• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dan kontribusi sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis :

Sebagai masukan bagi pemerintah kota Makassar, dalam merumuskan kebijakan pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk untuk pertumbuhan ekonomi dikota Makassar.

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengeluaran Pemerintah

Penetapan APBD dalam undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara meliputi penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran, penyatuan anggaran dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Di Indonesia sendiri pengeluaran pemerintah dapat digolongkan ke dalam beberapa bentuk pengeluaran pembiayaan, diantaranya ada pengeluaran rutin dengan pengeluaran pembangunan. Berikut ini akan diterangkan pengertian dari dua pengeluaran pemerintah

a) Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang secara rutin setiap tahunnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan roda pemerintah, yang terdiri dari belanja pegawai yaitu pembayaran gaji pegawai termasuk gaji pokok dan tunjangan, belanja barang, yaitu untuk pembelian barang-barang yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah sehari-hari, subsidi, pembayaran angsuran dan bunga utang negara, belanja pemeliharaan yaitu pengeluaran untuk memelihara agar milik atau kekayaan pemerintah tetap terpelihara secara baik dan belanja perjalanan yaitu untuk perjalanan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan.

9

b ) Pengeluaran pembangunan

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan fisik dan non fisik. Pengeluaran pembangunan ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran dimana pertama pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa, kedua pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai serta pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan transfer.

Pemerintah mampu mempengaruhi tingkat pendapatan keseimbangan menurut dua cara terpisah. Pertama, pembelian pemerintah atas barang dan jasa. Kedua, pajak dan transfer mempengaruhi hubungan antara output dan pendapatan, dan pendapat dispossible (pendapatan bersih yang siap untuk dikonsumsi dan ditabung) yang didapat oleh sektor swasta.

Pembayaran transfer adalah pembayaran pemerintah kepada individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai imbalannya pengeluaran pemerintah berupa pembiayaan subsidi atau bantuan langsung

kepada berbagai golongan masyarakat. Perubahan dari pengeluaran pemerintah pajak akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa kebijakan fiskal, dapat keadaan resesi, pajak harus dikurangi atau pengeluaran ditingkatan untuk menaikkan output. Jika sedang berada dalam masa makmur (booming) pajak seharusnya dinaikkan atau

pengeluaran pemerintah dikurangi.

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijaksanaan fiskal yang terutama bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang mantap dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Jika melihat dari

10

perkembangan kegiatan pemerintah dari tahu ke tahun, terlihat bahwa peranan pemerintah selalu meningkat hampir di segala bidang ekonomi. Semakin meningkatnya peranan pemerintah dapat dilihat dari besarnya pengeluaran pemerintah dan proporsinya terhadap penghasilan nasional.

(IPM) dapat diwujudkan melalui realisasi belanja negara dalam pelayanan publik. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang di wujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan jaminan sosial dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Kuncoro, 2013).

W.W Rostow dan Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, rasio investasi pemerintah terhadap total investasi,atau dengan peerkataan lain rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapan nasional adalah relatif besar. Hal ini disebabkan karena pada tahap awal ini pemerintah harus menyediakan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi agar tetap pada lepas landas. Bersama dengan itu porsi pihak swasta juga menjadi meningkat. Peranan pemerintah masih tetap besar disebabkan oleh pada tahap ini banyak terjadi kegagalan besar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi kasus eksternalitas negative, misalnya pencemaran lingkungan yang menuntut pemerintah untuk turun tangan

11

mengatasinya.

Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan dalam mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak hanya cukup hanya meraih tujuan akhir dari seitap kebijakan pengeluarannya, tetapi harus juga memperhitungkan sasaran antara yang akan menikmati atau yang terkena kebijakan tersebut.

Memperbesar pengeluaran dengan tujuan semata- mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak memadai, melainkan harus juga diperhitungkan siapa yang akan terperkerjakan atau meningkat pendapatannya. Pemerintahpun perlu perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru melemahkan kegiatan pihak swasta.

Menurut Mankiv dalam Ardianto (2012) menyebutkan bahwa pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatnya, kenaikan pengeluaran yang direncanakan akan menyebabkan permintaan agregat. Permintaan agregat akan mendorong produksi barang dan jasa yang akan menyebabkan pendapatan juga akan meningkat.

Pengeluaran pemerintah menurut (Sitaniapessy 2013) adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya. Yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijaka fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu alat pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila

12

pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pemerintah tentu saja tidak hanya melakukan pengeluaran, tetapi juga memperoleh penerimaan dan pengeluaran pemerintah dimasukkan dalam suatu konsep terpadu mengenai pendapatan dan belanja negara. Peranan ini dapat dilakukan dalam bentuk investasi secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang yaitu suatu kondisi dimana penerimaan sama dengan pengeluaran. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan.

Sedangkan anggaran defisit yaitu anggaran pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Anggaran surplus digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah inflasi. Sedangkan anggaran defisit digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah pengangguran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah merencanakan peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi angka pengangguran maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya. Pengeluaran pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin atau belanja apratur daerah dan pengeluaran pembangunan atau belanja pelayanan publik.

Pada tahap menengah peranan investasi pemerintah masih dibutuhkan, namun investasi swasta semakin besar. Peran swasta yang semakin besar ini menyebabkan kegagalan pasar juga semakin besar yang pada akhirnya membuat pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik lebih banyak dan lebih baik. Pada tahap lanjut, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke aktivitas-aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari

13

tua,pelayanan masyarakat dan sebagainya.

2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu indikator penting dalam suatu Negara. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap (Kuncoro,2013:63)

Para ahli ekonomi klasik yang di pelopori Adam Smith bahkan menganggap bahwa jumlah penduduk merupakan input yang potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat digunakan. Namun ahli ekonomi lain yaitu Robert Malthus menganggap bahwa pada kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya (Mustika,2011).

Adioetomo (2010:15) teori kofusius membahas hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang terlampau besar akan menekan standar hidup masyarakat,

14

terutama kalau jumlah penduduk dikaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Konfusius menganggap ada suatu proposi yang ideal antara luas tanah dan jumlah penduduk. Sebagai pemecahan masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar pemerintah memindahkan penduduk ke daerah yang masih kekurangan penduduk.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya ada tiga hal yaitu proses, output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu

“proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan sendiri.

Negara kaya maupun miskin yang menganut system kapitalis, sosial maupun campuran, semuanya sangat mendambakan pertumbuhan ekonomi.

Berhasil tidaknya program-program pembangunan di negara- negara berkembang sering sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Menurut Sadono Sukirno (2013:9) pertumbuhan ekonomi dapat di definisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

Sukirno (2011) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

15

barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya.

Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang akan digunakan juga makin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan membandingkan PDRB Riil pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRBt-1)

Laju Pertumbuhan Ekonomi

x 100%

Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menganalisis faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan suatu negara adalah : kekayaan sumber daya alam dan tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia,tingkat teknologi yang digunakan dan sistem sosial dan sikap masyarakat

a) Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrord-Domar

Teori pertumbuhan Harrord-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom

16

sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrord. Teori Harrord-Domar ini mempunyai asumsi dimana perekonomian dalam pengerjaan penuh (full employment), barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh dan perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan dan besarnya tabungan proposional dengan besarnya pendapatan nasional serta kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to save=MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio pertambahan modal- output (Capital-Output Ratio ICOR)

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR). Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

b) Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini dimana tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu,misalnya P pertahun adanya fungsi produksi Q = f (K.L) yang berlaku bagi setiap periode dan adanya kecenderungan menabung (propensity to saving) oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q) juga tabungan masyarakat di investasikan S = I =∆K.

17

Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok capital. Yang kemudian pembangunan ekonomi dititik beratkan pada teori pertumbuhan ekonomi klasik dimana penduduk merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini disebabkan dimana penduduk yang dimaksudkan dalam peneltian ini adalah sumber produktivitas dari suatu negara dan Merupakan tempat investasi yang baik dalam membangun pertumbuhan ekonomi.

c) Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonomi seperti Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: luas tanah, jumlah penduduk, jumlah barang dan modal, dan teknologi yang digunakan. Menurut Smith dalam Arsyad (2015) unsur pokok dari system produksi suatu negara bergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian.

2. Sumber daya manusia (jumlah penduduk dan tenaga kerja) merupakan peran positif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

18

3. Akumulasi modal yang dimiliki memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Stok modal dapat didentikan sebagai dana pembangunan dimana cepat lambatnya pembangunan ekonomi tergantung pada dana pembangunan tersebut.

d) Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Menurut teori yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, dalam Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Pandangan ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Dimana:

∆Y = Tingkat pertumbuhan ekonomi

∆K = Tingkat pertumbuhan barang modal

∆L = Tingkat pertumbuhan tenaga kerja

∆T = Tingkat perkembangan teknologi

Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor terpenting adalah kemajuan teknologi dan pertumbuhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja

e) Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam system ekonomi. Definisi modal diperluas dengan memasukkan modal ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia.

Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori

19

pertumbuhan endogen, peran investasi dalam model fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

B. Tinjauan Empiris

Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut ini peneliti sajikan hasil penelitian terdahulu atau yang relevan seperti dapat di lihat pada uraian berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL VARIABEL METODE HASIL PENELITIAN

1. pengaruh negatif < t- tabel 3,182 dengan karena nilai t – hitung 3,966> t- tabel 3,182 dengan tingkat

20 0,296> 0,05. Hal ini berarti pendapatan

21 dari hasil olah data dimana nilai koefisien

22

sebesar 0,566 artinya setiap peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan presantase

pengangguran di kota Makassar.

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan dilakukan. Pengeluaran pemerintah merupakan alokasi anggaran yang disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya ke berbagai sektor atau bidang dengan tujuan untuk mensejahterkan rakyat melalui bermacam-macam program. Kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akan menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah yang akan diambil.

Kerangka pemikiran teori tersebut adalah sebagai berikut :

23

- Pendapatan perkapita dan peningkatan pendapatan daerah

- Jumlah pengangguran lebih kecil ketimbang jumlah tenaga kerjanya - Menurunnya tingkat

kemiskinan Sukirno (2013) Pengeluaran Pemerintah (X1)

Indikator:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis di atas maka diduga bahwa :

1. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

2. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, yakni kegiatan penelitian dalam usaha pencapaian kesimpulan atas hipotesis yang diajukan dengan melakukan analisis data-data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data- data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Wilayah yang menjadi peneltian ini adalah di kota Makassar tepatnya di Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar merupakan instansi yang memiliki data yang sangat lengkap terutama terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai Desember 2021.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di kota Makassar 2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah variabel-variabel dari pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi dari data time series (data deretan waktu) selama 10 tahun terakhir dari tahun 2011-2020,

25

data ini nantinya diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Kota Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan dua variabel terikat.

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengeluaran Pemerintah (X1) yaitu salah satu komponen kebijaksanaan fiskal yang terutama bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang mantap dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2011-2020 (Persen).

2. Jumlah Penduduk (X2) merupakan salah satu indikator penting dalam suatu Negara. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.di Kota Makassar tahun 2011-2020 (Jiwa).

3. Pertumbuhan Ekonomi (Y) yaitu pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar dimana Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan membandingkan PDRB Riil pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRBt-1) tahun 2011-2020 (Rupiah)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian ini merupakan suatu cara untuk memperoleh data dari informasi melalui penelusuran buku literature dengan bahan kuliah dan beberapa terbitan lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini diantaranya jurnal-jurnal, teori-teori, dokumentasi atau beberapa cara lain dalam pengumpulan data secara teoritis.

26

2. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Merupakan penelitian untuk mendapatkan data primer yaitu melalui observasi dimana pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan meninjau atau mengunjungi tempat yang bersangkutan .

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengatahui pengaruh pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar, digunakan metode uji asumsi klasik. Metode ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti berdasarkan data- data yang diperoleh guna mendapatkan makna dan implikasi permasalahan yang ingin dipecahkan secara sistematis, dan akurat. Metode analisis data panel dengan program Software Microsoft Excel dan SPSS. V.20

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan variabel yang harus dipenuhi pada analisa regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terkait dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak mengggunakan metode analisis grafik.

Model regresi yang baik adalah memiliki distirbusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB)

27

dengan nila X2 tabel dengan ketentuan jika nilai JB>X2 tabel maka residualnya berdistribusi normal.

b) Uji Multikolianeritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk medeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dengan hasil estimasi antara variabel independen dengan membandingkan nilai Adjust R-Square-nya masing-masing variabel independen.

c) Uji Heteroksedastistas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homoksedatistas atau tidak terjadi heteroksidastistas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastistas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik atau melihat Scatter Plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residual.

d) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang dilakukan. Adapun model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang dilakukan. Adapun model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

Dokumen terkait