• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.5. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan

Aktivitas Fisik

Kemudian dari hasil analisa data juga dapat dilihat bagaimana hubungan antara kebiasaan aktivitas fisik terhadap perubahan TDS, TDD, dan nadi setelah aktivitas fisik pada kelompok obesitas dan non-obesitas sebagai berikut:

Dari gambar 5.10. terlihat rerata TDS pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 127,86 ± 6,99 mmHg pada kelompok obese dan 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDS pretest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 105 ± 7,07 pada kelompok obese dan 115,71 ± 5,34 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 122 ± 6,32 mmHg pada kelompok obese dan 122,35 ± 5,62 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.10. Perubahan Tekanan Darah Sistol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Dari gambar 5.11. terlihat rerata TDS posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 145,71 ± 5,13 mmHg pada kelompok obese dan hanya 135 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDS posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 128,57 ± 8,99 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 141 ± 7,37 mmHg pada kelompok obese dan 137,65 ± 6,64 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.11. Perubahan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.12. Peningkatan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Dari gambar 5.12. terlihat rerata peningkatan TDS tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 20 ± 0,00 mmHg pada kelompok obese dan hanya 12,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata peningkatan TDS terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 17,86 ± 5,78 pada kelompok obese dan 10 ± 0,000 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDS pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 19 ± 3,16 mmHg pada kelompok obese dan 15,29 ± 6,24 mmHg pada kelompok non-obese.

Dari gambar 5.13. terlihat rerata TDD pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 80 ± 6,66 mmHg pada kelompok obese dan 79,41 ± 5,55 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDD terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 75 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 72,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDD pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 80 ± 3,92 mmHg pada kelompok obese dan 75 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.13. Perubahan Tekanan Darah Diastol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Dari gambar 5.14. terlihat rerata TDD posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 98 ± 10,32 mmHg pada kelompok obese dan 90 ± 6,12 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDD posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 90 ± 0,000 mmHg pada kelompok obese dan 84,29 ± 5,34 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDD posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 97,14 ± 10,69 mmHg pada kelompok obese dan 90 ± 14,14 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.14. Perubahan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.15. Peningkatan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Dari gambar 5.15. terlihat rerata peningkatan TDD tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 18 ± 7,88 mmHg pada kelompok obese dan hanya 10,59 ± 4,28 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata peningkatan TDD terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 15 ± 7,07 pada kelompok obese dan 11,43 ± 6,90 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDD pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 17,14 ± 10,69 mmHg pada kelompok obese dan 15 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese.

Dari gambar 5.16. terlihat rerata nadi pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 91,86 ± 6,63 kali/menit pada kelompok obese dan 94 ± 14,14 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata nadi terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 86 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 76,57 ± 4,11 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 85,60 ± 5,94 kali/menit pada kelompok obese dan 84,59 ± 3,58 kali/menit pada kelompok non-obese.

Gambar 5.16. Perubahan Nadi sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Dari gambar 5.17. terlihat rerata nadi posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 125 ± 10,86 kali/menit pada kelompok obese dan 117 ± 9,89 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata nadi posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 112 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 100,86 ± 4,74 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 117,20 ± 5,67 kali/menit pada kelompok obese dan 108,24 ± 4,68 kali/menit pada kelompok non-obese.

Gambar 5.17. Perubahan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.18. Peningkatan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas

Dari gambar 5.18. terlihat rerata peningkatan nadi tertinggi pada kelompok obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 33,14 ± 6,82 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering hanya 26 ± 0,000 kali/menit pada kelompok non-obese.Dan untuk rerata peningkatan nadi pada kelompok obese dengan orang yang kebiasaan aktivitas fisiknya kadang-kadang adalah 31,60 ± 5,32 kali/menit. Sedangkan rerata peningkatan nadi tertinggi pada kelompok non-obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 24,29 ± 2,69 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang hanya 23 ± 4,24 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan nadi pada kelompok non-obese dengan orang yang kebiasaan aktivitas fisiknya kadang-kadang adalah 23,65 ± 4,25 kali/menit.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita

Dokumen terkait