Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Andy Hasan
NIM : 120100064
Tempat Tanggal Lahir: Kisaran, 2 Juli 1994
Agama : Islam
Alamat : Jln. Bunga Cempaka / pasar 3 Gg. Cempaka 15 No:72
Medan, Sumatera Utara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Email :Andyhasan9@gmail.com
Orang tua
Ayah : Alm. Hasan
Ibu : Mujiati
Riwayat Pendidikan :
1. TK Swasta Diponegoro Kisaran 1999 – 2000 2. SD Swasta Diponegoro Kisaran 2000 – 2006 3. Mts Swasta Daar al ulum Kisaran 2006 – 2009
4. MAN Kisaran 2009 – 2012
Riwayat Organisasi :
1. Organisasi Siswa Intra Madrasah MAN Kisaran 2010–2011 2. Patroli Keamanan Sekolah MAN Kisaran 2010–2011 3. HMI Cab.Medan Komisariat FK USU 2013–2015
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Kepada yth, teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan
2012.
Dengan Hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Andy Hasan
NIM : 120100064
Adalah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang
sedang melakukan penelitian guna untuk memenuhi persyaratan kelulusan pendidikan
yang berjudul “Perubahan Tekanan Darah pada Mahasiswa FK USU Angkatan
2012 Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Setelah Melakukan Aktivitas Fisik”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tekanan darah pada penderita
obesitas dan yang tidak obesitassetelah melakukan aktivitas fisik sesaat. Dan juga
bermanfaat sebagaibahan edukasi dan informasi kepada semua pembaca akan
pentingnya melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga dan menjaga berat badan
ideal dalam mencegah terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan kejadian
penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi.Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian
kepada responden dan kerahasiaan semua informasi yang didapatkan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi
responden maka tidak akan ada paksaan dan bisa mengundurkan diri dalam keikut
sertaannya di penelitian ini. Apabila anda setuju, mohon kesediannya untuk
menandatangani persetujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan dan untuk ikut
dalam pemeriksaan.Atas kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 2015
Peneliti
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama :
NIM :
Umur :
Jenis Kelamin :
Asal Fakultas :
Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul Penelitian : Perubahan Tekanan Darah Antara Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012
Nama Peneliti : Andy Hasan
Jenis Penelitian : Eksperimental dengan pendekatan Pretest-Posttest Control
Group Design
Dengan ini menyatakan mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya, dan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.
Medan, 2015
Mengetahui Menyatakan
Peneliti, Responden,
Lampiran 4
Tanggal:……… No:……..
Lembar Format Penelitian Perubahan Tekanan Darah Antara Penderita
Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik
pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan*
Usia :
NIM :
No. Handpone :
DATA PENELITIAN
1. Berat Badan : Kg
2. Tinggi Baan : Cm
3. IMT : Kg/m2
4. Tekanan Darah Istirahat : mmHg
5. Tekanan Darah sesudah test : mmHg
6. Nadi : /menit
7. Kebiasaan Olahraga : Sering/Kadang-kadang/Tidak pernah*
Keterangan:
No.
Resp JK BB TB (m2)
TDS Pre TDS Post Sigma Sistol TDD Pre TDD Post Sigma Diastol Nadi Pre Nadi Post Sigma Nadi IMT
Kategori IMT
Kebiasaan Aktivitas
1 Laki-laki 85 1.65 130 150 20 80 70 -10 96 128 32 31.22 Obes Jarang
2 Laki-laki 95 1.68 140 150 10 80 100 20 78 106 28 33.66 Obes Kadang-kadang 3 Laki-laki 94 1.75 120 140 20 80 100 20 82 108 26 30.69 Obes Kadang-kadang 4 Laki-laki 95 1.66 130 150 20 80 100 20 104 152 48 34.48 Obes Jarang
5 Laki-laki 104 1.80 140 150 10 80 80 0 90 114 24 32.10 Obes Jarang
6 Laki-laki 75 1.65 110 130 20 80 90 10 80 108 28 27.55 Obes Kadang-kadang 7 Laki-laki 85 1.65 120 140 20 80 90 10 94 118 24 31.22 Obes Jarang
8 Laki-laki 105 1.80 110 130 20 70 90 20 84 110 26 32.41 Obes Kadang-kadang 9 Laki-laki 95 1.70 130 150 20 70 100 30 92 118 26 32.87 Obes Jarang
10 Laki-laki 94 1.72 100 120 20 80 90 10 88 114 26 31.77 Obes Jarang 11 Laki-laki 90 1.67 120 140 20 70 100 30 76 116 40 32.27 Obes Sering 12 Laki-laki 95 1.67 130 150 20 80 100 20 98 120 22 34.06 Obes Jarang
13 Laki-laki 86 1.68 120 130 10 70 80 10 82 122 40 30.47 Obes Kadang-kadang 14 Laki-laki 60 1.65 110 120 10 80 90 10 76 98 22 22.04 Non-Obes Sering
15 Laki-laki 54 1.70 120 120 0 80 80 0 80 100 20 18.69 Non-Obes Sering
16 Laki-laki 70 1.76 130 140 10 80 90 10 88 110 22 22.60 Non-Obes Kadang-kadang 17 Laki-laki 65 1.67 120 130 10 70 80 10 104 124 20 23.31 Non-Obes Jarang
18 Laki-laki 69 1.71 120 140 20 60 80 20 74 100 26 23.60 Non-Obes Sering 19 Laki-laki 64 1.66 110 120 10 70 80 10 72 96 24 23.23 Non-Obes Sering
20 Laki-laki 59 1.68 110 130 20 80 90 10 80 102 22 20.90 Non-Obes Kadang-kadang 21 Laki-laki 60 1.75 120 130 10 60 70 10 78 106 28 19.59 Non-Obes Kadang-kadang 22 Laki-laki 71 1.80 130 140 10 80 90 10 86 110 24 21.91 Non-Obes Kadang-kadang 23 Laki-laki 69 1.75 130 150 20 90 90 0 88 112 24 22.53 Non-Obes Kadang-kadang 24 Laki-laki 61 1.65 110 130 20 70 80 10 72 98 26 22.41 Non-Obes Sering
28 Perempuan 84 1.60 100 120 20 80 80 0 84 118 34 32.81 Obes Kadang-kadang 29 Perempuan 85 1.70 120 150 30 80 100 20 80 110 30 29.41 Obes Sering
30 Perempuan 72 1.55 130 140 10 70 100 30 92 130 38 29.97 Obes Jarang
31 Perempuan 69 1.55 110 130 20 70 100 30 78 108 30 28.72 Obes Kadang-kadang 32 Perempuan 87 1.69 120 140 20 70 90 20 76 114 38 30.46 Obes Kadang-kadang 33 Perempuan 72 1.64 130 150 20 80 100 20 88 120 32 26.77 Obes Kadang-kadang 34 Perempuan 68 1.55 110 130 20 60 80 20 74 106 32 28.30 Obes Kadang-kadang 35 Perempuan 69 1.58 120 140 20 60 80 20 78 112 34 27.64 Obes Kadang-kadang 36 Perempuan 68 1.56 130 150 20 80 100 20 86 116 30 27.94 Obes Kadang-kadang 37 Perempuan 72 1.60 100 120 20 60 80 20 72 108 36 28.12 Obes Sering
38 Perempuan 83 1.68 130 140 10 90 90 0 90 124 34 29.41 Obes Jarang
39 Perempuan 78 1.65 120 140 20 70 90 20 80 116 36 28.65 Obes Kadang-kadang 40 Perempuan 45 1.55 110 140 30 70 90 20 88 114 26 18.73 Non-Obes Kadang-kadang 41 Perempuan 48 1.55 110 130 20 70 80 10 86 114 28 19.98 Non-Obes Kadang-kadang 42 Perempuan 50 1.58 120 140 20 80 90 10 82 104 22 20.03 Non-Obes Kadang-kadang 43 Perempuan 52 1.55 110 130 20 80 90 10 76 102 26 21.64 Non-Obes Kadang-kadang 44 Perempuan 46 1.54 130 140 10 80 90 10 88 110 22 19.40 Non-Obes Kadang-kadang 45 Perempuan 43 1.52 120 140 20 70 90 20 78 106 28 18.61 Non-Obes Kadang-kadang 46 Perempuan 44 1.51 120 130 10 70 80 10 80 104 24 19.30 Non-Obes Sering
47 Perempuan 56 1.58 110 130 20 60 80 20 72 100 28 22.43 Non-Obes Sering
48 Perempuan 55 1.60 120 130 10 70 80 10 80 108 28 21.48 Non-Obes Kadang-kadang 49 Perempuan 51 1.58 120 130 10 70 80 10 82 106 24 20.43 Non-Obes Kadang-kadang 50 Perempuan 48 1.59 130 140 10 80 100 20 84 110 26 18.99 Non-Obes Jarang
DAFTAR PUSTAKA
Aneja, A., El-Atat, F., Mcfarlane, S., Sowers, J.R., 2004. Hypertension and obesity.
Endo Jnls: 169-205
Arvianti, K., 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Gaya Hidup Sehat
Mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Depok.
Beevers, D.G.,et al., 2002. Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat
Bernstein, D., 2007. Systemic hypertension. Dalam: Behrman, R.E., Kliegman, R.M.,
Jenson, H.B., Stanton, B.F., ed. Nelson Textbook of Pediatrics. Ed 18.
Philadelphia: WB Saunders. h. 1988-95
Centers for Disease Control and Prevention.Prevalence of Childhood Obesity in the
United States 2011 – 2012. Available from:
http://www.cdc.gov/obesity/data/childhood.html. [Accesed 14 April 2015]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
Departmen of Health and Human Service, 2003. The Seventh Report of the Joint
National Committee on Prevention, Detection, evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. NIH Publication No. 03-5233
Ellis, R.L., 1995. Endothelin Mechanism of Disease. The New Eng J Med 10:
356-363.
Furukawa, S., Fujita, T., Shimabukuro, M., 2004. Increased Oxidative Stress in
Gantini, L., 2005. Peran Stres Oksidatif dan Inflamasi Vaskular pada Hipertensi
Esensial. Forum Diagnosticum, Prodia Diagnostic Educational Services
No.4/2005
Guyton, A.C., and Hall, J.E., 2007. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Ed 11. Jakarta:
EGC. p. 173, 917-918
Karim, F., 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Kozier, B., et al, 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta:
EGC
National Institutes of Health, 1998. Clinical Guidelines on the Identification,
Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults. NIH Publication.
No 98-4083
Poirir, P., et al., 2006. Obesity and cardiovascular disease: Pathophysiology,
Evaluation, and effect of weight loss. Arterioscler Thromb Vasc. Biol 26: 968-976
Rahmouni, K., Hayner, W.G., 2004. Leptin and the cardiovascular system. Endo
journal org: 225-44
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed 5.
Jakarta: Sagung Seto
Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke sistem. Ed 6. Jakarta:
Smeltzer, S.C., Bare, G.B., 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Vol 2 Edisi ke-8. Jakarta: EGC.
Stern, P.M., William, K., Gonzales, V.C., Hunt, J.K., Haffner, S.M., 2004. Does the
Metabolic Syndrome improve Indetification of Individual Risk of Type 2 Diabetes and/or Cardiovascular Disease. Diabetes Care 27: 2676-2681
World Health Organization, 2015. Obesity and Overweight. Available from:
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Genetik
Kebiasaan
aktivitas fisik
Pengaturan pola
makan
Obesitas
Perubahan tekanan
darah dengan
aktivitas
Non-Obesitas
↑ Volume darah
↑ Cardiac output
↑ Tahanan perifer
↑ Aktivitas simpatis
↓ Fungsi ginjal
↑ Retensi air dan
3.2. Identifikasi variabel
1) Variabel bebas Skala ukur
a. Aktivitas fisik Ordinal
b. Indeks massa tubuh Rasio
c. Jenis kelamin Nominal
2) Variabel terikat
a. Tekanan darah Rasio
b. Nadi Rasio
3.3. Definisi Operasional
1) Aktivitas fisik pada penelitian ini adalah aktivitas fisik dengan cara naik turun
bangku setinggi 30 cm dengan kecepatan 30 kali permenit selama 3 menit.
2) Tekanan Darah diukur dengan menggunakan Sphygmomanometer dan
stetoskop pada saat 5 menit setelah istirahat / rileks (pretest) dan segera
setelah aktivitas fisik (posttest).
3) Indeks Masa Tubuh dihitung dengan menggunakan rumus berat badan (Kg)
dibagi tinggi badan di kuadratkan (m2). Obesitas adalah indeks massa tubuh seseorang ≥ 25 Kg/m2
.
4) Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan
perempuan.
3.5. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan perubahan tekanan
darah pada mahasiswa obesitas dibandingkan dengan mahasiswa yang
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan
desain Pretest-Posttest Control Group Design yaitu membandingkan dua kelompok
yang ada kemudian dilakukan pretest, lalu diberi perlakuan yang sama terhadap
kedua kelompok, dan dilakukan posttest setelahnya.
MAHASISWA OBESITAS
PRETEST POSTTEST
MAHASISWA NON-OBESITAS
PRETEST POSTTEST
Tekanan
Darah
Aktivitas
Fisik
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Aktivitas
Fisik
Tekanan
Darah
4.2. Alur Penelitian
Ket: TB (Tinggi Badan)
BB (Berat Badan)
TD (Tekanan Darah)
Pengukuran TB dan BB
Obesitas
Non-Obesitas
Istirahat 5 menit
Periksa Tekanan Darah
(Pretest)
Intervensi dengan naik turun bangku setinggi 30cm selama 3 menit
dan cuff dari sphygmomanometer tetap terpasang di lengan
responden dengan sambungan tube pada manometer dilepas
Periksa Tekanan Darah
Segera (Posttest)
Pengukuran Perbedaan TD
pada Pretest dan Posttest
4.3. Waktu dan Tempat Penelitian
4.3.1. Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai
bulan September 2015.
4.3.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.4. Populasi dan Sampel Penelitian
4.4.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
4.4.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode Consecutive
sampling dimana semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi.
4.4.3. Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus sampel dua kelompok independen
untuk uji hipotesis terhadap rerata.
2
2
1
)
2
2
1
X
X
S
Z
Z
n
n
Zα = Batas Kepercayaan = 95%= 1,96 Zβ = Kekuatan Uji = 80% = 0,842
X1-X2 = Perbedaan Klinis yang diinginkan = 128-120 = 8
S = Simpang baku kedua kelompok = 10
4.5. Kriteria Penelitian
4.5.1. Kriteria Inklusi
Mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang obese dan non-obese Bersedia mengikuti penelitian sampai selesai
Disetujui oleh komite etik FK USU
4.5.2. Kriteria Eksklusi
Mahasiswa yang diketahui menderita penyakit hipertensi, ginjal, jantung bawaan, gangguan hormon dan konsumsiobat-obatan yang mempengaruhi
tekanan darah.
4.6. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini berupa: stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran,
bangku / kursi setinggi 30 cm, dan metronom.
4.7. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang di
dapat melalui observasi experimental dengan mengukur tekanan darah secara
langsung kepada mahasiswa obesitas dan non-obesitas pada saat 5 menit setelah
istirahat / rileks (pretest) dan segera setelah aktivitas fisik (posttest).
4.8. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing, coding, entry,
cleaning data, dan saving. Langkah pertama, editing, dilakukan untuk memeriksa
ketepatan dan kelengkapan data; kedua, coding, data yang telah terkumpul kemudian
diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; ketiga,
menghindari terjadinya kesalahan dalam memasukkan data; terakhir, saving, data
kemudian disimpan untuk siap dianalisa. Semua data yang telah dikumpulkan,
dicatat, dikelompokkan, dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package
for Social Science (SPSS). Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel,
diagram, ataupun grafik. Analisis statistik menggunakan bivariat. Uji bermakna bila P
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(FK USU) yang berlokasi di Jl. Dr. T. Mansyur No. 5, Kecamatan Medan Baru, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara, 20155.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Penelitian ini dilakukan terhadap 52 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang diantaranya adalah 26 orang sampel obesitas dan 26
orang non-obesitas. Dari keseluruhan sampel tersebut, profil sampel yang diamati
adalah usia, indeks masa tubuh, tekanan darah sebelum aktivitas fisik, tekanan darah
sesudah aktivitas fisik, nadi, dan kebiasaan aktivitas fisik. Berdasarkan data-data
tesebut dapat dibuat distribusi karakteristik subjek penelitian sebagai berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel berdasarkan Obesitas dan Non-Obesitas
Variabel Obesitas Non-Obesitas P
Usia (tahun); mean ± sd 21,04 ± 0,52 20,92 ± 0,93 0,478
IMT (kg/m2); mean ± sd 30,35 ± 2,32 21,03 ± 1,62 0,000 TDS (mmHg); mean ± sd 123,85 ± 8,97 120,77 ± 6,27 0,158
TDD (mmHg); mean ± sd 79,62 ± 5,27 77,31 ± 6,66 0,173
Nadi (kali/menit); mean ± sd 89 ± 6,77 83,15 ± 6,57 0,003
Dari Tabel 5.1. mengenai distribusi karakteristik sampel berdasarkan
kelompok obesitas dan non-obesitas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
usia antara dua kelompok. Kemudian dari seluruh sampel terlihat bahwa rerata IMT
untuk kelompok obesitas adalah 30,35 ± 2,32 kg/m2, dan rerata IMT untuk kelompok non-obesitas adalah 21,03 ± 1,62 kg/m2. Dari table diatas juga dapat dilihat rerata tekanan darah sistolik pada kelompok obesitas dan non-obesitas adalah 123,85 ± 8,97
mmHg dan 120,77 ± 6,27 mmHg, sedangkan rerata tekanan darah diastolik pada
kelompok obesitas dan non-obesitas adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 77,31 ± 6,66
mmHg. Dan untuk rerata nadi didapat 89 ± 6,77 kali/menit pada kelompok obesitas
dan 83,15 ± 6,57 kali/menit pada kelompok non-obesitas.
Tabel 5.2. Karakteristik Sampel berdasaarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik
Obesitas Kebiasaan Aktivitas Fisik Total n (%)
Jarang n (%) Kadang-kadang n (%) Sering (n%)
Ya 14 (26,9%) 10 (19,2%) 2 (3,8%) 26 (50%)
Tidak 2 (3,8%) 17 (32,7%) 7 (13,5%) 26 (50%)
Total 16 (30,7%) 27 (51,9%) 9 (17,3%) 52 (100%)
Dari tabel 5.2. dapat terlihat bahwa jumlah sampel obesitas lebih banyak
didapat pada orang dengan kategori kebiasaan aktivitas fisik yang jarang daripada
kategori kebiasaan aktivitas fisik yang lainnya yaitu 14 orang (26,9%) dari seluruh
sampel, sedangkan untuk jumlah sampel non-obesitas lebih banyak didapat pada
orang dengan kategori kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang daripada
kategori kebiasaan aktivitas fisik yang lainnya, yaitu 17 orang (32,7%) dari seluruh
5.1.3. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi pada Penderita Obesitas dan
Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik
Dari 52 sampel penelitian dilakukan pengukuran tekanan darah secara
langsung kepada 26 mahasiswa obesitas dan 26 mahasiswa non-obesitas pada saat 5
menit setelah istirahat / rileks (pretest) dan segera setelah aktivitas fisik (posttest).
Aktivitas fisik yang diberikan berupa naik turun bangku setinggi 30cm selama 3
menit dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.3. Tekanan Darah dan Nadi kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum
dan setelah Aktivitas Fisik
Variabel Obesitas Non-Obesitas P
TDS (mmHg)
-sebelum; mean ± sd
-setelah; mean ± sd
-peningkatan; mean ± sd
123,85 ± 8,97 120,77 ± 6,27 0,158
142,31 ± 8,15 135 ± 8,12 0,002
18,46 ± 4,64 14,23 ± 6,43 0,009
TDD (mmHg)
-sebelum; mean ± sd
-setelah; mean ± sd
-peningkatan; mean ± sd
79,62 ± 5,27 77,31 ± 6,66 0,173
96,92 ± 10,10 88,46 ± 6,74 0,001
17,30 ± 9,19 11,15 ± 5,15 0,004
Nadi (kali/menit)
-sebelum; mean ± sd
-setelah; mean ± sd
-peningkatan; mean ± sd
89 ± 6,77 83,15 ± 6,57 0,003
121 ± 9,72 106,92 ± 6,55 0,000
32 ± 6,17 23,76 ± 3,76 0,000
Dari tabel 5.3. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok obese
dengan non-obese adalah 123,85 ± 8,97 mmHg dan 120,77 ± 6,27 mmHg. Hasil uji
statstik didapatkan nilai p= 0,158 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antara rerata TDS kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian
dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese
adalah 142,31 ± 8,15 mmHg dan 135 ± 8,12 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai
p= 0,002 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS
kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara
kelompok obese dengan non-bese adalah 18,46 ± 4,64 mmHg dan 14,23 ± 6,43
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,009 maka dapat disimpulkan terdapat
peningkatan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas fisik.
Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara
kelompok obese dengan non-obese adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 77,31 ± 6,66
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,173 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok obese dengan
non-obese adalah 96,92 ± 10,10 mmHg dan 88,46 ± 6,74 mmHg. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah
aktivtas antara kelompok obese dengan non-bese adalah 17,30 ± 9,19 mmHg dan
11,15 ± 5,15 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,004 maka dapat
disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok
setelah aktivitas fisik.
Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok
obese dengan non-obese adalah 89 ± 6,77 kali/menit dan 83,15 ± 6,57 kali/menit.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,003 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian
dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah
aktivtas antara kelompok obese dengan non-bese adalah 32 ± 6,17 kali/menit dan
23,76 ± 3,76 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat
disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok
setelah aktivitas fisik.
Tabel 5.4. Tekanan Darah dan Nadi Laki-laki kelompok Obesitas dan Non-Obesitas
sebelum dan setelah Aktivitas Fisik
Variabel Obesitas Non-Obesitas P
TDS (mmHg)
-sebelum; mean±sd
-setelah; mean±sd
-peningkatan; mean±sd
123,08 ± 11,82 119,23 ± 7,59 0,334
140,77 ± 10,37 131,54 ± 8,98 0,023
17,69 ± 4,38 12,31 ± 5,99 0,016
TDD (mmHg)
-sebelum; mean±sd
-setelah; mean±sd
-peningkatan; mean±sd
76,92 ± 4,80 75,38 ± 8,77 0,584
91,54 ± 9,87 84,62 ± 6,60 0,048
14,62 ± 11,26 9,23 ± 4,93 0,128
Nadi (kali/menit)
-sebelum; mean±sd
-setelah; mean±sd
-peningkatan; mean±sd
88,00 ± 8,52 82,31 ± 8,82 0,107
118,00 ± 11,97 104,31 ± 7,91 0,002
30,00 ± 7,83 22,00 ± 4,24 0,003
*Bermakna jika P <0,05
Dari tabel 5.4. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok laki-laki
obese dengan non-obese adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 119,23 ± 7,59 mmHg.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,334 maka dapat disimpulkan tidak terdapat
dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan
non-obese adalah 140,77 ± 10,37 mmHg dan 131,54 ± 8,98 mmHg. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,023 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah
aktivtas antara laki-laki kelompok obese dengan non-bese adalah 17,69 ± 4,38 mmHg
dan 12,31 ± 5,99 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016 maka dapat
disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok
setelah aktivitas fisik.
Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara
kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 76,92 ± 4,80 mmHg 75,38 ± 8,77
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,584 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese
dengan non-obese adalah 91,54 ± 9,87 mmHg dan 84,62 ± 6,60 mmHg. Hasil uji
statstik didapatkan nilai p= 0,048 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan
TDD setelah aktivtas antara kelompok laki-laki obese dengan non-bese adalah 14,62
± 11,26 mmHg dan 9,23 ± 4,93 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,128
maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD
kedua kelompok setelah aktivitas fisik.
Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok
laki-laki obese dengan non-obese adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 82,31 ± 8,82
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,107 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese
dengan non-obese adalah 118,00 ± 11,97 kali/menit dan 104,31 ± 7,91 kali/menit.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,002 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas. Dan
adalah 30,00 ± 7,83 kali/menit dan 22,00 ± 4,24 kali/menit. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,003 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna
antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas fisik.
Tabel 5.5. Tekanan Darah dan Nadi Perempuan kelompok Obesitas dan Non-Obesitas
sebelum dan setelah Aktivitas Fisik
Variabel Obesitas Non-Obesitas P
TDS (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
124,62 ± 5,18 122,31 ± 4,38 0,233 143,85 ± 5,06 138,46 ± 5,54 0,016 19,23 ± 4,93 16,15 ± 6,50 0,188 TDD (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
82,31 ± 4,38 79,23 ± 2,77 0,043 102,31 ± 7,25 92,31 ± 4,38 0,000 20,00 ± 5,77 13,08 ± 4,80 0,003 Nadi (kali/menit)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
90,00 ± 4,54 84,00 ± 3,26 0,001 124,00 ± 5,83 109,54 ± 3,47 0,000 34,00 ± 3,05 25,54 ± 2,18 0,000 *Bermakna jika P <0,05
Dari tabel 5.5. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok
perempuan obese dengan non-obese adalah 124,62 ± 5,18 mmHg dan 122,31 ± 4,38
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,233 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok perempuan
obese dengan non-obese adalah 143,85 ± 5,06 mmHg dan 138,46 ± 5,54 mmHg.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas. Dan
peningkatan TDS setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan
didapatkan nilai p= 0,188 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan
bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas fisik.
Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara
kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 82,31 ± 4,38 mmHg 79,23 ±
2,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,043 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok perempuan
obese dengan non-obese adalah 102,31 ± 7,25 mmHg dan 92,31 ± 4,38 mmHg. Hasil
uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan
TDD setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan non-bese adalah
20,00 ± 5,77 mmHg dan 13,08 ± 4,80 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p=
0,003 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD
kedua kelompok setelah aktivitas fisik.
Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok
perempuan obese dengan non-obese adalah 90,00 ± 4,54 kali/menit dan 84,00 ± 3,26
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok perempuan
obese dengan non-obese adalah 124,00 ± 5,83 kali/menit dan 109,54 ± 3,47
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas.
Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan
non-bese adalah 34,00 ± 3,05 kali/menit dan 22,00 ± 4,24 kali/menit. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna
Tabel 5.6. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan Perempuan
kelompok Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik
Variabel Laki-laki Perempuan P
TDS (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
123,08 ± 11,82 124,62 ± 5,18 0,673 140,77 ± 10,37 143,85 ± 5,06 0,350 17,69 ± 4,38 19,23 ± 4,93 0,409 TDD (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
76,92 ± 4,80 82,31 ± 4,38 0,006 91,54 ± 9,87 102,31 ± 7,25 0,004 14,62 ± 11,26 20,00 ± 5,77 0,138 Nadi (kali/menit)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
88,00 ± 8,52 90,00 ± 4,54 0,463 118 ± 11,97 124 ± 5,83 0,122 30,00 ± 7,83 34,00 ± 3,05 0,099 *Bermakna jika P <0,05
Dari tabel 5.6. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara laki-laki dan
perempuan kelompok obesitas adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 124,62 ± 5,18
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,673 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok
obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara
laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 140,77 ± 10,37 mmHg dan 143,85
± 5,06 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,350 maka dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan
kelompok obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara
laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 17,69 ± 4,38 mmHg dan 19,23 ±
4,93 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,409 maka dapat disimpulkan
tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan
Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara
laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 76,92 ± 4,80 mmHg dan 82,31 ±
4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,006 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok
obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas
antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 91,54 ± 9,87 mmHg dan
102,31 ± 7,25 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,004 maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan
kelompok obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara
laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 14,62 ± 11,26 mmHg dan 20,00 ±
5,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,138 maka dapat disimpulkan
tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan
kelompok obesitas setelah aktivitas fisik.
Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara laki-laki
dan perempuan kelompok obesitas adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 90,00 ± 4,54
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,463 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok
obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara
laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 118 ± 11,97 kali/menit dan 124 ±
5,83 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,122 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok
obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara laki-laki dan
perempuan kelompok obesitas adalah 30,00 ± 7,83 kali/menit dan 34,00 ± 3,05
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,099 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok
Tabel 5.7. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan Perempuan
kelompok Non-Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik
Variabel Laki-laki Perempuan P
TDS (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
119,23 ± 7,59 122,31 ± 4,38 0,221 131,54 ± 8,98 138,46 ± 5,54 0,028 12,31 ± 5,99 16,15 ± 6,50 0,130 TDD (mmHg)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
75,38 ± 8,77 79,23 ± 2,77 0,145 84,62 ± 6,60 92,31 ± 4,38 0,002 9,23 ± 4,93 13,08 ± 4,80 0,055 Nadi (kali/menit)
-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd
82,31 ± 8,82 84,00 ± 3,26 0,523 104,31 ± 7,91 109,54 ± 3,47 0,039 22,00 ± 4,24 25,54 ± 2,18 0,016 *Bermakna jika P <0,05
Dari tabel 5.7. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara laki-laki dan
perempuan kelompok non-obesitas adalah 119,23 ± 7,59 mmHg dan 122,31 ± 4,38
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,221 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok
non-obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas
antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 131,54 ± 8,98 mmHg
dan 138,46 ± 5,54 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,028 maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan
kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas
antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 12,31 ± 5,99 mmHg
dan 16,15 ± 6,50 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,130 maka dapat
disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan
Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara
laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 75,38 ± 8,77 mmHg dan
79,23 ± 2,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,145 maka dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan
perempuan kelompok non-besitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata
TDD setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah
84,62 ± 6,60 mmHg dan 92,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p=
0,002 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD
laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD
setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 9,23 ±
4,93 mmHg dan 13,08 ± 4,80 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,055
maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD
laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas fisik.
Dan untuk rerata nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara laki-laki dan
perempuan kelompok non-obesitas adalah 82,31 ± 8,82 kali/menit dan 84,00 ± 3,26
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,523 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok
non-obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas
antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 104,31 ± 7,91
kali/menit dan 109,54 ± 3,47 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,039
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan
perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah
aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 22,00 ± 4,24
kali/menit dan 25,54 ± 2,18 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016
maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi laki-laki
5.1.4. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Aktivitas
Fisik pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas
Sedangkan perbandingan tekanan darah sistol, diastol, dan nadi antara
sebelum dan setelah aktivitas fisik pada kelompok obesitas dan non-obesitas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
150 150 150 150
140 140 140 140
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
Mean ± sd 123,85 ± 8,97
Mean ± sd 142,31 ± 8,15
Mean ± sd 120,77 ± 6,27
Mean ± sd 135 ± 8,12
[image:31.612.110.538.234.556.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.1. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik
pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas
Dari gambar 5.1. terlihat rerata TDS kelompok obese sebelum dan setelah
aktivitas fisik adalah 123,85 ± 8,97 mmHg dan 142,31 ± 8,15 mmHg. Hasil uji
statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
bermakna antara rerata TDS kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok non-obese sebelum dan setelah
aktivitas fisik adalah 120,77 ± 6,27 mmHg dan 135 ± 8,12 mmHg. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata TDS kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
60 60 60 60
Mean ± sd 79,62 ± 5,27
Mean ± sd 96,92 ± 10,10
Mean ± sd 77,31 ± 6,66
Mean ± sd 88,46 ± 6,74
[image:32.612.105.552.114.557.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.2. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas
Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas
Sedangkan dari gambar 5.2. terlihat rerata TDD kelompok obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 96,92 ± 10,10 mmHg. Hasil uji
statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
bermakna antara rerata TDD kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas.
Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok non-obese sebelum dan setelah
aktivitas fisik adalah 77,31 ± 6,66 mmHg dan 88,46 ± 6,74 mmHg. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata TDD kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
Mean ± sd 89 ± 6,77
Mean ± sd 121 ± 9,72
Mean ± sd 83,15 ± 6,57
Mean ± sd 106,92 ± 6,55
[image:33.612.108.543.114.474.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.3. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok
Obesitas dan Non-Obesitas
Dan dari gambar 5.3. terlihat rerata nadi kelompok obese sebelum dan setelah
aktivitas fisik adalah 89 ± 6,77 kali/menit dan 121 ± 9,72 kali/menit. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata nadi kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas fisik. Kemudian
dapat dilihat rerata nadi kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik
adalah 83,15 ± 6,57 kali/menit dan 106,92 ± 6,55 kali/menit. Hasil uji statstik
didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna
antara rerata nadi kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
150 150 150 150
140 140 140 140
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
Mean ± sd 123,08 ± 11,82
Mean ± sd 140,77 ± 10,37
Mean ± sd 119,23 ± 7,59
Mean ± sd 131,54 ± 8,98
[image:34.612.98.542.117.514.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.4. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas
Dari gambar 5.4. terlihat rerata TDS kelompok laki-laki obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 140,77 ± 10,37 mmHg. Hasil
uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
yang bermakna antara rerata TDS kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah
aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok laki-laki non-obese sebelum
dan setelah aktivitas fisik adalah 119,23 ± 7,59 mmHg dan 131,54 ± 8,98 mmHg.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDS kelompok laki-laki non-obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
60 60 60 60
Mean ± sd 76,92 ± 4,80
Mean ± sd 91,54 ± 9,87
Mean ± sd 75,38 ± 8,77
Mean ± sd 84,62 ± 6,6
[image:35.612.106.543.110.476.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.5. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas
Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas
Sedangkan dari gambar 5.5. terlihat rerata TDD kelompok laki-laki obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 76,92 ± 4,80 mmHg dan 91,54 ± 9,87
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok laki-laki obese sebelum dan
setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok laki-laki non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 75,38 ± 8,77 mmHg dan 84,62 ± 6,6
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok laki-laki non-obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
Mean ± sd 88,00 ± 8,52
Mean ± sd 118 ± 11,97
Mean ± sd 82,31 ± 8,82
Mean ± sd 104,31 ± 7,91
[image:36.612.107.540.114.468.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.6. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok
Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas
Dan dari gambar 5.6. terlihat rerata nadi kelompok laki-laki obese sebelum
dan setelah aktivitas fisik adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 118 ± 11,97 kali/menit.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah
aktivitas fisik. Kemudian dapat dilihat rerata nadi kelompok laki-laki non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 82,31 ± 8,82 kali/menit dan 104,31 ± 7,91
kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok laki-laki non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
150 150 150 150
140 140 140 140
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
Mean ± sd 124,62 ± 5,18
Mean ± sd 143,85 ± 5,06
Mean ± sd 122,31 ± 4,38
Mean ± sd 138,46 ± 5,54
[image:37.612.109.545.115.527.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.7. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas
Dari Gambar 5.7. terlihat rerata TDS kelompok perempuan obese sebelum
dan setelah aktivitas fisik adalah 124,62 ± 5,18 mmHg dan 143,85 ± 5,06 mmHg.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang bermakna antara rerata TDS kelompok perempuan obese sebelum
dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok perempuan
non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 122,31 ± 4,38 mmHg dan 138,46 ±
5,54 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kelompok perempuan non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
60 60 60 60
Mean ± sd 82,31 ± 4,38
Mean ± sd 102,31 ± 7,25
Mean ± sd 79,23 ± 2,77
Mean ± sd 92,31 ± 4,38
[image:38.612.109.548.116.532.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.8. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas
Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas
Sedangkan dari gambar 5.8. terlihat rerata TDD kelompok perempuan obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 82,31 ± 4,38 mmHg dan 102,31 ± 7,25
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok perempuan obese sebelum dan
setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok perempuan non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 79,23 ± 2,77 mmHg dan 92,31 ± 4,38
mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok perempuan non-obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
130 130 130 130
120 120 120 120
110 110 110 110
100 100 100 100
90 90 90 90
80 80 80 80
70 70 70 70
Mean ± sd 90 ± 4,54
Mean ± sd 124 ± 5,83
Mean ± sd 84 ± 3,26
Mean ± sd 109,54 ± 3,47
[image:39.612.108.540.114.467.2]Obesitas Non-Obesitas
Gambar 5.9. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok
Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas
Dan dari gambar 5.9. terlihat rerata nadi kelompok perempuan obese sebelum
dan setelah aktivitas fisik adalah 90 ± 4,54 kali/menit dan 124 ± 5,83 kali/menit.
Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok perempuan obese sebelum dan
setelah aktivitas fisik. Kemudian dapat dilihat rerata nadi kelompok perempuan
non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 84 ± 3,26 kali/menit dan 109,54 ±
3,47 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok perempuan non-obese
sebelum dan setelah aktivitas fisik.
5.1.5. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Aktivitas Fisik
pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan
Aktivitas Fisik
Kemudian dari hasil analisa data juga dapat dilihat bagaimana hubungan
antara kebiasaan aktivitas fisik terhadap perubahan TDS, TDD, dan nadi setelah
aktivitas fisik pada kelompok obesitas dan non-obesitas sebagai berikut:
Dari gambar 5.10. terlihat rerata TDS pretest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 127,86 ± 6,99 mmHg pada
kelompok obese dan 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata
TDS pretest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang
sering yaitu 105 ± 7,07 pada kelompok obese dan 115,71 ± 5,34 mmHg pada
kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS pretest pada orang dengan kebiasaan
aktivitas yang kadang-kadang adalah 122 ± 6,32 mmHg pada kelompok obese dan
[image:40.612.141.529.248.486.2]122,35 ± 5,62 mmHg pada kelompok non-obese.
Gambar 5.10. Perubahan Tekanan Darah Sistol sebelum Aktivitas Fisik pada
Dari gambar 5.11. terlihat rerata TDS posttest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 145,71 ± 5,13 mmHg pada
kelompok obese dan hanya 135 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan
rerata TDS posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik
yang sering yaitu 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 128,57 ± 8,99 mmHg
pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS posttest pada orang dengan
kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 141 ± 7,37 mmHg pada kelompok
[image:41.612.118.535.122.673.2]obese dan 137,65 ± 6,64 mmHg pada kelompok non-obese.
Gambar 5.11. Perubahan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada
[image:41.612.129.530.126.273.2]kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik
Gambar 5.12. Peningkatan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada
Dari gambar 5.12. terlihat rerata peningkatan TDS tertinggi terdapat pada
orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 20 ± 0,00 mmHg pada
kelompok obese dan hanya 12,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok non-obese.
Sedangkan rerata peningkatan TDS terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan
aktivitas fisik yang jarang yaitu 17,86 ± 5,78 pada kelompok obese dan 10 ± 0,000
mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDS pada orang
dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 19 ± 3,16 mmHg pada
kelompok obese dan 15,29 ± 6,24 mmHg pada kelompok non-obese.
Dari gambar 5.13. terlihat rerata TDD pretest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 80 ± 6,66 mmHg
pada kelompok obese dan 79,41 ± 5,55 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan
rerata TDD terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering
yaitu 75 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 72,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok
non-obese. Dan untuk rerata TDD pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang
jarang adalah 80 ± 3,92 mmHg pada kelompok obese dan 75 ± 7,07 mmHg pada
[image:42.612.134.532.263.450.2]kelompok non-obese.
Gambar 5.13. Perubahan Tekanan Darah Diastol sebelum Aktivitas Fisik pada
Dari gambar 5.14. terlihat rerata TDD posttest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 98 ± 10,32 mmHg
pada kelompok obese dan 90 ± 6,12 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan
rerata TDD posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik
yang sering yaitu 90 ± 0,000 mmHg pada kelompok obese dan 84,29 ± 5,34 mmHg
pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDD posttest pada orang dengan
kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 97,14 ± 10,69 mmHg pada kelompok obese
[image:43.612.150.529.117.263.2]dan 90 ± 14,14 mmHg pada kelompok non-obese.
Gambar 5.14. Perubahan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada
kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik
Gambar 5.15. Peningkatan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada
Dari gambar 5.15. terlihat rerata peningkatan TDD tertinggi terdapat pada
orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 18 ± 7,88
mmHg pada kelompok obese dan hanya 10,59 ± 4,28 mmHg pada kelompok
non-obese. Sedangkan rerata peningkatan TDD terendah terdapat pada orang dengan
kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 15 ± 7,07 pada kelompok obese dan 11,43
± 6,90 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDD pada
orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 17,14 ± 10,69 mmHg pada
kelompok obese dan 15 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese.
Dari gambar 5.16. terlihat rerata nadi pretest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 91,86 ± 6,63 kali/menit pada
kelompok obese dan 94 ± 14,14 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan
rerata nadi terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering
yaitu 86 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 76,57 ± 4,11 kali/menit pada
kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi pretest pada orang dengan kebiasaan
aktivitas yang kadang-kadang adalah 85,60 ± 5,94 kali/menit pada kelompok obese
[image:44.612.132.511.280.468.2]dan 84,59 ± 3,58 kali/menit pada kelompok non-obese.
Gambar 5.16. Perubahan Nadi sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok
Dari gambar 5.17. terlihat rerata nadi posttest tertinggi terdapat pada orang
yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 125 ± 10,86 kali/menit pada
kelompok obese dan 117 ± 9,89 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan
rerata nadi posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik
yang sering yaitu 112 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 100,86 ± 4,74
kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi posttest pada orang
dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 117,20 ± 5,67 kali/menit pada
[image:45.612.145.521.120.260.2]kelompok obese dan 108,24 ± 4,68 kali/menit pada kelompok non-obese.
Gambar 5.17. Perubahan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok
Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik
[image:45.612.124.524.330.648.2]Dari gambar 5.18. terlihat rerata peningkatan nadi tertinggi pada kelompok
obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 33,14 ±
6,82 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering
hanya 26 ± 0,000 kali/menit pada kelompok non-obese.Dan untuk rerata peningkatan
nadi pada kelompok obese dengan orang yang kebiasaan aktivitas fisiknya
kadang-kadang adalah 31,60 ± 5,32 kali/menit. Sedangkan rerata peningkatan nadi tertinggi
pada kelompok non-obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang
sering yaitu 24,29 ± 2,69 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan
aktivitas fisik yang jarang hanya 23 ± 4,24 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan
untuk rerata peningkatan nadi pada kelompok non-obese dengan orang yang
5.2. Pembahasan
5.2.1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita
Obesitas dan Non-Obesitas
Hasil analisis data didapatkan rerata peningkatan TDS, TDD, dan nadi pada
kelompok obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-obesitas baik
pada laki-laki maupun pada perempuan. Tetapi peningkatan TDS, TDD, dan nadi
lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki baik pada kelompok
obesitas maupun pada kelompok non-obesitas.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan peningkatan
TDS,TDD, dan nadi setelah melakukan aktivitas fisik sesaat pada kelompok obesitas
lebih tinggi daripada kelompok non-obesitas. Dan peningkatan TDS, TDD, dan nadi
pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa aktivitas fisik
sesaat akan meningkatkan tekanan darah pada penderita obesitas (Kozier,2009). Dan
juga sesuai dengan pernyataan Oparil pada Journal of Clinical Hypertension bahwa
perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih
cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi.
Aktivitas fisik sesaat akan menyebabkan peningkatan aktivitas saraf simpatis.
Saraf simpatis bekerja meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh,
memacu meningkatkan denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan
penyempitan pembuluh darah perifer dan pembesaran pembuluh darah pusat,
menurunkan temperatur dan daya tahan kulit serta akan menghambat proses digestif
dan seksual. Hal ini dapat dihubungkan dengan teori yang menyebutkan bahwa
tekanan darah pada orang obesitas akan lebih tinggi akibat efek langsung obesitas
terhadap hemodinamik meliputi peningkatan volume darah, peningkatan curah
jantung, peningkatan isi sekuncup (stroke volume), dan juga adanya mekanisme yang
menghubungkan obesitas dengan peningkatan resistensi perifer seperti disfungsi
endotel, resistensi insulin, aktivitas saraf simpatis, adanya subtansi yang dikeluarkan
darah pada penderita obesitas akan lebih meningkat daripada non-obesitas setelah
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas fisik sesaat
menyebabkan peningkatan rerata TDS, TDD, dan nadi pada kelompok obesitas lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok non-obesitas baik pada laki-laki maupun pada
perempuan. Dan peningkatan rerata TDS, TDD, dan nadi lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki baik pada kelompok obesitas maupun pada
kelompok non-obesitas.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran
tersebut yaitu :
1. Saran kepada mahasiswa untuk lebih mengatur pola hidup sehat dengan
berolahraga dan menjaga berat badan ideal dalam mencegah terjadinya
obesitas yang dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskuler seperti
hipertensi..
2. Saran kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai
kasus perubahan tekanan darah pada obesitas lebih lanjut lagi dengan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tekanan Darah
2.1.1. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan hasil perkalian curah jantung dan tahanan
vaskuler perifer. Peningkatan curah jantung dan atau resistensi vaskuler perifer
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika curah jantung meningkat
sementara resistensi vaskuler perifer menurun dan sebaliknya, maka tekanan
darah tidak akan meninggi (Nelson, 2007).
Tekanan sisitolik adalah tekanan pada pembuluh darah yang lebih besar
ketika jantung berkontraksi. Tekanan sistolik menyatakan puncak tekanan yang
dicapai selama jantung menguncup atau tekanan yang terjadi bila otot jantung
berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar melalui arteri. Dimana
tekanan ini berkisar antara 95-140mmHg (Beevers,2002).
Tekanan diastolik adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di
antara tiap denyutan. Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama
jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60-95 mmHg
(Beevers,2002).
2.1.2. Klasifikasi Tekanan Darah
Dari laporan Seventh Report of the Joint National Commitee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, tekanan darah di kategorikan:
a. Tekanan darah normal (normotensi jika tekanan sistolik ≤ 120 mmHg
dan tekanan diastolik ≤ 80 mmHg)
b. pra-hipertensi (jika tekanan sistolik 120-139 mmHg atau tekanan
diastolik 80-89 mmHg)
c. tahap hipertensi 1 (hipertensi ringan jika tekanan sistolik 140-159
d. tahap hipertensi 2 (jika tekanansistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan
diastolik ≥ 100 mmHg)
Tekanan darah dapat terlalu tinggi (hipertensi jika di atas 140/90 mmHg)
atau terlalu rendah (hipotensi jika di bawah 100/60 mmHg). Hipotensi berat
berkepanjangan yang menyebabkan penyaluran darah ke seluruh jaringan tidak
adekuat dikenal sebagai syok sirkulasi (Sherwood, 2011).
2.1.3. Resistensi aliran darah
Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak
dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Sebaliknya resistensi harus
dihitung dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan darah antara dua
titik di dalam pembuluh. Bila perbedaan tekanan antara dua titik adalah 1
ml/detik, resistensinya dikatakan sebesar 1 satuan resistensi perifer, biasanya
disingkat PRU (peripheral resistance unit)(Guyton and Hall,2007).
Satuan fisik dasar yang disebut satuan CGS (sentimeter, gram, detik)
dipakai untuk menyatakan resistensi. Satuan ini adalah dyne detik/sentimeter5. Resistensi dalam satuan ini dapat dihitung dengan rumus berikut (Guyton and
Hall, 2007) :
det
/
1333
ml
mmHg
R
Keterangan :
R : resistensi aliran darah dalam dyne detik/cm5 mmHg : menyatakan tekanan darah
2.1.4. Tekanan arteri rerata (Mean Arterial Pressure)
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan
darah ke jaringan. Tekanan ini dipantau dan diatur di tubuh, bukan tekanan
sistolik atau diastolik arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan di bagian
lain pohon vascular (Sherwood, 2011).
Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan
ini harus cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang optimal, tanpa
tekanan ini, otak dan jaringan lainnya tidak akan menerima aliran yang memadai.
Kedua, tekanan harus tidak terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah serta kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus. Oleh karena
itu, peningkatan atau penurunan tekanan ini akan berpengaruh kepada homeostatis
tubuh (Sherwood, 2011).
Tekanan arteri rerata sedikit kurang daripada nilai-nilai tengah antara
tekanan sistole dan diastole. Besar nilai pada orang dewasa sekitar 90 mmHg yang
sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistole dan diastole. Tekanan arteri rerata
dapat ditentukan dengan rumus berikut (Sherwood, 2011):
Tekanan arteri rerata (mmHg) = tekanan diastole (mmHg) + 1/3 tekanan nadi.
2.1.5. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Menurut Kozier (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
tekanan darah, diantaranya adalah:
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg.
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia
hingga dewasa. Pad