan pendapatan per kapita Kota Makassar disebabkan oleh laju

87,99 96,75 106,91 116,87 115,32 125,42 0 20 40 60 80 100 120 140 2016 2017 2018 2019 2020 2021* R p juta

PDRB Per Papita

(41)

pertumbuhan nilai tambah barang dan jasa dan diimbangi dengan melambatnya laju pertumbuhan penduduk. Dengan angka yang mencapai Rp 116,87 juta pada tahun 2019, memposisikan Kota Makassar sebagai daerah yang pendapatan per kapita penduduknya paling tinggi di Sulawesi Selatan dan telah berlangsung dalam waktu lama, meski Kota Makassar punya penduduk lebih banyak. Namun akibat dampak Pandemi Covid-19 angka Pendapatan Per Kapita Kota Makassar menurun pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp 115,32.

2.1.8 Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan indikator ekonomi sangat penting karena berkaitan erat dengan daya beli masyarakat. Daerah dengan tingkat kenaikan harga barang dan jasa yang tinggi, dapat menekan daya beli sehingga menurunkan permintaan output. Selain itu, inflasi juga berkaitan dengan angka kemiskinan, sebab dalam menentukan garis kemiskinan, variabel inflasi menjadi indikator utama. Artinya, inflasi yang tak terkendali bisa menyebabkan peningkatan jumlah orang miskin.

Sumber : Tim Ahli Bappeda Kota Makassar Tahun 2021

*) Tahun 2021 Data Proyeksi Sementara (data diolah)

Grafik 2.3: Proyeksi Tingkat Inflasi di Kota Makassar Tahun 2020 dan 2021

3,18 4,48 3,48 2,43 2,13 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 2016 2017 2018 2019 2020 2021*

Inflasi

±2,35

Gambar

Gambar 2.1: Peta Administrasi Kota Makassar
Gambar 2.2: Peta Sebaran pulau-pulau di Kota Makassar
Gambar 2.4: Peta Pola Ruang Kota Makassar
Tabel 2.2:
 Distribusi dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan    Tahun 2020  Kode  Wilayah  Kecamatan  Luas  Wilayah  (km 2 )  %  Penduduk  %  Kepadatan Penduduk/ Jiwa/Km2 10  Mariso  1,82  1,04  60.866  3,94  33.442,84  20  Mamajang  2,25  1,28  61.557
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin, tanggal Enam Belas bulan Nopember tahun Dua Ribu Lima Belas Pokja Pengadaan Barang ULP pada Pemerintah Kota Bontang mengumumkan Pemenang :

Pokja Ulp/Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2014. PEMERINTAH

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RSUD KOTA MAKASSAR TAHUN ANGGARAN

Strategi komunikasi Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Makassar untuk menciptakan Kota Makassar sebagai destinasi pariwisata dunia dengan meningkatkan kunjungan

Pada hari ini, Kamis Tanggal Lima Belas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Duabelas (15-03-2012) Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Keluarga Berencana Kota Makassar

Pada hari ini Selasa, Tanggal Lima Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Belas (5- 06-2012) kami Pokja ULP/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar yang diangkat

Perubahan struktur ekonomi Kota Makassar sebagai akibat proses pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2016 – 2020, tidak terlepas dari dua faktor

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan Pengamen Di Kota Makassar.. memberikan citra buruk. mereka beroperasi