• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Penyajian Data

1. Pengeluaran Pemerintah Kota Makassar

Peran pemerintah selalu meningkat dalam semua sistem perekonomian. Semakin meningkatnya peran peran pemerintah dapat di lihat dari semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam proporsinta terhadap penghasilan atau pendapatan nasional. Pengeluaran

40

pemerintah dalam arti riil dapat di pakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang di biayai oleh pengeluaran pemerintah.

Semakin besar dan banyaknya kegiatan pemerintah, semakin besar pula pengeluaran yang bersangkutan.

Dalam pembahasan ini akan dilihat tingkat Pengeluaran Pemerintah Kota Makassar dari tahun 2011-2020 di Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, gambaran secara umum dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Makassar 2011-2020

Jenis Pengeluaran

PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

37.511.926,93 40.166.402,49 42.447.634,74 44.554.415,34 46.624.269,38

Pengeluaran Konsumsi LNPRT

884.405,99 951.587,80 1.059.267,39 1.181.748,00 1.189.910,38

Pengeluarn Konsumsi Pemerintah

7.400.730,56 7.716.001,68 7.938.994,13 8.073.904,07 8.610.153,58

41

Pembentukan Modal Tetap Bruto

28.325.297,75 33.542.668,35 37.330.311,28 41.062.138,67 44.549.474,17

Perubahan Investor

669.715,43 2.103.311,97 1.880.630,74 -1.035653,96 2.866.376,83

Net Ekspor Barang dan Jasa

-10.169.973,04 -13.628.937,27 -13.749.427,48 -11.243.733,70 -15.012.037,78

PDRB/GRDP 64.622.103,662 70.851.035,02 76.907.410,80 82.592.818,43 88.828.156,57

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

Jenis Pengeluaran

PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (Juta Rupiah)

2016 2017 2018 2019 2020

Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga

69,151,945.90 75,942,19.71 84,243,319.04 91,405,355.17 93,007,996.81

Pengeluaran Komsumsi LNPRT

1,818,574.91 2,011,084.74 2,514,859.96 3,549,303.01 3,250,520.94

Pengeluaran Komsumsi Pemerintah

12,583,771.16 12,980,802.76 15,081,787.05 15,669,456.14 15,419,637.30

42

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa belanja pemerintah pada tahun 2011 sebesar 64.622.103,62. Pada tahun berikutnya terus mengalami peningkatan yaitu tahun 2012 sebesar 70.851.035,02 pada tahun 2013 sebesar 76.907.410,80 Tahun 2014 sebesar 82.592.818,43. Tahun 2015 sebesar 88.828.146,57 tahun 2016 sebesar 95.957.638,04 tahun 2017 sebesar 103.826.155,90 tahun 2018 sebesar 160.207.659,28 tahun 2019 sebesar 178.430.057,22.

Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 178,332,992.77. Hal ini disebabkan karena selama ini belanja daerah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin. Untuk meningkatkan pelayanan publik, pemerintah harus mengubah komposisi belanjanya agar terjadi peningkatan setiap tahunnya, seperti pada tahun 2017 sampai 2019 belanja pemerintah mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan belanja pemerintah sudah mulai mengalokasikan hal-hal yang produktif seperti penyediaan sarana dan prasarana serta Pembentukan

Modal Tetap Bruto

62,729,177.21 70,812,028.37 77,661,662.14 85,531,054.23 89,754,375.29

Perubahan Investori

2,658,365.34 886,966.36 642,947.94 (470,398.95) (474,319.60)

Net Ekspor Barang dan Jasa

(20,896,465.82) (20,184,377.52) (19,936,916.87) (17,254,712.39) (22,625,217.96)

PDRB/GRDP 128,045,365.71 142,488,701.43 160,207,659.28 178,430,057.22 178,332,992.77

43

infrastruktur yang ada di Kota Makassar yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

2. Jumlah Penduduk Kota Makassar

Laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar antara lain dipengaruhi oleh posisinya sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar juga berada pada posisi yang strategis sebagai pintu gerbang kawasan Timur Indonesia untuk masuk dari kabupaten/kota lainnya dan Provinsi lain di luar Sulawesi Selatan. Untuk melihat bagaimana jumlah penduduk yang ada di Kota Makassar selama lima tahun terakhir yaitu :

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kota Makassar 2011-2020

No Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk (%)

1 2011 1.352.136 0,95

2 2012 1.369.606 1,28

3 2013 1.408.072 2,90

4

2014 1.398.804 1,50

5 2015 1.449.401 1,41

6 2016 1.469.601 1,39

7 2017 1.489.011 1,32

8 2018 1.508.154 1,31

44

9 2019 1.526.677 1,29

10 2020 1.484.912 1,25

Sumber: BPS Kota Makassar 2021

Berdasarkan tabel 4.4 di atas data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Makassar mulai dari tahun 2011 yaitu sebesar 1.352.136 jiwa sampai tahun 2019 meningkat menjadi 1.526.77 jiwa,dan tahun 2020 mengalami penurunan tenjadi 1.484.912. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka kelahiran dan kematian yang terjadi dalam setiap hari.

3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang kepada penduduknya. Karena salah satu keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pertumbuhan ekonoi yang stabil akan berdampak pada semakin meningkatnya pendapatan penduduk yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena adanya perubahan harga dari tahun ke tahun, PDRB berdasarkan harga berlaku juga turut berubah-ubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, PDRB berdasarkan harga berlaku tidak dapat memberikan gambaran tentang perubahan daya beli masyarakat. Jadi dalam penulisan ini, PDRB yang dipakai adalah PDRB berdasarkan harga konstan karena dengan PDRB berdasarkan harga konstan ini, kita bisa membandingkan dan melihat

45

bagaimana daya beli masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat serta laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, PDRB berdasarkan harga konstan ini juga bisa digunakan output pada tahun berbeda. Untuk melihat kemajuan perekonomian adalah dengan mencerminkan nilai PDRB.

PDRB merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Dibawah ini merupakan data PDRB kota Makassar.

Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Ekonomi Kota Makassar 2011-2020

2013 76.907.400 8.91

2014 82.592.000 7.39

2015 88. 828.146,57 7.50

2016 95.957.638.04 8.03

2017 103.826.155.90 8.2

2018 112.568.414.88 8.42

2019 193.940.769.09 8.79

2020 178.332.990.00 7.52

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

Tahun PDRB Kota Makassar (Milyaran Rupiah) Persentase (%)

2011 64.262.600 9.64

2012 70.614.200 9.88

46

Pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat perkembangan ekonomi di Kota Makassar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2019 secara terus menerus, sedangkan pada tahun 2020 ekonomi Kota Makassar mengalami penurunan sebesar -1,27%. Dilihat pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Makassar sebesar 64.262.600 dan pada tahun 2019 sebesar 193.940.769.09, dan pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi sebesar 178.332.990.00. Hal ini disebabkan oleh kualitas tenaga kerja dan penduduk, teknologi, dan barang modal yang dianggap berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun secara umum, peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar ini dipengaruhi oleh sektor-sektor yang dominan yaitu sektor industry pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta angkutan dan komunikasi yang memberikan kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi.

C. Analisis dan Interpretasi Penelitian (Pembahasan) a. Hasil Analisis Data Penelitian

Tabel 4.6 Hasil Penyajian Data Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar 2011-2020

TAHUN PENGELUARAN

PEMERINTAH

JUMLAH PENDUDUK

PERTUMBUHAN EKONOMI

2011 64.622.103,62 1.352.136 64.262.600

2012 70.851.035,02 1.369.606 70.614.200

2013 76.907.410,80 1.408.072 76.907.400

2014 82.592.818,41 1.398.804 82.592.000

47

2015 93.248.538,76 1.449.401 88.828.146,57

2016 128.045.365.71 1.469.601 95.957.638.04

2017 142.488.701.43 1.489.011 103.826.155.90

2018 160.207.659.28 1.508.154 112.568.414.88

2019 178.430.057.22 1.526.677 193.940.769.09

2020 178.332.992.77 1.484.912 178.332.990.00

TAHUN PENGELUARAN

PEMERINTAH

JUMLAH PENDUDUK

PERTUMBUHAN EKONOMI

2011 9,64 0,95 9,64

2012 9,88 1,28 9,88

2013 8,91 2,90 8,91

2014 7,39 1,50 7,39

2015 7,50 1,41 7,55

2016 9.83 1.39 8.03

2017 9.11 1.32 8.2

2018 9.41 1.31 8.42

2019 9.78 1.29 8.79

2020 9.65 1.33 7.52

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

48

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, dalam menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kota Makassar adalah dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS V.20. Dalam model analisis regresi linear berganda yang menjadi variabel bebasnya adalah pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk, sedangkan variabel terikatnya adalah pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Sebelum dilakukan analisi regresi linear berganda, maka dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Analisis uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sebagai salah satu syarat dalam menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda yang terdiri atas :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dengan memiliki distribusi data normal atau mendekati normal dan metode untuk mengetahui normal atau tidaknya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probabilty plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya dan mengikuti satu garis lurus diagonal jika terdistribusi normal.

49

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, terlihat titik-titik data mengikuti garis diagonal. Sehingga bagaimana dasar pengambilan keputusan uji normalitas di atas maka kesimpulannya model regresi berdistribusi normal.

b) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dala model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residul suatu pengamatan yang lain atau untuk melihat penyebaran data. Untuk mengetahui adanya heteroskeastisitas dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.

50

Gambar 4.3 Hasil Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat titik-titik data tidak membentuk pola yang jelas (bergelombang, melebar ataupun menyempit) serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0.

Sehingga bagaimana dasar pengambilan keputusan di atas, maka kesimpulannya tidak ada gejala heteroskedastisitas.

c) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas. Torelnce mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=

1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi.

51

Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, jika nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Model Colliearity Statistics

Tolerance VIF

Pengeluaran Pemerintah (X1) .952 1.051

Jumlah Penduduk (X2) 952 1.051

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, nilai Tolerance untuk variabel X1 (Pengeluaran Pemerintah) dan variabel X2 (Jumlah Penduduk) sebesar 0,952 atau lebih dari 0,100. Kemudian nilai VIF untuk variabel X1 (Pengeluaran Pemerintah) dan X2 (Jumlah Penduduk) yaitu sebesar 1,051 yang berarti kurang dari 10,00. Oleh karena itu, sebagaimana dasar pengambilan keputusan di atas, maka tidak ada gejala Multikolinearitas.

2. Pengujian Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian terdapat dua variabel bebas, pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk serta satu variabel terikat, yaitu pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian model regresi dengan bantuan program SPSS 20. Formulasi

52

persamaan regresi linear berganda sendiri adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + е

Berikut adalah hasil analisis regresi linear berganda menggunakan aplikasi SPSS:

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error B

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh persamaanregresi sebagai berikut:

Y = 2.871 + 0,578X1X1 + 0,200 X2X2 + e

Koefisien dari hasil perumusan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) a = nilai 2.871 mengandung arti bahwa nilai konstanta variabel X (Pengeluaran Pemerintah, Jumlah penduduk) adalah 2.871.

b) b1 = nilai 0,578 menunjukkan bahwa apabila pengeluaran

53

pemerintah mengalami peningkatan sebesar 1 % maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 0,578 dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap.

c) b2 = nilai 0,200 menunjukkan bahwa apabila jumlah penduduk mengalami peningkatan sebesar 1 % maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 0,200 dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap. Dari hasil persamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial maka dilakukan dengan menggunakan uji t. uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila thitung

t

hitung > ttabel

t

tabel

maka H0 ditolak, yang berarti bahwa suatu faktor X memiliki pengaruh terhadap faktor Y dan sebaliknya, apabila thitung

t

hitung <

ttabel

t

tabel maka H0 diterima, yang berarti bahwa suatu faktor X tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor Y. adapun ttabel

t

table

yang diperoleh dari tabel statistic t0,05 t0,05 = 2.871 dengan tingkat signifikan (a) = 5% atau 0,05.

54

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error B

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Berdasarkan tabel 4.9 Yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan program SPSS maka hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah (X1) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi diperoleh nilai thitung sebesar 2.004 dan ttabel sebesar 4.302 dengan taraf signifikan sebesar 0,085. Oleh karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel dengan signifikannya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah (X1) berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar (Y).

55

2. Pengaruh Jumlah Penduduk (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh Jumlah Penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi diperoleh nilai

thitung sebesar 0,389 dan ttabel sebesar 4.302 dengan taraf

signifikan sebesar 0,709. Oleh karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel dengan signifikannya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Penduduk (X2) berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar (Y).

b. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Imam Ghozali (2011:101) jika nilai sig <0.05 maka artinya variabel X secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y.

Uji F ialah uji secara simultan untuk mengetahui apakah variabel X (Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk) secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar). Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Berdasarkan tabel 4.9 Uji F yang diperoleh dari hasil pengeolahan data dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh nilai sig sebesar 0,204 dengan Fhitung

sebesar 2.010 dan Ftabel sebesar 4.302 (2.010). Hal ini menunjukkan bahwa model yang dibangun menggambarkan fakta di Kota Makassar.

56

Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.489 2 1.244 2.010 .204b

1 Residual 4.335 7 .619

Total 6.824 9

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

b. Predictors: (Constant), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20 c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya variabel-variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya.

Dari tabel 4.10 Dapat dilihat bahwa angka koefisien kolerasi (R) sebesar 0,565 hal ini berarti berhubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 56%. Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh hubungan antara variabel pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dengan variabel pertumbuhan ekonomi terhitung tinggi. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan ahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,365 hal ini berarti penelitian ini memiliki tingkat kecermatan sebesar 36% sisanya 64% merupakan keterbatasan instrument dalam mengungkapkan fakta serta error penelitian.

57

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .604a .365 .183 .78691

a. Predictors: (Constant), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20 D. Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu diperoleh hasil bahwa secara statistik, pengeluaran pemerintah (X1) tidak berpengaruh secara simultan dan tidak mengalami signifikan pada pertumbuhan ekonomi kota Makassar. Hal tersebut disebabkan karena nilai sig. variabel pengeluaran pemerintah (X1) sebesar 0,085 yaitu lebih besar dari 0,05 (0,085>0,05) serta nilai thitung lebih kecil dari ttabel

sebesar (2.004< 4. 302 ). Dalam konsep makro pengeluaran pemerintah akan meningkatkan perekonomian nasional. Pengeluaran pemerintah yang mendorong perekonomian ini tentunya dengan asumsi bahwa pengeluaran pemerintah digunakan sepenuhnya untuk kegiatan- kegiatan ekonomi atau yang memberikan dorongan bagi perkembangan bagi kegiatan ekonomi.

Jadi apabila pengeluaran pemerintah meningkat maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Teori Keynes menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah merupakan bagian dari bentuk pendapatan nasional. Sehingga peningkatan pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan produk domestic

58

regional bruto. Hal ini karena pengeluaran pemerintah merupakan salah satu bagian dari formula perhitungan PDRB. Sehingga peningkatan pengeluaran pemerintah akan menyebabkan peningkatan PDRB yang akan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah Syam (2019) dengan judul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Disektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak berpengaruh secara signifikan antara variabel pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi kota Makassar dikarenakan pemerintah belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dari masyarakat serta pemerataan dari sektor pendidikan dan lainnya yang belum merata sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak berkembang dengan baik.

2. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu diperoleh hasil bahwa secara statistik, jumlah penduduk (X2) tidak berpengaruh secara simultan dan tidak mengalami signifikan pada pertumbuhan ekonomi kota Makassar. Hal tersebut disebabkan karena nilai sig. variabel jumlah penduduk (X2) sebesar 0,709 yaitu lebih besar dari 0,05 (0,709>0,05) serta nilai thitung lebih kecil dari ttabel sebesar (0,389< 4.302 ).

Hasil Penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad ashar (2020) dengan judul pengaruh jumlah penduduk dan inflasi terhadap pengganguran dikota Makassar. Dalam penelitian ini

59

menunjukkan bahwa jumlah penduduk dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pengganguran dikota Makassar dikarenakan setiap peningkatan jumlah penduduk dan inflasi akan meningkatkan persentase penggangguran di kota Makassar

60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dana pembahasan mengenai Pengeluaran Pemerintah dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji parsial, variabel pengeluaran pemerintah (X1) tidak berpengaruh secara simultan dan tidak mengalami signifikan pada pertumbuhan ekonomi kota Makassar. Hal tersebut disebabkan karena nilai sig. variabel pengeluaran pemerintah (X1) sebesar 0,085 yaitu lebih besar dari 0,05 (0,085>0,05) serta nilai thitung lebih kecil dari ttabel sebesar (2.004< 4. 302 ).dalam penelitian ini berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar.

2. Variabel jumlah penduduk (X2) tidak berpengaruh secara simultan dan tidak mengalami signifikan pada pertumbuhan ekonomi kota Makassar.

Hal tersebut disebabkan karena nilai sig. variabel jumlah penduduk (X2) sebesar 0,709 yaitu lebih besar dari 0,05 (0,709>0,05) serta nilai thitung

lebih kecil dari ttabel sebesar (0,389< 4.302 ). berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertubuhan ekonomi kota Makassar..

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bagi penulis

61

Berdasarkan penelitian ini, diharapkan agar dijadikan sebagai proses pembelajaran dan mempraktekkan metode yang dipelajari dibangku perkuliahan, menambah wawasan dan sarana latihan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

2. Bagi pemerintah

Melihat penelitian ini, saran yang dapat diberikan peneliti kepada pemerintah yaitu pemerintah harus mampu menyikapi pengeluaran pemerintahan bagi penetapan pengalokasian dan pendistribusian belanja pemerintah serta belanja modal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Adapun terkait jumlah penduduk yaitu peneliti berharap agar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang ada dan berkembangnya kota Makassar dengan kepadatan penduduknya yang begitu cepat, pemerintah harus mampu memberikan pemerataan dalam semua sector kepada masyarakat seperti pembangunan merata, Pendidikan, kesehatan, kemudahan usaha, dan pengentasan kesenjangan masyarakat agar kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik, begitupun dengan pertumbuuhan ekonomi dikota Makassar.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti mendatang sebaiknya menambah jumlah penyajian data yang lebih banyak agar hasil yang di dapat lebih akurat. Dan peneliti berharap agar selanjutnya dapat mengembangkan atau mencari variabel lain, karena selain pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk masih banyak factor lain yang harus diteliti serta dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Nur Fadilah. 2021. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pengeluaran Pemerintah di Kota Makassar, Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Ardianto, Elvinaro. 2013. Handbook Of Public Relations. Bandung, Simbiosa Rekatama Media (Cetakan Kedua).

Ashar Muhammad. 2020. Pengaruh Jumlah Penduduk dan inflasi Terhadap Pengangguran Dikota Makassar., Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Haerati dan H. Muh Rusdi. 2015. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja. Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar Tahun 2004-2013, Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Haerati & H.Muh.Rusdi. 2015. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran Pemerinta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar Tahun 2004-2013. Jurnal Ekonomi dan Bisinis. Vol11 No 1

Irmayanti. 2017. Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar, Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. UniversitasIslam Negeri Alauddin Makassar.

Jhingan, M. L. 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Lisa Puspitasari & Julia Sernasari. 2020. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Berau. Eco-Build Jurnal Vol4 No 1

Mangkoesoebroto. 2001. Ekonomi Publik. Edisi 3. Yogyakarta : FE UGM.

Mulyadi Subri dan Basri Y,Z. 2003. Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan

Utang Luar Negeri. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lapeti Sari, Rita Yani Iyan, & Novri Silastri. 2017. Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Fakultas Ekonomi 4 (1)

62

63

Syam Nurhikmah. 2019. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar.Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta.

Sukrino, Sadono. 2013. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sitaniapessy, Harry A.P. 2013. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap PDRB dan PAD. Jurnal Economica, Vol.9, No.1, April 2013.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Berdasarkan Pasal 64 Ayat 2 Tentang Pokok-Pokok Permasalahan Daerah.

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Permasalahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Usman Aisyah Binti. 2015. Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar, Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

63

64

L A M P I R A N

64

65

Lampiran I

TAHUN PENGELUARAN

PEMERINTAH

JUMLAH PENDUDUK

PERTUMBUHAN EKONOMI

2011 64.622.103,62 1.352.136 64.262.600

2012 70.851.035,02 1.369.606 70.614.200

2013 76.907.410,80 1.408.072 76.907.400

2014 82.592.818,41 1.398.804 82.592.000

2015 93.248.538,76 1.449.401 88.828.146,57

2016 128.045.365.71 1.469.601 95.957.638.04

2017 142.488.701.43 1.489.011 103.826.155.90

2018 160.207.659.28 1.508.154 112.568.414.88

2019 178.430.057.22 1.526.677 193.940.769.09

2020 178.332.992.77 1.484.912 178.332.990.00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

66

TAHUN PENGELUARAN PEMERINTAH

JUMLAH PENDUDUK

PERTUMBUHAN EKONOMI

2011 9,64 0,95 9,64

2012 9,88 1,28 9,88

2013 8,91 2,90 8,91

2014 7,39 1,50 7,39

2015 7,50 1,41 7,55

2016 9.83 1.39 8.03

2017 9.11 1.32 8.2

2018 9.41 1.31 8.42

2019 9.78 1.29 8.79

2020 9.65 1.33 7.52

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2021

Lampiran II

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi b. All requested variables entered.

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 2.871 2.901 .990 .355

Pengeluaran Pemerintah .578 .289 .619 2.004 .085 .952 1.051

Jumlah Penduduk .200 .514 .120 .389 .709 .952 1.051

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.489 2 1.244 2.010 .204b

Residual 4.335 7 .619

Total 6.824 9

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

b. Predictors: (Constant), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) Pengeluaran

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Residuals Statisticsa

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 7.4446 8.8408 8.4330 .52588 10

Std. Predicted Value -1.880 .775 .000 1.000 10

Standard Error of Predicted

Value .260 .767 .402 .164 10

Adjusted Predicted Value 2.7400 8.9943 7.8352 1.86884 10

Residual -1.19775 1.03922 .00000 .69399 10

Std. Residual -1.522 1.321 .000 .882 10

Stud. Residual -1.641 1.748 .142 1.113 10

Deleted Residual -1.39191 6.17003 .59783 2.12773 10

Stud. Deleted Residual -1.936 2.155 .186 1.276 10

Mahal. Distance .084 7.653 1.800 2.397 10

Cook's Distance .000 19.475 2.007 6.138 10

Centered Leverage Value .009 .850 .200 .266 10

Histogram

Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Mean = 3.66E-15 Std. Dev. = 0.882 N = 10

Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Olah Data SPSS V.20

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dokumen terkait