• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

FANRIANZAH 105711103917

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh F A N R I A N Z A H NIM. 105711103917

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kerjakanlah apa yang kamu bisa kerjakan hari ini, dan jangan lupa Mengawalinya dengan Basmalah..

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga Skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin,

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta dan orang – orang yang saya sayangi

PESAN DAN KESAN

Jangan takut untuk gagal, karena setelah kegagalan kamu akan bertemu keberhasilan di masa depan

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Haeruddin dan Ibu Deltia yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada : 1. Bapak Prof. Dr.H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

4. Ibu Asriati, SE.,M.Si selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak A. Nur Achsanuddin UA, SE.,M.Si selaku Pembimbing II telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, November 2021

Penulis

(9)

ix ABSTRAK

Fanrianzah, 2021. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh pembimbing I Asriati dan Pembimbing II A. Nur Achsanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar tahun 2011-2021. Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode program SPSS dengan teknik analisis menggunakan uji normalitas, uji multikolianetas, uji heteroksedesitas, analisis regresi linear berganda, uji parsial (Uji T), uji model (Uji F) dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Ini dibuktikan dari hasil olah data dimana koefisien variabel pengeluaran pemerintah sebesar 2,004 dan signifikan lebih besar dari 0,05 (0,085 > 0,05). Kedua, jumlah penduduk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Ini dibuktikan dari hasil olah data dimana koefisien variabel jumlah penduduk sebesar 0,389 dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,709 > 0,05).

Kata Kunci : Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi

(10)

x ABSTRACT

Fanrianzah, 2021. The Effect of Government Expenditure and Population on

Economic Growth in Makassar City. Thesis of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor I Asriati and Supervisor II A. Nur Achsanuddin

This study aims to determine the effect of government spending and population on economic growth in the city of Makassar in 2011-2021. The type of research used is descriptive quantitative approach. The data collection technique used the SPSS program method with analysis techniques using normality test, multicollinearity test, heteroxedesity test, multiple linear regression analysis, partial test (T test), model test (F test) and coefficient of determination test. The results show that first, government spending has a positive and insignificant effect on economic growth in the city of Makassar. This is evidenced from the results of data processing where the variable coefficient of government expenditure is 2,004 and is significantly greater than 0.05 (0.085 > 0.05). Second, the population has a positive and insignificant effect on economic growth in the city of Makassar. This is evidenced from the data processing results where the variable coefficient of population is 0.389 and the value is significantly greater than 0.05 (0.709 > 0.05).

Keywords: Government Expenditure, Population, Economic Growth

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERYATAAN KEABSAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ix

ABSTRACT BAHASA INGGRIS ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

1. Pengeluaran Pemerintah ... 8

2. Jumlah Penduduk... 13

3. Pertumbuhan Ekonomi ... 14

B. Tinjauan Empiris... 19

(12)

xii

C. Kerangka Konsep ... 22

D. Hipotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 24

D. Definisi Operasional Variabel ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknis Analisis ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

B. Deskripsi Penyajian Data ... 39

C. Analisis Dan Pembahasan... 46

D. Hasil Penelitian ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ………62

DAFTAR LAMPIRAN………64

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 19

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Makassar Menurut Kecamatan 35

Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Kelurahan/Desa 36

Tabel 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluran, Kota Makassar 2011-2020

40

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kota Makassar 2016-2020 43

Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Ekonomi Kota Makassar 2011-2020

45

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Data Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar 2011-2020

46

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas 51

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 52

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial (Uji t) 54

Tabel 4.10

Hasil Uji Simultan (Uji F) 56

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi 57

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 22

Gambar 4.1 Gambaran Umum Kota Makassar 31

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas 49

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 50

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang tengah giat-giatnya menggalakkan pembangunan nasional, menyadari akan pentingnya pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat serta mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain yang merupakan usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah, kabupaten dan kota memiliki kewenangan yang lebih luas. Seperti yang tercantum dalam UU RI No.32 tahun 2004 Tentang pembagian urusan pemerintah, juga dijelaskan bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, ada 16 kewenangan yang di miliki oleh Undang-Undang di tentukan menjadi urusan pemerintah pusat, yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama.

Keberhasilan pembangunan ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan faktor- faktor produksi, yang merangsang perkembangan ekonomi dalam skala besar.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan berdampak pada semakin meningkatknya pendapatan penduduk yang akhirnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melalui keberhasilan pembangunan dari suatu negara. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum tujuan bangsa Indonesia bahwa diantaranya yaitu untuk

(16)

2

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pelaksanaan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah sasaran utama bagi negara-negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat, sehingga dengan semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat (Mirza,2012:1)

Pembangunan merupakan proses perubahan yang berjalan secara terus menerus untuk mencapai suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual, pembangunan haruslah dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan struktur sosial, sikap-sikap masyakat,serta institusi-institusi nasional.

Hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi terus menghasilkan serangkaian perdebatan dikalangan ahli ekonomi. Beberapa ekonomi berpendapat bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah pada infrastruktur sosial, ekonomi dan fisik mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagai contoh, pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan output nasional. Demekian pula, pengeluaran untuk infrastruktur seperti jalan,komunikasi,listrik,dll, mengurangi biaya produksi, meningkatkan investasi sektor swasta dan profiabilitas perusahaan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi (Monday et al,2014).

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijaksanaan fiskal yang terutama bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang mantap dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat dari perkembangan kegiatan pemerintah dari tahun ke tahun, terlihat bahwa peranan

(17)

3

pemerintah selalu meningkat hampir disegala bidang ekonomi. Pengeluaran pemerintah berdasarkan pada permendagri No 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah, belanja daerah di kelompokkan ke dalam belanja langsung dan belanja tidak langsung. Secara umum peningkatan belanja pemerintah lebih didominasi untuk fungsi pelayanan umum. Berdasarkan klasifikasi belanja negara menurut fungsi, belanja negara dibedakan menjadi belanja untuk fungsi pelayanan umum, dan fungsi ekonomi. Anggaran fungsi pelayanan umum tersebut antara lain mencakup: program- program pelayanan umum yang dilakukan oleh kementrian negara/lembaga, pemberian berbagai jenis subsidi, pembayaran bunga utang, program penataan administrasi kependudukan, program pemberdayaan masyarakat, pembangunan daerah, serta program penelitian dan pengembangan iptek.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, belanja daerah di prioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan sosial dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap penerimaan dan pengeluaran untuk mencapai tujuan seperti pertumbuhan ekonomi dan menstabilkan perekonomian secara umum,yang tercermin dalam dokumen APBN dan APBD.

Pengeluaran pemerintah yang tercermin dalam APBD dibagi menjadi dua

(18)

4

kelompok utama yaitu pengeluaran rutin atau belanja apratur daerah dan pengeluaran pembangunan atau belanja pelayanan publik. Kondisi tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian pemerintah untuk lebih meningkatkan alokasi pengeluaran pembangunan agar mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Selain pengeluaran pemerintah, pertumbuhan penduduk juga menjadi faktor pertumbuhan ekonomi. Bagi negara-negara berkembang, perkembangan penduduk yang cepat justru akan menghambat perkembangan ekonomi sebagaimana yang dikatakan kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, dan Robert Malthus bahwa selalu akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk. Jadi, karena penduduk berfungsi sebagai tenaga kerja, maka paling tidak akan terdapat kesulitan dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

Penduduk meningkat dengan cepat menyebabkan permintaan akan sandang dan pangan menjadi meningkat. Tetapi penawaran barang-barang ini tidak dapat ditingkatkan dalam jangka waktu pendek karena kurangnya faktor pendukung seperti bahan mentah, buruh terlatih, modal dan sebagainya.

Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara. Tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang digunakan sebagai ukuran atas perkembangan atau kemajuan perekonomian suatu negara atau wilayah karena berkaitan erat dengan aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat dalam hal peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target pembangunan ekonomi baik ditingkat nasional

(19)

5

maupun daerah.

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah suatu negara dalam jangka panjang. Prestasi pertumbuhan ekonomi diukur dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya dalam kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan meningkat disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno (2011) perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan factor- faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasa pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Jika kenaikan produksi barang dan jasa pada tahun tertentu lebih tinggi dari tahun sebelumnya maka terjadi kenaikan pertumbuhan, sebaliknya jika terjadi penurunan produksi barang dan jasa dari tahun sebelumnya maka terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi ditingkat nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan untuk tingkat daerah digunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Perubahan struktur ekonomi Kota Makassar sebagai akibat proses pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2016 – 2020, tidak terlepas dari dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal lebih dipengaruhi oleh perkembangan maupun perubahan perilaku masing-masing komponen

(20)

6

pengeluaran akhir. Sedangkan faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan perdagangan nasional dan internasional.

Selain itu, belanja pemerintah sangat berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Belanja pemerintah akan memperlihatkan laju penerimaan dan pengeluaran pemerintah kota Makassar yang kemudian akan menopang sistem perkenomian daerah. Pemerintah kota Makassar harus mampu memanfaatkan seluruh dana yang ada untuk pembangunan ekonomi.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk membahas masalah pertumbuhan ekonomi kota Makassar dalam hubungannya terhadap pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk dengan mengangkat judul ’’pengaruh pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.’’

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar ?

2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemeritah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

(21)

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dan kontribusi sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis :

Sebagai masukan bagi pemerintah kota Makassar, dalam merumuskan kebijakan pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk untuk pertumbuhan ekonomi dikota Makassar.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengeluaran Pemerintah

Penetapan APBD dalam undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara meliputi penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran, penyatuan anggaran dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Di Indonesia sendiri pengeluaran pemerintah dapat digolongkan ke dalam beberapa bentuk pengeluaran pembiayaan, diantaranya ada pengeluaran rutin dengan pengeluaran pembangunan. Berikut ini akan diterangkan pengertian dari dua pengeluaran pemerintah

a) Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang secara rutin setiap tahunnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan roda pemerintah, yang terdiri dari belanja pegawai yaitu pembayaran gaji pegawai termasuk gaji pokok dan tunjangan, belanja barang, yaitu untuk pembelian barang-barang yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah sehari-hari, subsidi, pembayaran angsuran dan bunga utang negara, belanja pemeliharaan yaitu pengeluaran untuk memelihara agar milik atau kekayaan pemerintah tetap terpelihara secara baik dan belanja perjalanan yaitu untuk perjalanan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan.

(23)

9

b ) Pengeluaran pembangunan

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan fisik dan non fisik. Pengeluaran pembangunan ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran dimana pertama pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa, kedua pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai serta pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan transfer.

Pemerintah mampu mempengaruhi tingkat pendapatan keseimbangan menurut dua cara terpisah. Pertama, pembelian pemerintah atas barang dan jasa. Kedua, pajak dan transfer mempengaruhi hubungan antara output dan pendapatan, dan pendapat dispossible (pendapatan bersih yang siap untuk dikonsumsi dan ditabung) yang didapat oleh sektor swasta.

Pembayaran transfer adalah pembayaran pemerintah kepada individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai imbalannya pengeluaran pemerintah berupa pembiayaan subsidi atau bantuan langsung

kepada berbagai golongan masyarakat. Perubahan dari pengeluaran pemerintah pajak akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa kebijakan fiskal, dapat keadaan resesi, pajak harus dikurangi atau pengeluaran ditingkatan untuk menaikkan output. Jika sedang berada dalam masa makmur (booming) pajak seharusnya dinaikkan atau

pengeluaran pemerintah dikurangi.

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijaksanaan fiskal yang terutama bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang mantap dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Jika melihat dari

(24)

10

perkembangan kegiatan pemerintah dari tahu ke tahun, terlihat bahwa peranan pemerintah selalu meningkat hampir di segala bidang ekonomi. Semakin meningkatnya peranan pemerintah dapat dilihat dari besarnya pengeluaran pemerintah dan proporsinya terhadap penghasilan nasional.

(IPM) dapat diwujudkan melalui realisasi belanja negara dalam pelayanan publik. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang di wujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan sosial dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Kuncoro, 2013).

W.W Rostow dan Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, rasio investasi pemerintah terhadap total investasi,atau dengan peerkataan lain rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapan nasional adalah relatif besar. Hal ini disebabkan karena pada tahap awal ini pemerintah harus menyediakan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi agar tetap pada lepas landas. Bersama dengan itu porsi pihak swasta juga menjadi meningkat. Peranan pemerintah masih tetap besar disebabkan oleh pada tahap ini banyak terjadi kegagalan besar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi kasus eksternalitas negative, misalnya pencemaran lingkungan yang menuntut pemerintah untuk turun tangan

(25)

11

mengatasinya.

Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan dalam mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak hanya cukup hanya meraih tujuan akhir dari seitap kebijakan pengeluarannya, tetapi harus juga memperhitungkan sasaran antara yang akan menikmati atau yang terkena kebijakan tersebut.

Memperbesar pengeluaran dengan tujuan semata- mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak memadai, melainkan harus juga diperhitungkan siapa yang akan terperkerjakan atau meningkat pendapatannya. Pemerintahpun perlu perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru melemahkan kegiatan pihak swasta.

Menurut Mankiv dalam Ardianto (2012) menyebutkan bahwa pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatnya, kenaikan pengeluaran yang direncanakan akan menyebabkan permintaan agregat. Permintaan agregat akan mendorong produksi barang dan jasa yang akan menyebabkan pendapatan juga akan meningkat.

Pengeluaran pemerintah menurut (Sitaniapessy 2013) adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya. Yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijaka fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu alat pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila

(26)

12

pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pemerintah tentu saja tidak hanya melakukan pengeluaran, tetapi juga memperoleh penerimaan dan pengeluaran pemerintah dimasukkan dalam suatu konsep terpadu mengenai pendapatan dan belanja negara. Peranan ini dapat dilakukan dalam bentuk investasi secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang yaitu suatu kondisi dimana penerimaan sama dengan pengeluaran. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan.

Sedangkan anggaran defisit yaitu anggaran pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Anggaran surplus digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah inflasi. Sedangkan anggaran defisit digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah pengangguran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah merencanakan peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi angka pengangguran maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya. Pengeluaran pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin atau belanja apratur daerah dan pengeluaran pembangunan atau belanja pelayanan publik.

Pada tahap menengah peranan investasi pemerintah masih dibutuhkan, namun investasi swasta semakin besar. Peran swasta yang semakin besar ini menyebabkan kegagalan pasar juga semakin besar yang pada akhirnya membuat pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik lebih banyak dan lebih baik. Pada tahap lanjut, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke aktivitas-aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari

(27)

13

tua,pelayanan masyarakat dan sebagainya.

2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu indikator penting dalam suatu Negara. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap (Kuncoro,2013:63)

Para ahli ekonomi klasik yang di pelopori Adam Smith bahkan menganggap bahwa jumlah penduduk merupakan input yang potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat digunakan. Namun ahli ekonomi lain yaitu Robert Malthus menganggap bahwa pada kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya (Mustika,2011).

Adioetomo (2010:15) teori kofusius membahas hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang terlampau besar akan menekan standar hidup masyarakat,

(28)

14

terutama kalau jumlah penduduk dikaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Konfusius menganggap ada suatu proposi yang ideal antara luas tanah dan jumlah penduduk. Sebagai pemecahan masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar pemerintah memindahkan penduduk ke daerah yang masih kekurangan penduduk.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya ada tiga hal yaitu proses, output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu

“proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan sendiri.

Negara kaya maupun miskin yang menganut system kapitalis, sosial maupun campuran, semuanya sangat mendambakan pertumbuhan ekonomi.

Berhasil tidaknya program-program pembangunan di negara- negara berkembang sering sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Menurut Sadono Sukirno (2013:9) pertumbuhan ekonomi dapat di definisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

Sukirno (2011) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

(29)

15

barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya.

Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang akan digunakan juga makin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan membandingkan PDRB Riil pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRBt-1)

Laju Pertumbuhan Ekonomi

x 100%

Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menganalisis faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan suatu negara adalah : kekayaan sumber daya alam dan tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia,tingkat teknologi yang digunakan dan sistem sosial dan sikap masyarakat

a) Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrord-Domar

Teori pertumbuhan Harrord-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom

(30)

16

sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrord. Teori Harrord- Domar ini mempunyai asumsi dimana perekonomian dalam pengerjaan penuh (full employment), barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh dan perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan dan besarnya tabungan proposional dengan besarnya pendapatan nasional serta kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to save=MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio pertambahan modal- output (Capital- Output Ratio ICOR)

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR). Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

b) Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini dimana tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu,misalnya P pertahun adanya fungsi produksi Q = f (K.L) yang berlaku bagi setiap periode dan adanya kecenderungan menabung (propensity to saving) oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q) juga tabungan masyarakat di investasikan S = I =∆K.

(31)

17

Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok capital. Yang kemudian pembangunan ekonomi dititik beratkan pada teori pertumbuhan ekonomi klasik dimana penduduk merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini disebabkan dimana penduduk yang dimaksudkan dalam peneltian ini adalah sumber produktivitas dari suatu negara dan Merupakan tempat investasi yang baik dalam membangun pertumbuhan ekonomi.

c) Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonomi seperti Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: luas tanah, jumlah penduduk, jumlah barang dan modal, dan teknologi yang digunakan. Menurut Smith dalam Arsyad (2015) unsur pokok dari system produksi suatu negara bergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian.

2. Sumber daya manusia (jumlah penduduk dan tenaga kerja) merupakan peran positif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

(32)

18

3. Akumulasi modal yang dimiliki memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Stok modal dapat didentikan sebagai dana pembangunan dimana cepat lambatnya pembangunan ekonomi tergantung pada dana pembangunan tersebut.

d) Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Menurut teori yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, dalam Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Pandangan ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Dimana:

∆Y = Tingkat pertumbuhan ekonomi

∆K = Tingkat pertumbuhan barang modal

∆L = Tingkat pertumbuhan tenaga kerja

∆T = Tingkat perkembangan teknologi

Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor terpenting adalah kemajuan teknologi dan pertumbuhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja

e) Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam system ekonomi. Definisi modal diperluas dengan memasukkan modal ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia.

Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori

(33)

19

pertumbuhan endogen, peran investasi dalam model fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

B. Tinjauan Empiris

Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut ini peneliti sajikan hasil penelitian terdahulu atau yang relevan seperti dapat di lihat pada uraian berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL VARIABEL METODE HASIL PENELITIAN

1.

.

Nurhikmah Syam (2019)

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar

Variabel Dependen : Petumbuhan Ekonomi Variabel Independen:

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan

- Uji Statistik F

- Uji Statistik t - Analisis Koefisien determinasi (R2)

Hasil penelitian yang didapat penulis yaitu pengeluaran pemerintah disektor pendidikan memiliki pengaruh negatif < t- tabel 3,182 dengan tingkat signifikan sebesar 0,049 <

tingkat signifikan 0,05 atau 5% dan

pengeluaran pemerintah disektor kesehatan terhadap pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif dan signifikan karena nilai t – hitung 3,966> t- tabel 3,182 dengan tingkat signifikan sebesar 0,29 < tingkat signifikan 0,05 atau 5%

2. Aisyah Binti Usman (2015)

Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan

Varibel Dependen:

Pengeluaran Pemerintah

-Uji Statistik F -Uji Statistik t -Analisis koefisien

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja, tingkat Pendidikan

(34)

20

dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar.

Variabel Independen:

Pendapatan Asli Daerah

determinasi (R2)

dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di kota Makassar, hasil regresi antara variabel dependen dengan variabel independent adalah R- Square = 0,979 dan F statistik = 93,880 sehingga secara bersama- sama variabel tenaga kerja, tingkat

pendididkan dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

3. Nur Fadilah Arsyad (2020)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pengeluaran Pemerintah di Kota

Makassar

Variabel Dependen:

Pengeluaran Pemerintah Variabel Independen:

Pendapatan Asli Daerah

-Uji Asumsi Klasik -Uji Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data pada

pendapatan asli daerah kota

makassar, tiap tahun mengalami

peningkatan.

Pengaruh pendapatan asli daerah terhadap pengeluaran pemerintah sebesar 0,296> 0,05. Hal ini berarti pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap pengeluaran pemerintah tetapi tidak signifikan. Hasil uji determinan (R2) pada penelitian X1 sebesar 0.347 atau sebesar 34,7%

sedangkan 65,3%

dipengaruhi oleh factor lain

berdasarakan data

(35)

21

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif pendapatan asli daerah terhadap pengeluaran pemerintah di Kota Makassar.

4. Irmayanti (2017)

Pengaruh Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar Tahun 2005- 2014

Variabel Dependen:

pertumbuhan ekonomi Variabel Independen:

-tenaga kerja -pengeluaran pemerintah

-Uji Asumsi Klasik -Pengujian Regresi Linear berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Makassar untuk meningkatkan tenaga kerja dan

pengeluaran pemerintah baik dari sisi pengeluaran rutin maupun pengeluaran pemmbangunan untuk dapat meningkatkan pertumbbuhan ekonomi.

5. Muhammad Ashar (2020)

Pengaruh Jumlah Penduduk dan Inflasi

Terhadap Pengangguran di Kota

Makassar Variabel Dependen:

Pengangguran di Kota Makassar Variabel Independen:

-Jumlah Penduduk -Inflasi

-Uji Asumsi Klasik -Pengujian Regresi Linear Berganda -Uji Hipotesis

Hasil penelitian yang diperoleh adalah jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengangguran di kota Makassar. Ini terlihat dari hasil olah data dimana nilai koefisien regresi sebesar 0,566 artinya jika terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 1% maka akan meningkatkan presentase pengangguran

(36)

22

sebesar 0,566 artinya setiap peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan presantase

pengangguran di kota Makassar.

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan dilakukan. Pengeluaran pemerintah merupakan alokasi anggaran yang disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya ke berbagai sektor atau bidang dengan tujuan untuk mensejahterkan rakyat melalui bermacam-macam program. Kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akan menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah yang akan diambil.

Kerangka pemikiran teori tersebut adalah sebagai berikut :

(37)

23

Jumlah Penduduk (X2) Indikator:

- Angka Kelahiran - Angka Kematian - Migrasi

Kuncoro (2013)

Pertumbuhan Ekonomi (Y) Indikator:

- Pendapatan perkapita dan peningkatan pendapatan daerah

- Jumlah pengangguran lebih kecil ketimbang jumlah tenaga kerjanya - Menurunnya tingkat

kemiskinan Sukirno (2013) Pengeluaran Pemerintah (X1)

Indikator:

- Pengeluaran Pemerintah - Pengeluaran Pembangunan - APBD

- PDRB

Sitaniapessy (2013)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis di atas maka diduga bahwa :

1. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

2. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, yakni kegiatan penelitian dalam usaha pencapaian kesimpulan atas hipotesis yang diajukan dengan melakukan analisis data-data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data- data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Wilayah yang menjadi peneltian ini adalah di kota Makassar tepatnya di Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar merupakan instansi yang memiliki data yang sangat lengkap terutama terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai Desember 2021.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di kota Makassar 2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah variabel-variabel dari pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi dari data time series (data deretan waktu) selama 10 tahun terakhir dari tahun 2011-2020,

(39)

25

data ini nantinya diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Kota Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan dua variabel terikat.

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengeluaran Pemerintah (X1) yaitu salah satu komponen kebijaksanaan fiskal yang terutama bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang mantap dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2011-2020 (Persen).

2. Jumlah Penduduk (X2) merupakan salah satu indikator penting dalam suatu Negara. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.di Kota Makassar tahun 2011-2020 (Jiwa).

3. Pertumbuhan Ekonomi (Y) yaitu pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar dimana Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan membandingkan PDRB Riil pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRBt-1) tahun 2011-2020 (Rupiah)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian ini merupakan suatu cara untuk memperoleh data dari informasi melalui penelusuran buku literature dengan bahan kuliah dan beberapa terbitan lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini diantaranya jurnal-jurnal, teori-teori, dokumentasi atau beberapa cara lain dalam pengumpulan data secara teoritis.

(40)

26

2. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Merupakan penelitian untuk mendapatkan data primer yaitu melalui observasi dimana pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan meninjau atau mengunjungi tempat yang bersangkutan .

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengatahui pengaruh pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar, digunakan metode uji asumsi klasik. Metode ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti berdasarkan data- data yang diperoleh guna mendapatkan makna dan implikasi permasalahan yang ingin dipecahkan secara sistematis, dan akurat. Metode analisis data panel dengan program Software Microsoft Excel dan SPSS. V.20

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan variabel yang harus dipenuhi pada analisa regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terkait dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak mengggunakan metode analisis grafik.

Model regresi yang baik adalah memiliki distirbusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB)

(41)

27

dengan nila X2 tabel dengan ketentuan jika nilai JB>X2 tabel maka residualnya berdistribusi normal.

b) Uji Multikolianeritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk medeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dengan hasil estimasi antara variabel independen dengan membandingkan nilai Adjust R-Square-nya masing-masing variabel independen.

c) Uji Heteroksedastistas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homoksedatistas atau tidak terjadi heteroksidastistas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastistas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik atau melihat Scatter Plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residual.

d) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang dilakukan. Adapun model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dan salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Dubrin Watson (D-W test).

(42)

28

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Alat analisis ini bertujuan untuk digunakan dalam penelitian yaknii analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda ini berfungsii untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel independent terhadap variabel dependent. Persamaan regresi linear berganda dapat ditulis yakni sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + е Keterangan :

Y : Pertumbuhan Ekonomi X1 : Pengeluaran Pemerintah X2 : Jumlah Penduduk α : Bilangan Konstan

β1,β2… : Koefisien Regresi Untuk Varibel

е : Faktor Pengganggu atau Standar Error 3. Uji Hipotesis

a. Uji parsial t berfungsi untuk menguji bagaimana pengaruh masing- masing variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel bebas terdirii dari pengeluaran pemerintah (X1), jumlah penduduk (X2), dan variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi (Y) dalam melakukan hipotesis penelitian yakni hipotesis nol dan hipotesis alternative.

Langkah yang perlu dilakukan dalam pengujian uji t yakni sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis Ho dan Ha

Jika hipotesis positif, maka Ho : βi ≤ 0 Ha : βi > 0 Jika hipotesis negatif, maka Ho βi ≥ 0 Ha : β < 0

2. Menghitung tingkat keyakinan dan daerah kritis (Df = n – k – 1) 3. Melakukan nilai t-hitung dan t-tabel dan membandingkan nilai t-tabel

dan t-hitung Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Jika t-hitung positif dimana t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak atau

menerima Ha, sedangkan apabila t-hitung < t-tabel maka Ho diterima

(43)

29

atau menolak Ha.

2) Jika t-hitung negatif dimana t-hitung > t-tabel maka Ho diterima atau menolak Ha, sedangkan apabila t-hitung < t-tabel maka Ho ditolak atau menerima Ha.

b. Uji simultan (F)

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terkait. Apabila nilai prob F < taraf signifikan 5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

c. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (goodness of fit) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemanapun model dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai dari R² berada pada rentang 0-1. Semakin tinggi angka tersebut maka semakin baik model yang dibuat dan sebaliknya.

(44)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Secara Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119’24’17’38” BT (Bujur Timur) dan 5’8’6’19” LT (Lintang Selatan) yang berbatasan sebelah Utara dengan kabupaten Maros. Sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2’(datar) dan kemiringan lahan 3-15’ (bergelombang). Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,’C sampai dengan 29’. Kota Makassar di batasi oleh :

a. Batas Utara : Kabupaten Maros b. Batas Timur : Kabupaten Maros

c. Batas Selatan : Kabupaten Gowa dan Takalar d. Batas Barat : Selat Makassar

30

(45)

31

Gambar 4.1 Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang di dalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang semuanya bermuara dalam Kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada

(46)

32

pada ketinggian antara0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan, sedangkan luas perairannya kurang lebih 100km2. Secara administrasi, kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan, yaitu:

kecamatan mariso, mamajeng, tamalate, rappocini, Makassar, ujung pandang, wajo, bontoala, ujung tanah, tallo, panakukkang, manggala,biringkanaya dan tamalanrea. Di antara 14 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai, yaitu kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamata Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

2. Sejarah Singkat Kota Makassar

Awal Kota dan Bandar Makassar berada di muara Sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Sumber – sumber portugis memberitakan bahwa Bandar Tallo itu awalnya berada di bawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang, bahkan menyerang dan menaklukkan kerajaan-kerajaan sekitarnya.

Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan pendangkan sungai Tallo sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan

(47)

33

kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar. Pada masa pemerintahan Raja Gowa XVI, didirikan benteng Rotterdam, pada masa itu terjadi peningkatan aktivitas pada sektor perdagangan lokal, regional dan internasional, sektor politik serta sektor pembangunan fisik oleh kerajaan. Masa itu merupakan puncak kejayaan Kerajaan Gowa, namun selanjutnya dengan adanya perjanjian Bungaya menghantarkan Kerajaan Gowa pada awal keruntuhan. Komoditi ekspor utama Makassar adalah beras yang dapat ditukar dengan rempah- rempah dari Maluku maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, diketahui bahwa peranan penting saudagar Melayu dalam perdagangan yang berdasarkan pertukaran hasil pertanian dengan barang-barang impor. Dengan menaklukan kerajaan kecil di sekitarnya, yang pada umumnya berbasis agraris, maka Makassar menguasai kawasan pertanian yang relative luas dan berusaha pula untuk membujuk para saudagar di kerajaan sekitarnya agar pindah ke Makassar, sehingga kegiatan perdagangan semakin terkontsentrasi di Bandar niaga baru Makassar.

awalnya, kegiatan perdagangan utama besar di Bandar Dunia ini adalah pemasaran budak serta suplai beras kepada kapal-kapal VOC dan menukarnya dengan rempah-rempah di Maluku. Pada tahun 30-an di abda ke-18, pelabuhan Makassar dibuka bagi kapal-kapal dagang Cina. Komoditi yang dicari pada saudagar Tionghoa di Sulawesi, pada umumya berupa hasil laut dan hutan seperti teripang, sisik penyu, kulit kerang, sarang

(48)

34

burung, dan kayu cendana, sehingga tidak dianggap sebagai langganan dan persaingan bagi monopoli jual-beli rempah-rempah dan kain yang didirikan VOC. Sebaliknya, barang dagangan Cina, terutama porsolen dan kain sutera dijual para saudagarnya dengan harga yang lebih murah di Makassar daripada yang bisa di dapat oleh pedagang asing di negeri Cina sendiri.

Adanya pasaran baru itu, mendorong kembali aktivitas maritime penduduk kota dan kawasan Makassar, terutama penduduk pulau-pulau di kawasan Spermonde mulai menspesialisasikan diri sebagai pencari teripang, Komoditi utama yang dicari para pedagang Cina, dengan menjelajai seluruh Kawasan Timur Nusantara. Sejak pertengahan abad ke- 18 para nelayan laut Sulawesi secara rutin berlayar hingga pantai utara Australia, selama tiga sampai empat bulan lamanya membuka pulau lokasi pengolahan teripang.

Sampai sekarang, hasil laut masih merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi penduduk pulau-pulau dalam wilayah Kota Makassar. Setelah pemerintah colonial Hindia Belanda menggantikan kompeni perdagangan VOC yang bangkrut pada akhir abad ke-18, Makassar dihidupkan kembali dengan menjadikannya sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1846. Tahun-tahun berikutnya terjadi kenaikan volume perdagangan yang pesat, dan Kota Makassar berkembang dari sebuah pelabuhan backwater kembali menjadi Bandar Internasional. Dengan semakin berputarnya roda perekonomian Makassar, jumlah penduduknya meningkat dari sekitar 15.000 penduduk pada pertengahan abad ke-19 menjadi kurang dari sekitar 30.000 jiwa pada awal abad berikutnya. Makassar abad ke-19 itu dijuluki “Kota kecilterindah di seluruh Hindia Belanda” (Joseph Conrad, seorang penulis Inggris-Polandia terkenal), dan menjadi salah satu fort of call utama bagi para pelaut pedagang

(49)

35

Eropa, India dan Arab dalam pemburuan hasil-hasil hutan yang amat laku si pasaran dunia maupun perahu-perahu pribumi yang beroperasi di antara Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pada awal abad ke-20, Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah independen di Sulawesi, dan Makassar dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kolonial Indonesia Timur.

Tabel 4.1 Luas Wilayah kota Makassar menurut kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase ( % )

1 Mariso 1,82 1,04

2 Mamajang 2,25 1,28

3 Rappocini 9,23 5,25

4 Makassar 2,52 1,43

5 Ujung Pandang 2,63 1,50

6 Wajo 1,99 1,13

7 Bontoala 2,1 1,19

8 Ujung Tanah 5,94 3,38

9 Tallo 5,83 3,32

10 Panakukkang 17,05 9,70

11 Manggala 24,14 13,73

12 Biringkanaya 48,22 27,43

(50)

36

13 Tamalate 20,21 11,50

14 Tamalanrea 31,84 18,12

Jumlah 175,77 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

Kecamatan biringkanaya memiliki luas sekitar 48,22, kecamatan ini merupakan kecamatan yang luas wilayahnya sangat besar. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas 1,82 yaitu kecamatan mariso, kecamatan mariso merupakan kecamatan yang wilayahnya paling sempit, disusul oleh kecamatan wajo.

Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Kelurahan/Desa

No Kecamatan Kelurahan / Desa

1. Mariso Kampung Buyang

Mattoangin Panambungan Mariso Lette Kunjung Mae Mario Bontorannu Tamarunang

2. Mamajang Baji Mappakasunggu

Maricaya selatan Pa Batang Bonto Biraeng Labuang Baji Mamajang Luar Bonto Lebang Parang Karang anya Sambung Jawa

3. Rappocini Gunung Sari

Ballaparang Banta-Bantaeng Bonto Makkio Buakana

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konsep  22
Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konsep  D. Hipotesis
Gambar 4.1 Gambaran Umum Kota Makassar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kereta Api Indonesia (persero) divisi regional Sumatera Utara &amp; NAD, dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran pendapatan dan anggaran biaya serta

Media buku, sebagai pembelajaran dapat membuat murid menjadi bosan karena penyajiannya, waktu belajar di kelas yang tidak lama serta pertemuan antara guru dan murid yang

Berdasarkan gagasan di atas, penulisan ilmiah ini membahas tentang pembuatan sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit seputar masalah pada masa kehamilan

Perusahaan akan memberikan imbalan sesuai dengan kinerjanya, jika kinerja karyawan dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka kompensasi yang

Secara legal formal Indonesia terikat dengan ketentuan-ketentuan dalam UNCLOS 1982, termasuk kewajibannya untuk menjamin keamanan wilayah laut, khususnya di Sea

menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan perkebunan penghasil

Tahun 2012, klasifikasi tinggi terdapat di 26 daerah yaituKabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabuapaten Trenggalek, kabupaten tulungagung, kabupaten Blitar, Kabupaten

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil analisis bahwa model GPR adalah model terbaik apabila dibandingkan dengan model regresi poisson dengan