• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.5. Perubahan Yang Dirasakan Penghuni Rusunawa 1. Perubahan Pola Hidup

4.5.3. Perubahan Ekonomi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa menempati Rusunawa di kota Binjai ini juga berdampak pada segi perekonomian para penghuninya. Peningktan ekonomi dirasakan oleh sebagian besar penghuni Rusunawa yang merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan tinggal di Rusuanwa penghuni merasakan perekonomian mereka sedikit terbantu. Karena mereka tidak perlu lagi mengeluarkan uang yang banyak utnuk menyewa sebuah rumah kontrakan. Adanya peningkatan ekonomi keluarga setelah tinggal di rumah susun di rasakan oleh salah seorang penghuni yaitu Ibu Siti, yang menyatakan bahwa,

“cukup membantu perekonomian keluarga dengan adanya rumah susun ini. Kalau dibanding di luar kan lebih murah di sini mas, selisihnya itu kan lumayan untuk ditabung. Ya peningkatan tetep ada dari segi ekonomi. Kalau dulu kan hampir ga ada yang disisihkan untuk di ditabung, kalau sekarang ya alhamdulillah”.

Tujuan utama program Rusunawa ini sebenarnya adalah guna memberikan fasilitas perumahan yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Binjai dengan biaya yang terjangkau. Dengan fasilitas yang sudah memadai penghuni Rusunawa juga belum dipungut uang sewa hingga keluarnya Perda berikutnya. Tentunya ini sangat membantu bagi masayrakat berpenghasilan rendah. Apalagi letak Rusunawa Kota Binjai yang juga sangat strategis, sehingga mempermudah akses bagi penghuni menuju ke sekolah, tempat kerja dan lain-lain. Biaya transportasi juga berkurang karena letak Rusunawa yang tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kota Binjai mengenai Penyesuaian Diri Masyarakat di Rusunawa Kota Binjai dibedakan dalam dua jenis kesimpulan yaitu kesimpulan Substantif dan kesimpulan Analisis.

a. Kesimpulan Substantif

Kesimpulan substantif adalah kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebagaikan berikut:

1. Wujud hubungan sosial yang terjalin di Rusunawa Kota Binjai dapat di bedakan menjadi dua yaitu, hubungan sosial yang bersifat kerjasama dan hubungan sosial yang bersifat pertentangan atau konflik.

2. Dalam hubungan kerjasama yang dilakukan oleh penghuni Rusunawa Kota Binjai dapat dilihat dari kegiatan gotong royong yang dilakukan setiap minggunya. Tidak hanya itu penghuni Rusunawa Kota Binjai juga sering tolong memolong dalam memberi pinjaman berupa uang dan bumbu-bumbu dapur jika ada yang kurang. Bila ada kemalangan dan hajatan penghuni Rusunawa juga dengan sukarela ikut membantu penghuni yang sedang berduka atau penghuni yang sedang melakukan hajatan. Meski bantuan tersebut dalam bentuk yang sederhana namun ini sangat membantu para penghuni.

3. Penghuni Rusunawa juga mengalami persaingan. Dimana penghuni bersaing untuk menunjukan kekayaannya dengan membeli barang-barang yang mahal dan tidak mau kalah saing dengan para tetangganya. Bisa dilihat dari

kepemilikan kendaraan roda dua yang semakin hari semakin memadati parkiran motor yang sudah disediakan oleh pihak pengelola di lantai dasar. Kebutuhan akan kepemilikan kendaraan pribadi seakan-akan hanya sebagai alasan bagi para pemiliknya. Secara samar terlihat bahwa mereka ingin memiliki kendara pribadi karena terjadinya suatu persaingan diantara sesama penghuni. Tidak hanya pada kendaraan bermotor, persaingan juga terjadi pada kepemlikan barang elektronik dan pakaian. meski begitu persaingan diantara penghuni Rusunawa ini memang tidak terlalu menonjol.

4. Dalam berhubungan sosial konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakan. Konflik yang terjadi di Rusunawa diakibatkan karena adanya masalah hutang piutang dan masalah perkelahian anak yang berdampak kepada orang tua yang anak. Bagi penghuni yang sedang berkonflik biasanya mereka tidak akan bertegur sapa dalam waktu yang panjang. Selain itu konflik akibat hutang piutang yang terjadi juga sampai membuat salah satu penghuni Rusunawa pindah dengan cara lari malam. Hal ini terjadi karena penghuni tersebut merasa malu dan tidak tahan dengan cemohan para tetangganya.

5. Megikuti organisasi sosial seperti arisan pengajian adalah salah satu cara penghuni untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungan sosialnya. Dengan begitu para penghuni dapat mempererat hubungan diantara mereka ditengah kesibukan mereka yang dapat mengurangi waktu mereka untuk berinterkasi. 6. Penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik dilakukan para penghuni Rusunawa

dengan memberi sekat pada hunian mereka atau menjadikan ruangan sebagai multifungsi. Penghuni yang memiki anak balita juga memberi palang pintu yang terbuat dari papan untuk mencegah sang anak keluar sehingga

mengurangi resiko jatuhnya anak dari lantai atas. Pemanfaatan balkon belakang hunian juga dijadikan sebagai tempat tanaman bagi penghuni yang memiliki kegemaran menanam bunga atau tumbuhan.

7. Penyesuaian diri penghuni Rusunawa terhadap lingkungan budaya belum sepenuhnya merubah prilaku mereka ketika berada dihunian lamanya. Kebiasaan seperti menyalakan perangkat audio dengan keras dan berbicara dengan keras masih terbawa hingga ke Rusunawa. Padahal hal ini dapat menggangu kenyamanan para penghuni lainnya. Selain itu kebiasaan lainnya yang masih terbawa adalah kebiasaan hanya membersihkan bagian dala hunian saja tanpa menghiraukan kebersihan daerah sekitarnya. Padahal kebersihan semua kawasan Rusunawa adalah tanggung jawab semua penghuni Rusunawa. 8. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penghuni sudah mendapat teguran

dari pihak pengelola Rusunawa. Namun setelah mendapatkan teguran mereka 9. tetap melakukan pelanggaran lagi dan belum ada sanksi selain teguran yang

diberikan pengelola Rusunawa terhadap penghuni yang melakukan pelanggaran. Ini mencerminkan bahwa peraturan yang dibuat belum berjalan tegas.

10. Hidup di Rusunawa dengan berbagai watak penghuni yang berbeda-beda maka sangat diperlukannya sifat tenggang rasa dan toleransi yang tinggi. Hal ini maksudkan agar para penghuni betah tinggal di Rusunawa. selain itu juga agar terciptanya keharmonisan dalam bertetangga.

b. Kesimpulan Analisis

Kesimpulan Analisis adalah dimana hasil penelitian dikaitakan dengan teori-teori yang digunakan dalam kajian pustaka. Dalam kesimpulan ini dijelaskan apakah hasil penelitian sesuai dengan teori yang digunakan. Adapun kesimpulan Analisis sebagai berikut:

1. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk itu penghuni Rusunawa juga harus menjalin hubungan sosial dengan cara berinteraksi dengan sesama penghuni agar dapat bertahan hidup di Rusunawa. Hubungan yang terjalin akan terwujud dalam bentuk kerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini sama dengan pendapat Soekanto mengenai interaksi sosial. Dimana interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

2. Jika ada hubungan yang harmonis pada penghuni Rusunawa Kota Binjai maka juga terjadi hubungan disharmonis diantara para penghuni. Konflik yang terjadi diakibatkan oleh berbagai macam sebab. Di dalam hidup bermasyarakat terkadang konflik tidak dapat dihindari walaupun tidak ada keinginan untuk memiliki masalah dengan pihak lain. Seperti yang dikemukakan oleh Simmel (dalam Lawang, 1985:269), tidak ada interaksi sosial yang bebas dari konflik, justru konflik sangat erat terjalin dengan berbagai proses mempersatukan kehidupan sosial.

3. Setiap kehidupan manusia akan mengalami perubahan. Perubahan itu dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilaku, perekonomian, lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, interaksi sosial dan yang lainya.

Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat dalam setiap proses dan waktu, dampak perubahan tersebut dapat berakibat positif dan negatif (Fajrina: 2016). Perubahan sosial yang terjadi pada interaksi sosial pada masyarakat Rusunawa adalah dimana setelah tinggal di Rusunawa mereka harus berinteraksi dengan penghuni di atas, di samping dan di bawah. Berbeda dengan sebelumnya dimana pada hunian yang horizontal mereka hanya melakukan interaksi secara horizontal juga yaitu berinterkasi dengan tetangga yang ebrada di samping rumah. Meski terkadang kebanyakan penghuni hanya menjalin hubungan yang intens dengan tetangga yang berada disamping hunian, namun lama kelamaan mereka juga mulai berinteraksi dengan penghuni secara keseluruhan.

4. Menurut Suparlan (Suparlan,1984: 20) adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Salah satu syaratnya yaitu, syarat dasar sosial. Dalam hal ini penghuni Rusunawa melakukan adaptasi atau penyesuaian diri dengan cara mengikuti organisasi sosial yang ada di Rusunawa Kota Binjai yaitu arisan dan pengajian agar tidak dikucilkan dari pergaulan para penghuni Rusunawa.

5. Jikia di lihat dari Teori Adaptasi Purwanigsih (2011) yang mengungkapkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh individu dalam upaya untuk mengurangi ketidaksesuaian dibedakan menjadi :

1. Adaptasi by adjustment, yaitu tindakan mengurangi konflik dengan menyesuaikan diri sehingga terjadi keselarasan antara lingkungan dengan individu.

2. Adaptasi by reaction, yaitu tindakan menolak atau melawan terhadap lingkungan dengan melakukan perubahan-perubahan fisik lingkungan guna menambah keselarasan antara individu dengan lingkungan fisiknya.

Sebagian besar penghuni Rusunawa beradaptasi dengan by reaction terhadap lingkungan fisik. Hanya beberapa penghuni yang beradaptasi dengan by adjustment terhadap lingkungan fisik. Adaptasi by reaction banyak dilakukan penghuni Rusunawa terhadap keterbatasan ruang dan penggunaan ruang. Seperti memberi sekat pada ruangan dan menjadikan ruangan sebagai multifungsi. Pada adaptasi by adjustment penghuni menggunakan ruang sesuai yang telah tersedia tanpa melakukan penolakan.

5.2. Saran

Saran yang dapat di berikan dari penelitian ini adalah agar para masyarakat terlebih dahulu memahami bagaiman kebudayaan hidup di Rusunawa. Dengan begitu ketika tinggal di Rusunawa para penghuni tidak akan terkejut dengan berbgai kemungkinan yang dapat terjadi. Para penghuni juga harus bisa menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya yang ada. Dalam melakukan penyesuaian fisik hendaknya para penghuni jangan sampai merusak apa yang sudah disediakan apalagi sampai merugikan orang lain. Penghuni juga diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua penghuni tanpa terkecuali dan sebisa mungkin dapat menghindari konflik. Karena hal ini dapat merungikan penghuni itu sendiri. Untuk menjalin hubungan yang baik dan mempererat rasa persaudaraan penghuni Rusunawa bisa mengikuti berbagai kegiatan yang ada di Rusunawa sperti ikut dalam kegiatan kerja bakti atau ikut dalam pengajian dan arisan. Kegiatan ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi para penghuni yang

mengikutinya. Meskipun berbeda-beda asal usul, suku dan agama seharusnya perbedaan ini dapat menjadi pemersatu para penghuni. Sikap saling menghargai dan rasa tenggang rasa harus dipupuk oleh semua penghuni agar terwujudnya suatu keharmonisan. Demi kenyaman bersama penghuni juga harus memiliki rasa tenggung jawab yang tinggi untuk menjaga semua aset yang ada di Rusunawa. Apalagi soal masalah kebersihan, penghuni seharusnya lebih menjaga kebersihan Rusunawa. Tidak hanya pada bagian dalam hunian saja tetapi juga keseluruhan lingkungan Rusunawa. Selain kebersihan adalah sebahagian dari iman, kebersihan juga akan memberikan kita rasa nyaman. Sehingga rasa nyaman tersebut membuat para penghuni betah tingga di Rusunawa Kota Binjai. Selain itu juga diharapkan bagi perancang bangunan Rusunawa agar lebih memperhatikan kebudayaan masyarakat yang akan menempatinya. Sehingga penghuni dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di hunian vertikal tersebut.

Dokumen terkait