• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pertumbuhan Selada Air

Selada air yang ditanam dalam penelitian ini adalah stek batang tanpa akar sepanjang 20 cm, satu lubang tanam sebanyak lima batang dan ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Perlakuan yang ada adalah dengan pemberian irigasi dengan tinggi genangan 5 cm sebagai kontrol, 3 cm, 1 cm dan tanpa genangan (0 cm). Secara umum kondisi tanaman di lahan percobaan mengalami pertumbuhan dan produksi yang cukup baik kecuali untuk perlakuan tanpa genangan.

(a). Tanpa genangan (b). Genangan 1 cm

(c). Genangan 3 cm (d). Genangan 5 cm

Gambar 6. Kondisi Tanaman Selada Air pada 1 minggu setelah tanam (MST). Pada 1 Minggu Setelah Tanam (MST), stek batang selada air yang ditanam mulai tumbuh akarnya yaitu mulai hari ke-5 setelah tanam. Belum ada perbedaan pertumbuhan antar petak maupun antar perlakuan sebagaimana terlihat pada Gambar 6.

16 Kemudian pada 2 MST, tanaman selada air pada tiap petak sudah mulai menunjukkan pertumbuhan dengan mulai munculnya anakan. Pada 2 MST tersebut, tanaman selada air yang paling banyak menghasilkan jumlah anakan adalah pada perlakuan tinggi genangan 1 cm. Pada perlakuan kontrol justru mempunyai anakan yang paling sedikit karena genangan yang terlalu dalam dan terdapat beberapa tanaman yang busuk. Pada petak perlakuan tinggi genangan 0 cm permukaan lahan banyak ditumbuhi lumut dan gulma. Pada petak perlakuan genangan 3 cm tanaman tumbuh dengan cukup baik. Secara umum keadaan tanaman pada minggu ke dua dapat dilihat pada Gambar 7.

(a). Genangan 0 cm (b). Genangan 1 cm

(c). Genangan 3 cm (d). Genangan 5 cm

Gambar 7. Kondisi Tanaman Selada Air pada 2 MST.

Pada 3 MST mulai dilakukan pengukuran tinggi tanaman setiap minggu sampai 6 MST. Pada 4 MST tanaman selada air telah saling merapat dengan kanopi tanaman telah menutupi petak pertanaman sebagaimana terlihat pada Gambar 8. Perlakuan tinggi genangan 3 cm merupakan perlakuan yang kanopi tanamannya menutupi petak pertanaman karena mempunyai pertumbuhan yang paling baik. Kemudian perlakuan tinggi genangan 1 cm dan kontrol juga pada 4 MST kanopi tanamannya telah menutupi permukaan petak pertanaman. Adapun

17 perlakuan tinggi genangan 0 cm kanopi tanamannya belum menutupi permukaan petak pertanaman bahkan sampai 6 MST pun kanopi tanamannya belum menutupi permukaan petak pertanamannya (Gambar 8).

(a). Genangan 3 cm (b). Genangan 5 cm

Gambar 8. Tanaman saling Merapat dan Kanopinya Mulai Menutupi Seluruh Permukaan Petak Pertanaman.

Akhirnya pada 6 MST tinggi rata-rata tanaman telah mencapai lebih dari 35 cm sehingga telah layak dipanen kecuali tanaman pada perlakuan tanpa genangan. Tanaman selada air pada perlakuan tinggi genangan 1 cm, 3 cm dan 5 cm mempunyai kondisi fisik yang baik dengan daun dan batang berwarna hijau dan segar sedangkan pada perlakuan tanpa genangan kondisi fisik tanaman berwarna kekuning-kuningan, daun agak kemerahan dan batang pendek, sebagaimana pada Gambar 9.

(a). Genangan 0 cm (b). Genangan 3 cm

Gambar 9. Kondisi Fisik Selada Air pada 6 MST.

4.2.2. Evapotranspirasi.

Untuk menghitung evapotranspirasi selada air, diperlukan data iklim yang diambil di stasiun meteorologi terdekat dari tempat penelitian yaitu Stasiun Meteorologi Tegal. Data iklim yang diperoleh disajikan pada Lampiran 2. Berdasarkan data iklim dari Stasiun Meteorologi Tegal diperoleh penyinaran

18 matahari aktual tertinggi sebesar 100 % dan terendah 75 % artinya kondisi penyinaran cukup cerah. Adapun radiasi ektraterestrial (Ra) memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung posisi lintang dan bulan tanam. Nilai radiasi ekstraterestrial pada Bulan Juli 2006 dan bulan Agustus 2006 di Desa Kaligiri adalah 13,10 mm/hari dan 14,00 mm/hari.

Besarnya nilai evapotranspirasi acuan (ETo) diduga dengan

menggunakan Metode Radiasi. Dengan menggunakan Persamaan (2) dan (3) diperoleh nilai ETo tertinggi adalah 7.85 mm/hari sedangkan nilai ETo terendah adalah 4.25 mm/hari . Nilai evapotranspirasi aktual (ETa) kemudian dihitung dengan menggunakan Persamaan (1) dengan data koefesien tanaman (Kc) selada air sebesar 1,05 (fase awal) dan 1,10 (fase pertengahan dan akhir). Nilai Kc selada air diambil dari Tabel 2. Nilai Kc selada air diambil dari Kc sayuran pendek. Pemilihan nilai Kc sayuran pendek ini didasarkan karena selada air merupakan sayuran pendek yang hidup di lahan basah dan berasal dari daerah sub-tropis (Eropa). Adapun penentuan fase pertumbuhan selada air adalah 7 hari pertama adalah fase awal karena tanaman belum tumbuh akar dan belum mempunyai anakan, dan pada hari selanjutnya selada air menunjukkan fase vegetatif ditandai dengan tumbuhnya akar dan munculnya anakan. Sedangkan fase generatif tidak dijumpai karena di daerah tropis tanaman tidak berbunga dan berbuah.

Tabel 2. Nilai Kc Tanaman di Lahan Basah dan Kondisi Khusus. Fase Pertumbuhan

Jenis Tanaman Kc Awal Kc

Vegetatif Kc Generatif Tinggi Tanaman Maksimal (cm) Tanaman Lahan Basah (Iklim sub-tropis)

Sayuran Pendek, air tidak beku 1,00 1,10 1,10 30

Semak Rawa, Air Tergenang

Diam 0,60 1,20 1,00 100 – 300

Semak Rawa, Tanah Basah 0,90 1,20 0,70 100-300

Kondisi Khusus Air Terbuka, kedalaman < 2

m, Iklim Tropis 1,05 1,05 0,5

Air Terbuka, kedalaman > 5

m, Iklim Sub-Tropis 0,50 1,25 0,5

*Nilai Kc yang digunakan untuk menentukan nilai evapotranspirasi aktual (ETa) selada air. Sumber: www.fao.org/docrep/X0490E/x0490e0b.htm (8 Maret 2007)

19 Hasil perhitungan ETa sebagaimana terlihat pada Lampiran 3 yaitu nilai ETa selada air terbesar 8.64 mm/hari dan terendah sebesar 4.46 mm/hari.

Selada air adalah tanaman yang memerlukan kondisi khusus untuk dapat tumbuh dengan baik di antaranya yaitu penggenangan lahan dan air yang bersirkulasi (mengalir) di samping ketersedian air yang cukup untuk menjaga lengas tanah, karena selada air merupakan tanaman air (hidrofit). Pada perlakuan tinggi genangan 0 cm (tanpa genangan) meskipun keberadaan air mencukup i lengas tanah (kondisi kapasitas lapang) namun karena tidak ada genangan yang mengalir maka selada air tidak bisa tumbuh dengan baik.

4.2.3. Pengaruh Tinggi Genangan Terhadap Pertumbuhan Selada Air.

Pengukuran tinggi tanaman selada air dilakukan mulai 3 MST, 4 MST, 5 MST dan 6 MST. Pengukuran pada petak pertanaman dilakukan dengan mengu- kur anakan selada air secara acak dengan jumlah sampel 10 anakan di setiap petak percobaan. Cara pengukuran dilakukan dari pangkal tunas sampai ujung daun tertinggi. Hasil rata-rata tinggi selada air tiap perlakuan pada mulai 3 MST sampai 6 MST tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Tinggi Rata-Rata Selada Air setiap Perlakuan pada 3 MST sampai 6 MST. Perlakuan Genangan Waktu P1 (5 cm) P2 (3 cm) P3 (1 cm) P4 (0 cm) 3 MST 9,22 10,43 11,64 9,34 4 MST 18,41 21,08 19,17 12,76 5 MST 28,53 32,80 31,65 14,95 6 MST 39,41 42,49 44,46 16,04

Laju Pertambahan Tinggi

(cm/minggu) 7,55 8,02 8,21 1,68

Pada Tabel 3 dapat dilihat pertambahan tinggi selada air dari mulai 3 MST sampai 6 MST untuk tiap-tiap perlakuan tinggi genangan. Pada tinggi genangan 5 cm yang merupakan tinggi genangan kontrol menunjukkan pertambahan tinggi tanaman yaitu dari 9,22 cm pada 3 MST sampai 39,41 cm pada 6 MST dengan rata-rata pertambahan tinggi 7,55 cm/minggu. Adapun pada perlakuan tinggi genangan 0 cm terlihat pertambahan tinggi tanaman yang lambat yaitu dari tinggi selada air 9,34 cm cm pada 3 MST sampai 16,04 cm pada 6 MST dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 1,68 cm/minggu. Sedangkan

20 perlakuan 3 cm dan 1 cm menunjukkan pertambahan tinggi tanaman yang lebih baik dari perlakuan kontrol. Tinggi tanaman berubah dari 10,43 cm pada 3 MST sampai menjadi 42,49 cm pada 6 MST untuk perlakuan tinggi genangan 3 cm dan pertambahan tinggi tanaman dari 11,64 cm pada 3 MST sampai menjadi 44,46 cm pada 6 MST untuk perlakuan dengan tinggi genangan 1 cm. Rata-rata laju pertambahan tinggi tanaman untuk perlakuan dengan tinggi genangan 3 cm adalah 8,02 cm/minggu sedangkan untuk perlakuan dengan tinggi genangan 1 cm adalah 8,21 cm/minggu. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 1 3 5 Tinggi Genangan (cm) Tinggi Tanaman (cm) 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Gambar 10. Perbandingan Tinggi Rata-Rata Selada Air pada Tiap Perlakuan dari 3 MST sampai 6 MST.

Perbandingan tinggi rata-rata tanaman selada air antara setiap perlakuan mulai dari 3 MST sampai 6 MST dapat dilihat pada Gambar 10. Dari Gambar tersebut terlihat bahwa kurva pertumbuhan selada air naik mulai dari perlakuan tanpa genangan sampai pada perlakuan tinggi genangan 1 cm, tetapi kemudian pada tinggi genangan 3 cm kurva mulai menurun hingga tinggi genangan 5 cm. Adapun puncak kurva yang menunjukkan pertumbuhan yang optimal terletak di antara tinggi genangan 1 cm dan 3 cm. Kecenderungan ini terlihat mulai dari 3 MST dan semakin terlihat pada minggu- minggu setelahnya. Oleh karena itu, kecenderungan bentuk kurva tetap dengan puncak berada di antara perlakuan

21 tinggi genangan 1 cm dan 3 cm. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tinggi genangan terhadap pertumbuhan selada air dimana pertumbuhan optimal tetap berada di antara perlakua n tinggi genangan 1 cm dan 3 cm. Perlakuan tanpa genangan dan dengan tinggi genangan 5 cm menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari perlakuan tinggi genangan 1 cm dan 3 cm.

4.2.4. Penggunaan Air.

Pada percobaan ini diberikan debit yang berbeda-beda sesuai dengan perlakuan tinggi genangan dan umur tanaman. Untuk kegiatan pengolahan lahan diberikan debit air yang sama pada setiap perlakuan. Kemudian pada saat budidaya, debit yang diberikan disesuaikan dengan tinggi ganangannya masing-masing, semakin tinggi genangan maka semakin besar debit air yang diberikan. Semakin bertambah umur tanaman maka debit air yang diberikan juga ditingkatkan karena kebutuhan tanaman terhadap air meningkat disebabkan pertumbuhan tanaman (pertambahan tinggi dan jumlah daun) dan munculnya anakan. Pemberian air ditingkat lagi debitnya terutama setelah kanopi tanaman sudah menutupi permukaan petak pertanaman karena kondisi ini menunjukkan tanaman selada air sudah semakin tinggi dan menunjukkan adanya banyak anakan.

Pengukuran debit masuk pada tiap-tiap perlakuan tinggi genangan dilakukan dengan menggunakan gelas ukur 0,5 liter dan stopwatch. Pengukuran debit selama tiga kali sehari yaitu pukul 06.00 pagi, pukul 12.00 siang dan pukul 17.30 sore. Besarnya debit ini akan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman dan kebutuhan air irigasi pada pertanaman agar tetap menggenang dan mengalir. Dengan memperhatikan pertumbuhan selada air dan kebutuhan air irigasi pada petak pertanaman agar tetap menggenang dan mengalir pada setiap minggunya dihasilkan debit air yang masuk pada tiap perlakuan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.

22 Tabel 4. Penggunaan Air selama satu Musim Tanam untuk Budidaya Selada Air

pada Setiap Perlakuan (m³/ha).

Volume Air Pada setiap Perlakuan Kegiatan Lama Kegiatan (hari) P1 P2 P3 P4* Pembuatan pematang 2 7.200 7.200 7.200 7.200 Pembanjakan dan pelumpuran 3 3.607 3.607 3.607 3.607 Budidaya pada 1 MST 7 84.168 41.832 25.200 2.100 Budidaya pada 2 MST 7 84.168 41.832 31.752 2.100 Budidaya pada 3 MST 7 84.168 50.400 35.784 2.100 Budidaya pada 4 MST 7 84.168 63.000 50.400 2.100 Budidaya pada 5 MST 7 126.000 84.168 63.000 2.100 Budidaya pada 6 MST 4 72.000 48.096 48.096 1.200 Total 545.479 340.135 265.039 22.507

* Pemberian air hanya 2 kali sehari, masing-masing selama ½ jam.

Setelah dilakukan perhitungan volume, maka akan diketahui kebutuhan air selama satu musim tanam, dari mulai pengolahan lahan sampai pemanenan. Volume total penggunanaan air pada tiap perlakuan selama satu musim tanam mulai dari pengolahan lahan sampai pemanenan terlihat pada Gambar 11.

545.479 340.135 265.039 22.507 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 P1 P2 P3 P4 Perlakuan

Penggunaan Air (m3/ha)

Gambar 11. Total Penggunaan Air yang digunakan dalam Satu Musim Tanam (m³/ha).

Perlakuan dengan tinggi genangan 5 cm mempunya i volume penggunaan air terbesar yaitu sebanyak 545.479 m³/ha, disusul oleh pelakuan tinggi genangan 3 cm dan 1 cm dengan total penggunaan air sebanyak 340.135 m³/ha dan 265.039

23 m³/ha. Pada perlakuan tanpa genangan hanya diperlukan air sebanyak 22.507 m³/ha. Penggunaan air pada perlakuan tanpa genangan memang sangat kecil namun selada air tidak bisa dipanen. Pada perlakuan dengan genangan 3 cm dan 1 cm penggunaan air lebih kecil dibandingkan perlakuan dengan tinggi genangan 5 cm dan selada air masih tetap dapat dipanen bahkan pertumbuhan kedua perlakuan tersebut lebih baik dari perlakuan tinggi genangan 5 cm.

Dokumen terkait