• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut

Analisis statistik dilakukan berdasarkan pertambahan tinggi tanaman bayam dilihat dari hasil perhitungan rata-rata pada setiap pengukuran dari data tersebut dapat dilihat pertambahan tingi tanaman bayam cabut. Rata- rata pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada kontrol, P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%) tiap kali dilakukan pengukuran dan pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.1. Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol dan Tiga Perlakuan Lain.

Pengukuran Ke-

Perlakuan dan Ulangan

Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%) 1 35.5 31.5 15 14.5 2 29 19 16.5 25.5 3 33.5 36 19 22.5 4 37 26 19.5 14 5 22.5 19 22.9 22.5 6 33.8 23.4 26 14

47

7 23.2 26.5 14.5 18.7

8 28.8 16.5 13.8 22

9 30 26 16.2 17.7

10 29.5 22.7 19.2 15.8

Tinggi tanaman penelitian merupakan salah satu paramater yang dapat diukur untuk mengetahui adanya pertumbuhan pada suatu tanaman. Tabel 4.2 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman penelitian pada kontrol, P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Pada pengukuran ke-12 dapat dilihat yang memiliki rata-rata tinggi tanaman secara berturut-turut adalah perlakuan kontrol yaitu sebesar 36,7 tertinggi kedua yaitu perlakuan 1 sebesar 31,8 tertinggi ketiga adalah perlakuan 3 sebesar 25,15 dan yang terendah adalah perlakuan 2 sebesar 24,6. Pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada 4 perlakuan yang diamati dan diukur pertumbuhannya dapat dilihat pada gambar 4.1. Pertumbuhan tinggi tanaman pada bayam cabut merupakan pertumbuhan primer yang dipengaruhi oleh aktifitas sel meristem apikal yang memanjang dan membelah. Aktifitas pembelahan sel meristem apikal tersebut memerlukan zat-zat hasil dari fotosintesis sebagai sumber energi. Berikut ini adalah gambar 4.1:

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa kontrol maupun P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%), mengalami laju pertambahan tinggi yang naik secara perlahan tanpa terjadi lonjakan. Terdapat perbedaan pada tingkat laju pertumbuhan paling tinggi yaitu pada kontrol, dan diikuti oleh P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%).

Media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tinggi tanaman bayam cabut.

Hasil uji normalitas pada aspek tinggi tanaman bayam cabut menghasilkan p value (sig) = 0,598 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas juga dilakukan pada aspek tinggi tanaman bayam cabut dan didapatkan hasil p value (sig) = 0,664 > 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variasi yang

0 10 20 30 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2

P E R TA M B A H A N T I N G G I TA N A M A N

B AYA M C A B U T

Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 (30%)

sama (homogen). Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, dilanjutkan dengan uji Anova, hasil uji normalitas dan homogenitas tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran no 2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman ANOVA

Tinggi_Tanaman

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 965.384 3 321.795 14.086 .000

Within Groups 822.420 36 22.845

Total 1787.804 39

Hasil uji analisa varian pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa p value (sig) tinggi tanaman 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan tinggi tanaman pada setiap kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan tinggi antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan tinggi antar kelompok perlakuan dan kontrol. Adanya perbedaan tinggi tanaman pada tiap kelompok perlakuan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk, faktor eksternal dan internal dari tanaman itu sendiri (data selisih tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran no. 1, sehingga harus dilakukan uji post hoc, ada banyak macam uji post hoc, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tukey yang sering disebut sebagai Honesty Significant Difference (HSD). Hasil post hoc yang telah dilakukan yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok P1 dengan beda nyata sebesar 5.62000, kelompok kontrol berbeda

nyata dengan kelompok P2 dengan beda nyata sebesar 12.02000 dan berbeda nyata dengan kelompok P3 dengan beda nyata sebesar 11.56000. Data tinggi tanaman tiap pengukuran dapat dilihat pada lampiran no. 3. Berikut ini adalah hasil uji Post Hoc tinggi tanaman :

Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman. Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Tinggi_Tanaman Tukey HSD (I) Bayam (J) Bayam 95% Confidence Interval Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Kontrol P1 5.62000 2.13752 .058 -.1368 11.3768 P2 12.02000* 2.13752 .000 6.2632 17.7768 P3 11.56000* 2.13752 .000 5.8032 17.3168 P1 Kontrol -5.62000 2.13752 .058 -11.3768 .1368 P2 6.40000* 2.13752 .024 .6432 12.1568 P3 5.94000* 2.13752 .041 .1832 11.6968 P2 Kontrol -12.02000* 2.13752 .000 -17.7768 -6.2632 P1 -6.40000* 2.13752 .024 -12.1568 -.6432 P3 -.46000 2.13752 .996 -6.2168 5.2968 P3 Kontrol -11.56000* 2.13752 .000 -17.3168 -5.8032 P1 -5.94000* 2.13752 .041 -11.6968 -.1832

P2 .46000 2.13752 .996 -5.2968 6.2168 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Tinggi_Tanaman Tukey HSDa

Bayam

Subset for alpha = 0.05 N 1 2 P2 10 18.2600 P3 10 18.7200 P1 10 24.6600 Kontrol 10 30.2800 Sig. .996 .058

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

Kelompok kontrol (tanah 2kg) menunjukkan rerata tinggi tanaman yang paling baik, hal ini dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen yang diperoleh dari kondisi tanah penelitian yang unsur-unsurnya sudah tersebar cukup merata sehingga memudahkan tanaman untuk menyerap unsur-unsur tersebut dan menyebarkannya ke seluruh bagian tubuhnya.

Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman yakni

pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji tanah mengandung unsur N sebesar 0,20%. Selain mengandung N, tanah penelitian juga mengandung unsur P sebesar 492 mg/100g dan K sebesar 43 mg/100g.

Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup (Brady and Weil, 2002). Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3-, yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan pengaturan yang baik, N diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3-, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap NH4+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobile, mudah sekali terlindi dan mudah menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi.

Fosfor (P) merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein (Gardner et al., 1991; Lambers et al, 2008). Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4) (Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut sangat bervariasi. (Richardson et al, 2005; Hao et al, 2008).

Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur berbagai

proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman.

Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman karena adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Pembelahan sel yang dihasilkan dari pembelahan sel dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman.

Dokumen terkait